Penyebab Perang Teluk 2 dan akibatnya

Sebab Perang Teluk 2

Sumber terjadinya konflik di kawasan teluk adalah minyak. Terjadinya Perang Teluk 2 ditandai dengan penyerbuan Irak ke Kuwait. Berikut sebab-sebab terjadinya Perang Teluk II:

  1. Penguasa Irak sering mengklaim Kuwait sebagai wilayah kekuasaannya, karena perbatasan antara kedua negara tersebut tidak jelas.
  2. Irak mengalami kerusakan infrastruktur ekonomi dan membengkaknya utang akibat Perang Teluk 1.
  3. Saddam Husein menuduh Kuwait telah mencuri minyak Irak di daerah Rumailah.
  4. Kuwait bersama Uni Emirat Arab telah menusuk dari belakang dengan membanjiri minyak dunia yang mengakibatkan kerugian di pihak Bagdad.
  5. Kuwait menolak tuntutan Saddam untuk membayar ganti rugi dan memberikan daerah Rumailah dan Pulau Bubiyan.
  6. Ambisi Saddam sebagai penguasa dunia Arab.

Sekitar 80.000 pasukan Irak memasuki perbatasan Kuwait pada tanggal 2 Agustus 1990. Dalam waktu singkat berhasil menguasai Kuwait. Kuwait cepat dikuasai Irak, karena Kuwait merupakan negara kecil dengan kekuatan militer yang tidak sebanding dengan Irak.

Bacaan Lainnya

Penguasa Kuwait oleh Irak mendapat reaksi keras dari negara-negara di sekitar Teluk Persia, negara-negara Barat, dan PBB. Pada tanggal 29 November 1990 Dewan Keamanan PBB mengeluarkan Resolusi No. 660 yang menyatakan pasukan Irak harus ditarik mundur dari Kuwait paling lambat tanggal 17 Januari 1991, jika tidak Irak akan berhadapan dengan pasukan koalisi pimpinan Amerika Serikat. Dewan Keamanan juga mengeluarkan Resolusi No. 661 yang berisi pemberian sanksi ekonomi kepada Irak.

Untuk menghindari perang antara Irak dan pasukan koalisi diupayakan melalui perundingan. Pada tanggal 30 November 1990 Presiden Amerika Serikat George Bush menawarkan perundingan langsung dengan Irak. Tawaran tersebut gagal karena tidak ada kesepakatan tentang waktu perundingan dari kedua belah pihak.

Sampai dengan batas waktu yang telah ditentukan oleh resolusi PBB, yaitu tanggal 15 Januari 1991 ternyata pasukan Irak tidak ditarik mundur dari Kuwait. Sehingga pada tanggal 17 Januari 1991 pasukan koalisi melakukan agresi ke Irak.

Operasi militer pasukan koalisi pimpinan Amerika Serikat dikenal dengan sebutan “Operasi Badai Gurun” (Desert Storm Operation). Irak dibombardir oleh pesawat-pesawat pasukan koalisi. Dalam perang tersebut terjadi unjuk persenjataan.

Pihak koalisi menjatuhkan rudal Patriot untuk menangkal rudal-rudal Scud milik Irak. Rudal juga ditembakkan ke ibu kota Israel, Tel Aviv, karena Irak mencurigai Israel terlibat dalam serangan kenegaraannya.

Perang darat pun tidak dapat dihindarkan. Pasukan koalisi menyerang posisi Irak di Kuwait pada tanggal 24 Februari 1991. Perang yang terus berlangsung telah menelan korban jiwa dan beberapa tanker minyak. Protes anti perang terjadi di berbagai kota di dunia.

Hingga akhirnya pada tanggal 27 Februari 1991 wakil Irak di PBB menyatakan Irak menerima semua resolusi Dewan Keamanan PBB tanpa syarat.

Penyebab Perang Teluk 2 dan akibatnya
Penyebab Perang Teluk 2 dan akibatnya

Akibat Perang Teluk 2

Secara umum Perang Teluk 2 membawa beberapa akibat sebagai berikut :

  1. Peranan Amerika Serikat semakin dominan dalam politik Timur Tengah.
  2. Amerika Serikat berhasil memperoleh pangkalan militer di Dahran (Arab Saudi) untuk melindungi Israel sebagai sekutu terpentingnya di Timur Tengah.
  3. Konflik Teluk membuka mata dunia internasional perlunya penyelesaian secepatnya, khususnya masalah nasib Palestina.
  4. Irak meninggalkan Kuwait dengan mengakibatkan kehancuran yang parah di kedua belah pihak, baik Kuwait maupun Irak.

Setelah beberapa tahun krisis Kuwait berakhir, memasuki tahun 2002 terjadi konflik antara Irak dengan pihak Amerika Serikat. Melalui PBB, AS menuduh Irak telah mengembangkan senjata nuklir dan senjata pemusnahan massal lainnya.

Beberapa penyidik yang dibentuk PBB diturunkan di Irak untuk membuktikan tuduhan tersebut. Mereka bergabung dalam United Nations Monitoring Verification Commision (UNMOVIC), yaitu tim inspeksi senjata PBB yang ditugaskan untuk menyelidiki adanya usaha pengembangan senjata pemusnah massal Irak. Pemimpin UNMOVIC adalah Hans Blix.

Untuk kepentingan tersebut PBB mengeluarkan Resolusi Dewan Keamanan PBB No. 1441 pada tanggal 18 November 2002. Isi resolusi tersebut adalah menuntut Orak untuk mengizinkan dan memberikan akses sepenuhnya kepada UNMOVIC dan International Atomic Energy Agency (IAEA) atau Badan Energi Atom Internasional, untuk meneliti segala hal yang berkaitan dengan persenjataan yang dimiliki Irak.

Tujuan Serangan Irak 21 Maret 2003

Setelah diadakan penyelidikan ternyata tidak ditemukan bukti bahwa Irak mengembangkan senjata pemusnah massal. Atas perintah Presiden W. Bush, Amerika Serikat dan sekutunya melancarkan serangan ke Irak pada tanggal 21 Maret 2003 dengan tujuan sebagai berikut:

  1. Membentuk pemerintahan boneka di Irak.
  2. Melindungi Israel dari serangan bangsa Arab terutama Irak.
  3. Menggulingkan Saddam Husein dari kursi kepresidenan. Saddam Husein dianggap membahayakan perdamaian dunia dan berkolaborasi dengan teroris internasional pimpinan Osama bin Laden.

Dalam serangan tersebut pasukan Irak berhasil dilumpuhkan dan menangkap Saddam Husein. Pengadilan terhadap Saddam diserahkan kepada pemerintahan Irak yang baru, namun tetap di bawah pengawasan pasukan Amerika Serikat.

Pengadilan Irak akhirnya menjatuhkan hukuman mati kepada Saddam Husein atas tuduhan pembunuhan massal warga Kurdi. Saddam Husein meninggal di tiang gantungan pada tanggal 29 Desember 2006.

Pos terkait