Awal mula suku Qurasy menguasai Mekah dan menjadi juru kunci Kabah

Awal mula suku Qurasy menguasai Mekah dan menjadi juru kunci Kabah – Jika dilihat dari bahasa dan hubungan dagang bangsa Arab, Leboun berkesimpulan tidak mungkin bangsa Arab tidak pernah memiliki peradaban yang tinggi, apalagi hubungan dagang tersebut berlangsung selama 2000 tahun. Ia yakin, bangsa Arab ikut memberi saham dalam peradaban dunia, sebelum mereka bangkit kembali pada masa Islam.

Golongan Qahthaniyun, misalnya pernah mendirikan Kerajaan Saba’ dan Kerajaan Himyar di Yaman, bagian selatan Jazirah Arab. Kerajaan Saba’ inilah yang membangun bendungan Ma’arib, sebuah bendungan raksasa yang menjadi sumber air untuk seluruh wilayah kerajaan.

Bacaan Lainnya

Pada masa kejayaannya, kemajuan Kerajaan Saba’ dibidang kebudayaan dan peradaban dapat dibandingkan dengan kota-kota lain di dunia pada masa itu. Bekas-bekas kerajaan ini sekarang masih terbenam dalam timbunan tanah.

Pada masa pemerintahan Saba’ bangsa Arab menjadi penghubung perdagangan antara Eropa dan dunia Timur Jauh. Setelah kerajaan mengalami kemunduran, muncul Kerajaan Himyar menggantikannya. Kerajaan baru ini terkenal dengan kekuatan armada niaga yang menjelajah mengarungi India, Cina, Somalia, dan Sumaterake pelabuhan-pelabuhan Yaman. Perniagaan ketika itu dapat dikatakan dimonopoli Himyar.

Setelah bendungan Ma’arib runtuh, masa gemilang Kerajaan Himyar sedikit demi sedikit memudar. Banyak bangunan roboh dibawa air, dan sebagian besar penduduk mengungsi ke bagian utara Jazirah.

Meskipun demikian, karena daerahnya berada pada jalur perdagangan yang strategis dan tanahnya subur, daerah ini tetap menjadi incaran kerajaan besar Romawi dan Persia yang selalu bersaing untuk menguasainya.

Di sebelah utara Jazirah juga pernah berdiri kerajaan-kerajaan, tetapi kerajaan-kerajaan tersebut lebih merupakan kerajaan protektorat. Ini terjadi karena khalifah-khalifah Romawi dan Persia selalu mendapat gangguan dari suku-suku Arab yang memeras dan merampoknya.

Untuk melindungi para khalifah itu, atas inisiatif kerajaan besar tersebut didirikanlah Kerajaan Hirah di bawah perlindungan Persia dan Kerajaan Ghassan di bawah perlindungan Romawi. Kedua kerajaan ini berkembang dalam waktu yang hampir bersamaan, yaitu kira-kira abad ketiga sampai abad kedatangan Islam. Raja-raja yang berkuasa umumnya berasal dari keturunan Arab Yaman.

Bagian lain dari daerah Arab yang sama sekali tidak pernah dijajah oleh bangsa lain baik karena sulit dijangkau, tandus, dan miskin adalah Hijaz. Kota terpenting di daerah ini adalah Mekah, kota suci tempat Kabah berdiri. Kabah pada masa itu bukan saja disucikan dan dikunjungi oleh penganut-penganut agama asli Mekah, tetapi juga oleh orang-orang Yahudi yang bermukim di sekitarnya.

Untuk mengamankan para peziarah yang datang ke kota itu, didirikanlah suatu pemerintahan yang pada mulanya berada di tangan dua suku yang berkuasa, yaitu Jurhum sebagai pemegang kekuasaan politik dan Ismail (keturunan Nabi Ibrahim), sebagai pemegang kekuasaan atas Kabah.

Kekuasaan politik kemudian berpindah ke suku Khuza’ah dan akhirnya ke suku Quraisy di bawah pimpinan Qushai. Suku terakhir inilah yang kemudian mengatur urusan-urusan politik dan urusan-urusan yang berhubungan dengan Kabah. Semenjak itu, suku Quraisy menjadi suku yang mendominasi masyarakat Arab.

Baca juga: Agama bangsa Arab menjelang kebangkitan Islam

10 jabatan dalam suku Quraisy

Ada sepuluh jabatan tinggi yang dibagi-bagikan kepada kabilah-kabilah suku Quraisy, yaitu sebagai berikut:

  1. Hijabah (penjaga kunci-kunci Kabah)
  2. Siqayah (pengawas mata air zam-zam untuk dipergunakan oleh para peziarah)
  3. Diyat (kekuasaan hakim sipil dan kriminal)
  4. Sifarah (kuasa usaha negara atau duta)
  5. Liwa (jabatan ketentaraan)
  6. Rifadah (pengurus pajak untuk orang miskin)
  7. Nadwah (jabatan ketua dewan)
  8. Khaimmah (pengurus balai musyawarah)
  9. Khazinah (jabatan administrasi keuangan)
  10. Azlam (penjaga panah peramal untuk mengetahui pendapat dewa-dewa)

Pada saat itu, sudah menjadi kebiasaan bahwa anggota yang tertua mempunyai pengaruh paling besar dan memakai gelar rais.

Setelah Kerajaan Himyar jatuh, jalur-jalur perdagangan didominasi oleh Kerajaan Romawi dan Persia. Pusat perdagangan bangsa Arab serentak kemudian beralih ke daerah Hijaz. Mekah pun menjadi masyhur dan disegani. Begitu pula suku Quraisy.

Kondisi ini membawa dampak positif bagi mereka, yaitu perdagangan menjadi maju. Akan tetapi, kemajuan Mekah tidaklah sebanding dengan kemajuan yang pernah dicapai kerajaan-kerajaan Arab sebelumnya. Meskipun demikian, dengan Mekah menjadi pusat peradaban, bangsa Arab bagaikan memulai babak baru dalam hal kebudayaan dan peradaban.

Pos terkait