Sejarah Mesir Kuno

Sejarah Negara Com – Salah satu yang menandai suatu peradaban adalah masyarakatnya telah mengenal tulisan. Pusat-pusat peradaban tertua yang mempengaruhi perkembangan kebudayaan dunia adalah: Mesir, Mesopotamia, Cina, India, Yunani dan Romawi. Mesir terletak di Benua Afrika bagian utara.

Sebagian besar wilayahnya berupa padang pasir. Di bagian tengah mengalir Sungai Nil. Mesir memiliki daerah pertanian yang subur di sepanjang Lembah Nil. Oleh karena itu, seorang ahli sejarah Yunani yang bernama “Herodotus” memberikan julukan “Mesir merupakan hadiah Sungai Nil”.

Bacaan Lainnya

Peradaban Mesir Kuno

Peradaban baru dapat dipelajari setelah ditemukannya peninggalan tertulis di kota Rosetta pada abad ke-19. Mengapa demikian? Sebab bukti-bukti sejarah yang berupa bangunan atau benda-benda lainnya belum dapat mengungkap misteri sejarahnya secara jelas.

Champoleon seorang pakar purbakala dari Perancis adalah salah seorang yang berhasil mengungkap misteri sejarah Mesir Kuno itu.

Hal ini terjadi ketika Champoleon bertugas ke Mesir dalam pasukan Napoleon, ia menemukan batu bertulis di kota Rosetta. Setelah diadakan penelitian Champoleon berhasil menemukan kunci tulisan Hierogliph. Akhirnya sejarah itupun dapat diketahui secara jelas.

Penelitian mengenai sejarah negara ini rupanya tidak berhenti di situ saja. Banyak sarjana Perancis ingin mengkaji sejarah negara ini berdasarkan tulisan-tulisan Hierogliph.

Berkat kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, mereka berhasil membuat alat untuk mengetahui isi ruangan yang terdapat dalam Piramida. Penelitian tersebut membuahkan hasil yang menakjubkan.

Ternyata di dalam Piramida terdapat ruangan seperti halnya rumah atau istana raja. Hal ini sesuai dengan kepercayaan bangsa Mesir Kuno, bila raja meninggal dunia, dia akan tetap hidup seperti di dunia.

Oleh karena itu, jenazahnya diikuti oleh para dayang dan hartanya disertakan sebagai bekal. Bahkan, kendaraannya juga dimasukkan ke dalam Piramida.

Kehidupan dan pemerintahan Mesir Kuno

Wilayah Mesir yang subur adalah di daerah lembah sungai Nil. Oleh karena itu, sebagian besar penduduknya bertempat tinggal di daerah tersebut. Mereka bercocok tanam dan membuat alat-alat pertanian seperti cangkul, bajak, sabit dan lain-lain. Cara mengolah tanah diusahakan dengan baik, masalah pengairan juga diatur.

Mereka juga mulai mengenal ilmu perbintangan untuk mengenal musim. Hasil-hasil pertaniannya adalah gandum, sayur-sayuran dan buah-buahan. Gandum merupakan hasil pertanian yang terbesar, sehingga Mesir mendapat julukan “Gudang Gandum Laut Tengah”. Selain bercocok tanam, masyarakat Mesir juga ada yang menjadi pedagang, pengusaha, pekerja dan budak.

Kehidupan masyarakat

Pedagang-pedagang Mesir sudah maju. Mereka telah mengangkut barang-barang dagangan ke berbagai negara dengan kapal-kapal dagang yang dibuat di dalam negeri. Barang-barang dagangan tersebut misalnya gandum, hasil kerajinan tangan, kain lena, permadani, minyak wangi dan kemenyan.

Masyarakatnya dibagi menjadi enam tingkatan sebagai berikut:

  1. Firaun dan keluarganya yang hidup mewah.
  2. Para bangsawan yang juga hidup mewah.
  3. Para pedagang dan pengusaha yang tinggal di kota-kota dan kehidupannya cukup baik
  4. Para petani, yang tinggal di desa-desa dan kehidupannya kurang baik. Sebagian besar hasil pertaniannya dipungut pajak.
  5. Para buruh yang tinggal di kota-kota dalam keadaan miskin.
  6. Para budak, adalah kelompok masyarakat yang paling menderita. Mereka bekerja keras tanpa upah untuk Firaun dan para bangsawan.

Pemerintahan Mesir Kuno

Perkembangan Kerajaan ini bermula dari masyarakat yang menghuni lembah Sungai Nil. Mereka berkembang sendiri tanpa mendapat pengaruh dari bangsa lain.

Hal ini dapat terjadi karena wilayahnya dikelilingi oleh padang pasir yang luas, dan peradabannya merupakan peradaban tertua dibandingkan dengan negara-negara yang lain. Ini terbukti karena pada tahun 4000 SM telah mengenal tulisan.

Pusat pemerintahannya berada di Memphis. Kerajaan tertua ini telah memiliki pemerintahan yang teratur. Mereka juga telah memiliki hukum secara tertulis. Raja-rajanya memiliki gelar Pharao.

Pharao berasal dari kata Per-O yang berarti “rumah besar”. Dalam bahasa Arab, Pharao disebut Firaun. Dinasti-dinasti yang menurunkan raja-raja berikutnya didasarkan pada gelar tersebut.

Sistem pemerintahan

Wilayahnya terdiri dari desa-desa dan kota-kota. Setiap desa dikepalai oleh seorang kepala desa. Tugasnya antara lain: menarik pajak dari petani yang berupa hasil bumi. Pajak tersebut kemudian diserahkan kepada raja.

Raja Firaun mempunyai kekuasaan mutlak (absolut). Segala kehidupan diatur secara ketat. Dalam bidang agama Firaun berpengaruh besar, disamping para pendeta.

Raja Firaun dianggap sebagai keturunan dari Dewa Matahari (Ampor Ra). Raja-raja (Pharao) yang terkenal ialah: Menes, Chufu, Menhaure, Sesotris, Thutmosis III dan Hatshepsut (seorang wanita).

Perkembangan pemerintahan

Masa pemerintahannya dapat dikelompokkan menjadi tiga zaman, yaitu: Kerajaan Tua, Kerajaan Tengah dan Kerajaan Baru.

Zaman Kerajaan Tua (3000-2200 SM)

Pada masi ini, raja Menes berhasil menyatukan Mesir Hulu dan Mesir Hilir. Dia kemudian digantikan oleh raja Chufu (Chefren) tahun 2200 SM-2150 SM. Setelah itu, yang berkuasa adalah raja Sesotris tahuan 2150-2000 SM. Pada masa ini, makam raja-raja berbentuk piramida dan di depannya terdapat Sphink.

Zaman Kerajaan Tengah (2000-1700 SM)

Sekitar tahun 2000 SM-1800 SM terjadi perang saudara, yaitu pada masa pemerintahan raja Hatshepsut. Tahun 1800-1700 SM, Kerajaan dalam keadaan genting. Pada masa genting inilah Raja Hatshepsut mengirimkan tentara ekspedisi ke Afrika Timur, sehingga saudagar-saudagar memperoleh pasaran baru.

Kota Karnak yang penuh dengan kuil diperbaiki dan didirikan Obelsik yang besar. Di Derel Bakri dibangun kuil yang indah. Dia juga membuat pemakaman rahasia di gunung pasir (sebelah barat Sungai Nil).

Zaman Kerajaan Baru (1700-1100 SM)

Sekitar tahun 1700 SM, Mesir diserang oleh bangsa Hiksos dari Asia. Sekitar tahun 1600 SM, bangsa Hiksos berhasil diusir. Raja yang terkenal adalah Thutmosis III. Dia berhasil memperluas kekuasaan sampai ke Syiria dan pulau Kreta.

Dia juga memindahkan pusat pemerintahan yang semula di Memphis ke Thebe. Pada masa raja Ramses II Agung, wilayahnya sampai ke Palestina, Sisilia dan Sardinia. Pada masa Raja Ramses II Mesir menjadi lumpuh. Akibatnya kerajaan ini tidak mampu menghadapi serangan-serangan dari luar.

Selengkapnya sebagai berikut:

  1. Pada abad ke-9 SM, Mesir ditundukkan bangsa Assiria.
  2. Pada abad ke-6 SM, Mesir ditundukkan bangsa Persia.
  3. Pada abad ke-4, Mesir ditundukkan oleh raja Iskandar Zulkarnaen dari Macedonia (Yunani).

Akhirnya, ditemukan nama kota Iskandariah. Dia juga menggabungkan kebudayaan Timur (Asia-Afrika). Hal ini disebut Hellenisme.Hellen adalah sebutan bagi orang-orang Yunani.

Kepercayaan dan kebudayaan Mesir Kuno 

Kepercayaan

Orang Mesir percaya dan menyembah banyak Dewa (polytheisme). Dewa yang terpenting adalah:

  1. Dewa Amon-Ra, yaitu Dewa Matahari
  2. Dewa Osiris, yaitu Dewa Langit, dan
  3. Dewa Isis, yaitu Dewa Bumi.

Menurut kepercayaan mereka, Sungai Nil adalah anak dari Dewa Osiris dan Dewa Isis, sedangkan Dewa Amon-Ra menurunkan raja-raja. Binatang yang dianggap suci adalah, apis (lembu jantan), ibis (burung bangau), kucing dan buaya.

Mereka juga percaya bahwa roh manusia dapat hidup terus bila jenazahnya tidak rusak. Oleh karena itu, sebelum dikubur harus dibalsem lebih dahulu. Caranya adalah jenazah bagian dalam yang mudah membusuk dikeluarkan dan dibuang, kemudian diisi dengan ramuan balsem dan disimpan pada tempat khusus. Jenazah yang sudah diawetkan itu disebut mumi.

Mumi raja-raja disimpan dalam piramida. Di depan piramida biasanya terdapat patung singa berkepala manusia yang disebut Sphink. Ada juga mumi raja yang disimpan di gunung-gunung, yaitu di daerah sebelah barat Thebe. Daerah tersebut diberi julukan Lembah Raja-raja.

Kebudayaan

Hasil kebudayaan masyarakat sangat banyak. Diantaranya adalah hasil budaya dalam bidang tulisan, seni bangunan serta ilmu pengetahuan dan teknologi.

Tulisan

Tulisan dikenal sejak sekitar tahun 4000 SM. Tulisan mereka berupa gambar atau lambang-lambang. Orang Yunani menyebutnya tulisan Hierogliph seperti yang telah disinggung pada posting Sekilas sejarah Mesir Kuno.

Kata Hierogliph berasal dari kata-kata hieros yang berarti “suci”, gliphein yang berarti “memahat atau menggaris”, dan kata gramma yang berarti “huruf”. Jadi Hierogliph mengandung arti “huruf suci yang dipahatkan”.

Semula tulisan itu dipahatkan di atas batu atau kayu. Kemudian, tulisan itu ditulis pada daun papirus. Papirus adalah semacam kertas dalam bahasa Inggris menjadi paper, artinya “kertas”.

Pena yang dipergunakan untuk menulis dibuat dari jerami. Oleh karena itu, semua kegiatan pada masa itu dapat dicatat seperti ajaran agama, administrasi pemerintahan, transaksi jual beli dan lain-lain.

Seni bangunan/arsitektur

Arsitektur sudah maju. Hal ini terbukti dari peninggalan-peninggalan yang berhasil ditemukan, misalnya: Piramida dan Sphink, kuil di Luxor, Obelisk, makam raja-raja pada gunung batu dan lain-lain. Semuanya itu memiliki nilai keindahan dan kemegahan.

Ilmu pengetahuan dan teknologi

Pernah melihat bagaimana bentuk Piramida dan Sphink bukan? Tentunya anda berpikir bagaimanakah mereka dapat membuat bangunan yang megah, kuat dan indah pada jaman itu? Tentu saja diperlukan keterampilan dan ilmu pengetahuan yaitu ilmu ukur dan ilmu matematika.

Selain itu, juga mengenal ilmu perbintangan, terbukti telah dapat menghitung 1 tahun matahari = 365 hari = 12 bulan, dan 1 bulan = 30 hari, 1 hari 1 malam = 24 jam. Oleh karena itu mereka sudah menggunakan penanggalan.

Di bidang teknologi, sudah dapat membuat kapal dagang. Kapal tersebut dipergunakan untuk memperlancar perdagangan, baik di dalam negeri maupun perdagangan luar negeri.

Baca juga : Peradaban tiga zaman Mesir Kuno

Pos terkait