Masyarakat Amerika Latin dari kelas buruh trampil dan para teknisi

Karena masyarakat Amerika Latin semakin menjadi masyarakat kota dan masyarakat industri, maka masyarakat tradisional berubah. Masyarakat Amerika Latin tidak lagi terdiri atas dua kelas, yaitu kelompok kecil tuan tanah dan sejumlah besar rakyat yang buta huruf.

Perluasan industri telah melahirkan kelas buruh trampil dan para teknisi. Di Amerika Latin terdapat jutaan buruh industri yang kebanyakan menjadi anggota serikat buruh. Kini baik di kota besar maupun di kota kecil persentase golongan menengah sudah cukup besar.

Bertambahnya golongan menengah sehingga jumlahnya cukup besar baru terjadi pada abad ke-20. Di negara-negara yang lebih progresif seperti Argentina, Brasilia, Venezuela, Uruguay, Chili, dan Meksiko jumlah golongan menengah lebih besar. Seperti halnya di Amerika Serikat dan Eropa, golongan menengah ini terdiri atas berbagai jenis pekerja profesional seperti pedagang, pegawai pemerintah, dan pegawai kantor.

Masyarakat Amerika Latin

Seperti rekan-rekannya di mana pun, mereka menikmati majalah, buku-buku, radio, televisi, dan bioskop. Banyak penduduk kota besar seperti Karakas, Rio de Janeiro, Buenos Aires, dan Kota Meksiko-tinggal di rumah-rumah susun. Mereka memerlukan cara hidup modern.

Mereka menghendaki lemari es, mesin cuci, dan bermacam-macam peralatan listrik yang hemat tenaga kerja. Sebagian besar dari mereka memiliki mobil meskipun biayanya sangat tinggi. Mereka adalah bagian dari penduduk yang paling tepat menerima sebutan ”golongan dengan kebutuhan yang selalu meningkat”.

Pendapatan sebagian golongan menengah di hampir semua negara Amerika Latin nyaris tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan terlalu rendah untuk menuruti harapan yang terus meningkat. Para istri dan anak-anak usia universitas juga harus bekerja untuk memenuhi kebutuhan pokok mereka.

Seperti halnya di mana pun di dunia, golongan menengah terperangkap di tengah-tengah spiral inflasi. Biaya hidup naik lebih cepat daripada kenaikan upah. Kredit jangka panjang untuk membeli mobil, perumahan, dan bahkan pakaian sulit diperoleh.

Tampaknya daya beli golongan menengah di seluruh Amerika Latin kini meningkat. Pusat perbelanjaan yang besar-besar di bangun di kota-kota besar. Toko-toko swalayan dengan ukuran raksasa menggantikan pasar tradisional terbuka yang dahulu merupakan satu-satunya sumber untuk memperoleh bahan makanan dan barang-barang lain.

Toko-toko besar yang dipenuhi dengan persediaan sepatu, pakaian, mebel, dan ribuan jenis barang dipenuhi dengan persediaan sepatu, pakaian, mebel, dan ribuan jenis barang lain yang diproduksi secara masal kini merupakan hal yang telah biasa Pembangunan perumahan yang dibiayai oleh pihak swasta ataupun oleh pemerintah menyediakan tempat pemukiman yang lebih baik.

Keluarga Amerika Latin

Keluarga merupakan dasar kehidupan di Amerika Latin. Selain suamiistri dan anak-anak, keluarga juga mencakup kelompok yang lebih besar yang dimulai dari kakek sampai bibi, paman, saudara sepupu, dan para ipar. Kehidupan sosial keluarga terutama berlangsung dalam kelompok kekerabatan ini.

Pembaptisan, pertunangan, perkawinan, kelahiran, wisuda, dan penguburan merupakan kesempatan bagi anggota keluarga untuk berkumpul. Untuk mencari pekerjaan pun seringkali harus minta bantuan keluarga.

Sejak dahulu tempat wanita adalah di rumah bersama dengan sanak keluarga. Anak-anak lelaki diberikan lebih banyak kebebasan. Sebenarnya, mereka lebih bebas untuk berfoya-foya. Anak-anak perempuan dari keluarga kelas atas dijaga dengan hati-hati dan selalu dikawal. Jarang sekali wanita dari kalangan ini yang meneruskan sekolah lebih tinggi ataupun membina karier.

Golongan menengah mencoba menyamai pola tingkah laku golongan yang lebih tinggi, tetapi tentu sulit bagi anak perempuan petani miskin untuk dijaga ketat sepanjang waktu. Bagaimanapun para wanita dari semua lapisan selalu diamati dengan penuh kewaspadaan. Dewasa ini pengawasan yang ketat seperti dahulu telah mulai mengendur.

Wanita telah menemukan kebebasannya dalam dunia perdagangan dan profesi.,Mereka bekerja sebagai pramuniaga, guru, perawat, sekretaris, pengacara, ahli perpustakaan, dokter, dan lain-lain. Mereka terlihat berbelanja dan makan siang bersama. Mereka ikut dalam atletik. (Maria Esther Bueno bekas juara tenis Wimbeldon adalah seorang Brasilia).

Wanita mempunyai hak pilih dan aktif dalam politik. Muda-mudi dapat berkencan tanpa dikawal. Di universitas jumlah mahasiswi sama banyaknya dengan jumlah mahasiswa. Kelihatannya masa kekangan dan perlindungan yang ketat sudah berlalu bagi wanita Amerika Latin, terutama di kota-kota besar dan di kalangan golongan menengah baru.

Acuan Amerika Latin dalam hal keluarga terlihat dalam kebiasaan mengenai nama keluarga. Wanita Amerika Latin tetap menggunakan nama keluarganya sesudah menikah. Maria Rodriguez bila menikah dengan 1056 Aguilar namanya menjadi Mana Rodriguez de Aguilar. Putranya akan dikenal dengan juan Aguilar Rodriguez. Kecuali di Brasilia, nama-nama dalam dokumen resmi biasanya terdiri atas nama kecil yang diikuti nama ayahnya dan kemudian nama keluarga ibu.

Di Brasilia caranya terbalik, yaitu nama keluarga ibu dulu, baru nama keluarga ayah. Untuk maksud-maksud yang berkaitan dengan profesi, kini sebagian orang Amerika Latin menyederhanakan nama gabungan itu dengan hanya menggunakan nama ayah.

Sebagian orang Amerika Latin masih merasa mempunyai ketaatan yang kuat terhadap lingkungan keluarga, sedangkan perusahaan dagang masih merupakan urusan keluarga yang dimiliki oleh saudara dan kerabat lain. Bentuk kehidupan seperti yang berlaku beberapa puluh tahun silam di Amerika Latin mulai digantikan oleh pola kehidupan baru sebagai tuntutan dari kehidupan perkotaan.

Sanak keluarga masih penting dan bukan hal yang aneh apabila seorang Amerika Latin mempunyai 100 atau lebih sanak keluarga yang tinggal di kota yang sama. Namun, menjadi sangat sulit untuk mengadakan pertemuan keluarga di rumah susun yang sempit dan rumah kecil. Makin lama makin banyak orang Amerika Latin yang pindah dari tempat kelahiran mereka untuk mencari kesempatan yang lebih baik.

Kedudukan Sosial dan Hubungan Antar-Ras

Masyarakat Amerika Latin masih tetap sangat sadar akan jenjang sosial. Orang bangga dengan nama keluarga yang menunjukkan kedudukan sosial tinggi dan anggota kelompok elit. Golongan menengah baru cenderung meniru sifat aristokrat lama dan memandang rendah terhadap golongan yang lebih besar, tetapi kurang beruntung, yaitu golongan bawah.

Meskipun keadaan pada tahun-tahun terakhir telah berubah, orang dari golongan atas dan menengah semakin nyata berbeda dengan orang golongan bawah yang dalam bahasa Spanyol atau Portugis disebut pueblo atau provo. Karena pembangunan ekonomi terlambat dan hanya berlangsung di daerah tertentu, kesempatan bagi golongan terbesar rakyat untuk maju di bidang ekonomi, pendidikan, dan sosial menjadi sangat terbatas.

Sampai abad ke-19 orang kulit hitam, Indian, dan orang mestizo adalah budak, setengah budak, atau anggota kelompok besar tanpa hak-hak yang wajar. Mereka hidup di luar arus utama kehidupan nasional.

Orang berkulit hitam dan orang Indian pada umumnya masih termasuk golongan bawah. Dari sudut pandangan luar kelihatannya seolah-olah ada diskriminasi terhadap mereka. Mereka tinggal di daerah miskin di perkotaan sebagai pekerja kasar tanpa ketrampilan, buruh tani, petani penggarap, atau penghuni liar di tanah milik’orang lain.

Sebaliknya, para lulusan sekolah lanjutan dan universitas sebagian terbesar adalah orang kulit putih, yang juga menjadi pemilik berbagai restoran dan hotel yang bagus. Sebagian terbesar golongan atas dan menengah adalah orang berkulit putih atau berkulit cerah.

Kecurigaan terhadap orang Indian dan orang kulit hitam masih ada di Amerika Latin. Kecurigaan itu bukan didasarkan pada keturunan ras, tetapi lebih disebabkan oleh kurang adanya pengertian. Asal usul ras itu sendiri bukan merupakan rintangan untuk maju. Orang Indian dan orang keturunan Afrika terlempar dari golongan menengah bukan disebabkan oleh penampilan fisiknya, tetapi karena mereka tidak memperbaiki diri mereka sendiri.

Mereka yang memperoleh pendidikan, bergabung dengan kelompok karyawan kantor dan meningkatkan pendapatannya untuk kemudian menjadi golongan menengah. Di hampir semua negara Amerika Latin orang keturunan Indian dan Afrika tetap dapat mencapai kedudukan tinggi.

Di antara orang-orang terhormat pada abad ke-19 dan ke-20 di Brasilia yang berasal dari keturunan Afrika adalah Machado de Assis, seorang pengarang; Jose de Patrocinio, wartawan anti perbudakan dan negarawan; Nilo Peganha, presiden republik Brasilia (1909); dan penyair Mario de Andrade; mereka itu baru sebagian kecil saja dari orang-orang keturunan Afrika yang namanya dikenang dalam kehidupan bangsa.

Untuk dapat memahami sepenuhnya apa yang dimaksudkan dengan ”hubungan antarras” di Amerika Latin, perlu diketahui pendapat masyarakat tentang apa arti ”ras”. Tidak ada pembagian penduduk secara sederhana ke dalam kulit hitam dan kulit putih ataupun Indian dan kulit putih.

Yang benar ialah bahwa orang digambarkan dalam sejumlah sebutan’yang dari satu negara ke negara lain berbeda. Sebutan ini biasanya untuk menampilkan berbagai campuran antara orang Indian, kulit hitam, dan Eropa yang membentuk bangsa itu. Di antara sebutan itu adalah mestizo, mulato, caboclo, ladino, dan cholo. Namun, definisi bentuk-bentuk fisik dari masing-masing kelompok itu agak membingungkan dan kabur.

Orang tidak yakin, misalnya, apakah seseorang harus disebut sebagai mulato ataukah moreno (”cokelat tua”) di Brasilia, Indian ataukah cholo (Indian putih) di Peru. Sebenarnya, justru kedudukan seseorang dalam masyarakat, dan bukan keragaan fisiknya yang menentukan sebutan seseorang itu.

Di daerah Indo-Amerika, yang disebut Indian adalah orang yang memakai pakaian Indian dan berbahasa Indian. Namun, orang yang sama, bahkan meskipun dilahirkan sebagai Indian dan kelihatan seperti orang Indian, mungkin dapat menjadi mestizo atau cholo manakala ia belajar bahasa Spanyol, mengenakan pakaian kota, dan mempunyai gaya tertentu.

Seseorang tidak menyebut mestizo kepada orang yang mempunyai titel sarjana, berbahasa Spanyol dengan baik, dan mungkin juga Prancis atau Inggris, serta bergaya dan berselera internasional.

Di Brasilia dan kepulauan Karibia (daerah yang kita sebut Afro-Amerika) orang keturunan Afrika masih mempunyai bukti sebagai keturunan budak pada warna kulitnya yang hitam. Di sini pendidikan, penghasilan, jabatan, dan gaya juga sama pentingnya dengan keragaan fisik dalam menentukan kedudukan sosial.

Dalam kenyataan, orang Brasilia cenderung memandang kecil sifat-sifat fisik dibandingkan dengan ciri-ciri lain yang dapat mengangkat kedudukan sosial seseorang. Mereka mempunyai istilah yang secara jelas dan jenaka dapat mengungkapkan hal itu: ”Uang dapat memutihkan kulit” dan ”orang kaya berkulit hitam adalah putih, sedangkan orang berkulit putih yang miskin adalah hitam” kata mereka.

Di Amerika Latin tidak ada masalah ras yang sebenarnya. Masalahnya lebih merupakan masalah bagaimana mengintegrasikan golongan bawah, yang kebanyakan adalah orang Indian dan orang berkulit hitam, ke dalam kedudukan yang sama dengan penduduk yang lain dan bagaimana menghancurkan penghalang ketat yang memisahkan golongan-golongan masyarakat itu.

Pos terkait