Pantun: Pengertian, Etimologi, Sejarah, Ciri, dan 8 Contohnya

Sejak belajar di sekolah dasar, kita telah mengenal dengan yang namanya pantun, yang biasanya untuk kalangan SD kita dikenalkan dengan pantun jenaka. Meski begitu masih banyak yang tidak mengerti apa sebenarnya pantun itu, apa pengertiannya, apa saja jenisnya, apa ciri-cirinya, bagaimana strukturnya, dan apa saja contohnya. Dalam artikel ini kami akan mengulasnya secara panjang lebar, untuk itu baca terus sampai selesai, dengan begitu anda akan benar-benar mengerti jika mendapatkan tugas dari bapak/ibu guru di sekolah.

Pengertian Pantun

Dikutip dari Wikipedia, Pantun adalah Melayu lisan bentuk puisi yang digunakan untuk mengekspresikan ide-ide dan emosi yang rumit. Ini umumnya terdiri dari baris bernomor genap dan berdasarkan skema berima ABAB. Pantun terpendek terdiri dari dua baris yang lebih dikenal sebagai pantun dua kerat dalam bahasa Melayu, sedangkan pantun terpanjang, pantun enam belas kerat memiliki 16 baris.

Pantun adalah bentuk puisi disjungtif yang selalu terdiri dari dua bagian, bagian pertama adalah pernyataan pendahuluan yang disebut pembayang atau sampiran yang tidak memiliki hubungan logis atau naratif langsung dengan pernyataan kedua atau penutup yang disebut maksud atau isi.

Namun, mereka selalu dihubungkan oleh sajak dan asosiasi verbal lainnya, seperti permainan kata-kata dan suara berulang. Ada juga hubungan miring tetapi perlu dan pernyataan pertama sering kali menjadi metafora untuk yang kedua. Bentuk pantun yang paling populer adalah pantun (empat baris), dan kuplet (dua baris), yang keduanya menonjol dalam sastra dan budaya populer modern.

Catatan sastra paling awal tentang pantun berasal dari abad ke-15, seperti yang ditampilkan dalam teks sastra Melayu yang paling penting, Sejarah Melayu. Pantun dianggap sebagai seni tinggi dan telah menjadi bagian integral dari sastra Melayu klasik . Itu juga berkembang sebagai bagian alami dalam komunikasi sehari-hari masyarakat Melayu tradisional dan berfungsi sebagai alat ekspresif yang penting dalam lagu-lagu Melayu, ritual, seni pertunjukan dan dalam semua bentuk penceritaan.

Pengertian, Etimologi, Sejarah, Ciri, dan 8 Contohnya

Baca juga: Cerita Fiksi: Pengertian, dan 5 contohnya

Etimologi

Menurut Za’aba , kata pantun diduga berkembang dari kata Melayu sepantun 19 yang berarti ‘sama dengan’. Kata ini digunakan untuk menandakan metafora atau simile pepatah, sejenis kiasan yang biasa ditemukan dalam pantun tradisional atau peribahasa dari sastra Melayu klasik.

Makna kuno pantun dalam bahasa Melayu juga mengacu pada bentuk peribahasa yang digunakan untuk referensi tidak langsung, yang memiliki peran yang mirip dengan pantunseperti puisi, yang pada umumnya masih diciptakan dengan gaya penggambaran sindir (referensi tidak langsung) dan kias (analogi).

Teori lain menyatakan bahwa pantun berasal dari kata penuntun 25, Tagalog tonton (‘pengaturan yang terampil’), tuntun Jawa Kuno (‘utas’),atuntun (‘ teratur dengan baik’), matuntun (‘memimpin’), dan pantun Batak Toba (‘sopan’ atau ‘layak dihormati’).

Winstedt mendukung pendapat ini, dengan mencatat bahwa dalam banyak bahasa Austronesia, kata-kata yang menyarankan ‘sesuatu yang diatur dalam baris’ secara bertahap mendapatkan arti baru dari ‘kata-kata yang disusun dengan baik’, dalam prosa atau puisi. Ari Welianto mengemukakan bahwa pantun berasal dari kata Minangkabau yaitu patuntun yang berarti “pembimbing”.

Baca juga: Biodata: Pengertian, Struktur, Ciri, Kaidah dan 6 contohnya

Sejarah

Beberapa sarjana percaya bahwa pantun mendahului literasi dan mungkin setua bahasa Melayu itu sendiri, Muhammad Haji Salleh percaya bahwa bentuk pantun tumbuh dan menyebar dari Sriwijaya , dan kemungkinan besar dari sekitar kota Palembang atau Malayu . Ketika Palembang menjadi lebih dominan, pantun – pantun kedua kota itu akan dikenal oleh penduduk masing-masing, dan meskipun menggunakan bahasa yang sama, mereka bermusuhan secara politik.

Namun demikian, tradisi itu diketahui telah mencapai bentuknya yang halus dengan berkembangnya sastra Melayu klasik dari abad ke-15. Karya sastra terkenal seperti Malay Annals dan Hikayat Hang Tuah berisi contoh pantun tertulis paling awal.

Setidaknya selama 500 tahun, pantun menyebar dari bahasa Melayu melalui jalur perdagangan, pelabuhan, dan migrasi dan menjadi bentuk sastra tunggal yang paling dinamis. [Hari ini, bahasa ini dikenal dalam setidaknya 40 dialek Melayu, dan 35 bahasa non-Melayu, di Semenanjung Malaya dan banyak pulau di Asia Tenggara Maritim.

Popularitas pantun di kalangan komunitas hibrida seperti Peranakan , Chitty dan Kristang , menandakan posisinya yang unggul sebagai simbol budaya di dunia Melayu . Jenis pantun yang disebutpantun berkait yang terdiri dari quatrain yang terjalin, diperkenalkan ke puisi Barat pada abad ke-19 oleh Ernest Fouinet dan kemudian dipopulerkan oleh Victor Hugo , yang membentuk dasar pantoum modern.

Deskripsi

Dalam bentuknya yang paling dasar, pantun terdiri dari syair yang menggunakan skema rima abab. Sebuah pantun secara tradisional dibacakan sesuai dengan irama tetap dan sebagai aturan praktis, agar tidak menyimpang dari ritme, setiap baris harus berisi antara delapan dan 12 suku kata.

“Pantun adalah bait empat baris yang terdiri dari baris-baris yang bergantian dan berima secara kasar. Baris pertama dan kedua kadang-kadang tampak benar-benar terputus artinya dari baris ketiga dan keempat, tetapi hampir selalu ada semacam tautan. Entah itu sekadar asosiasi ide, atau perasaan, yang diekspresikan melalui asonansi atau melalui nuansa pemikiran yang paling samar, hampir selalu dapat dilacak”.

Pantun sangat kiasan dan untuk memahaminya, pembaca umumnya perlu mengetahui makna tradisional dari simbol-simbol yang digunakan puisi itu.

Apa saja ciri-ciri Pantun?

Pantun merupakan puisi lama yang masih sangat digemari yang memiliki ciri-ciri sangat khas, sehingga sangat mudah dikenali. Pantun memiliki 4 baris yang terdiri dari 2 sampiran dan 2 isi. Inilah yang membuat pantun unik dan dijadikan sebagai media hiburan, informasi, bahkan sindiran. Nah, ciri-ciri pantun adalah sebagai berikut:

Tiap baitnya terdiri dari 4 baris. Jika prosa menyebut paragraf pada setiap kalimatnya, beda dengan pantun. Dalam puisi lama ini biasanya selalu terdiri dari 4 baris. Kemudian barisan kata dalam pantun disebut dengan sebutan larik sehingga sangat mudah mengenali jika ada contoh pantun seperti ini.

Memiliki suku kata 8-12 pada setiap barisnya. Pada zaman dahulu, umumnya pantun tidak pernah dituliskan. Pantun biasanya disampaikan langsung secara lisan. Karena harus singkat dan padat, itu mengapa dalam pantun hanya terdiri dari 8-12 suku dan tidak lebih.

Memiliki sampiran dan isi. Ini dia ciri pantun yang sangat khas dan kental. Yakni memiliki sampiran dan isinya, biasanya sampiran terdapat di baris pertama dan kedua. Kemudian isi berada di baris ketiga dan keempat. Sampiran berisi pengantar untuk menjelaskan isi dibawahnya, hal ini akan sangat mudah di ingat.

Berima a-b-a-b atau a-a-a-a. Rima adalah kesamaan bunyi pada di akhir kata dalam sebuah pantun atau puisi. Puisi lama memang sangat kental dengan rima, tak terkecuali pantun. Untuk pantun sendiri sangat khas dalam rimanya yakni memiliki formasi a-b-a-b.

Namun ada juga yang berima a-a-a-a sehingga dalam 4 barisnya memiliki kesamaan bunyi. Ini berarti dalam rima a-b-a-b ada bunyi yang sama antara baris pertama dengan baris ketiga kemudian baris kedua dengan baris keempat. Ini membuat sampiran dan isi selalu memiliki kesamaan bunyi.

Baca juga: Contoh Announcement Bahasa Indonesia dan Inggris lengkap artinya

Contoh Pantun dan Jenisnya yang terkenal

Contoh pantun kini sudah sangat banyak, puisi lama ini masih sangat terkenal sampai saat ini. Tak hanya di dunia pendidikan, pantun sering di temui saat hiburan adat hingga hiburan di televisi. Banyak kalangan pemuda yang menggunakan pantun saat memulai pidato. Pantun memiliki banyak jenis, ini dia jenis-jenis pantun yang terkenal.

1. Pantun Nasehat

Pantun nasehat pada dasarnya bertujuan untuk menyampaikan nilai-nilai moral. Berisi imbauan untuk masyarakat, pantun nasehat sering kali ditemukan ditengah-tengah masyarakat. Pantun nasehat yang berisi anjuran dan mendidik juga sering digunakan di dunia pendidikan. Beberapa contoh pantun nasehat yaitu sebagai berikut:

Pergi belanja ke pasar Wijahan
Tidak lupa membeli kedondong masam
Jagalah selalu kebersihan lingkungan
Agar hidup sehat nan tentram

Nenekku ahli meramu jamu
Dibuatnya ramuan dari resep rahasia
Janganlah kau bosan menuntut ilmu
Agar hidup tetap berguna sampai tua

Setiap pagi bunga ku rangkai
Di pot bunga agar terlihat mata
Jangan kau suka membuang sampah ke sungai
Nanti bisa meluap dan banjir akibatnya

Membuat manisan dari buah salak
Dijual dengan macam-macam harga
Jadi anak berbaktilah pada ibu bapak
Agar kelak bisa masuk surga

Kelinci kecil berwarna abu
Berlari-lari dengan ceria
Teruslah menuntut ilmu
Agar bahagia di masa tua

Bunga mawarku habis dimakan ulat
Setelah dilihat ternyata ulat bulu
Berusahalah dengan giat
Maka kesuksesan akan menantimu

Sofa empuk berwarna jingga
Beli ayam dengan lalapan
Masa muda harus bekerja
Agar bahagia dan berkecukupan

Berenang-renang dua ekor itik
Pada sore yang indah di hari selasa
Jadilah anak yang berbudi baik
Selalu membantu kepada sesama

Membeli baju bergambar waru
Pulangnya mampir membeli kelapa
Masa muda banyaklah membaca buku
Agar tak sia-sia di masa tua

Burung merpati terbang tinggi
Di langit yang indah nan menawan
Jika ingin bersihnya hati
Jangan suka menggunjing teman

2. Pantun Jenaka

Seperti namanya pantun contoh pantun jenis ini memang mengandung unsur lucu dan tentunya menarik. Pantun jenis ini biasa digunakan untuk memberi hiburan kepada siapa saja yang mendengar atau membacanya. Terkadang, pantun jenaka juga berisi sindiran untuk masyarakat yang dikemas dengan ringan serta jenaka, ini dia nih contohnya.

Ke pasar cermai membeli kacang polong
Jatuh di jalan di injak petani
Jika tidak ingin menjadi ompong
Janganlah malas menyikat gigi

Jalan-jalan ke pantai cemara
Melihat nelayan berkacamata
Masa muda jangan banyak tertawa
Nanti gigi garing tak tersisa

Sajadah hitam harum baunya
Dipakai selalu untuk alas berdoa
Jatuh terpental tiada rasa
Malu sendiri akibatnya

Burung gagak terbang perkasa
Mengitari langit tiada batasnya
Melihat mantan bahagia
Bergandengan dengan pacar barunya

Rambut berantakan tak pernah di sisir
Orang melihat tertawa kesenangan
Pengangguran berserakan seperti pasir
Kurang usaha dan keterampilan

Mimpi hanya menjadi angan
Selalu puas dengan hasilnya
Aku memang tak tampan
Tapi banyak yang suka karena kaya

Air garam jangan di minum
Nanti di gigit burung gagak
Gigi palsu lepas di depan umum
Semua orang tertawa terbahak-bahak

3. Pantun Agama

Dari namanya, siapa saja sudah bisa membayangkan isi dari pantun jenis satu ini. Ya, pantun agama mengandung unsur kerohanian yang membahas tentang manusia terhadap penciptaNya. Hampir serupa dengan pantun nasihat, pantun agama juga berisi pesan moral. Namun, pantun agama lebih membahas unsur agama

Mahkota raja di ikat tali
Dilempar ratu kedalam kali
Tahta harta boleh kau cari
Tapi ingat tak di bawa mati

Bawa koran dari mekaki
Dari malam berlari-lari
Baca quran setiap hari
Gundah hilang tentramnya hati

Berjalan sendiri di malam hari
Bersama angin tetap ceria
Amalkan sunah dari para nabi
Hidup berkah penuh bahagia

Si manis beo hobinya terbang
Terbang gesit membawa angan
Bergaullah dengan orang sabar
Agar pahala dilipatgandakan

Berdoa dengan ikhlas agar terkabul
Heti tentram dan bermanfaat
Cintailah nabi dan rosul
Agar di akhirat mendapat syafaat

Hidung pesek seperti jambu
Tetap bersyukur pada pencipta
Alquran adalah jendela ilmu
Untuk semua umat muslim di dunia

Burung kutilang terbang di angkasa
Bersama teman dan anak-anaknya
Pandai-pandailah menghargai sesama
Karena wajib untuk semua umat beragama

Semut merah tebu di makan
Ulat bulu tampak menggeliat
Ilmu agama mari amalkan
Berkah dunia dan akhirat

Beli kacang lalu di tanamkan
Pantai indah putih berpasir
Jika makan harus dihabiskan
Agar tidak menjadi mubazir

Berlari-lari menggapai angan
Panas terik menjadi gerah
Ridho Allah di utamakan
Hidup bahagia penuh berkah

4. Pantun Kasih Sayang

Sesuai namanya juga, pantun berkasih-kasihan berisi cinta dan kasih sayang. Umumnya lagi, pantun ini sering digunakan oleh remaja melayu sebagai sarana mengungkapkan isi hati mereka. Karena erat kaitannya dengan hati, sehingga pantun ini cocok untuk kalangan remaja. Di bawah ini akan diberikan beberapa contoh pantun berkasih-kasihan.

Ember hijau berisi cucian
Indahnya bintang di langit malam
Berikan anak perhatian
Kelak tua kau kan di sayang

Indahnya pelangi di sore hari
Datang setelah badai
Cantik anggun rambut terurai
Selalu terkenang di dalam hati

Tampak cerah mentari pagi
Bersinar menerangi jagat raya
Hanya padamulah ku sandarkan hati
Jaga setia abadi selamanya

Lukisan indah terpampang di dinding
Menjadi sorotan banyak kalangan
Maukah kau ku ajak bersanding
Melewati bahtera kehidupan

Mawar merah mekar di taman
Semerbak mewangi aromanya
Janji setia seorang teman
Menjadi obat pelipur lara

Senja yang indah di sore hari
Tampak eksotis memikat hati
Kaulah bidadari yang ku nanti
Menemani ku sampai mati

Buah nanas buah kedondong
Rasa masam melilit perut
Berikan cinta dan sayang untuk semua orang
Kebahagian yang dirasakan tak akan luput

Padi merekah di tengah ladang
Bangunan megah di buat tukang
Cantik paras sedap di pandang
Ingin hati menyapamu sayang

Lebah kuning menari-nari
Bayi kecil sedang terlungkup
Berjanjilah sehidup semati
Bersamaku lewati sulitnya hidup

Pergi ke pasar membeli nanas
Jangan lupa menggosok gigi
Cinta suciku tak kau balas
Sedih di hati berhari-hari

5. Pantun Anak

Pantun tidak hanya ditujukan untuk orang dewasa, seperti pantun anak ini. Dengan konten yang lebih ringan, pantun anak memiliki tujuan untuk memberi didikan dan menyampaikan pesan moral. Tentu contoh pantun ini haruslah mengandung hal yang menyenangkan untuk anak-anak dan pastinya menarik. Perhatikan contohnya dibawah ini

Kelinci kecil berlari-lari
Ditengah taman penuh bunga
Mendengar musik mari menari
Bersama teman penuh suka cita

Burung merpati burung cendrawasih
Hinggap di ranting rumah pak badu
Bersama adik bertukar kasih
Hidup bahagia tentram selalu

Angin sejuk di malam hari
Silir berganti meniupi apa saja
Ayah dan ibu memberi hati
Anak balas memberi segalanya

Anak manis cantik berdandan
Duduk sendiri sambil mengadu
Bermain komedi putar bersama teman
Sangat asik sampai lupa waktu

Durian runtuh nikmat rasanya
Dimakan bersama di tepi pantai
Liburan itu perlu tampaknya
Agar pikiran menjadi santai

Tupai kecil melompat kehutan
Bersama singa diteriakkan
Semua lagu adik dendangkan
Semua tari kakak lakukan

Kucing sembunyi di dalam karung
Tak tahan dengan busuknya bau
Adik lucu berhidung mancung
Tertawa geli di goda ibu

Burung elang menyapa angan
Memberi semangat walau secuil
Jangan sedih tidur sendirian
Agar mandiri sejak kecil

Jalan-jalan ke pasar sitra
Membeli dukuh manis rasanya
Mandi sendiri haruslah bisa
Agar tidak merepotkan bunda

Pergi berlibur ke pantai senggigi
Ombak di sana sangatlah tinggi
Mari adik belajar mandiri
Agar mudah sampai tua nanti

6. Pantun Adat Istiadat

Pantun jenis ini sering dijumpai di daerah-daerah yang masih memiliki adat dan istiadat yang kental, pantun ini berisi pesan moral dan tradisi dari leluhur yang dilarang untuk dilupakan. Fungsi pantun adat istiadat ini juga sebagai media untuk menyampaikan peraturan di masyarakat setempat. Ini dia beberapa contohnya.

Di rawa itu ada buaya
Tampak tenang tersipu malu
Bersama-sama menjunjung budaya
Agar tidak luntur oleh waktu

Jalan-jalan melihat perkembangan
Sampai tak sadar ada ulat
Zaman modern membawa perubahan
Junjung tinggi pusaka adat

Adik cantik semoga panjang umur
Manis tersenyum berlari-lari
Patuhilah peraturan dari leluhur
Sebagai budaya yang tetap lestari

Beban berat coba di angkat
Walau berkeringat di cuaca panas
Mari bersama lestarikan adat
Agar dikenal masyarakat luas

Pohon rambutan buahnya lebat
Berwarna merah manis rasanya
Jagalah adat istiadat
Agar abadi tak termakan usia

Pulau lombok pulau menawan
Pantai yang indah dan terbayang
Kain songket dijaga dari zaman ke zaman
Titipan budaya dari nenek moyang

Temu rindu yang singkat
Kini hati terasa sekarat
Teguhnya adat istiadat
Mati manusia jangan sampai mati adat

Tampak cahaya di celah-celah
Tertutup kain soraya
Jika suka maka pinanglah
Sebagai tanda memiliki budaya

Daun teh dimakan ulat
Rumput hijau tumbuh berumpun
Janganlah kita melanggar adat
Agar tertib dan rukun

Hujan deras di hari selasa
Membuat air semakin naik
Adat pusaka untuk dijaga
Jadilah budi pekerti yang baik

7. Pantun Dagang

Untuk yang hobi berdagang mungkin contoh pantun di bawah ini bisa digunakan sebagai media berkeluh kesah. Biasanya pantun ini berisi nasib atau kisah kehidupan dari seseorang.

Terkadang, pantun dagang juga sering dituliskan oleh seseorang yang sedang merantau di kota orang. Tertarik untuk membaca contoh pantun ini? Simak di bawah ini

Ilalang dihinggapi capung
Duduk petani beranda-andai
Ingin rasanya pulang ke kampung
Namun apalah daya tangan ini tak sampai

Putri malu selalu tersipu
Diinjak-injak sangatlah malang
Sudah dagang tak pernah laku
Sampai mengharap belas kasih dari orang

Malam yang sunyi penuh drama
Suara anjing keras menggonggong
Untung yang ada dibawa kemana
Jika tidak untuk menolong

Jarum tajam di depan mata
Ingin menusuk ke dalam dada
Hingga petang datang menyapa
Dagang pulang berurailah air matanya

Anak kecil selalulah di pantau
Agar aman masa kecilnya
Anak dagang dan anak rantau
Jika mencinta ditolak akhirnya

Kucing kecil yang malang
Dibawa orang menyeludup
Nasibku tak seindah orang
Selalu diterkam kerasnya hidup

Burung kecil cepat menghilang
Terbang cepat entah kemana
Apalah harga anak dagang
Emas tiada apalagi tahta

Jangan lihat jika sakau
Jika rindu tak tertahankan
Hargailah kami si anak rantau
Berjuang keras hanya untuk makan

Hujan mengguyur airpun naik
Bawa pelampung agar aman
Nasibmu mungkin lebih baik
Namun hatimu haruslah dermawan

Jauhi singa dari dirinya
Agar tak sampai jatuh di gigitan
Kami berjuang untuk keluarga
Agar setiap hari bisa makan

8. Pantun Kepahlawanan

Pantun yang satu ini tentu sangat erat kaitannya dengan kisah semangat juang dari para pahlawan. Karya jenis ini bertujuan untuk memberi semangat pahlawan kepada yang membaca atau mendengarnya.

Perjuangan yang ditorehkan pantun ini sangat menarik dan patut di jadikan pelajaran. Ini dia contoh pantun kepahlawanan yang biasa digunakan.

Baju pengemis tampak lusuh
Orang berlomba kalah telak
Tak pernah niat mencari musuh
Musuh datang jangan di tolak

Di dalam karung ada kucing
Mati tewas tak bernyawa
Hanya bermodal bambu runcing
Untuk membela negara tercinta

Rambut hitam anggun rupanya
Sehalus bulu burung merpati
Hidup mati untuk negara
Ikhlas hati jikalau mati

Seperti macan dari lisan
Jangan sampai membuat luka
Mari hargai jasa pahlawan
Rela mati membela bangsa

Jaring yang rusak dimana-mana
Oleh nelayan langsung dibuang
Meski hanya tinggal nama
Perjuanganmu akan tetap dikenang

Pergi merantau menggunakan perahu
Modal nekat pantang malu
Semoga tenang pahlawanku
Surga disana menantimu

Janganlah kau cepat merah
Jika tak ingin dijauhi siapa saja
Pedang panjang berlumur darah
Demi membela bangsa dan negara

Hewan berpunuk unta namanya
Tinggal di arab dengan hebatnya
Pahlawan tanpa tanda jasa
Namamu akan menjadi cerita

Jangan hanya berangan-angan
Wujudkan untuk mencapai bahagia
Jangan lupakan bakti pahlawan
Karnanya kita bisa merdeka

Jatuh tersungkur jangan tertawakan
Langsung beri pertolongan saja
Semangat juang para pahlawan
Patut di contoh para pemuda

Itu dia beberapa jenis dan contoh pantun yang bisa dijadikan pelajaran, jangan malas untuk mengenal pantun karena bagian dari budaya Indonesia. Kenali ciri-ciri pantun sehingga mudah jika ingin membuat dan mempraktekkannya dalam kehidupan sehari-sehari.

Pos terkait