Kemajuan ilmu pengetahuan dan kebudayaan zaman Islam di Spanyol

Kemajuan ilmu pengetahuan dan kebudayaan zaman Islam di Spanyol – Melanjutkan artikel Sejarah Islam di spanyol, kali ini Sejarah Negara akan membahas mengenai apa saja kemajuan ilmu pengetahuan dan kebudayaan setelah Islam berhasil menguasai Spanyol. Masuknya Islam di Spanyol pada sekitar permulaan abad ke-8 M, telah membuka cakrawala baru dalam sejarah Islam.

Dalam rentang waktu selama kurang lebih tujuh setengah abad, umat Islam di Spanyol telah mencapai kemajuan yang pesat, baik di bidang ilmu pengetahuan maupun kebudayaan. Berbagai disiplin ilmu berkembang pesat pada masa itu.

Bacaan Lainnya

Hal ini ditandai dengan banyaknya bermunculan figur-figur ilmuwan yang cemerlang di bidangnya masing-masing dan sampai sekarang, buah pikiran mereka menjadi bahan rujukan para akademisi, baik di barat maupun di timur.

Kemajuan peradaban di Spanyol Islam pada saat ini berimbas pada bangkitnya Renaisans dunia barat pada abad pertengahan sehingga dapat dikatakan bahwa Arab Spanyol adalah guru bagi Eropa dan Universitas Cordova, Toledo, sedangkan Seville berfungsi sebagai sumber asli kebudayaan Arab, non-Arab, muslim, Kristen, Yahudi, dan agama lain sampai beberapa abad kemudian (Yusuf Syuaib, 1993: 78).

Cordova sebagai ibukota Spanyol merupakan pusat peradaban Islam yang tinggi yang dapat menyamai kemasyhuran Baghdad di timur dan Kairo di Mesir. Mengapa demikian?

Sebab, pada saat Islam mengalami kemajuan peradaban yang mengagumkan, keadaan Eropa masih sangat terbelakang dan diliputi kegelapan, serta kebodohan (Harun Nasution, 1995: 101).

Kemajuan apa saja yang diraih umat Islam Spanyol dalam lapangan ilmu pengetahuan dan kebudayaan, sehingga banyak sejarawan yang berpendapat bahwa supremi Islam tersebut sangat berpengaruh tentang terhadap kemajuan Eropa bukan saja pada masa Renaisans, melainkan sampai abad ini? Berikut ini adalah uraiannya.

Baca juga: Kemunduran dan kehancuran Islam Spanyol

Filsafat

Dalam bidang filsafat, Spanyol Islam telah merintis pembangunannya sekitar abad ke-9 M. Sejak abad ini minat terhadap filsafat dan ilmu pengetahuan mulai dikembangkan, yakni selama pemerintahan Bani Umayah yang ke-5, Muhammad Ibn Abd Ar-Rahman (832-886). (Masjid  Fahri, 1986: 357).

Kajian filsafat ini dilanjutkan oleh penguasa berikutnya, yakni Al-Hakam (961 976M) dengan mengeluarkan kebijakan untuk mengimpor karya-karya ilmiah dan filosofis dari timur dalam jumlah besar.

Dengan berbagai upaya yang dilakukan dan adanya dukungan politis dari penguasa, akhirnya Cordova mampu berdiri sejajar dengan Baghdad sebagai pusat pengembangan ilmu pengetahuan di dunia Islam, dan melahirkan banyak filosof terkenal yang wacana perenungan dan pemikirannya mewarnai struktur bangunan ilmu pengetahuan sampai abad sekarang.

Tokoh-tokoh filsafat yang lahir pada masa itu, antara lain Abu Bakri Muhammad Ibn As-Sayiqh yang lebih dikenal dengan Ibn Bajah sebagaimana Al-Farabi dan Ibn Sina, Ibn Bajah melalui pemikirannya sering mengembangkan berbagai permasalahan yang bersifat etis dan eskatologis.

Filosof selanjutnya adalah Abu Bajar Ibn Thufail. Melalui berbagai karyanya, ia banyak menulis masalah kedokteran, astronomi, dan filsafat. Karya filsafatnya yang masyhur berjudul Hay Ibn Yaqzhan (Badri Yatim, 1986: 101).   Para filosof lainnya adalah Ibn Maimun, Ibn Arabi, Sulaiman Ibn Yahya, juga Ibn Rusyd yang juga dikenal ahli figh (Anwar G. Ghejne, 1974: 165).

Sains

Spanyol Islam banyak melahirkan tokoh dalam lapangan sains. Dalam bidang matematika, pakar yang sangat terkenal adalah Ibn Sina. Selain ahli dalam bidang matematika, ia juga dikenal sebagai seorang teknokrat dan ahli ekologi. Bidang matematika juga melahirkan nama Ibn Saffat dan Al-Kimmy, keduanya juga ahli dalam bidang teknik (Philip K. Hiui, 1974: 570).

Dalam bidang fisika dikenal seorang tokoh Ar-Razi. Dialah yang meletakkan dasar ilmu kimia dan menolak kegunaan yang bersifat takhayul. Dia jugalah yang menemukan rumusan klasifikasi binatang, tetumbuhan, numerial. Ar-Razi membuat membuat sejumlah substansi dan proses kimiawi, sebagian darinya seperti distilasi dan kristalisasi yang sekarang digunakan (George F. Kreller, 1978: 4).

Dalam bidang kimia dan astronomi, selain Abbas Ibn Farmas, juga dikenal Ibrahim Ibn Yahya An-Naqqosh. Yang pertama dikenal sebagai penemu pembuatan kaca dari batu dan yang kedua sebagai orang yang dapat menentukan waktu terjadinya gerhana matahari.

Dalam berbagai disiplin ilmu yang lain, Spanyol Islam juga banyak melahirkan pakar seperti Zahrawi (kedokteran), yang menemukan pengobatan lemah syahwat, pembedahan, dan lain-lain.

Bahasa Sastra dan Musik

Bahasa Arab dengan ketinggian sastra dan tata bahasanya telah mendorong lahirnya minat yang besar masyarakat Spanyol. Hal ini dibuktikan dengan dijadikannya bahasa Arab menjadi bahasa resmi, bahasa pengantar, bahasa ilmu pengetahuan, dan administrasi di Spanyol.

Berangkat dari kenyataan tersebut, lahirlah para tokoh atau pakar dalam bidang bahasa dan sastra bahasa Arab, seperti Al-Qali dengan karyanya Al-kitab Al-Bari fi Al-Luqoh (Anwar Ghjne, 1974: 187), Az-Zubaidy ahli tata bahasa dan filologi dan masih banyak lagi.

Dalam bidang seni, indikasi kemajuannya adalah berdirinya sekolah musik di Cordova oleh Zaryab (Ahmad Syalahi, jilid IV, 1979: 88). Zaryab adalah artis terbesar pada zamannya, siswa sekolah musik Ishak L-Mausuli dari Baghdad.

Sekolah tersebut kemudian menjadi model bagi sekolah musik lainnya yang bermunculan belakangan di Villa. Tolledo, Valencia, dan Granada.

Sejarah dan Geografi

Dalam bidang sejarah dan geografi, Spanyol Islam khususnya wilayah Islam bagian barat telah banyak melahirkan penulis terkenal, seprti Ibn Zubair dari Valancia, yang telah menulis sejarah tentang negara-negara muslim Mediterania serta Silsilia.

Ibn Al-Khathib (1317-1375 M) telah menyusun sejarah tentang Granada. Ibn Khaldun dari Tunis adalah seorang perumus filsafat sejarah. Para sejarawan tersebut semula bertempat tinggal di Spanyol dan kemudian pindah ke Afrika (Bernald Speler, 1960: 112).

Contoh lain dalam bidang ini adalah Tarikh Iftitah Al-Andalus, sebuah karya besar yang ditulis oleh Ibn Qutyah (W. 977 M). Ia dilahirkan dan dibesarkan di Cordova. Selain itu juga ada Ibn Hayyan yang buah karyanya masih eksis sampai saat ini, yaitu Al-Muqabris fi Tarikh Ar-Rizal Sl-Andalus (Philip K. Hitti, 1974: 565).

Fiqh

Umat Islam Spanyol dikenal sebagai penganut madhzab Maliki. Madhzab ini diperkenalkan oleh Ziyad Ibn Abd Rahman yang selanjutnya dikembangkan oleh Ibn Yahya yang menjadi Qadi pada masa Hisyam Ibn Abd Rahman. Fuqaha lain yang terkenal pada masa itu antara lain : Abu Baki, Ibn Al-Qutiyah, Munzir, Ibn Said Al-Abatuthi, dan Ibn Hazim (Badri Yatim, 19: 1043.

Sebuah kitab fiqh monumental yang masih menjadi salah satu rujukan dalam lapangan hukum Silam sampai saat ini, khususnya di Indonesia adalah Bidayatul Mujtahid. Kitab tersebut adalah buah karya Ibn Rusyd, seorang filosof dan fiqh Spanyol Islam.

Kemajuan pembangunan fisik

Kemajuan pesat pada bidang intelektual tidak melalaikan para penguasa Spanyol Islam untuk memperhatikan pembangunan fisik. Dalam pembangunan fisik umat Islam Spanyol telah membuat bangunan-bangunan fasilitas, seperti perpustakaan yang jumlahnya sangat banyak, gedung pertanian, jembatan-jembatan air, irigasi, roda air, dan lain-lain.

Di samping itu, istana-istana, masjid besar dan megah, serta tempat-tempat pemandian dan taman-taman yang kesemuanya dipersatukan dalam kota yang ditata dengan teratur (Abd Rochim, 1983: 113).

Philip K. Hitti menyebutkan bahwa di Cordova terdapat 700 masjid dan 300 buah pemandian umum. Kemudian, istana Raja Az-Zahra mempunyai 400 buah ruangan. Istana megah itu sengaja dibangun di kaki gunung dan menghadap sungai Quadalquiurr yang di atasnya terdapat jembatan yang melintasi sungai tersebut dengan konstruksi lengkung sebagai penyangga (Philip K. Hitti, Terjemah : 162)

Selain bukti-bukti pembangunan fisik tersebut di atas, masih banyak bukti kemegahan lain yang dibangun oleh umat Islam pada masa Spanyol Islam, seperti istana Al-Hamra dengan gaya arsitektur yang sangat tinggi, yang dirancang oleh para arsitek terkemuka dunia saat itu.

Kemajuan pesat diraih umat Islam Spanyol khususnya dalam pembangunan ilmu pengetahuan dan kebudayaan merupakan sebuah proses panjang yang didukung oleh faktor kerja sama yang baik antara para sarjana dan intelektual muslim dengan didukung oleh kebijakan pemerintah serta kemampuan ekonomi dan semangat keberagaman dan persaudaraan yang kuat.

Demikian artikel sejarah Kemajuan ilmu pengetahuan dan kebudayaan zaman Islam di Spanyol yang dapat kami sampaikan, semoga menambah wawasan dan catatan sejarah dunia Islam khususnya.

Pos terkait