Teori meluas dan berkembangnya kebudayaan

Teori meluas dan berkembangnya kebudayaan – Seorang sarjana Barat bernama Friedrich Ratsel (1844-1904) mempunyai teori tentang cara meluas dan berkembangnya kebudayaan. Teorinya ialah bahwa perluasan dan perkembangan sesuatu kebudayaan adalah disebabkan oleh karena adanya salah satu dari dua hal seperti berikut:

  1. Migratie atau perpindahan golongan. Misalnya perpindahan orang-orang Inggris ke benua Amerika dan perpindahan orang-orang India Belakang ke Indonesia.
  2. Kontak atau terjalinnya suatu hubungan. Misalnya: dengan terdapatnya pelancongan, penjajahan, peperangan dan lain-lain.

Akibat dari terjadinya kedua hal tersebut atau salah satu antara keduanya, maka terjadilah pula pertemuan antara kebudayaan-kebudayaan dari masing-masing bangsa. Jika dua kebudayaan atau lebih telah bertemu maka akan terjadilah beberapa kemungkinan, yaitu sebagai berikut:

1. Akulturasi (acculturation, culture contact)

Yaitu jika unsur-unsur kebudayaan pendatang lambat laun diterima dan diolah sedemikian rupa ke dalam kebudayaan sendiri tanpa menyebabkan hilangnya kepribadian kebudayaan sendiri itu.

2. Asimilasi

Yaitu kebudayaan dari kelompok pendatang dan penerima masing-masing berubah saling menyesuaikan diri menjadi satu. Timbulnya percampuran kebudayaan semacam ini mengakibatkan kita tidak mudah untuk mengenal lagi mana unsur-unsur kebudayaan lama dan mana pula unsur-unsur kebudayaan baru (pendatang). Sebab keduanya telah sama-sama lebur menjadi satu dan membentuk kebudayaan yang bercorak baru.

Contoh: Menurut Dr. N.J. Krom bahwa di Pulau Ambon terdapat kebudayaan campuran yang bukan kebudayaan Indonesia, bukan kebudayaan Belanda, dan bukan pula kebudayaan Protestan, melainkan campuran dari kebudayaan itu semua.

Friedrich Ratzel
Friedrich Ratzel adalah wartawan dan penulis beberapa buku tentang etnologi, geografi manusia, dan politik. Dialah pencetus teori ruang dalam bidang sosial kebangsaan. Ratzel lahir: 30 Agustus 1844, Karlsruhe, Jerman, meninggal dunia tanggal 9 Agustus 1904, Ammerland, Jerman, Pendidikan: Universitas Ruprecht Karl Heidelberg, Buku paling terkenal: The History of Mankind.

3. Symbiotic

Yaitu bentuk dari masing-masing kebudayaan tidak diubah, dalam arti kata bahwa kebudayaan pendatang tidak membinasakan kebudayaan asli dan tidak pula terjadi percampuran, melainkan kedua-duanya meneruskan kebudayaannya masing-masing dalam daerah yang sama.

Contoh: Pada bangsa Toraja Barat, kaum bangsawannya berketurunan lain dan berkebudayaan yang tidak sama dengan rakyat biasa. Di Pulau Sumbawa keturunan Sultan berasal dari Goa.

Bangsawan kaum ini dan sebagian dari rakyat Sumbawa yang bebas Taoe Joeran mempunyai adat-istiadat yang sama dengan adat-istiadat di Sulawesi Selatan dan berbeda dengan adat penduduk lainnya.

4. Adoptasi (bukan adaptasi)

Yaitu jika unsur-unsur kebudayaan asli menjadi musnah dan kebudayaan yang baru datang terus berkembang sebagai gantinya dalam bentuknya yang utuh.

Contoh: adat-istiadat kaum Jahiliyah di Jazirah Arab lenyap dan musnah dengan datangnya Islam dan berkembanglah di sana adat-istiadat dan kebudayaan yang dijiwai oleh Islam.

Bagaimana kehidupan bangsa Arab pada zaman jahiliyah (kebodohan)? Silahkan baca dua artikel di bawah ini:

Demikian Teori meluas dan berkembangnya kebudayaan, semoga membawa pemahaman yang lebih mendalam mengenai kebudayaan.

Pos terkait