Perebutan Kekuasaan di Kerajaan Banjarmasin

Perebutan Kekuasaan di Kerajaan Banjarmasin – Belanda mulai masuk ke wilayah Banjarmasin pada masa pemerintahan Sultan Adam. Pada tahun 1850 terjadi permusuhan antara keluarga kerajaan.

Dengan kondisi demikian Belanda ikut campur tangan dalam kehidupan politik kerajaan dengan cara mengadu domba di antara keluarga sultan.

Bacaan Lainnya

Di kerajaan Banjarmasin ada tiga kelompok yang saling berebut kekuasaan. Kelompok tersebut sebagai berikut :

1. Kelompok Pangeran Tamjidillah (cucu Sultan Adam)

Kelompok ini sangat dibenci rakyat, karena tingkah lakunya yang suka mabuk-mabukan. Pangeran Tamjidillah memiliki hubungan yang erat dengan Belanda.

2. Kelompok Pangeran Prabu Anom (putra Sultan Adam)

Kelompok ini juga tidak disenangi rakyat, karena tindakannya yang sewenang-wenang.

3. Kelompok Pangeran Hidayatullah (cucu Sultan Adam)

Merupakan kelompok yang disenangi rakyat dan dicalonkan menjadi pengganti Sultan Adam.

Pada waktu Sultan Adam meninggal pada tahun 1857, di kraton terjadi perebutan kekuasaan. Belanda mengangkat Tamjidillah sebagai Sultan Kerajaan Banjarmasin.

Prabu Anom yang merupakan saingan Tamjidillah diasingkan oleh Belanda ke Jawa. Tinggal Pangeran Hidayatullah yang menjadi saingan bagi Tamjidillah.

Pada waktu terjadi perebutan kekuasaan tersebut, meletus Perang Banjarmasin yang terjadi tahun 1859, yang dipimpin oleh Pangeran Antasari. Pangeran Antasari adalah putra Sultan Muhammad yang sangat anti Belanda.

Baca juga: Perlawanan Pangeran Antasari

Dalam perang tersebut, Belanda berusaha menarik perhatian rakyat dengan menurunkan Pangeran Tamjidillah dari singgasana dan bermaksud mengangkat Pangeran Hidayatullah sebagai sultan.

Namun, Pengeran Hidayatullah menolak usul Belanda tersebut. Akhirnya Belanda pada tahun 1860 menjadikan seluruh Kerajaan Banjarmasin menjadi wilayah kekuasaan Belanda.

Secara terang-terangan Pangeran Hidayatullah memihak Pangeran Antasari, namun kemudian pada tahun 1862 Pangeran Hidayatullah ditawan oleh Belanda dan dibuang ke Cianjur. Perang terus dilanjutkan oleh Pangeran Antasari.

Kemudian oleh rakyat Banjarmasin Pangeran Antasari diangkat menjadi Sultan. Setelah Antasari menjadi sultan, perang kembali berkobar. Namun Antasari terkena wabah cacar dan setelah beberapa hari beliau meninggal dunia, yaitu pada tahun 1862.

Pos terkait