Fisiografi Arab Saudi

Fisiografi Arab Saudi – Arab Saudi, sebuah kerajaan di Semenanjung Arab. Di bagian utara berbatasan dengan Yordania, Irak dan Kuwait, di bagian timur dengan Teluk Persia, Qatar dan Uni Emirat Arab, di sebelah selatan dengan Oman, Yaman Selatan, dan Yaman Utara, di sebelah barat dengan Laut Merah dan Teluk aqaba. Luas Arab Saudi kurang lebih 2.240.000 km persegi. Bahasa resmi Arab, Ibu kota Riyadh, satuan mata uang Riyal Saudi (SRIs).

Tambang minyak Arab Saudi
Tambang minyak Arab Saudi

Fisiografi

Secara umum boleh dikatakan bahwa Semanjung Arab terdiri dari plato yang bergelombang akibat erosi yang sudah lama berlangsung, tetapi agak miring ke arah timur. Ketinggian di bagian barat rata-rata 1.524m, di bagian timur lebih rendah. Di sana sini plato itu terputus-putus oleh bukit-bukit.

Berdasarkan bentuk permukaan tanahnya, Arab Saudi dapat dibagi atas tiga bagian, yaitu dataran rendah, daerah berbukit-bukit, dan tebing yang curam. Bagian barat merupakan dataran rendah yang disebut Tihama. Di bagian pedalaman terdapat daerah gurun. Di bagian selatan terdapat Gurun An Nafud, Gurun Dahna menghubungkan kedua gurun tersebut.

Guyun Rub-al-Khali, gurun terluas di Semananjung Arab, tercatat 593.110 km persegi, sedangkan Gurun An-Nafud diperkirakan sekitar 68.635 km persegi. Diperkirakan sekitar 841.750 km persegi wilayah Arab Saudi ditutupi bukit-bukit pasir aktif, yang dapat bergerak sesuai tiupan angin.

Bagian pantai timur antara Kuwait dan Qatar terdiri dari relief yang tidak seberapa tinggi. Di sini terdapat banyak sumber air. Pantai itu sendiri berpasir dan dangkal. Sebagian daerah pantai tertutup oleh sabhka (dataran garam) yang adakalanya berkonsentrasi tinggi sehingga banyak dimanfaatkan orang.

Arab Saudi bagian tengah yakni Nejd terdiri dari tebing-tebing curam, di antaranya tebing Peg. At-Tuwaik, yang panjangnya mencapai 800 km, menanjak sampai ketinggian 1.000 m.

Pantai Laut Merah berbatasan dengan Tihama, sebuah dataran pasir, dari mana beberapa pegunungan seperti tiba-tiba menanjak sampai ketinggian 1200 m di sebelah utara Mekah dan 2500 m di dataran tinggi Asir dekat perbatasan dengan Yaman.

Iklim

Arab Saudi beriklim panas, dan seperti negara-negara lain di Semenanjung Arab, udaranya amat kering. Di wilayah ini hampir tidak ada sungai yang berarti, yang mengalir terus-menerus. Yang ada hanyalah wadi, lembah sungai kering yang berair hanya jika hujan turun.

Jika hujan turun, air terkumpul di wadi dan adakalanya terjadi aliran di bawah permukaan tanah, walau permukaan tanah itu sendiri kering. Aliran ini meskipun sedikit dapat menimbulkan oase. Oase dapat muncul di sekitar wadi.

Oase kecil mungkin saja hanya berupa mata air yang terpencil. Di wadi dapat terlihat bekas air hujan yang dapat menimbulkan erosi di permukaan tanah. Aliran air tidak tetap, melainkan hanya beberapa saat setelah hujan turun. Wadi dapat menghilang di dataran pasir.

Di sepanjang pantai terlebih-lebih di pantai Laut Merah, suhu udara tidak terlampau ekstrim, cuma kelengasan udara tersebut cukup tinggi dan kurang menyenangkan.

Di Jiddah misalnya, suhu musim panas jarang mencapai lebih dari 38 derajat celcius, tetapi kelengasan udara acap kali melebihi 90%. Pada musim dingin faktor-faktor kontinental menyebabkan suhu udara di bagian uatara dan tengah kadang-kadang turun sampai ke titik beku.

Curah hujan di Arab Saudi cukup rendah dan sangat bervariasi, bukan hanya dari tahun ke tahun, melainkan juga dari daerah ke daerah. Sekitar 90% wilayah Arab Saudi mendapat hujan rata-rata kurang dari 100 mm setahun, bahkan beberapa bagian di Gurun Rub-al-Khali bisa tidak kebagian hujan selama belasan tahun.

Sebaliknya, beberapa bagian di Asir dipengaruhi oleh angin muson yang bertiup dari Samudera Hindia dengan membawa hujan sekitar 500 mm pertahun. Di bagian utara ada juga daerah yang dipengaruhi angin Laut Tengah, tetapi hal ini jarang terjadi.

Angin bertiup tidak merata, di bagian timur berhembus angin yang disebut shamat,, bertiup dari utara atau timur laut dan terkenal karena menimbulkan topan pasir.

Flora dan fauna

Oleh karena dataran dan padang gurun Arab Saudi boleh dikatakan sangat terbuka dan selalu disapu angin, amat panas disiang hari dan sangat dingin di malam hari, maka sedikit sekali tanaman dan binatang yang yang dapat bertahan hidup di sini.

Di Distrik timur misalnya, tercatat hanya sebanyak 370 jenis tanaman, sedangkan di daerah lain yang lebih kecil seperti daerah Libanon-Israel, hampir sepuluh kali lipat dari jumlah tersebut. Padang pasir hanya ditumbuhi semak belukar.

Kaktus boleh dikatakan tidak ada. Sedge (sejenis rumput dari genus Carex) dan jenis rumput lain memang tumbuh di antara gundukan pasir pantai. Tetapi di sini tidak ada hutan, hanya di beberapa tempat di Asir ada pohon dan tanaman zaitun.

Arab Saudi pernah memiliki berbagai jenis binatang, tetapi banyak di antaranya yang sudah punah, antara lain oryx dan ostrich. Gazelle (sejenis rusa) tinggal beberapa ratus ekor.

Di Hedzjaz, ibex masih ada, begitu pula babun masih hidup di Asir. Serigala dan hyena tidak seberapa banyak, dan macan tutul hanya dapat ditemukan di Jiddah dalam jumlah kecil.

Banyak spesies yang sudah mulai punah, terutama karena ulah orang-orang yang melakukan ekspedisi dengan menggunakan pesawat udara dan kendaraan bermotor lainnya.

Artikel Terkait

Pos terkait