Sejarah lahirnya Agama Islam di Jazirah Arab

Sejarah Negara Com – Jazirah Arab terletak di Asia Barat Daya dan dikelilingi lautan pada tiga penjurunya, yaitu Laut Irak ddi sebelah timur, Laut Merah di sebelah barat, dan Lautan Hindia di sebelah selatan, serta berbatasan langsung dengan Libanon dan Siria di sebelah utara. Hampir 3/4 dari tanahnya terdiri dari gurun pasir dan bukit-bukit batu yang tandus. Menurut hasil penelitian, Jazirah Arab merupakan salah satu daerah yang paling kering dan panas di dunia.

Bangsa Arab termasuk bangsa yang berbahasa Semit, dan mereka hidup berpindah-pindah (nomaden). Bangsa Arab berintikan kaum Badawi, dan mereka percaya kepada kekuatan alam yang mempengaruhi kehidupannya.

Bacaan Lainnya

Kekuatan alam itu mereka sebut sebagai jin yang hidup di padang pasir yang memiliki kekuatan dan kekuasaan yang sangat besar. Selain itu, mereka juga percaya kepada kekuatan para dewa. Menurut kepercayaan mereka, biasanya jin itu berbuat jahat, sedangkan dewa berbuat baik kepada manusia.

Pada masyarakat sebelum Islam, terdapat hukum padang pasir yang keras, dengan ketentuan siapa yang kuat merekalah yang berkuasa. Mereka sering terlibat dalam penyerangan antar kelompok karena memperebutkan mata air (oase) sebagai sumber kehidupan.

Atas dasar hukum itul maka lahirlah prajurit-prajurit yang perkasa, sedangkan orang-orang yang lemah jasmaninya hanya dianggap beban belaka. Oleh karena itu, banyak di antara anak perempuan yang lahir kemudian dibunuh.

Kehidupan padang pasir yang serba keras, pertentangan antar suku, kegemaran berjudi, pelecehan terhadap kaum wanita, dan pemujaan terhadap berhala merupakan ciri dari zaman jahiliyah (kebodohan).

Lahirnya Muhammad

Di tengah keadaan seperti itu, di kota Mekah lahirlah seorang bayi laki-laki dari pasangan Abdullah dan Aminah yang diberi nama Muhammad pada tanggal 12 Rabiu Awal tahun Gajah atau 20 April 571 Masehi.

Disebut tahun Gajah karena ketika itu terjadi serangan pasukan berkendaraan gajah di bawah pimpinan Abrahah (Gubernur Abessinia) yang berusaha menghancurkan ka’bah. Serangan pasukan Abrahah menemui kegagalan sebab pasukannya dihancurkan oleh Allah SWT dengan sekumpulan burung Ababil.

Semenjak usia lima tahun, Muhammad sudah yatim piatu. Ayahnya meninggal tujuh bulan sebelum ia lahir. Sedangkan ibunya meninggal di tanah Abwa dalam perjalanan pulang sehabis menziarahi makam suaminya di Madinah.

Selanjutnya Muhammad diasuh oleh kakeknya Abdul Muthalib, salah seorang pemuka suku Quraisy. Akan tetapi, berselang dua tahun, kakeknya pun meninggal dunia, sehingga pengasuhan Muhammad berpindah kepada pamannya Abu Thalib.

Sebagai calon pemimpin, Muhammad telah menunjukkan perangai yang terpuji dan dapat dipercaya, sehingga digelari Al-Amin. Muhammad bekrja sebagai penggembala kambing, dan menikah dengan Siti Khadijah ketika Muhammad berusia 25 tahun sedangkan Siti Khadijah telah berusia 40 tahun, dan dikaruniai beberapa orang anak.

Namun, Muhammad merasa sedih memikirkan keadaan masyarakat suku-suku Arab yang terpecah belah dan sering berselisih satu sama lain, memuja berhala, gemar berjudi, dan merendahkan derajat wanita.

Awal mula Muhammad menjadi Nabi

Menjelang usianya yang ke-40 tahun, Muhammad sering mengadakan tirakat di Gua Hira yang terletak di luar kota Mekkah. Pada malam 17 Ramadhan atau 6 Agustus 610 Masehi, datanglah Malaikat Jibril membawa wahyu Ilahi.

Setelah terjadi dialog antara keduanya, maka Muhammad diangkat menjadi utusan Allah (Rasulullah) dan dimulailah proses penyusunan Al-Qur’an. Pada saat diangkat menjadi Rasulullah, beliau telah menginjak usia 40 tahun. Kemudian Nabi Muhammad SAW mulai menyiarkan risalah Islam di lingkungan keluarga terdekat dan para sahabatnya.

Baca selengkapnya:

Usaha-usaha penyebaran agama Islam dilakukan dengan sungguh-sungguh, selama 13 tahun di Mekkah dan 10 tahun di Madinah (Yatsrib). Selama 13 tahun menyebarkan agama Islam di Mekkah, Muhammad telah mempunyai 100 orang pengikut yang tersebar di Mekkah dan Madinah. Di antara pengikutnya yang pertama, terdapat Ali Bin Abi Thalib, Abu Bakar, dan Siti Khadijah, istrinya.

Baca selengkapnya: 4 Khulafaur Rasyidin pengganti Rasulullah

Karena reaksi terhadap penyebaran agama Islam semakin hebat, bahkan telah meningkat menjadi ancaman terhadap jiwa Nabi Muhammad sendiri. Akhirnya Nabi Muhammad memindahkan tempat atau pusat penyebaran Islam ke Yatsrib.

Di kota itu telah terdapat orang-orang yang beragama Islam dan bersedia membantu kegiatan penyebaran Islam. Pada tahun 12 Rabi’u Awal tahun 622 Masehi, Nabi beserta para pengikutnya mengadakan hijrah ke Yatsrib yang kemudian diganti namana menjadi Madinah atau Madinatun-Nabi yang artinya kota Nabi.

Jika di Mekkah Muhammad hanya menerima ayat-ayat yang berisikan ketauhidtan yang menganjurkan agar manusia beribadah kepada Allah, maka di Madinah Muhammad menerima ayat-ayat yang mengatur kehidupan dan hukum-hukum kemasyarakatan, seperti : ketentuan beribadah, hukum perkawinan, hukum waris, dan hukum pertalian sanak keluarga.

Meskipun para pengikut Islam telah hijrah ke Madinah, namun kaum Quraisy masih tetap memushi dan bahkan memerangi umat Islam pertama ini. Karena itu, turunlah perintah untuk melakukan Jihad. Jihad berarti berusaha sekuat tenaga dengan harta, jiwa maupun raga untuk membela dan mempertahankan agama.

Jihad segera menjelma dalam bentuk peperangan mempertahankanagama dari serangan kaum Quraisy dan orang-orang yang memusuhi Islam. Pertempuran sengit terjadi di gurun Badr (Badar) dan Uhud, dengan kemenangan di pihak Islam.

Nabi Muhamad SAW wafat

Mekkah terdesak dan akhirnya dikuasai tentara Islam pada tahun 630 Masehi. Ka’bah menjadi milik Islam dan sebagian besar orang Mekah memeluk agama Islam pula. Dengan meluasnya ajaran Islam di Mekkah maka penduduk Mekkah yang sudah lama hidup terpecah dan saling bermusuhan menjadi bersatu dan bertindak keluar sebagai satu bangsa dan satu negara.

Setelah Nabi Muhammad menyebarkan agama Islam selama 23 tahun (22 tahun 2 bulan 22 hari), dasar-dasar kehidupan masyarakat Islam boleh dikatakan sudah mantab, sehingga turunlah ayat terakhir yang menyatakan bahwa : pada hari ini telah Ku sempurnakan nikmatmu dan telah Ku ridhoi Islam menjadi agamamu.

Setelah ayat terakhir (Surat Al-Maidah ayat 3) ini turun, maka pada tanggal 12 Rabi’u Awal tahun 632 Masehi Nabi Muhammad wafat di Madinah dan dimakamkan di sana.

Pos terkait