Sekilas tentang Sunan Ampel

Sejarah Negara Com – Raden Rakhmat atau yang lebih dikenal dengan sebutan Sunan Ampel adalah terkenal sebagai salah satu Wali Songo yang telah ikut pula menegakkan agama Islam. Untuk memulai usahanya, maka Raden Rakhmat membuka pondok pesantren di Ampeldenta dekat Surabaya.

Di tempat inilah dididik para pemuda Islam sebagai kader yang terdidik untuk kemudian disebarkan ke berbagai tempat di seluruh pulau Jawa.

Bacaan Lainnya

Seperti kita ketahui Raden Paku yang kemudian terkenal dengan sebutan Sunan Giri, Raden Patah yang kemudian menjadi Sultan pertama dari kerajaan Demak, Raden Makdum Ibrahim yang belakangan dikenal dengan sebutan Sunan Bonang, Syariffudin yang kemudian dikenal dengan sebutan Sunan Drajat, Maulana Ishak yang pernah diutus ke daerah Blambangan untuk meng-Islamkan rakyat di sana dan lain-lain merupakan pejuang Islam bekas murid Sunan Ampel.

Jika Maulana Malik Ibrahim adalah sebagai perintis atau pelopor yang membawa agama Islam ke tanah Jawa, maka Sunan Ampel adalah sebagai tenaga penyambung dalam melanjutkan cita-cita dan perjuangan dari Maulana Malik Ibrahim.

Baca selengkapnya: Sejarah Maulana Malik Ibrahim

Dan bukan menjadi rahasia lagi bahwa Raden Rakhmat atau Sunan Ampellah yang menjadi perencana dari kerajaan Islam pertama di Jawa yaitu kerajaan Demak yang beribukota di Bintoro, dengan mengangkat Raden Patah sebagai Sultannya yang pertama.

Negara baru di Demak itu adalah hasil dari rencana Sunan Ampel. Inilah jasa beliau yang terbesar. Semasa hidupnya beliau ikut pula mendirikan Masjid Agung Demak yang dibangun kira-kira pada tahun Saka 1401 atau kira-kira bertepatan dengan tahun 1479 Masehi.

Baca selengkapnya di Sekilas sejarah berdirinya Masjid Agung Demak

Tetapi ada pula yang berpendapat bahwa berdirinya masjid Demak adalah berdasarkan candrasengkala yang berbunyi sebagai berikut :

“KORI TRUS GUNANING JANMI”, artinya : ialah tahun Saka 1399 atau bertepatan dengan tahun 1477 Masehi.Sunan Ampel

Adapun berdirinya kerajaan Demak Bintoro bersengkala “GENI MATI SINIRAM JANMI”, artinya : api mati disiram orang.

Bagaimana pendapat Sunan Ampel terhadap berbagai masalah kepercayaan dan adat istiadat masyarakat kiranya dapatlah kita ketahui dari hasil pada permusyawaratan para wali.

Pada waktu Sunan Kalijaga mengusulkan agar adat istiadat Jawa seperti selamatan, bersaji dan sebagainya itu dimasuki rasa keIslaman, mak Sunan Ampel pun bertanya :

“Apakah tidak mengkhawatirkan di kemudian hari? Bahwa adat istiadat dan upacara-upacara lama itu nanti akan dianggap sebagai ajaran Islam, sebab kalau demikian nanti apakah hal ini tidak akan menjadikan bid’ah?”

Pertanyaan Sunan Ampel ini kemudian dijawab oleh Sunan Kudus sebagai berikut:

“Saya setuju dengan pendapatnya Sunan Kalijaga, sebab menurut pelajaran agama Buddha itu ada persamaannya dengan ajaran Islam, yaitu orang kaya harus menolong kepada fakir miskin.Sunan Ampel

Adapun mengenai kekhawatiran Tuan, saya mempunyai keyakinan bahwa di kemudian hari akan ada orang Islam yang akan menyempurnakannya”.

Raden Rakhmat dilahirkan kira-kira tahun 1401 M, di Champa, sebagai putra dari raja Champa. Mengenai nama Champa ini juga menjadi selisih pendapat di kalangan para ahli sejarah.

Jika menurut Encyclopaedia Van Nedherlandcsh Indie, Champa adalah suatu negeri kecil yang terletak di Kamboja (Indo Cina). Akan tetapi menurut Raffles, Champa itu bukan di Kamboja melainkan terletak di Aceh (Sumatera) yang sekarang bernama Jeumpa.

Hal ini besar kemungkinan, mengingat bahwa Aceh dalam sejarah terkenal sebagai daerah pertama di Indonesia yang memeluk agama Islam. Menurut riwayat diceritakan bahwa Sunan Ampel adalah putra dari Ibrahim Asmarakandi yang dikatakan berasal dari Champa dan menjadi raja di sana, kemudian wafat pada tahun 1425 M, serta dimakamkan di Tuban, Jawa Timur.

Sunan Ampel kemudian kawin dengan putri Tuban bernama Nyai Ageng Manila. Dari perkawinannya ini beliau memperoleh 4 putra, yaitu :

  1. Putri Nyai Ageng Maloka.
  2. Maulana Makdum Ibrahim (Sunan Bonang)
  3. Syarifuddin (Sunan Drajat)
  4. Putri Istri Sunan Kalijaga.

Pada waktu kerajaan Islam Demak berdiri, Sunan Ampel juga yang mengangkat serta menetapkan Raden Patah yang berkedudukan di desa Glagah Wangi yang kemudian bertukar nama menjadi Bintoro, Demak sebagai Sultan pertama di Demak dengan gelar Sultan Alam Akbar Al Fatah. Kota Demak terletak di sebelah selatan kota Kudus, sekitar 25 km.

Pos terkait