Perlawanan Kakiali terhadap VOC

Sejak Belanda melaksanakan monopoli di Maluku (Indonesia) selalu mendapat tantangan dari raja-raja maupun rakyat di Maluku. Bahkan para pedagang Jawa dan Melayu pun menentang monopoli VOC.

Para pedagang Maluku, Jawa dan Melayu tetap mengadakan kegiatan dagang di Maluku. Oleh VOC mereka dianggap sebagai penyelundupan. Tetapi mereka mendapat bantuan dan perlindungan dari Sultan Ternate.

Bacaan Lainnya

Pada tahun 1635 berkobarlah perlawanan di Maluku di bawah pimpinan Kakiali. Ia seorang dari Hitu (Ambon), yang mendapat dukungan penuh dari Sultan Ternate. VOC berusaha agar Sultan Ternate mau tunduk dan memaksakan monopoli kepada rakyatnya.

Untuk menundukkan perlawanan rakyat dan memaksa agar Sultan Ternate mengakui kekuasaan VOC, maka gubernur jendral VOC 2 kali datang ke Maluku. Akibatnya perlawanan dapat dipadamkan, setelah Kakiali terbunuh pada tahun 1643.

Tak lama kemudian, perlawanan berkobar kembali dipimpin oleh Telukabesi. Tetapi pada tahun 1646 dapat ditundukkan oleh VOC.

Baca juga: Siasat Sultan Nuku mengusir VOC dari Tidore

Sejarah Perlawanan Kakiali terhadap VOC
Sejarah Perlawanan Kakiali terhadap VOC

Pada tahun 1650 timbul kembali perlawanan di bawah pimpinan Saidi. Kali ini perlawanan meluas dari Ambon sampai Ternate. Raja Ternate Sultan Mandarsyah, diturunkan dari tahta oleh rakyatnya. Ia dianggap mempunyai hubungan dekat dengan VOC, dan digantikan oleh saudaranya.

Perlawanan yang dipimpin oleh Saidi berlangsung selama 6 tahun. Kemudian Sultan Ternate dipaksa menandatangani perjanjian yang sangat merugikan Ternate. Sejak itu Sultan Ternate tidak boleh mengangkat wakilnya di Ambon. Dan Sultan dianggap sebagai pegawai VOC dengan gaji setahun 12.000 ringgit.

Kecuali itu, rakyat di wilayah Kerajaan Ternate maupun Tidore dilarang menanam rempah-rempah. Tentu saja hal itu menyebabkan rakyat kehilangan mata pencaharian. Akibatnya rakyat sangat menderita ketika itu.

Maka pada tahun 1675 timbul lagi perlawanan rakyat di daerah Jailolo, yang termasuk wilayah Kerajaan Ternate. Perlawanan ini dilancarkan dengan perang gerilya. Tetapi kemudian dapat ditundukkan oleh VOC.

Sultan Ternate ditangkap dan di asingkan ke Batavia. Dengan demikian, VOC dapat memaksakan monopoli dan kekuasaannya di Ternate. Tetapi pada masa-masa berikutnya, masih sering terjadi perlawanan rakyat maupun raja-raja Maluku.

Pos terkait