Sejarah 4 zaman perkembangan bumi menurut ilmu geologi dan fisika

Sejarah 4 zaman perkembangan bumi – Tahukah anda kapan bumi yang kita injak ini mulai ada? Menurut para ahli sejarah, ini hanya dapat diteliti dan diketahui secara rinci dengan bantuan ilmu geologi dan ilmu fisika.

Menurut penelitian dengan kedua ilmu tersebut konon dapat diketahui bahwa dunia sudah memiliki usia kurang lebih 2.500 juta tahun. Ketika saat awal terciptanya, bumi ini berupa gas panas yang memutar pada porosnya.

Bacaan Lainnya

Bola yang masih berwujud gas tersebut berangsur-angsur menjadi makin padat dikarenakan suhu bumi yang makin menurun. Bersamaan dengan menurunnya suhu bumi, terbentuklah kulit bumi yang semakin lama semakin menebal.

Di bumi bagian dalam masih empuk, masih berbentuk lumpur berpijar hingga sekarang, yang disebut sebagai lahar. Jika gunung meletus, lahar tersebut menyembur keluar.

Mengingat usia bumi sudah sangat lama, maka para ahli geologi membuat pembabakan sejarah perkembangannya.

Ada empat yang pokok, yaitu:

  1. zaman azoikum
  2. paleozoikum
  3. mesozoikum, dan
  4. neozoikum

Adapun yang dimaksud ketiga zaman tersebut dijelaskan seperti di bawah ini:

1. Zaman azoikum

Pada masa itu tidak ada kehidupan sama sekali. Bumi masih berupa bola gas panas yang berputar pada porosnya.

2. Zaman Paleozoikum

Pada zaman paleozoikum suhu bumi sudah semakin dingin. Hal itu sekitar 200 sampai 300 juta tahun yang lalu. Makhluk hidup seperti hewan dan tumbuh-tumbuhan mulai ada. Hewan yang pertama kali ada ialah hewan kecil tidak bertulang puinggung, jenis ikan dan jenis ganggang atau rumput-rumputan.

Iklim saat itu masih berubah-rubah. Curah hujan sangat banyak. Adanya hewan dan tumbuhan di bumi pada waktu dahulu diketahui dari sisa-sisanya yang telah membatu yang disebut fosil. Fosil tersebut ditemukan di batu karang.

3. Zaman mesozoikum

Zaman mesozoikum terjadi sekitar 65 sampai 200 juta tahun yang lalu. Saat itu mulai muncul pohon-pohon besar dan hewan yang hidup di darat. Iklim makin membaik, curah hujan mulai berkurang. Sungai-sungai besar dan danau banyak yang kering dan berlumpur.

Ikan banyak yang mati, tetapi ada beberapa jenis yang dapat bertahan hidup. Ikan itu dapat bernafas meskipun tidak ada air. Siripnya sangat kuat, bisa digunakan untuk berjalan. Mereka merangkak ke darat dan mulai hidup.

Ikan yang hidup di darat kemudian berubah, siripnya tumbuh menjadi kaki yang kuat. Ekornya tumbuh semakin panjang. Kepalanya semakin besar dan keras. Hewan itulah yang merupakan jenis amfibi. Hewan itu hidup di darat dan turun ke air jika bertelur.

Beberapa jenis hewan amfibi tumbuh menjadi besar sekali, bahkan ada yang melebihi seekor buaya. Bentuknya berubah, sisiknya menjadi besar-besar. Telurnya berkulit keras seperti telur ayam.

Mereka tidak lagi bertelur di air, tetapi di darat. Itulah hewan reptil yang mula-mula. Beberapa reptil prasejarah mirip dengan reptil pada waktu sekarang. Reptil yang terbesar di antaranya Dinosaurus, Brontosaurus, dan Tyrannosaurus.

Umumnya dinosaurus merupakan hewan pemakan tumbuhan, kecuali tyrannosaurus. Rahangnya amat besar, giginya banyak dan panjang. Brontosaurus besarnya sepuluh kali gajah. Hidupnya di air karena air membantu meringankan berat badannya.

Tidak semua reptil hidup di darat dan air tawar. Ada juga yang hidup di udara dan laut. Reptil terbang mempunyai sayap lebih besar dari sayap burung dan mampu melayang berjam-jam di udara mencari makanan. Paruhnya panjang digunakan untuk menyambar ikan yang tampak di permukaan air.

Salah satu jenisnya, yaitu pteranodon. Di akhir zaman mesozoikum hewan mammalia (hewan menyusui) sudah mulai ada. Saat itu suhu bumi masih belum tetap. Kadang-kadang suhu udara tinggi sekali, tetapi ada kalanya rendah sekali.

4. Zaman Neozoikum

Zaman ini berlangsung sekitar 65 juta tahun yang lalu. Zaman ini dibedakan menjadi beberapa masa, yaitu paleosen, eosen oligosen, miosen, pliosen, dan pleistosen.

Sejak masa paleosen, jenis kera (Pongo) mulai ada, reptil besar mulai lenyap, hewan menyusui makin berkembang. Orang utan mulai ada di masa Miosen. Daerah asalnya mungkin dari Afrika.

Saat itu benua Afrika masih bersatu dengan jazirah Arab. Daerah Afrika Timur masih belum gersang seperti sekarang. Orangutan merupakan kera yang tinggal di pucuk-pucuk pohon besar.

Makanannya terutama buah dan daun-daunan. Mereka menyebar ke hutan di Asia Barat Daya, Asia Selatan, dan Asia Tenggara dalam jangka waktu satu atau dua juta tahun lamanya.

Di akhir masa Miosen terjadi perubahan besar pada kulit bumi dan lingkungan alamnya. Benua Afrika lepas dari Benua Asia, muncullah Laut Merah. Daerah hutan di Afrika Timur berubah menjadi sabana, beberapa bagian jazirah Arab menjadi gurun, hutan di India juga berkurang.

Orangutan tidak dapat menyesuaikan diri dengan perubahan iklim dan lingkungannya. Mereka kemudian berpindah ke daerah Asia Tenggara yang masih berhutan lebat. Sisa-sisanya masih kita jumpai di Kalimantan Tengah dan Barat.

Dari masa pliosen, yaitu sekitar 10 juta tahun yang lalu, hidup hewan yang lebih besar daripada kera gorila yang masih ada sampai sekarang. Fosil dari hewan itu ditemukan antara lain di bukit Siwalik di kaki Himalaya, dan di dekat Simla (India Utara). Oleh para ahli fosil itu disebut Giganthropus (Kera Manusia Raksasa).

Menurut para ahli sejarah, giganthropus hidup berkelompok seperti jenis kera besar lainnya, sehingga mereka bisa berkembang biak dan menyebar dari Afrika ke Asia Selatan dan Asia Tenggara. Giganthropus akhirnya punah karena sebab yang tidak jelas.

Selain giganthropus, dari masa yang sama hidup lain yang disebut Australopithecus (Kera-Manusia dari Selatan) Ada sekitar 65 fosil Australopithecus telah ditemukan di Afrika Selatan (Taungs utara Kimberley dan Bechuana Timur) dan Afrika Timur (Lembah Oldovai, Tanzania).

Baca juga:

Demikian sejarah 4 zaman perkembangan bumi, semoga bermanfaat bagi anda yang sedang belajar ilmu sejarah.

Pos terkait