8 Contoh Hipotesis dan penggunaannya

Hipotesis adalah bagian terpenting dalam sebuah jurnal, maupun karya ilmiah penting lainnya. Fungsi hipotesis dalam penelitian adalah sebagai gambaran indikator proses penelitian yang di analisis maupun di observasi. Contoh hipotesis berikut akan menunjukkan bentuk keseluruhan antara hipotesis dengan penelitian.

Dalam penggunaannya hipotesis memiliki dua karakter penelitian dan hipotesis stastitik. Hipotesis penelitian adalah suatu studi dan proses pengujian kebenaran suatu fakta. Sedangkan untuk hipotesis statistik yaitu apakah hipotesis yang teruji kebenarannya menyatakan untuk semua populasi yang ada atau berlaku secara universal atau tidak. Dalam penjelasan contoh hipotesis dibawah dapat menjelaskan pengunaanya.

Secara umum sebagaimana yang diketahui bahwa untuk bisa membuat hipotesis maka peneliti harus sudah menentukan dua variabel yang saling mempengaruhi. Hipotesis adalah unsur penting dalam sebuah penelitian. Karena hipotesis peneliti memiliki fondasi dengan struktur yang sistematis. Untuk bisa mengetahui hipotesis, contoh hipotesis ini dapat menunjukkan bagaimana hipotesis dapat menggunakan variabel untuk menemukan hasil penelitian tersebut.

Baca juga: Pantun: Pengertian, Etimologi, Sejarah, Ciri, dan 8 Contohnya

Hubungan antara hipotesis dan teori

Apa itu Hipotesis?

Istilah hipotesis pasti sesuatu yang berkaitan erat dengan penelitian dan segala sesuatu yang berkaitan dengan ilmiah. Secara umum hipotesis memiliki arti yaitu suatu pernyataan dugaan yang sifatnya sementara. Untuk definisinya sendiri hipotesis adalah bahasa Yunani yang merangkum hipotesis dari dua kata yaitu hypo dan thesis. Sedang kan arti keduanya memiliki arti dibawah untuk kata hypo dan pendirian .

Namun banyak orang memaknainya secara bebas agar tidak terlalu baku dan teoritis yaitu hipotesis adalah sebuah pendapat yang masih diragukan kebenarannya, maka harus dapat diuji kebenarannya. Hipotesis juga merupakan sebuah unsur atau struktur dalam sebuah penelitian agar dapat diketahui hasilnya. Gejala yang disusun dalam sebuah hipotesis tersebut menjadi dasar untuk peneliti agar dapat menemukan hasil.

Menurut Wikipedia, Hipotesis atau anggapan dasar adalah jawaban sementara terhadap masalah yang masih bersifat praduga karena masih harus dibuktikan kebenarannya. Dugaan jawaban tersebut merupakan kebenaran yang sifatnya sementara, yang akan diuji kebenarannya dengan data yang dikumpulkan melalui penelitian.

Hipotesis ilmiah mencoba mengutarakan jawaban sementara terhadap masalah yang akan diteliti. Hipotesis menjadi teruji apabila semua gejala yang timbul tidak bertentangan dengan hipotesis tersebut. Dalam upaya pembuktian hipotesis, peneliti dapat saja dengan sengaja menimbulkan atau menciptakan suatu gejala. Kesengajaan ini disebut percobaan atau eksperimen. Hipotesis yang telah teruji kebenarannya disebut teori.

Contoh:

Apabila terlihat awan hitam dan langit menjadi pekat, maka seseorang dapat saja menyimpulkan (menduga-duga) berdasarkan pengalamannya bahwa (karena langit mendung, maka…) sebentar lagi hujan akan turun. Apabila ternyata beberapa saat kemudian hujan benar turun, maka dugaan terbukti benar. Secara ilmiah, dugaan ini disebut hipotesis. Namun, apabila ternyata tidak turun hujan, maka hipotesisnya dinyatakan keliru.

Hipotesis berasal dari bahasa Yunani: hypo = di bawah;thesis = pendirian, pendapat yang ditegakkan, kepastian.

Artinya, hipotesis merupakan sebuah istilah ilmiah yang digunakan dalam rangka kegiatan ilmiah yang mengikuti kaidah-kaidah berpikir biasa, secara sadar, teliti, dan terarah. Dalam penggunaannya sehari-hari hipotesis ini sering juga disebut dengan hipotesis, tidak ada perbedaan makna di dalamnya.

Ketika berpikir untuk sehari-hari, orang sering menyebut hipotesis sebagai sebuah anggapan, perkiraan, dugaan, dan sebagainya. Hipotesis juga berarti sebuah pernyataan atau proposisi yang mengatakan bahwa di antara sejumlah fakta ada hubungan tertentu. Proposisi inilah yang akan membentuk proses terbentuknya sebuah hipotesis di dalam penelitian, salah satu di antaranya, yaitu penelitian sosial.

Proses pembentukan hipotesis merupakan sebuah proses penalaran, yang melalui tahap-tahap tertentu. Hal demikian juga terjadi dalam pembuatan hipotesis ilmiah, yang dilakukan dengan sadar, teliti, dan terarah. Sehingga, dapat dikatakan bahwa sebuah Hipotesis merupakan satu tipe proposisi yang langsung dapat diuji.

Kegunaan

Hipotesis merupakan elemen penting dalam penelitian ilmiah, khususnya penelitian kuantitatif. Terdapat tiga alasan utama yang mendukung pandangan ini, di antaranya:

  • Hipotesis dapat dikatakan sebagai peranti kerja teori. Hipotesis ini dapat dilihat dari teori yang digunakan untuk menjelaskan permasalahan yang akan diteliti. Misalnya, sebab dan akibat dari konflik dapat dijelaskan melalui teori mengenai konflik.
  • Hipotesis dapat diuji dan ditunjukkan kemungkinan benar atau tidak benar atau di falsifikasi.
  • Hipotesis adalah alat yang besar dayanya untuk memajukan pengetahuan karena membuat ilmuwan dapat keluar dari dirinya sendiri. Artinya, hipotesis disusun dan diuji untuk menunjukkan benar atau salahnya dengan cara terbebas dari nilai dan pendapat peneliti yang menyusun dan mengujinya.

Baca juga: Flowchart: Pengertian, Jenis, 11 contoh dan Penjelasannya

Hipotesis dalam penelitian

Walaupun hipotesis penting sebagai arah dan pedoman kerja dalam penelitian, tidak semua penelitian mutlak harus memiliki hipotesis. Penggunaan hipotesis dalam suatu penelitian didasarkan pada masalah atau tujuan penelitian.

Dalam masalah atau tujuan penelitian tampak apakah penelitian menggunakan hipotesis atau tidak. Contohnya yaitu Penelitian eksplorasi yang tujuannya untuk menggali dan mengumpulkan sebanyak mungkin data atau informasi tidak menggunakan hipotesis.[

Hal ini sama dengan penelitian deskriptif, ada yang berpendapat tidak menggunakan hipotesis sebab hanya membuat deskripsi atau mengukur secara cermat tentang fenomena yang diteliti, tetapi ada juga yang menganggap penelitian deskriptif dapat menggunakan hipotesis.

Sedangkan, dalam penelitian penjelasan yang bertujuan menjelaskan hubungan antar-variabel adalah keharusan untuk menggunakan hipotesis.

Fungsi penting hipotesis di dalam penelitian, yaitu:

  • Untuk menguji teori,
  • Mendorong munculnya teori,
  • Menerangkan fenomena sosial,
  • Sebagai pedoman untuk mengarahkan penelitian,
  • Memberikan kerangka untuk menyusun kesimpulan yang akan dihasilkan.

Karakteristik

Satu hipotesis dapat diuji apabila hipotesis tersebut dirumuskan dengan benar. Kegagalan merumuskan hipotesis akan mengaburkan hasil penelitian. Meskipun hipotesis telah memenuhi syarat secara proporsional, jika hipotesis tersebut masih abstrak bukan saja membingungkan prosedur penelitian, melainkan juga sukar diuji secara nyata.

Untuk dapat memformulasikan hipotesis yang baik dan benar, sedikitnya harus memiliki beberapa ciri-ciri pokok, yakni:

  • Hipotesis diturunkan dari suatu teori yang disusun untuk menjelaskan masalah dan dinyatakan dalam proposisi-proposisi. Oleh sebab itu, hipotesis merupakan jawaban atau dugaan sementara atas masalah yang dirumuskan atau searah dengan tujuan penelitian.
  • Hipotesis harus dinyatakan secara jelas, dalam istilah yang benar dan secara operasional. Aturan untuk, menguji satu hipotesis secara empiris adalah harus mendefinisikan secara operasional semua variabel dalam hipotesis dan diketahui secara pasti variabel independen dan variabel dependen.
  • Hipotesis menyatakan variasi nilai sehingga dapat diukur secara empiris dan memberikan gambaran mengenai fenomena yang diteliti. Untuk hipotesis deskriptif berarti hipotesis secara jelas menyatakan kondisi, ukuran, atau distribusi suatu variabel atau fenomenanya yang dinyatakan dalam nilai-nilai yang mempunyai makna.
  • Hipotesis harus bebas nilai. Artinya nilai-nilai yang dimiliki peneliti dan preferensi subyektivitas tidak memiliki tempat di dalam pendekatan ilmiah seperti halnya dalam hipotesis.
  • Hipotesis harus dapat diuji. Untuk itu, instrumen harus ada (atau dapat dikembangkan) yang akan menggambarkan ukuran yang valid dari variabel yang diliputi. Kemudian, hipotesis dapat diuji dengan metode yang tersedia yang dapat digunakan untuk mengujinya sebab peneliti dapat merumuskan hipotesis yang bersih, bebas nilai, dan spesifik, serta menemukan bahwa tidak ada metode penelitian untuk mengujinya. Oleh sebab itu, evaluasi hipotesis bergantung pada eksistensi metode-metode untuk mengujinya, baik metode pengamatan, pengumpulan data, analisis data, maupun generalisasi.
  • Hipotesis harus spesifik. Hipotesis harus bersifat spesifik yang menunjuk kenyataan sebenarnya. Peneliti harus bersifat spesifik yang menunjuk kenyataan yang sebenarnya. Peneliti harus memiliki hubungan eksplisit yang diharapkan di antara variabel dalam istilah arah (seperti, positif dan negatif). Satu hipotesis menyatakan bahwa X berhubungan dengan Y adalah sangat umum. Hubungan antara X dan Y dapat positif atau negatif. Selanjutnya, hubungan tidak bebas dari waktu, ruang, atau unit analisis yang jelas. Jadi, hipotesis akan menekankan hubungan yang diharapkan di antara variabel, sebagaimana kondisi di bawah hubungan yang diharapkan untuk dijelaskan. Sehubungan dengan hal tersebut, teori menjadi penting secara khusus dalam pembentukan hipotesis yang dapat diteliti karena dalam teori dijelaskan arah hubungan antara variabel yang akan dihipotesiskan.
  • Hipotesis harus menyatakan perbedaan atau hubungan antar-variabel. Satu hipotesis yang memuaskan adalah salah satu hubungan yang diharapkan di antara variabel dibuat secara eksplisit.

Tahap-tahap pembentukan hipotesis secara umum

Tahap-tahap pembentukan hipotesis pada umumnya sebagai berikut:

1. Penentuan masalah.

Dasar penalaran ilmiah ialah kekayaan pengetahuan ilmiah yang biasanya timbul karena sesuatu keadaan atau peristiwa yang terlihat tidak atau tidak dapat diterangkan berdasarkan hukum atau teori atau dalil-dalil ilmu yang sudah diketahui. Dasar penalaran pun sebaiknya dikerjakan dengan sadar dengan perumusan yang tepat. Dalam proses penalaran ilmiah tersebut, penentuan masalah mendapat bentuk perumusan masalah.

2. Hipotesis pendahuluan atau hipotesis preliminer (preliminary hypothesis).

Dugaan atau anggapan sementara yang menjadi pangkal bertolak dari semua kegiatan. Ini digunakan juga dalam penalaran ilmiah. Tanpa hipotesis preliminer, pengamatan tidak akan terarah. Fakta yang terkumpul mungkin tidak akan dapat digunakan untuk menyimpulkan suatu konklusi, karena tidak relevan dengan masalah yang dihadapi.

Karena tidak dirumuskan secara eksplisit, dalam penelitian, hipotesis priliminer dianggap bukan hipotesis keseluruhan penelitian, namun merupakan sebuah hipotesis yang hanya digunakan untuk melakukan uji coba sebelum penelitian sebenarnya dilaksanakan.

3. Pengumpulan fakta.

Dalam penalaran ilmiah, di antara jumlah fakta yang besarnya tak terbatas itu hanya dipilih fakta-fakta yang relevan dengan hipotesis preliminer yang perumusannya didasarkan pada ketelitian dan ketepatan memilih fakta.

4. Formulasi hipotesis.

Pembentukan hipotesis dapat melalui ilham atau intuisi, dimana logika tidak dapat berkata apa-apa tentang hal ini. Hipotesis diciptakan saat terdapat hubungan tertentu di antara sejumlah fakta. Sebagai contoh sebuah anekdot yang jelas menggambarkan sifat penemuan dari hipotesis, diceritakan bahwa sebuah apel jatuh dari pohon ketika Newton tidur di bawahnya dan teringat olehnya bahwa semua benda pasti jatuh dan seketika itu pula dilihat hipotesanya, yang dikenal dengan hukum gravitasi.

5. Pengujian hipotesis

Artinya, mencocokkan hipotesis dengan keadaan yang dapat diamati dalam istilah ilmiah hal ini disebut verifikasi(pembenaran). Apabila hipotesis terbukti cocok dengan fakta maka disebut konfirmasi. Falsifikasi(penyalahan) terjadi jika usaha menemukan fakta dalam pengujian hipotesis tidak sesuai dengan hipotesis. Bilamana usaha itu tidak berhasil, maka hipotesis tidak terbantah oleh fakta yang dinamakan koroborasi (corroboration). Hipotesis yang sering mendapat konfirmasi atau koroborasi dapat disebut teori.

6. Aplikasi/penerapan.

Apabila hipotesis itu benar dan dapat diadakan menjadi ramalan (dalam istilah ilmiah disebut prediksi), dan ramalan itu harus terbukti cocok dengan fakta. Kemudian harus dapat diverifikasikan/koroborasikan dengan fakta.

Baca juga: Contoh CV: 7 hal yang harus dicantumkan dan 21 contohnya

Contoh Hipotesis dan Penggunaanya

Agar contoh dapat dipahami maka dalam penjelasan ini akan disertakan juga tentang teknik penggunaanya dalam sebuah penelitian. Hal ini disebabkan bahwa dalam penelitian memiliki hipotesis sendiri. Untuk bisa benar dalam menentukan sebuah hipotesis maka peneliti terlebih dahulu dapat menentukan jenis penelitian yang akan diuji. Berikut ini akan dibahas contoh hipotesis dalam sebuah penelitian.

1. Contoh Hipotesis Deskriptif

Hipotesis ini memiliki pengertian yaitu suatu asumsi atau dugaan yang sifatnya sementara dari sebuah permasalahan yang erat hubungannya degan variabel tunggal dari sebuah penelitian adapun contoh hipotesis ini adalah yang terlihat dibawah ini.

Misalkan dalam penelitian ini seorang peneliti ingin menemukan atau mengetahui apakah roti di toko kenanga Medan halal atau tidak. Maka rumusan masalah yang ingin dipecahkan untuk ini adalah apakah roti di toko kenanga medan halal?

Untuk penggunaan hipotesis ini adalah dapat dilihat diatas bahwa dalam penelitian ini variabel yang akan digunakan adalah variabel tunggal atau mandiri yaitu roti di toko kenanga Medan.

Oleh sebab itu terdapat dua pilihan yang dapat digunakan dalam menentukan hipotesis dari penelitian diatas yaitu:

Ho : Roti di toko kenanga medan itu halal

H1 : Roti di toko kenanga tidak halal.

2. Contoh Penelitian Komparatif

Contoh yang selanjutnya adalah hipotesis komparatif. Disebut dengan hipotesis komparatif karena dugaan jawaban atau fakta kebenaran sementara yang akan diungkapkan melalui rumusan masalah yang mengarah kepada pertanyaan perbandingan atau komparasi diantara kedua variabel penelitian.

Jika dijelaskan maka misalnya seorang peneliti ingin mengetahui bagaimana loyalitas pendukung boy band Korea A dibandingkan dengan loyalitas pendukung boy band X. Apakah loyalitas antara pendukung memiliki tingkat intensitas yang sama atau berbeda?

Dapat dilihat dari penjelasan diatas bahwa bentuk variabel yang digunakan adalah variabel jamak. Terdiri dari variabel pertama adalah loyalitas boy band Korea X dengan boy band club X. Dapat juga dipahami bahwa rumusan masalah yang terdapat dalam penelitian berbentuk perbandingan antara dua variabel yang telah ditentukan.

Dengan demikian maka hipotesis yang digunakan adalah hipotesis komparatif atau perbandingan. Dan untuk jenis ini hipotesis dapat ditentukan dengan aturan dasar teori yaitu

Ho : Para pendukung boy band Korea club A memiliki tingkat loyalitas yang sama dengan pendukung boy band Korea club X.

Atau juga

H1 : Para pendukung boy band Korea club A memiliki tingkat loyalitas yang tidak sama atau berbeda dengan pendukung club bou band Korea X

3. Hipotesis Asosiatif

Dan untuk contoh jenis hipotesis ini adalah jenis hipotesis berupa sebuah dugaan atau jawaban penelitian yang tetap bersifat sementara namun yang mengandung pertanyaan asosiasi atau hubungan yang terdapat dua variabel dalam sebuah penelitian.

Untuk melihat penggunaan hipotesis jenis ini perhatikan penjelasan ini yaitu apabila seorang peneliti ingin mengetahui sebuah film dengan judul anak gamer mempengaruhi pola anak lelaki dalam bermain game online

Dan oleh sebab itu hipotesis yang akan digunakan dalam rumusan masalah tersebut adalah apakah film dengan judul anak gamer mempengaruhi pola anak lelaki dalam bermain game online?

Dengan demikian dapat diketahui bahwa peneliti menggunakan variabel jamak. Untuk variabel pertama yaitu film gamer sedangkan untuk variabel kedua adalah gaya anak lelaki bermain game online. Untuk menentukan hipotesis dalam bentuk variabel seperti ini maka hipotesis nya adalah sebagai berikut:

Ho : Film berjudul Gamer mempengaruhi gaya anak lelaki bermain games online.

Dan

H1 : Film Gamer tidak mempengaruhi gaya anak laki-laki dalam bermain game online.

4. Hipotesis Penelitian ilmiah

Hipotesis untuk penelitian ini adalah hipotesis ini justru dibuat setelah proses penelitian telah selesai.misalkan para penelitian ilmiah seperti tesis, skripsi maupun laporan penelitian. Adapun contoh hipotesis ini adalah hipotesis dalam skripsi dibawah ini yaitu

Ho : Tidak ada hubungan menggunakan sosial media dengan hasil ujian siswa kelas 3 IPS 1 SMA Kota Perdagangan.

Ha : Terdapat hubungan siswa yang menggunakan sosial media dengan hasil ujian siswa kelas 3 IPS 1 SMA Kota Perdagangan.

5. Contoh Hipotesis Penelitian

Hipotesis ini adalah dugaan sementara atau asumsi sementara terhadap pertanyaan yang muncul dalam sebuah penelitian.

Contohnya seorang peneliti angin mengetahui fenomena yang muncul pada gaya hidup anak remaja saat ini. Fenomena tentang banyaknya anak muda yang menggunakan smarphone. Dari pertanyaan diatas peneliti memulai asumsinya dari fakta bahwa hal tersebut dapat digunakan untuk melihat situs pornografi.

Dengan demikian maka dugaan sementara yaitu benarkah hal tersebut terjadi? Atau lebih spesifik lagi apakah benar adanya bahwa banyak anak muda yang menggunakan smarphone untuk dapat melihat situs pornografi tersebut. Pola asumsi atau dugaan seperti ini tergolong dari jenis hipotesis penelitian.

Dari pola atau asumsi dasar diatas peneliti dapat merancang dan menentukan metode penelitiannya. Langkah serta sampai kepada pembuatan kuesioner atau teknik observasi lainnya di buat atau di desain justru untuk menguji hipotesis tersebut.

Setelah proses penelitian selesai melakukan pengujian atas hipotesis yang telah ditentukan. Jika jawabannya yang didapatkan ternyata benar bahwa banyak anak muda saat ini contoh situs porno melalui smartphonenya. Itu artinya dugaan sementara tersebut terbukti. Namun untuk memuaskan para pembaca dan audien penelitian tersebut tentunya peneliti memiliki batasan sampel.

Jawaban atas penelitian tersebut tentunya akan dibantah oleh anak muda yang tidak menonton situs porno dari smartphone. Adanya batasan sampel dan populasi akan menjawab dan menegaskan penelitian itu berlaku untuk sampel atau suatu tempat tertentu saja. Tidak berlaku untuk anak muda yang ada di indonesia.

6. Contoh Hipotesis Statistik

Untuk mempermudah memahami hipotesis statistik ini maka contoh penelitiannya menggunakan topik yang sama dengan jenis hipotesis penelitian diatas. Ketika ditemukan hasil penelitian yang menunjukkanya banyak anak muda yang menggunakan situs pornografi dari smartphonenya. Namun belum tentu anak muda di negara malaysia atau singapura melihat situs tersebut.

Mengapa demikian karena dalam hipotesis tersebut hanya menggunakan beberapa sampel anak muda di daerah yang ditentukan. Sebagai contoh hipotesis stastitik ini misalnya hasilnya dengan menggunakan sampel 200 anak muda di Desa X tidak dapat mewakili fakta seluruh anak muda di Indonesia.

Namun perlu diketahui bahwa hipotesis statistik digunakan apabila suatu sampel untuk mewakili populasi yang ada. Misalnya sebuah sampel diambil dan diuji untuk mendapatkan hasil yang menyatakan jumlah semua atau populasi yang ada di indonesia. Jika bentuknya demikian maka penelitian dapat dihitung dengan statistis inferensial.

Atau agar lebih dipahami berikut contoh dengan topik penelitian lain yaitu terdapat hubungan antara kerajinan peserta didik nilai yang akan diperoleh : semakin peserta didik itu rajin maka semakin baik pula nilai yang diperoleh.

7. Contoh Hipotesis Nihil

Contoh berikutnya adalah jenis hipotesis nihil yaitu yang sering disebut dengan hipotesis nol dimana tidak adanya ketarkaitan atau hubungan antara dua variabel. Atau hipotesis yang berlawan isi pernyataanya dan yang ada di lapangan yang sesungguhnya.

Atau dengan kata lain antara variabel X atau independen dan dengan variabel Y atau dependen yang tidak memiliki pengaruh sama sekali atau dengan kata lainnya adanya ketidakbenaran.

Misalnya tidak adanya hubungan antara makanan kesukaan dengan minat baca seseorang.

Contoh diatas menunjukkan tidak ada kebenaran bahkan pengaruhnya antara variabel yang satu dan dengan variabel yang lainnya. Maka hipotesis tidak ada karena tidak ada asumsi yang bisa ditegakkan dalam struktur penelitian tersebut.

8. Hipotesis Alternatif

Dan yang terakhir dapat dipahami contoh hipotesis alternatif . hipotesis ini adalah adanya keterkaitan atau hubungan antara variabel yang satu dengan variabel lain. Misalnya adanya hubungan atau keterkaitan antara prestasi anak sekolah dasar dengan pekerjaan orang tua. Untuk hipotesis ini terdiri dari dua macam yaitu yang disebut non directional hypotheses dan directional hypotheses.

Itulah beberapa contoh hipotesis dalam beberapa jenis penelitian ilmiah. Walau dibahas dengan sangat sederhana tetapi informasi tersebut diatas dapat meningkatkan dan menambah pengetahuan dasar tentang contoh hipotesis dalam penelitian ilmiah. Perlu diketahui bahwa dalam sebuah penelitian sangat bergantung kepada ketepatan sebuah teknik dan metode yang digunakan dalam menguji sebuah hipotesis atau asumsi sementara dalam penelitian.

Selain itu juga kaidah penelitian juga merupakan faktor utama dalam menyelesaikan sebuah penelitian. Semakin banyak informasi yang didapat maka akan banyak pula pengetahuan dalam memahami penelitian. Contoh penelitian diatas diharapkan dapat dijadikan perbandingan dan reperensi yang bermanfaat untuk membuat hipotesis dalam sebuah penelitian.

Pos terkait