Garuda Indonesia perusahaan penerbangan pertama

Sejarah Negara Com – Selain teknologi transportasi darat dan laut, perkembangan teknologi transportasi udara juga menjadi salah satu kebutuhan rakyat Indonesia yang semakin berkembang pesat dari waktu ke waktu. Setelah Indonesia merdeka, makin terbuka kesempatan bagi bangsa Indonesia untuk mewujudkan impiannya membuat pesawat terbang sendiri. Baca juga: Sejarah berdirinya industri pesawat terbang di Indonesia

Kesadaran bahwa Indonesia sebagai negara kepulauan tentu memerlukan adanya sarana transportasi udara untuk kelancaran pemerintahan, pembangunan ekonomi, dan pertahanan keamanan.

Bacaan Lainnya

Perkembangan berarti transportasi penerbangan ditentukan oleh faktor-faktor sebagai berikut:

  1. Meningkatnya jumlah penumpang maupun barang sejak tahun 1970-an.
  2. Bertambahnya jumlah bandar udara dan kemampuan operasional.
  3. Pembangunan lapangan terbang perintis di beberapa provinsi.

Keberadaan bandar udara internasional dalam negeri Jakarta yang masih terpisah di Halim Perdana Kusumah dan Kemayoran, sejak awal tahun 1980-an disatukan di Bandar Udara Soekarno-Hatta di Cengkareng. Disusul kemudian pembukaan bandar udara di daerah untuk penerbangan internasional.

Berdirinya IPTN

Garuda Indonesia adalah perusahaan penerbangan nasional pertama yang mulai melayani penerbangan pada tanggal 26 Januari 1949 dengan menggunakan pesawat DC3 yang dibeli masyarakat Aceh dan diberi nama Seulawah. Seiring tumbuhnya pereknomian Indonesia, pada tahun 1970-an maka mulai berkembang perusahaan penerbangan miliki pemerintah dan swasta lainnya.

Sebagai upaya mengembangkan teknologi dan industri penerbangan, atas prakarsa B.J. Habibie, didirikanlah Industri Pesawat Terbang Nurtanio pada tanggal 28 April 1976 di Bandung, Jawa Barat. Dalam perkembangannya industri ini kemudian berganti nama menjadi Industri Pesawat Terbang Nusantara.

Sejak tahun 1976, cakrawala baru tumbuhnya industri pesawat terbang modern dan lengkap di Indonesia dimulai. Pada periode inilah semua aspek prasarana, sarana, SDM, hukum dan regulasi serta aspek lainnya yang berkaitan dan mendukung keberadaan industri pesawat terbang berusaha ditata.

Melalui IPTN dikembangkan suatu konsep alih teknologi dan industri progresif. Konsep yang dikembangkan ternyata memberikan hasil optimal dalam penguasaan teknologi kedirgantaraan dalam waktu relatif singkat, yaitu 24 tahun.

Melaluii kerja sama dengan beberapa penerbangan besar Internasional, terutama dengan Cassa (Spanyol), IPTN berhasil merakit dan memproduksi berbagai jenis pesawat terbang dan helikopter, salah satunya adalah CN-235. Sejak akhir tahun 1980-an, IPTN juga mulai melakukan kerja sama dengan beberapa perusahaan pembuat pesawat terbang asing untuk membuat beberapa komponen pesawat terbang.

Pada tahun 1995, IPTN memproduksi pesawat terbang N-250 dan berhasil mengangkasa untuk pertama kalinya. Hasil rancangan IPTN tersebut diharapkan mampu bersaing di pasar dunia dengan jenis-jenis produksi pesawat lainnya.

Namun sayang, perkembangan industri penerbangan Indonesia mengalami kemunduran pesat setelah anggaran IPTN dinyatakan defisit. Selain itu, semakin besarnya tingkat persaingan produksi pesawat perusahaan penerbangan internasional telah membuat IPTN tidak mampu lagi bersaing seperti pada masa sebelumnya.

Pada tanggal 24 gustus 2000, IPTN direstrukturisasi dan kemudian berganti nama menjadi PT Dirgantara Indonesia atau disingkat PT DI. PT DI tidak hanya memproduksi berbagai pesawat, tetapi juga senjata dan jasa pemeliharaan (mantenance service) untuk mesin-mesin pesawat.

Selain itu, PT DI juga menjadi subkontraktor untuk industri-industri pesawat terbang besar dunia, seperti Boeing, General Dynamic, Fokker, dan lain sebagainya. PT DI pernah memiliki karyawan mencapai 16 ribu orang. Namun, akibat krisis ekonomi, karyawan yang tersisa hanya sekitar 4000 orang setelah PT DI melakukan kebijakan Pemutusan Hubungan Kerja.

Demikian ulasan mengenai Garuda Indonesia perusahaan penerbangan pertama di Indonesia yang merupakan catatan bersejarah dalam hal teknologi penerbangan.

Pos terkait