Tentang Kerajaan Medang Kamulan

Letak Geografis

Kerajaan Medang Kamulan didirikan oleh Mpu Sindok setelah memindahkan pusat pemerintahannya dari Jawa Tengah ke Jawa Timur. Letak Medang Kamulan berdasarkan prasasti terletak di muara Sungai Brantas, dengan ibu kotanya bernama Watan Mas.

Profil Kerajaan Medang Kamulan

Ibu kotaJawa Tengah: Mdaŋ i Bumi Mataram (lokasi tepat tidak diketahui, diperkirakan di sekitar Yogyakarta dan Prambanan), kemudian pindah ke Poh Pitu dan Mamrati

Jawa Timur: Mdaŋ i Tamwlaŋ dan Mdaŋ i Watugaluh (dekat Jombang), kemudian pindah ke Mdaŋ i Wwatan (dekat Madiun)
BahasaJawa Kuno, Sanskerta
AgamaKejawen, Hindu, Buddha, Animisme
Bentuk pemerintahanMonarki
Raja 
732—760Sri Sanjaya
985 – 1006Dharmawangsa Teguh
Sejarah 
Sri Sanjaya mendirikan Wangsa Sanjaya (Prasasti Canggal)752
Kekalahan Dharmawangsa dari Wurawari dan Sriwijaya1045
Mata uangMasa dan Tahil (koin emas dan perak lokal)
PendahuluKalingga
Kerajaan Sunda
PenggantiKerajaan Kediri

Sumber sejarah

1. Prasasti

Prasasti-prasasti yang menerangkan Kerajaan Medang Kamulan adalah sebagai berikut:

Bacaan Lainnya
  • Prasasti Mpu Sindok dari Desa Tangeran (daerah Jombang, Jawa Timur) tahun 933 M yang menyatakan bahwa Raja Mpu Sindok memerintah bersama permaisurinya Sri Wardhani Pu Kbin,
  • Prasasti Mpu Sindok dari daerah Bangil yang menyatakan bahwa Raja Mpu Sindok memerintahkan pembuatan satu candi sebagai tempat pendarmaan ayahnya dari permaisurinya (Rakyan Bawang).
  • Prasasti Mpu Sindok dari Lor (dekat Nganjuk) tahun 939 M yang menyatakan bahwa Raja Mpu Sindok memerintahkan pembuatan candi yang bernama Jayamrata dan Jayastambho (tugu kemenangan) di Desa Anyok Lodang.
  • Prasasti Calcuta, prasasti dari Raja Airlangga yang menyebutkan silsilah keturunan dari Mpu Sindok.

2. Berita Asing

1. Berita dari India Berita dari India menerangkan bahwa Kerajaan Sriwijaya menjalin hubungan persahabatan dengan Kerajaan Chola untuk membendung dan menghalangi kemajuan Kerajaan Medang Kamulan pada masa pemerintahan Raja Dharmawangsa.

2. Berita dari Cina Berita dari Cina berasal dari catatan-catatan yang ditulis pada zaman dinasti Sung yang menerangkan bahwa antara kerajaan yang berada di Jawa dan Kerajaan Sriwijaya sedang terjadi permusuhan, sehingga pada waktu duta Sriwijaya pulang dari Cina (tahun 990 M) terpaksa harus tinggal dulu di Campa sampai perang reda.

Pada tahun 992 M, pasukan dari Jawa telah meninggalkan Sriwijaya dan Kerajaan Medang Kamulan dapat memajukan pelayaran dan perdagangan.

Kehidupan politik

Sejak berdiri dan berkembangnya terdapat beberapa raja yang memerintah Kerajaan Medang Kamulan. Raja-raja tersebut sebagai berikut:  

1. Raja Mpu Sindok

Mpu Sindok adalah raja pertama Kerajaan Medang Kamulan yang bergelar Sri Maharaja Rakai Hino Sri Isyana Wikrama Dharmatunggadewa. Ia memerintah selama dua puluh tahun dengan adil dan bijaksana.

Untuk kemakmuran rakyatnya, ie membangun bendungan atau tanggul untuk pengairan. Dalam memerintah ia dibantu oleh permaisurinya yaitu Sri Wardhani Pu Kbin.

2. Dharmawangsa Teguh

Dharmawangsa Teguh adalah cucu Mpu Sindok, yang terkenal sebagai seorang raja yang memiliki pandangan politik yang tajam. Pada tahun 1003 M Dharmawangsa Teguh mengirimkan tentaranya untuk merebut pusat perdagangan di Selat Malaka dari tangan Kerajaan Sriwijaya.

Serangan tersebut mengalami kegagalan, bahkan Sriwijaya melalui Kerajaan Wurawari berhasil melakukan serangan balik. Serangan dari Kerajaan Wurawari tersebut mengakibatkan hancurnya Kerajaan Medang Kamulan (1016 M). Peristiwa tersebut disebut Pralaya Medang dan Dharmawangsa Teguh gugur.  

3. Airlangga

Airlangga adalah putra Raja Udayana dan Mahendradatta (saudara perempuan Dharmawangsa Teguh). Airlangga menikah dengan putri Dharmawangsa Teguh. Pada upacara pernikahan tersebut Kerajaan Medang Kamulan diserang Kerajaan Wurawari, yang mengakibatkan hancurnya Medang Kamulan.

Airlangga berhasil melarikan diri ke hutan bersama pengikutnya yang setia yang bernama Narotama. Setelah merasa kuat Airlangga kembali ke Kerajaan Medang Kamulan dan berhasil menjadi penguasa pada tahun 1019 M dengan gelar Rakai Halu Sri Lakeswara Dharmawangsa Airlangga Teguh Ananta Wirakramatunggadewa.

Airlangga berusaha memulihkan kewibawaan Kerajaan Mudang Kamulan dan berhasil menaklukkan raja-raja yang sebelumnya menjadi vasal pada masa pemerintahan Dharmawangsa Teguh.

Airlangga berhasil memindahkan pusat pemerintahan dari Medang Kamulan ke Kahuripan. Untuk memperbaiki kesejahteraan rakyatnya, Airlangga melakukan tindakan-tindakan sebagai berikut:

  • Memperbaiki pelabuhan Hujung Galuh yang letaknya di muara Sungai Brantas.
  • Membangun Waduk Waringin Sapta untuk mencegah banjir.
  • Membangun jalan yang menghubungkan daerah pesisir dengan pusat kerajaan.

Puncak Kejayaan

Kerajaan Medang Kamulan mencapai puncak kejayaan dan kemakmuran pada masa pemerintahan Raja Airlangga. Pengalaman hidup dan keberhasilan Airlangga dikisahkan dalam Kitab Arjunawiwaha yang ditulis oleh Mpu Kanwa.

Setelah Kerajaan mencapai kesejahteraan Airlangga memasuki masa kependetyaan. Kemudian tahta diserahkan kepada putri yang lahir dari permaisuri, namun putri Airlangga tersebut lebih memilih menjadi seorang pertapa dengan gelar Ratu Giri Putri. Akhirnya tahta kerajaan diserahkan kepada kedua orang putra yang terlahir dari selir Airlangga

Selanjutnya Kerajaan Medang Kamulan terbagi menjadi dua, yaitu Kerajaan Jenggala dan Kerajaan Kediri (Panjalu). Maksud Airlangga membagi kerajaan tersebut menjadi dua adalah untuk mencegah terjadinya perang saudara.

Kerajaan dibagi menjadi dua bagian dengan batas Gunung Kawi atas bantuan Mpu Barada, Jenggala dengan ibu kotanya Kahuripan dan Panjalu dengan ibu kotanya Daha (Kediri)

Baca juga artikel sejarah yang berkaitan dengan Raja Airlangga di: Raja-raja Mataram setelah Dyah Balitung

Keadaan Masyarakat

Dalam bidang ekonomi, pemindahan pusat kekuasaan dari Jawa Tengah ke Jawa Timur memiliki arti yang sangat strategis. Tujuan Mpu Sindok mendirikan pusat kerajaan di tepi Sungai Brantas adalah agar daerah tersebut menjadi pusat pelayaran dan perdagangan di Jawa Timur.

Aktivitas pelayaran dan perdagangan pada masa pemerintahan Dharmawangsa Teguh tidak hanya berlangsung di Jawa Timur, tetapi berkembang di luar Jawa Timur. Sedangkan pada mas pemerintahan Airlangga kegiatan perekonomian mulai dibangun kembali.

Dalam Prasasti Klagen, menerangkan bahwa Raja Airlangga memerintahkan pembuatan tanggul di tepi Sungai Brantas yang tujuannya agar kapal dapat berlayar menyusuri Sungai Brantas sampai ke pusat pemerintahan.

Pos terkait