Sejarah lahirnya TVRI

Sejarah Negara Com – Perkembangan teknologi media televisi bermula dari penemuan electrische telescope oleh seorang mahasiswa dari Berlin, Jerman yang bernama Paul Gotlieb Nipkow. Nipkow menggunakan electrische telescope untuk mengirim gambar melalui udara dari satu tempat ke tempat lain. Paul Gotlieb Nipkow dijuluki The Father of Television.

British Broadcasting Corporation (BBC) pada tanggal 2 November 1936 mulai mengoperasikan stasiun televisi pertama di dunia hasil eksperimen di Alexandra Palace di luar kota London. Keberhasilan pengoperasian stasiun ini tidak dapat dilepaskan dari eksperimen yang dilakukan Nipkow.

Bacaan Lainnya

Menjelang tahun 1960-an, hampir seluruh negara (termasuk Indonesia) merintis untuk memiliki jaringan televisi. Sifat dan karakteristik televisi yang unik sebagai media massa menjadi salah satu alasan pemerintah Indonesia untuk membangun jaringan siaran televisi.

Gagasan konkret untuk memiliki jaringan stasiun televisi di Indonesia dilahirkan setelah pemerintah pada tahun 1961 memasukkan proyek media televisi ke dalam proyek Asean Games. Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Penerangan Nomor 20/E/M/1961 dibentuk Panitia Persiapan  Pembangunan Televisi Indonesia.

Televisi Indonesia

Berdasarkan Surat Keputusan Presiden Nomor 215/1963, dibentuk yayasan TVRI yang berlaku sejak tanggal 20 Oktober 1963. Dengan kondisi yang terbatas, lahirlah televisi siaran Indonesia pada tanggal 24 Agustus 1962 dengan jangkauan siaran yang masih sangat terbatas.

Tiga tahun kemudian, pada tanggal 17 Agustus 1965 dengan berbagai gejolak politik yang terjadi pada waktu itu, lahirlah televisi di Daerah Istimewa Yogyakarta.

Setelah diluncurkan SKSD (Sistem Komunikasi Domestik) Palapa pada tahun 1976, siaran televisi mulai mengalami perkembangan (baca Sejarah peluncuran Satelit Palapa dan manfaatnya).

Perpaduan antara berbagai teknologi baru, teknologi komunikasi satelit dan terjadinya proses alih teknologi yang memungkinkan TVRI dapat menjangkau wilayah-wilayah di Indonesia dengan kualitas gambar dan suara yang semakin jelas.

Pada saat yang bersamaan, pemilik televisi pun ikut mengalami peningkatan. Berdasarkan data pada tahun 1969 perkirakan terdapat 65.000 unit pesawat televisi. Pada tahun 1984 terus meningkat hingga mencapai angka 7 juta pemilik televisi.

Sebagai media massa, televisi memiliki unsur-unsur karakteristik sebagai berikut:

  1. Tidak bersifat alamiah, tetapi selalu tersusun, dibentuk, dan direncanakan, bahkan melalui wadah organisasi.
  2. Kegiatannya terarah dan bertujuan, sehingga merupakan hal yang direncanakan.
  3. Komunikasi sering tidak hanya satu orang individu saja, melainkan kolektivitas.
  4. Karena sifatnya yang diorganisasikan, kegiatan televisi tidak bersifat personal, tetapi berlangsung dalam jangkauan komunikasi yang luas dan dikerjakan dalam bentuk jamak serta massal.

Mulai tahun 1989, pemerintah mengizinkan kehadiran televisi swasta sehingga bermunculan TV-TV swasta. Televisi memberikan dampak positif maupun negatif.

Dampak positif dari televisi
a. Menambah wawasan di bidang politik, ekonomi, sosial dan budaya.
b. Menambah pendidikan dan pengetahuan.
c. Mengomunikasikan hasil-hasil pembangunan.

Dampak negatif dari televisi
a. Penjajahan informasi dari suatu negara terhadap negara lain.
b. Budaya konsumerisme dan konsumtif.

Pos terkait