Perjalanan panjang Kerajaan Majapahit

Perjalanan panjang Kerajaan Majapahit – Wilayah kekuasaan Kerajaan Majapahit meliputi hampir seluruh Nusantara sampai ke semenanjung Malaka, termasuk Tumasik yang sekarang masuk wilayah negara Singapura.

Letak Geografis dan Wilayah Kekuasaan Majapahit

Kerajaan Majapahit terletak di selatan Sungai Brantas, tepatnya di Kecamatan Trowulan. Oleh para ahli arkeolog Pusat pemerintahannya diperkirakan di sekitar Mojokerto, Jawa Timur. Kerajaan Majapahit mengalami masa kejayaannya pada tahun 1350 sampai 1389 Masehi.

Bacaan Lainnya

Rajanya pada masa itu adalah Hayam Wuruk dengan maha patihnya Gajah Mada. Hayam Wuruk berarti “Ayam Jantan Muda”, dengan gelarnya Rajasanagara. Ia juga dikenal dengan sebutan Bhra Hyang Wekasingsuka.

Pada zaman Hayam Wuruk, Majapahit memiliki tata pemerintahan yang teratur dan cermat. Sang raja bersama patihnya Gajah Mada mampu membangun kerajaan Majapahit.

Hubungan dengan negara-negara tetangga terjalin cukup baik. Misalnya hubungan dengan Syangka (Thailand), Marutma (Myanmar), Campa, Kamboja, Yawana (Tonkin Amman), India, Cina. Hubungan baik dengan negara-negara tetangga pada masa Majapahit disebut Mitreka Satata.

Baca juga: Majapahit Kerajaan Kuno Terbesar

Pengaturan pemerintahan Kerajaan Majapahit

Kerajaan Majapahit mengatur kekuasaan dan pengelolaan negara dengan teratur. Pengaturan ini dapat dilihat pada bidang-bidang berikut:

1. Bidang pemerintahan

Kekuasaan pemerintahan tertinggi dipegang oleh raja. Untuk menjalankan roda pemerintahan, kerajaan membagi kekuasaan menjadi 3 lembaga, yaitu:

a. Sapta Prabhu, yang beranggotakan keluarga raja. Keluarga raja disebut juga dewan kerajaan. Dewan ini bertugas mengurus masalah keluarga raja, seperti penggantian mahkota kerajaan dan keputusan kerajaan.

b. Dewan Menteri Besar, yang dipimpin langsung oleh Mahapatih Gajah Mada. Dewan ini beranggotakan 5 orang. Tugasnya mengatur urusan kenegaraan, kejaksaan, dan angkatan perang.

c. Dewan Menteri, yang beranggotakan 3 orang menteri. Dewan ini bertugas melaksanakan perintah raja.

Kerajaan Majapahit mengatur wilayah pemerintahan menjadi beberapa kadipaten. Setiap Kadipaten dipimpin oleh seorang adipati. Adipati merupakan wakil raja di daerahnya

Para adipati memegang kekuasaan tertinggi di wilayahnya. Agar tidak terjadi pemberontakan oleh adipati, maka dibuat ikatan yang kuat antara raja dan adipati. Pengikat hubungan tersebut dilakukan dengan cara menikahkan para adipati dengan keluarga raja.

Untuk mengawasi para adipati di kadipaten, maka setiap 12 tahun sekali dilakukan upacara srada. Upacara ini untuk menghormati arwah nenek moyang. Upacara srada dihadiri oleh segenap pejabat, adipati, dan rakyat Majapahit.

Upacara Srada merupakan sarana untuk mengontrol kesetiaan para adipati kepada raja Majapahit. Pada upacara ini, adipati harus hadir dan membawa upeti untuk diserahkan kepada raja sebagai tanda kesetiaannya. Suksesnya upacara Srada merupakan lambang tingginya kewibawaan kerajaan di mata para adipati.

Hal lain yang dilakukan raja untuk mengontrol wilayahnya, yaitu dengan melakukan perjalanan yang megah ke daerah-daerah. Disamping mengamati kehidupan rakyatnya, raja juga mengawasi kinerja para adipati.

2. Bidang Perdagangan

Perdagangan masa Kerajaan Majapahit berkembang cukup pesat. Banyak pedagang dari luar kerajaan singgah di pelabuhan yang berada di muara Sungai Brantas. Mereka juga berlabuh di daerah Tuban, Gresik, dan Pasuruan. Hal ini membuktikan ramainya perdagangan di zaman Majapahit.

3. Bidang Pertanian

Di daerah pedalaman, rakyat Majapahit giat bercocok tanam. Kerajaan membangun sarana pengairan, tanggul, dan saluran-saluran air. Hasil pertanian seperti padi dan lada cukup melimpah.

4. Bidang Kebudayaan

Kerajaan Majapahit sangat memperhatikan bidang kebudayaan terutama bidang sastra. Banyak karya sastra yang dihasilkan pada masa Kerajaan Majapahit, misalnya :

  • Kitab Negarakertagama yang ditulis Mpu Prapanca
  • Kitab Sutasoma yang ditulis Mpu Tantular

Dalam Kitab Sutasoma tertulis makna budaya yang luhur, Yaitu Bhinneka Tunggal Ika. Selain sastra, kebudayaan dalam bantuk bangunan candi berkembang cukup pesat.

Raja Pertama di Kerajaan Majapahit adalah Raden Wijaya. Raden Wijaya merupakan keturunan dari penguasa kerajaan Singasari. Ketika pasukan Jayakatwang yang dibantu pasukan Andaraja mengalahkan Kerajaan Singasari,

Raden Wijaya dan pasukannnya meloloskan diri ke Pulau Madura dengan tujuan Sumenep. Ia meminta perlindungan Bupati Arya Wiraraja. Atas nasihatnya, Raden Wijaya kemudian mengabdi ke Kerajaan Kadiri.

Raden Wijaya kemudian meminta tanah di hutan Tarik untuk dijadikan tempat tinggalnya. Permohonan itu dikabulkan oleh Jayakatwang. Raden Wijaya beserta pengikutnya dibantu rakyat Madura kemudian membuka hutan tarik untuk dijadikan tanah pertanian yang subur.

Awal mula nama Majapahit

Di sinilah asal muasal nama Majapahit. Ketika sedang membuka hutan, ada seorang pekerja yang kelaparan, kemudian memakan buah maja. Setelah dimakan, ternyata rasanya pahit sekali. Oleh karena itu, daerah itu diberi nama Majapahit.

Tidak lama kemudian, tentara Cina yang dikirim oleh Kubilai Khan mendarat di Tuban. Tujuannya untuk menghukum Raja Kertanegara yang telah menghina Cina dengan melukai Mengchi, seorang utusan Kaisar Cina. Pada saat tentara itu datang, Kertanegara sudah meninggal dunia.

Kedatangan pasukan Cina merupakan kesempatan emas bagi Raden Wijaya untuk membalas sakit hatinya terhadap Jayakatwang. Mereka kemudian bergabung menyerang Kerajaan Kadiri. Oasukan Jayakatwang dapat dikalahkan.

Ketika tentara Cina sedang merayakan kemenangan, pasukan Raden Wijaya yang dibantu oleh Arya Wiraraja secara mendadak menyerang dan membuat tentara Cina porak poranda.

Setelah Jayakatwang runtuh dan kembalinya tentara Cina ke negerinya, pada tahun 1293 Raden Wijaya mendirikan kerajaan yang diberi nama Majapahit. Raden Wijaya menobatkan dirinya sebagai raja Majapahit yang pertama dengan gelar “Kertarajasa Jayawardhana”.

Kisah ini silahkan baca selengkapnya: Sejarah Raden Wijaya pendiri Kerajaan Majapahit

Raden Wijaya wafat pada tahun 1309, dan digantikan oleh putranya yang bernama Kalagemet. Setelah menjadi raja ia bergelar Sri Jayanegara. Sri Jayanegara memerintah dari tahun 1309 – 1328. Pada masa pemerintahannya banyak terjadi pemberontakan. Pemberontakan tersebut adalah:

  • Rangga Lawe yang berkedudukan di Tuban tahun 1309
  • Pemberontakan Sora terjadi tahun 1311
  • Pemberontakan Nambi (putra Arya Wiraraja) tahun 1316

Semua pemberontakan di atas dapat ditumpas. Namun, pada tahun 1319 muncul pemberontakan Kuti. Pemberontakan ini membahayakan kerajaan, karena Kuti berhasil menduduki ibu kota Kerajaan Majapahit.

Raja Jayanegara dengan dikawal pasukan Bhayangkari sebanyak 15 orang yang dipimpin oleh Gajah Mada menyingkir ke Badander, sebuah tempat di Jawa Timur. Akhirnya Gajah Mada berhasil menyusun kekuatan dan berhasil menumpas pemberontakan Kuti, sehingga Jayanegara dapat kembali ke istana Majapahit.

Karena jasanya, Gajah Mada diberi kedudukan sebagai patih Kahuripan yang kemudian menjadi patih Kadiri. Inilah prestasi awal Gajah Mada di Majapahit menuju puncak kejayaannya.

Raja Jayanegara wafat pada tahun 1328 tanpa meninggalkan keturunan. Orang yang berhak menggantikannya menjadi raja adalah Putri Gayatri. Karena ia menjadi Bhiksuni (pendata wanita agama Buddha), maka ia diganti putranya Bhre Kahuripan yang kemudian bergelar Tribuwanatunggadewi Jayawisnu Wardhani.

Pada masa pemerintahnnya, terjadi pemberontakan Sadeng pada tahun 1331. Karena Perdana Menteri Arya Tadah sedang sakit, maka Gajah Mada diangkat menjadi Panglima Majapahit. Gajah mada berhasil menumpas pemberontakan Sadeng. Ratu Tribuwana kemudian mengangkat Gajah Mada menjadi mangkubumi atau perdana menteri menggantikan Arya Tadah.

Pada waktu pelantikan Gajah Mada, beliau mengucapkan sumpah yang sangat terkenal hingga sekarang, yaitu “Sumpah Palapa”. Ia bertekad ingin menyatukan Nusantara dibawah naungan Majapahit.

Untuk mewujudkan cita-citanya Gajah Mada membangun armada angkatan laut Kerajaan Majapahit. Armada tersebut dipimpin oleh Laksamana Nala atau Mpu Nala. Pada tahun 1340 Gajah Mada bersama armada tersebut menguasai Dompo.

Pada tahun 1343 Gajah Mada dibantu Adityawarman, putra Majapahit keturunan Melayu berhasil menguasai Bali. daerah-daerah lain yang berhasil dikuasai Majapahit adalah Sumatra, Kalimantan, Nusa Tenggara, Sulawesi, Maluku, Tumasik (Singapura), dan Semenanjung Malaya.

Pada tahun 1364 Gajah Mada meninggal dunia. Sepeninggal beliau Kerajaan Majapahit kesulitan mencari penggantinya.

Peninggalan sejarah Kerajaan Majapahit di antaranya berupa karya sastra dan bangunan bersejarah, antara lain : Negarakertagama karangan Mpu Prapanca, Sutasoma karangan Mpu Tantular, Candi Kedaton, Candi Tikus, Candi Sawentar, dan Candi Jabung.

Runtuhnya Majapahit

Keruntuhan Majapahit berawal dari meninggalnya Hayam Wuruk dan Gajah Mada. Para penggantinya tidak secakap beliau keduanya. Beberapa penyebab kemunduran Majapahit adalah sebagai berikut:

1. Perang Paregrek, yaitu perang saudara yang terjadi antara Wirakramawardhana dan Bhre Wirabumi pada tahun 1401 – 1406.

2. Mulai kuatnya pengaruh agama Islam di pesisir Jawa. Hal ini dibuktikan dengan berdirinya Kerajaan Demak Bintoro.

Itulah Perjalanan panjang Kerajaan Majapahit, semoga menambah catatan sejarah bumi Nusantara.

Pos terkait