Suku Papua dan Papua Barat: 7 Suku Terbesar

7 Suku Terbesar – Papua adalah sebuah wilayah yang terletak di Indonesia bagian paling timur, dan berbatasan langsung dengan negara Papua Nugini. Papua memiliki beragam suku yang tersebar, di Papua Barat terdapat 466 suku, dan di Papua sendiri terdapat kurang lebih 800 suku. Setiap suku memiliki seni budaya, tradisi, adat-istiadat dengan keunikannya masing-masing.

Dari sekitar 466 suku di Provinsi Papua Barat ada beberapa suku yang terkenal, antara lain: suku Amungme, Arfak, Asmat, Bauzi, Dani, Ekari, Fayu, Kombay, Koroway, Koteka, Lani, Matbat, Marind, Mek, Moni, Sawi, Wolani, Yali, Wamesa.

Sedangkan dari 800-an suku yang ada di Provinsi Papua yang paling terkenal antara lain: suku Abelam, Angu, Baining, Baruya, Bilibil, Chambri, Enga, Etoro, Fore, Gadsup, Gogodala, Haroli, Hewa, Huli, Iatmul, Kaluli, Kwoma, Koteka, Maisin, Mian, Min, Motuan, Mundugumor, Ogea, Orokaiva, Sambia, Swagap, Tairora, Takia, Telefol, Tolai, Tsembaga, Urapmin, Wiru, Wopkaimin, Yimas, Zia.

Daftar Suku Bangsa di Papua dan Papua Barat

Dari beberapa sumber yang admin baca diterangkan bahwa manusia yang pertama kali bermigrasi ke Papua terjadi sekitar 45 ribu tahun yang lalu. Hingga saat ini, populasi penduduk di papua terdapat lebih dari 3 juta jiwa. Dari sekian jumlah penduduk tersebut sebagian tinggal di dataran tinggi dan lainnya di perkotaan. Di bawah ini adalah ulasan dari suku di Papua yang paling terkenal dan tidak asing:

1. Suku Asmat

Diantara sekian banyak suku bangsa di sana, suku terbesar dan paling terkenal di Papua adalah Suku Asmat. Mengapa Suku Asmat terkenal? Salah satu penyebabnya adalah karena hasil ukiran kayu yang sangat khas dan unik. Seringkali kita temui bahwa motif ukiran mendominasi seni budaya suku ini.

Tema yang sering digunakan dan diwujudkan dalam sebuah ukiran kayu adalah tema nenek moyang mereka yang biasa disebut mbis. Bagi suku di Papua ini, seni ukir merupakan perwujudan dari mereka melakukan ritual untuk mengenang arwah leluhurnya.

Tidak hanya motif itu saja, terdapat juga motif menyerupai perahu. Suku Asmat percaya bahwa simbol perahu akan mampu membawa arwah nenek moyang mereka di alam kematian.

2. Suku Amungme

Jumlah suku Amungme kurang lebih 13,000 orang yang tinggal di dataran tinggi Papua. Keunikan suku terbesar kedua di Papua ini adalah cara mereka bertani. Di zaman yang serba modern ini ternyata masih ada suku bangsa yang cara hidupnya masih seperti zaman prasejarah pada masa kegiatan berburu dan meramu.  

Suku Amungme melakukan pertanian yang berpindah-pindah, melakukan kegiatan dengan berburu mengumpul untuk mencari makanan.

Suku ini masih sangat menghormati sekaligus terikat dengan tanah leluhur mereka. Bahwa gunung dan sekitaranya merupakan tempat yang suci. Gunung yang sekarang ini masih ditambang emasnya oleh PT. Freeport merupakan gunung suci yang sangat diagung-agungkan. Gunung tersebut oleh Suku Amungme disebut Nemang Kawi.

Nemang berarti panah dan kawi artinya suci. Jadi, Nawang Kawi adalah panah suci atau dalam makna bebas bisa diartikan perang atau perdamaian. Wilayah Suku Amungme disebut Amungsa.

3. Suku Dani

Suku terbesar ketiga di Papua adalah Suku Dani. Mereka hidup dengan mendiami daerah pegunungan dan tersebar di seluruh Kabupaten Jayawijaya. Namun kebanyakan orang mengenal Suku Dani banyak mendiami sebuah wilayah di Lembah Baliem.

Lembah Baliem terkenal dengan para petani terampil dan dengan menggunakan perkakas seperti kapak batu, pisau dari tulang binatang, bambu dan kayu galian. Bahan-bahan tersebut dipilih karena memang kuat dan tahan terhadap cuaca.

Pernah dengar koteka? Nah, Suku Dani masih banyak mengenakannya sampai saat ini. Sedangkan para wanita suku ini mengenakan pakaian wah yang dibuat dari rumput atau serat. Rumah suku Dani biasa disebut honai.

Suku Dani measih sering melakukan upacara adat, upacara keagamaan dan perang. Suku ini pertama kali ditemukan di Lembah Baliem ratusan tahun yang lalu.

4. Suku Korowai

Sukut terbesar ke-4 di Papua adalah Suku Korowai. Suku ini mendiami area luas di dataran rendah, terletak di selatan pegunungan Jayawijaya. Wilayah ini berupa rawa, hutan mangrove dan lahan basah.

Berbeda dengan suku Dani, meskipun sama-sama tinggal di wilayah Papua, namun Suku Korowai tidak mengenakan koteka sebagai penutup salah satu anggota tubuhnya. Suku ini terkenal sebagai pemburu binatang dan pengumpul yang bertempat tinggal di rumah pohon.

5. Suku Muyu

Suku terbesar ke-5 di Papua adalah Suku Muyu. Suku ini merupakan salah satu suku asli Papua yang menempati Kabupaten Boven Digoel. Sebelumnya, nenek moyang mereka tinggal di daerah sekitar sungai muyu yang letaknya di sebelah timur laut Merauke. Para anthropologist menyebut Suku Muyu adalah Primitive Capitalists.

Suku Muyu merupakan suku di Papua yang dianggap pintar. Mereka memiliki posisi penting dalam struktur birokrasi Boven Digoel. Sekitar 45% suku muyu adalah pegawai negeri sipil di wilayah ini.

Salah satu ciri khas suku ini adalah hemat, pekerja keras dan menghargai pendidikan. Mereka menyebutnya dengan istilah Kati, yang artinya adalah manusia sesungguhnya.

6. Suku Bauzi

Suku Bauzi
Suku Bauzi

Suku terbesar ke-6 di Papua adalah Suku Bauzi. Suku ini merupakan suku yang tinggal di kawasan terisolir, karenanya lembaga misi dan bahasa Amerika Serikat, memasukkan suku Bauzi di daftar suku terasing di dunia urutan ke-14. Sebagian lelaki suku ini mengenakan cawat sebagai pakaian sehari-hari yang terbuat dari kulit pohon kering dan diikat dengan tali pada ujungnya.

Para wanita Bauzi juga mengenakan selembar daun atau kulit kayu yang dikeringkan dan di tali di pinggang untuk menutupi auratnya

Pada sebuah pesta adat, para lelaki dewasa mengenakan bulu kasuari sebagai hiasan di kepala dan mengoles tubuh mereka dengan sagu. Sebagian besar suku Bauzi masih hidup dengan berburu dan meramu serta semi nomaden.

7. Suku Huli

Suku Huli
Suku Huli

Suku Papua terbesar terakhir versi Sejarah Negara adalah Suku Huli. Ciri khas suku ini mereka melukisi wajah dengan warna kuning, merah dan putih. Tradisi mereka adalah membuat wig dari rambut mereka sendiri. Kapak dengan cakar merupakan aksesoris pakaian mereka.

Baca juga suku di NTB: Suku Sasak Kaya Budaya

Pos terkait