Sejarah dibentuknya Masyumi oleh Jepang

Masyumi – Pada tanggal 24 Oktober 1943, MIAI dibubarkan. Hal ini disebabkan Jepang memandang berkembangnya MIAI tidak sesuai dengan harapan Jepang. Sebagai gantinya Jepang membentuk Masyumi (Majelis Syura Muslimin Indonesia) pada tanggal 7 November 1945.

Sebagai ketuanya ditunjuklah Hasyim Asy’ari, sedangkan wakil ketuanya Mas Mansur dan Wahid Hasyim. Sedangkan sebagai penasihat yaitu Ki Bagus Hadikusuma dan Abdul Wahab.

Bacaan Lainnya

Sebagai induk organisasi Islam, anggota Masyumi terdiri dari para ulama. Dengan demikian para ulama dilibatkan dalam kegiatan pergerakan politik. Oleh pihak Jepang Masyumi diharapakan dapat mengumpulkan dana dan menggerakkan umat Islam untuk menopang kegiatan Perang Asia Timur Raya.

Masyumi cepat berkembang, di setiap kepresidenan terdapat cabang-cabang Masyumi. Oleh karena itu, Masyumi berhasil meningkatkan hasil bumi dan pengumpulan dana.

Dalam perkembangannya, tampilah tokoh-tokoh muda di dalam Masyumi, antara lain: Moh. Natsir, Harsono, Cokroaminoto dan Prawoto Mangun Sasmito. Masyumi menjadi organisasi massa pendukung rakyat, sehingga menentang keras romusa.

Organisasi ini telah menolak perintah Jepang agar menjadi penggerak romusa. Dengan demikian Masyumi  telah menjadi organisasi pejuang yang membela rakyat.

Masyarakat yang berkembang diberbagai kelompok. Adapun kelompok-kelompok tersebut antara lain sebagai berikut:

Kelompok Pangreh Praja dan Pegawai

Kelompok pangreh praja dan pegawai masih tetap mempertahankan sikap konservatif. Mereka takut kehilangan kedudukan dan jabatan. Kelompok ini cenderung menjadi pengikut penguasa.

Kelompok Nasionalis Nonagama

Kelompok ini dipimpin oleh Ir. Soekarno dan Moh. Hatta. Mereka memahami begitu keras dan kejamnya tentara Jepang.

Kelompok Santri dan Ulama

Kelompok Santri dan Ulama juga dinamakan dengan kelompok nasionalis agama. Kelompok ini memiliki pengaruh yang cukup besar di dalam masyarakat, contohnya MIAI.

Kelompok Sosialis

Kelompok di bawah pimpinan Sutan Syahrir ini bersikap antifasisme Jepang. Kelompok ini termasuk pendukung paham demokrasi parlementer dari Barat.

Kelompok Komunis

Kelompok Komunis di bawah pimpinan Amir Syarifuddin ini dikenal antikapitalis, tetapi sekaligus juga antifasisme. Oleh karena itu, wajar jika kelompok ini anti Jepang.

Kelompok Pemuda

Kelompok pemuda ada 2 macam, yaitu :

  1. Kelompok pemuda yang lebih condong ke komunis, di bawah pimpinan Tan Malaka. Mereka umumnya bekerja pada Sendenbu.
  2. Kelompok pemuda kaigun (pegawai-pegawai dapa Dinas Angkatan Laut Jepang). Kelompok ini dipimpin oleh Ahmad Subarjo.

Jepang ternyata memberikan kesempatan pada tokoh-tokoh Indonesia untuk melibatkan diri dalam kegiatan politik dan memangku jabatan-jabatan politis, seperti menjadi residen. Para tokoh nasionalis juga dilibatkan di dalam keanggotaan dan kepemimpinan Chuo Sangi In.

Di dalam Chuo Sangi In, Ir. Soekarno sebagai ketua dan para anggotanya jelas dituntut untuk membina diri dan mengembangkan wawasan politik, karena tugasnya antara lain memberikan jawaban terhadap pertanyaan pemerintah tentang politik dan pemerintahan.

Baca juga: Gerakan Tiga A dan Putera masa Jepang

Pos terkait