33 Puisi Alam pilihan terbaik

Puisi Alam – Terdapat berbagai macam karya puisi bertema alam, tak hanya untuk dibaca, dinikmati bahkan dikagumi lewat ucapan saja. Ada banyak yang gemar berbicara lewat tulisan, dan alam merupakan bahan untuk menuliskan sebuah puisi.

Mengagumi atas alam sebagai Maha Karya yang kuasa, atau bahkan sebaliknya, bencana alam ganas yang sanggup membuat masyarakat kocar-kacir ketika alam sedang murka. Berikut beberapa puisi alam, baik tentang keindahan alam maupun murkanya.

Puisi Tentang Alam

Alam, adalah salah satu fenomena luar biasa baik keindahannya atau kengeriannya saat ia sedang marah. Bukan hanya untuk dinikmati saja, seseorang yang merasa takjub akan menuliskan ketakjuban mereka pada alam lewat puisi. Berikut ini merupakan puisi alam yang sangat menyentuh sekali bagi siapa saja yang membacanya:

Senja, Keindahan Yang Tidak Terganti

Siang mulai berganti

Warna langit pun berubah menjadi jingga

Burung-burung silih berganti terbang di tengah warna jingga yang kian melebur di langit sana

Siapa saja yang melihatnya, akan takjub dibuatnya

Waktu terus berlari

Warna jingga pun terkikis secara perlahan

Gelap mulai membayangi senja

Meski begitu, keindahan senja tidak akan ada yang menggantikan

Meski gelap semakin pekat

Aku melihat cahaya keemasan yang timbul di batas cakrawala

Mataku terbelalak saat melihat keelokannya

Keelokan dari cipta tangan sang Maha Kuasa

Surya telah mempersiapkan diri untuk tenggelam

Menjemput mesra heningnya malam yang tenang

Serta meneguk cahayanya dalam-dalam

Dan menyempurnakan keindahannya

Lembayung nampak indah dengan warna kuningnya

Gradasi yang dibuatnya seperti lukisan dari tangan pelukis ulung

Di sudut-sudut langit sana lah

Hiasan terbesar yang pernah tercipta di sepanjang zaman


Lukaku Diusap Sang Bulan

Aku melihat senyuman manis sang bulan seakan-akan menyapaku

Senyumannya terlihat sangat indah membuat hatiku serasa mekar

Aku pun terdiam

Memandang indah sang bulan yang tidak pernah jemu

Sinarnya seakan-akan mengusir gelap malam ini

Kunikmati cahayanya menghangatkan tubuh dan malamku

Serta hati ini terasa bahagia karena ia menyinari malam ini

Bulan, kenapa kau memandangku seperti itu?

Membuatku tidak mengerti dibuatnya

Bahwa setiap keindahan tidak harus senantiasa didekati

Bahwa keindahan tidak harus senantiasa dimiliki

Namun hanya sekedar untuk dipandang dan dikagumi dari kejauhan


Potongan Indahnya Surga Nusantara

Masih dalam renungan sisa-sisa subuh

Kicauan burung pun masih terdengar merdu

Menyanyikan kicau sendu tentang indahnya alam pagi ini

Disana, hamparan surga terlihat sangat indah

Melukiskan keindahan yang tiada tara

Langit pun terlukis indah dengan warna biru

Diiringi dengan arakan awan yang disapu oleh sang angin

Padi-padi menunduk bersahaja

Terhampar di atas hamparan kuningnya alam persawahan

Gagahnya gunung terlihat menjulang ke langit

Serta deretan pepohonan yang hijau berbaris menanti sang surya

Itulah Indonesiaku

Sebagian potongan surga yang Tuhan kirimkan

Itulah Indonesiaku

Indahnya ciptaan tangan Tuhan digoreskan

Itulah Indonesiaku

Hamparannya yang menghias negeri tercinta

Itulah Indonesiaku

Tanah kebanggaan sampai hayat memisahkan


Awan

Akulah yang senantiasa bertebaran di angkasa

Berwarna putih, kelabu, dan terkadang hitam

Warna-warna yang membuat menawan

Bentukku yang bergelombang, berombak-ombak seperti air di laut lepas

Tebal namun sangat indah

Bahkan bagaskara pun sampai tidak terlihat

Dan terkadang indahnya pelangi juga terlihat tidak sempurna

Sebab sang selimut yang menutupinya

Jauh di atas sana

Menyelimuti luasnya jagat raya

Ukuran yang tebal tipis

Saling beredar dimana-mana

Indah yang kami ciptakan bukanlah buatan semata

Lembut serta terlihat menawan

Indahnya yang tak bisa dielakkan

Itulah aku, awan


Kemana Perginya Alamku Yang Lestari

Sering aku melihat hamparan hijau sawah yang beratapkan birunya langit, namun itu dulu

Sebelah kiri dan kanan sawah membentang, namun itu dulu

Di antara gunung-gunung matahari terbit terlihat malu-malu, namun itu dulu

Sekarang? Kemanakah mereka?

Lapisan tanah senantiasa becek dan berwarna coklat setiap hujan reda

Tanahku sekarang menjadi abu

Tak ku temukan lagi sawah-sawah yang membentang

Burung-burung pun kehilangan rumahnya

Mahoni dan jati ditebang tanpa sisa

Cemara-cemara tak sehijau dahulu kala

Sekarang yang ada adalah longsor dan banjir

Gempa bumi dan tsunami

Kekeringan yang terjadi tiada henti

Oh alamku yang lestari, kemanakah kamu pergi?


Pantai

Saat di tepi pantai

Kucoba memejamkan mata

Melepaskan semua lelah dan beban yang kurasa

Tergeletak di hamparan luasnya pasir

Serta dihiasi dengan cangkang-cangkang kerang yang indah

Gulungan ombak yang menerjang pasir sangat elok dilihat

Nelayan yang menjala ikan, menambah indah pemandangan pantai kala itu


Di Atas Bentangan Langit Itu

Di atas bentangan langit yang semu itu

Kemarau tumbuh datang kepadaku

Diam-diam tumbuh perlahan dan berhembus teramat panjang

Ia pun menyapu lautan

Mengekal bongkahan tanah

Serta menyapu hutan

Kemarau itu datang kepadaku

Dari Tuhan yang senantiasa diam tanpa kata

Dari tangan-Nya yang tak pernah menyapa

Dan dari Dia yang senyap tak menoleh


Keindahan Alamku, Alam Indonesia

Tatkala aku membuka mata

Tak sepenuhnya aku percaya

Ku kira aku masih bermimpi

Namun nyatanya, aku masih sadar bahwa keindahan yang kulihat memang nyata adanya

Sungguh indah kepulauanku yang satu ini

Dimana pulau-pulau yang lainnya saling berjajar

Dan membentuk gugusan pulau yang indah

Dari ujung timur sampai ujung barat, ku lihat gunung-gunung berjejer

Luasnya samudra pun ikut membentang

Airnya yang biru diisi dengan warna-warni makhluk yang Tuhan ciptaka

Bangganya aku menjadi anak Indonesia

Anak ibu pertiwi yang aku cinta


Inilah Tanah Airku

Di tepi pantai angin berdesir

Kicauan merdu suara burung terdengar saling bersahutan

Rumput-rumput dibasahi oleh embun pagi

Inilah tanah airku

Hijaunya hamparan sawah

Tingginya gunung yang menjulang

Serta rakyatnya yang aman dan makmur

Inilah tanah airku

Jagalah dan rawatlah ia selalu

Karena di sana lah aku dilahirkan serta dibesarkan

Dan di sana pula lah aku akan menutup mata

Oh tanah airku, itulah Indonesia


Desaku Yang Permai

Hamparan sawah mulai menguning

Mentari disambut oleh sang pagi

Sahutan ayam saling berkokok

Para petani pun sudah bersiap untuk pergi ke sawah

Padi-padi yang berwarna hijau

Sudah siap untuk dipanen

Para petani pun hatinya bersuka ria

Mereka beramai-ramai memotong padi

Gemercik air di sungai

Terlihat sangat bening

Bak sebuah zamrud khatulistiwa

Itulah alamku, desa yang permai.


Rembulan Dan Matahari

Saat siang hari

Aku senantiasa teringat pada matahari

Namun pada saat malam tiba

Aku senantiasa teringat pada sang rembulan

Diantara keduanya saling melengkapi antara ke dua waktu tersebut

Matahari tidak pernah lelah menyinari

Ia senantiasa membiaskan cahayanya saat siang tiba

Sedangkan sang rembulan senantiasa menerangi malam-malam panjangku

Oh rembulan

Oh matahari


Alam, Itulah Namaku

Alam, itulah namaku

Aku merupakan tempat tinggal bagi hewan dan tumbuhan

Bagi semua hewan, aku adalah rumah dan tempat mereka tumbuh menjadi besar

Berkembang biak, serta tempat untuk mencari makan bagi mereka

Bukan hanya hewan saja, tumbuhan pun merasakan yang sama

Bagiku sendiri, tumbuhan merupakan perhiasan

Sedangkan hewan merupakan peliharaan

Kesejukan senantiasa ku beri pada mereka serta bagi penduduk bumi yang lainnya

Aku pun memberikan oksigen pada semua manusia

Tak lupa ku berikan juga sumber daya pada mereka

Memberikan energi, kekuatan, perhiasan, serta apa yang mereka butuhkan adalah tugasku

Namun itu dulu, saat dimana bumi masih stabil keadaannya

Saat bumi tidak dipenuhi oleh orang-orang yang serakah akan sesuatu

Serta saat penggunaan sumber daya yang ku miliki digunakan sesuai dengan kebutuhan saja

Namun kini, ceritanya telah berbeda

Para manusia hanya mementingkan kehidupannya sendiri

Mereka tak pernah memikirkan tentangku

Keserakahan membuat mereka ingin memiliki yang lebih

Ketamakan, kerakusan, serta pemborosan manusia-manusia yang tak bertanggung jawab

Telah membawaku pada kerusakan

Lihatlah, apa yang sudah mereka lakukan terhadapku

Setelah apa yang aku berikan pada mereka, mereka malah membalas dengan merusakku tanpa henti

Mereka menebang pohon-pohonku

Mereka memberikan polusi kepadaku

Memburu hewan-hewan yang telah ku besarkan

Mereka merusak ozonku dengan zat-zat asing yang tak pernah ku kenal sebelumnya

Hatiku sangat perih

Apakah hati mereka tidak pernah sadar

Apakah hati mereka tidak pernah iba

Sungguh hatiku sangat miris sekali, oh alam


Indonesiaku, Tanah Airku

Pesonanya nan indah, itulah Indonesiaku

Membuat dunia terpesona akan kehindahannya

Budayanya yang beragam

Musiknya yang beragam

Tarian serta bahasanya pun beragam

Itulah tanah airku

Hutannya yang tumbuh asri

Gunung-gunung yang menjulang hijau

Lautannya yang biru terhampar

Serta semua kekayaan alamnya mengisi indahnya nusantara

Tetaplah engkau terjaga serta lestari

Negeri yang terkenal dengan sejuta simponi

Sangat indah negeriku ini

Oh Indonesia

Kau lah negara yang sangat indah, tanah airku


Indonesiaku Kapan Kau Kembali Menghijau

Aku senantiasa menanti secercah harapan

Melihat Indonesiaku tumbuh hijau

Meski ia semakin tua

Oh Indonesiaku

Aku melihatmu semakin memutih

Yang tergerai dengan dentuman-dentuman inndustri

Engkau pun terlihat semakin meredup

Oh Indonesiaku

Kapankah kau akan kembali menghijau

Dengan anginnya yang sepoi-sepoi

Aku ingin menghabiskan sisa-sisa umurku

Tuk melihat kau tersenyum kembali


Derai Cemara Udang

Disela-sela gerimis, angin pantai berhembus

Sejenak, aku pun berteduh di bawah pohon cemara udang

Aku pun mulai lenyap ke arah gubuk bambu yang reot

Gubuk yang tanpa atap berada di tepi jalan itu

Pada senja ini

Tiada lagi yang romantis atau tiada lagi yang bisa membiuskan angan ke dalam khayal-kayalku yang membeku

Karena pantai ini telah sepi

Hanya ada derai cemara udang saja

Dengan rintik gerimisnya yang tak kunjung reda


Bencana Telah Melandaku

Dari suara gemuruh serta iringan debu bangunan yang runtuh itu

Tempat dimana aku tinggal terlindas habis

Ratusan rumah dan harta benda serta nyawa-nyawa yang tak berdosa lenyap

Kau telah melalap habis, dan aku kehilangan segalanya

Semua mata dunia terperangah menata heran

Karena kejadiannya yang sangat dahsyat

Berbagai pertolongan dan bantuan terus mengalir

Dari mereka manusia yang berhati nurani

Oh Tuhan, mengapa semua terjadi

Mungkin kami telah banyak mengingkari

Mungkin kami terlalu berbangga dengan salah

Oh Tuhan kami, ampunilah segala dosa


Kemana Perginya Engkau Duhai Alam Lestari?

Dahulu aku sering melihat hamparan sawah yang hijau dan beratapkan langit yang biru

Dan di tengah-tengahnya mengalir sungai yang jernih

Matahari pun terbit malu-malu diantara gunung-gunung

Namun sekarang, kemana semuanya?

Setiap habis hujan, lapisan tanah menjadi becek berwarna coklat

Tanahku tak berwarna abu seperti dahulu

Sangat lama sekali kucari tanah becekku

Namun sekarang, kemana semuanya?

Kehidupan cemara-cemara yang tinggi menjulang

Tempat tinggal hewan-hewan buatan Tuhan

Sekarang ia tak hijau dan teduh lagi

Tetap tinggi, namun banyak jendela serta lampu-lampu

Kenapa, kenapa semuanya bisa begitu?

Banjir dimana-mana, longsor setiap saat

Asap yang membuat marah tetangga bermunculan di arah barat

Padahal dulu pertiwi tidak begitu

Ia hanya tersedu namun tidak malu-malu

Namun sekarang, sekarang ibu pertiwi sedih, menangis

Ia menanggung pilu dan sambil terlatih


Alam Negeri Ini Begitu Sangat Indah

Terdengar sangat merdu kicauan burung di pagi hari

Menandakan hari baru telah berganti

Indahnya alam yang ku lihat ini membuat terpaku

Bagaikan dunia yang ku miliki seorang diri

Aku pun memejamkan mata sejenak

Lalu ku rentangkan tanganku sejenak

Sejuk, tenang, serta rasa senang yang ku rasakan

Membuatku seakan-akan terbang kegirangan

Duhai yang membuat alam

Aku sulit memendam kekagumanku

Dari mulai siang sampai malam

Pesona yang kau buat tak pernah padam

Desiran angin yang berirama dari pegunungan

Serta tumbuhan-tumbuhannya yang menari-nari

Sangat indah ku lihat

Indahnya bagaikan taman-taman di surga

Keindahan alam pun semakin sempurna dibuatnya

Membuat siapa saja yang melihatnya akan terpesona dan terkesima


Lautan Yang Sangat Indah Dan Begitu Tenang

Lautan yang sangat indah dan begitu tenang

Memperlihatkan ikan yang sedang bergurau satu sama lain

Dibalik kokohnya batu karang

Ditemani dengan tanaman laut yang bergerak ke kiri dan kanan sangat indah

Pemandangan itu, membuat terpesona bagi mereka yang melihatnya

Ikan-ikan pun semakin berenang dengan ceria

Air laut pun sangat tenang serta tidak bergelombang

Suasana lautannya pun sangat nyaman dan tenang

Oh lautanku yang sangat tenang dan begitu indah


Tangan-Tangan Yang Tak Bertanggung Jawab

Segalanya hancur luluh lantah

Perbuatan sederhana memang

Namun akibatnya sangat fatal, sangat besar

Kelihatannya sangat biasa namun sangat menghancurkan

Udara yang dulu segar, kini menjadi penat

Burung yang dulu berkicau sekarang tak terdengar lagi kicaunya

Api yang terus membara dari waktu ke waktu

Seperti rayap pemusnah

Membuat ribuan orang menanggung kesedihan yang teramat dalam

Tangis-tangis yang menyahat hati tanpa henti

Kesengsaraan yang semakin bertubi-tubi

Bagaikan beban yang berada di atas gunung-gunung menimbun padat

Bagaikan hamparan padang rumput yang subur dan hijau

Sekarang telah berubah menjadi hitam dan tak terlihat

Jernihnya air pun sudah tak terlihat

Berbagai habitat telah pergi mencari perlindungan ke sana ke mari

Jangan pernah salahkan mereka

Jika mereka mengancam warga dan memangsa hewan-hewan ternaknya

Berbuat kerusakan dimana-mana untuk sekedar mencari tempat, mencari makan

Karena kehidupannya telah direnggut oleh tangan-tangan yang tak bertanggung jawab


Alamku Menjadi Gersang

Dulu aku dilahirkan di alam yang permai

Serta dibuai dengan lindungan alamnya yang indah

Yang selalu mengingatkanku pada buaiannya ibu pertiwi

Dengan senandung rindu dalam dekapan alam

Namun semua, kini hanya pandangan

Entah pergi ke mana serta menjadi apa sekarang

Ia hanya menjadi kenangan silamku

Kini ia bagai ditelan oleh rakusnya manusia

Yang jauh dari rasa belas kasihan di dalam hidupnya

Kemana aka ku cari lagi?

keindahan alam yang telah melahirkan dan membesarkanku

Kemana lagi aku harus mengadukan semua ini?

Agar bisa kembali ke alam permaiku

Semuanya telah gersang dan tak tau lagi kapan menjadi indah seperti sedia kala

Puisi Tentang Keindahan Alam

Apakah anda sudah memahami pengertian puisi yang sudah disampaikan di atas? Untuk lebih memahami, berikut adalah beberapa contoh puisi tentang alam:

Puisi Pesona Alam Hijau

Terperosok pada hamparan hijau

Menggantung pada nuansa manja ilalang

Tunggu! Akan ku hirup perlahan aroma rumput ini

Sebab, ku tau inilah ciptaan Tuhan yang harus kita nikmati

Jauh di ufuk kehijauan

Dengan dasar coklat yang menyatu pada komponen penting

Berbasis kesuburan, yang terikat pada keindahan tanaman liar

Sebut saja Bunga.

Bunga menjadikan sepasang aksa siap meraih

Sentuhan halus jemari mungil

Siap mengabadikan momen kemekarannya

Bidikan-bidikan kecil siap menjadikan momen indah untuk dikenang

Sebagai hal ciptaan Tuhan yang terindah


Puisi Melodi Senja

Menampakkan diri bukanlah hal yang sulit

Senja, tidak akan lupa dimana ia harus terlihat indah

Jingga yang terlukis, terpatri dalam jiwa cintanya

Sedetik, dua detik dia akan dibenci

Namun, kebenciannya selalu dirindukan

Penikmat senja selalu menanti kehadirannya

Nuansanya mendominasi Nabastala seantero jagat raya


Puisi Pantai

Ombak menari dalam luasnya samudra

Menepis rindu pada bumi pertiwi

Pohon menari bersama angin yang tertiup

Belungsang alam kian terdengar buas

Kubiarkan ombak mengusap

Kaki-kakiku tersapu lembut bersama pasir putih

Kerian itu mulai menusuk kalbu ku

Jauh diufuk kebiruan hamparan laut dan langit

Yang kini menjadi daya favorit tiada kira


Puisi Lautan Bumi Pertiwi

Terbentang luas alam Negeriku

Puisi ini.. ku berikan cinta untukmu

Semilir angin dipesisir laut

Menyadarkan arti sebuah keanekaragaman

Rimpuh.. kisahmu kini

Nestapa yang kian membuncah

Sadar bahwa usiamu kini sudah menua

Tapi hasrat.. kau selalu di genggam

Pohon, danau, laut mulai mengobarkan industri alam yang baru

Mengisi cinta pada perolehan yang kelak tidak menjadi kekal

Nabastala berkata.

Bahwa bumi ini akan menjadi bumi yang kekal dan abadi

Dengan pancaran indah pesona sang Ilahi


Puisi Kaulah Senjaku

Tersisip warna pada nabastala

Sepasang aksa tertuju pada titik itu

Aku ! Aku yang hanya penikmat senjamu

Apa daya ku yang selalu iri akan kecantikan disaat

bidikanmu terlihat indah

Senja..

Jika kau hanya muncul beberapa saat saja

Meski kau juga selalu mendapat cacian

Tapi kau, tak pernah merasa sedih untuk selalu hadir

Warnamu memang menjadi incaran

Elokmu juga menjadi kegembiraan

Tenangmu menjadikan kalbuku semakin damai

Senja..

Tetaplah menjadi keindahan yang tiada pudar

Menarilah, bersama burung-burung yang datang

Hiasi langin seantero jagat raya.


Puisi Tentang Alam yang Mengisi Damai Negeri

Indonesia ku…

Damai lantunan nada terdengar

Ragam budaya

Ragam bahasa

Ragam musik dan tari

Indonesia nan elok memikat kalbu sang maha kuasa

Hijaunya padang rumput

Birunya lautan

Menakdirkan kisah tanpa batas

Ragam budaya..

Menampilkan keanekaragaman suku yang ada

Ragam musik..

Memberikan ciri khas pada setiap daerah

Indonesia ku….

Terima kasih, kami ucapkan pada bumi pertiwi

Yang telah mengisi penuh indahnya Nusantara


Puisi Namai Aku Si Hijau

Hai namaku Hijau

Seseorang selalu memanggilku Hijau

Sebab, aku selalu memberikan oksigen di pagi hari

Untuk kesegaran oksigen manusia

Bahkan manusia pun selalu melindungiku

Memberi makan, untuk asupan kehidupanku

Memberi pertolongan ketika aku membutuhkannya

Maka, aku pun harus berkawan dengan manusia

Memberikan energi, kekuatan untuk mereka gunakan

Sebab mereka telah melindungiku hingga aku menjadi sumber kehidupan mereka


Puisi Lautan yang Indah Dan Tenang

Angin pantai terseka oleh gerimis

Menegaskan rasa pada hentakan kisah Alam

Lereng bertangga, membawa nada lukisan penuh makna

Warna hijau, menghasilkan ladang yang siap panen

Manusia yang melihatku pasti terpesona

Dengan keindahan yang siap menyemai kalbu

Serentak aksa mulai terhipnotis

Kesejukan air mulai membawa menuju arah kebahagiaan masa kecil

Keindahan Dunia

Aku siap mempertaruhkan nyawa demi kebahagiaanmu

Bertahan diri seperti gunung

Demi melihat ciptaan Tuhan yang sungguh megah


Puisi Alam yang Damai

Bersiul menyerupai burung yang terbang bebas

Menikmati rona cerah pada nabastala

Raja Bumi mulai menampakkan cahaya indah

Menyinari bumi kala siang menerpa

Sendiri ku menatap indahnya dunia

Bersama ilalang yang siap membelai hari-hari ku

Kicauannya terdengar sangat tajam

Berbaris panah, bersama kawanan para mega berwarna putih

Jaga dia, sahutku perlahan

Melihat keindahan Bumi yang nampak megah

Kesegaran alam yang masih murni

Berlapis sayang tentang alam


Puisi Tanah Airku

Duduk terdiam menatap Negeri yang kaya akan makna

Warna coklat dan hijau, memiliki arti kekuatan tersendiri

Seluruh elemen pendukung menghadirkan rasa Tanah air yang semakin kuat

Indonesiaku…

Menjadi topik kebanggaan Negeri

Menjadi salah satu tokoh dalam kekokohan Negara

Menjadi Bapak akan hal keanekaragaman Budaya

Menjadi contoh Negeri yang damai dan sejahtera

Berprinsip membangun Negeri

Banggakah?

Banggakah engkau berdiri di tanah air ini ?

Banggakah engkau mencium aroma frasa pada detak jantung negeri ?

Tuturku berkata “Bangga”.

Negeriku tentang alamku.

Yang menyadarkanku akan hal indahnya alam dari sang maha agung

Cintaku pada alam semakin lekat adanya aroma khas penyejuk kalbu.


Puisi Tentang Rasa dan Frasa Alamku

Dari sudut perkotaan yang hingar bingar

Menurunkan radar pada puncak se antero jagat

Tragis! Sorakku berdengung

Menuai hasil buruk setelah dijajah oleh penguasa tak bertuan

Menangis!

Alam mulai menangis

Menyadari bumi yang semakin goyang

Namun, laut menjawabnya

Melalui ombak yang kian menari

Indah jika ku gabungkan bersama lembayung senja

Tropisnya Negeri, meminang aksa untuk berkunjung

Detakmu kini. Membuatku semakin yakin

Akan hal alam yang menyeka ku untuk bersujud.

Terima kasih Alam

Terima kasih Bumi

Engkau menjadi penguat dari kekuatan rasa, cinta manusia pada setitik kisah dari manisnya lautan hijau


Puisi Inilah Desaku

Beradu pada kisah perkotaan

Nuansa biru menjadi dominasi penduduk yang damai

Hijaunya pepohonan mengalirkan rasa sejuk di setiap tetes keringat yang mengucur deras

Inilah aku…

Sebuah tempat kecil yang dihuni oleh sebagian kaum bawah

Namun, aku tak menangis

Bahwa aku mampu membawa mereka pada alamku

Alam desa yang hadir untuk perdamaian

Desa yang memberikan kekuatan pada bumi pertiwi

Airku selalu terasa segar

Tak ada polusi, tak ada pencemaran, dan tak ada keramaian pemberontakan

Inilah aku…

Desa yang penuh kedamaian

Desa yang memiliki topik kerinduan

Desa yang memiliki segala hal dari arti yang dalam tentang alam yang terasa dama


Itulah beberapa puisi alam yang dibuat oleh orang-orang yang senang menuangkan merupakan ketakjuban serta kengerian mereka pada alam lewat tulisan. Dengan beberapa puisi alam di atas, semoga kita tetap menjadi orang-orang yang cinta dan peduli dengan alam kita.

Maka apapun rasa dapat terlukis secara perlahan dari goresan pena yang mengalur menjadi diksi bermakna. Puisi tentang alam tentunya mengingatkan kita untuk selalu peduli terhadap alam di sekitar kita.

Pos terkait