Teknik cetakan Bivalve dan A Cire Perdue

Teknik cetakan Bivalve dan A Cire Perdue – Dalam kehidupan menetap, manusia sudah dapat menghasilkan sendiri kebutuhan-kebutuhan hidup walau tidak seluruhnya. Dalam kehidupan menetap, pola pikir manusia terus berkembang dan semakin maju. Manusia mulai berfikir untuk melengkapi kebutuhan kehidupannya.

Pada waktu itu, manusia telah mengenal teknologi walaupun teknologi tersebut hanya terbatas pada upaya untuk memenuhi peralatan-peralatan sederhana yang dibutuhkan dalam aktivitas kehidupannya.

Bacaan Lainnya

Pengenalan teknologi dalam kehidupan manusia pada waktu itu terlihat jelas pada teknik pembuatan tempat tinggal atau peralatan-peralatan yang dibutuhkan untuk membantu upaya memenuhi kebutuhan hidupnya.

Ketika manusia mulai mengenal logam, mereka telah dapat menggunakan peralatan-peralatan yang terbuat dari logam. Peralatan tersebut seperti peralatan rumah tangga, pertanian, berburu, berkebun dan lain-lain. Dengan meluasnya penggunaan peralatan dari logam, tidak berarti setiap manusia dapat membuat peralatan-peralatan tersebut.

Mengapa? Karena pembuatan peralatan dari logam ini memerlukan seorang ahli dalam bidangnya. Orang ahli membuat alat-alat dari logam disebut undagi, sedangkan tempat membuat alat tersebut disebut perundagian.

Dalam perkembangan teknologi awal ini, masyarakat Indonesia mulai mengenal benda atau peralatan yang berasal dari logam, berupa logam campuran yang disebut dengan logam perunggu yang merupakan logam campuran antara tembaga dan timah.

Baca juga: Peninggalan zaman logam lengkap gambar dan fungsinya

Masyarakat pada waktu itu telah mengenal teknik pengolahan logam. Teknik tersebut adalah sebagai berikut:

Teknik Bivalve (Setangkap)

Pada teknik bivalve ini digunakan dua cetakan yang dapat dirapatkan. Cetakan tersebut diberi lubang pada bagian atasnya, kemudian dari tulang tersebut dituangkan logam cair. Bila perunggu sudah dingin, maka cetakan dibuka.

Bila membuat benda berongga, maka digunakan tanah liat sebagai intinya yang akan membentuk rongga setelah tanah liat itu dibuang. Cetakan dengan teknik bivalve ini dapat dipergunakan berkali-kali.

Teknik A Cire Perdue (Cetakan licin)

Pembuatan perunggu dengan menggunakan teknik a cire perdue diawali dengan membuat bentuk benda logam dari lilin yang berisi tanah liat sebagai intinya. Bentil lilin ini dihias dengan berbagai pola hias.

Bentuk lilin yang sudah lengkap dibungkus lagi dengan tanah liat yang lunak dengan bagian atas dan bawah diberi lubang.

Dari lubang atas dituangkan perunggu cair dan dari lubang bawah mengalirlah lilin yang meleleh. Bila perunggu yang dituangkan sudah dingin, maka cetakan tersebut dipecah untuk mengambil benda yang sudah jadi. Cetakan dengan teknik a cire perdue hanya dapat dipergunakan sekali saja.

Baca juga : Kehidupan masa bercocok tanam dan hidup menetap

Pos terkait