4 faktor iklim di Indonesia dan penjelasannya

Bola bumi diselubungi udara yang kita kenal sebagai atmosfera. Kebanyakan makhluk hidup terdapat di dasar atmosfera atau di zone tempat atmosfera bersentuhan dengan bumi yang padat. Segala makhluk hidup dan segala benda yang ada di muka bumi dipengaruhi perubahan yang terjadi di udara yang terdapat di sekeliling bumi.

Udara yang terdapat di dekat permukaan bumi terdiri atas campuran berbagai gas, terutama nitrogen dan oksigen kira-kira 98%, sejumlah kecil air, argon, ozon, karbondioksida serta sejumlah partikel organik dan anorganik seperti debu. Dari semua ini, air menduduki tempat penting dari sudut iklim, karena air merupakan sumber dari segala bentuk kondensasi dan curahan (awan, hujan, salju, dan lain-lain).

Bacaan Lainnya

Unsur-unsur iklim

Keadaan atmosfera pada setiap waktu atau tempat, yaitu : cuaca, merupakan kombinasi dari beberapa unsur suhu, tekanan udara, angin, kelembabpan udara, curahan, pancaran matahari dan listrik di udara. Ini semua merupakan unsur-unsur cuaca dan iklim, karena unsur-unsur ini merupakan bahan untuk menjadikan berbagai cuaca dan tipe iklim.

Cuaca merupakan gabungan dari sejumlah kondisi unsur cuaca untuk jangka waktu yang pendek di suatu daerah yang relatif sempit. Jadi, kita menyebutnya cuaca, bukan iklim, jika kita membicarakan keadaan atmosfera pada hari ini atau pada minggu yang lalu.

Iklim adalah gabungan generalisasi dari berbagai kondisi cuaca dari hari ke hari. Iklim adalah keadaan cuaca rata-rata selama 30 tahun.

1. Faktor letak

Ada empat sifat dasar iklim Indonesia yang ditentukan oleh faktor letak Indonesia dan bentuk kepulauan, adalah sebagai berikut:

  1. Suhu rata-rata tahunannya tinggi, karena letak Indonesia di daerah khatulistiwa.
  2. Karena letak Indonesia di antara dua benua (Asia dan Australia) maka angin bertiup di Indonesia adalah angin musim, yaitu yang menyebabkan musim hujan dan musim kemarau.
  3. Karena Indonesia sebagian besar terletak antara lintang 10 derajat LU dan 10 derajat LS, maka kepulauan Indonesia bebas dari angin taifun yang sering melanda daerah-daerah di luar garis lintang itu, seperti Australia Utara dan Filipina.
  4. Kadar kelembabpan udara selalu tinggi, karena wilayah Indonesia berbentuk kepulauan. Luasnya lautan, banyaknya selat dan karena suhu selalu tinggi, maka penguapan selalu tinggi. Laut menyebabkan tidak adanya perbedaan suhu yang ekstrim.

Di Indonesia berhembus angin musim, yaitu angin musim Barat, dan angin musim Timur yang berhembus bergantian sesuai dengan letak matahari.

2. Faktor suhu

Di daerah pantai, suhu rata-rata tahunannya adalah 26 derajat celcius. Berikut ini daftar suhu rata-rata tahunan di beberapa kota di Indonesia :  

  • Jakarta : 26,5 derajat celcius
  • Banjarmasin : 26,1 derajat celcius
  • Ujungpandang : 25,8  derajat celcius
  • Palembang : 25,9 derajat celcius
  • Manokwari : 26 derajat celcius

Amplitudo suhu tahunan (perbedaan suhu tahunan tertinggi dan suhu tahunan terendah tidak besar. Suhu tertinggi harian (24 jam) terjadi antara jam 14.00 – 15.00, sedangkan suhu terendah pada jam 03.00 – 04.00.

Suhu berkurang sesuai dengan ketinggian tempat, yaitu setiap naik 100 meter suhu turun 0,5  derajat celcius. Perubahan suhu karena ketinggian di lembah-lembah yang terlindung sering menimbulkan embun, bahkan di tempat-tempat tinggi di Irian Jaya terdapat salju yang selalu menutupi bagian-bagian puncak pegunungan yang tinggi.

Untuk mengetahui daerah mana saja dengan puncak-puncak tertinggi di Indonesia silahkan baca Gunung tertinggi di Indonesia dan tempatnya

Batas salju di daerah tropik adalah 4000 meter. Hujan es jarang terjadi di Indonesia tetapi kabut sering terdapat di daerah dengan ketinggian 100 meter ke atas.

3. Faktor curah hujan

Kelembabpan merupakan unsur yang konstan di Indonesia, walaupun tampak adanya fluktuasi pada musim basah dan musim kering. Jakarta kelembabpannya 86% pada bulan Januari dan 74% pada bulan September.

  1. Curah hujan tertinggi di Indonesia 300 cm pertahun. Daerah-daerah yang mendapat curah hujan sebanyak ini adalah dataran tinggi di Sumatra Barat, bagian Kalimantan Tengah, dataran tinggi tengah Irian dan beberapa daerah terpencil di Jawa, Bali, Lombok dan Sumba. Ini merupakan hasil pencatatan 27,4% stasiun cuaca.
  2. Daerah yang mendapat curah hujan antara 200 – 300 cm yaitu : setengah dari Sumatra Timur, Kalimantan Selatan dan Timur, kebanyakan dari Jawa Barat dan Tengah, sebagian besar Irian Jaya, kepulauan Maluku dan sebagian besar Sulawesi. Menurut catatan stasiun pencatat cuaca, walaupun daerah-daerah tersebut mendapatkan cukup hujan, namun hujan kurang terutama pada bulan-bulan Juni, Juli, Agustus dan September.
  3. Daerah dengan curah hujan antara 100 – 200 cm. Daerah ini ditandai dengan musim kering yang lebih panjang dari daerah kedua, di samping jumlah curah hujan dan penyebaran curah hujan setiap bulan yang lebih sedikit. Daerah-daerah dengan curah hujan sebanyak ini terutama sebagian besar Nusa Tenggara, daerah sempit di Merauke, kepulauan Aru dan Tanimbar.

4. Faktor angin

1. Angin Musim Barat Musim Barat maupun musim Timur membawa hujan di Indonesia, tetapi yang banyak adalah hujan yang dibawa oleh angin musim Barat.

Hal ini disebabkan angin yang datang dari Timur Laut sebagai angin kering. Karena melalui bagian Barat Laut Pasifik dan Laut Cina Selatan, maka angin ini membawa kelembapan.

Angin yang berhembus ke arah timur dari Lautan India, walaupun kering ketika meninggalkan India, mendapat sejumlah besar uap air di Samudra India sehingga bagian Barat Indonesia mendapat hujan dari padanya terutama pada bulan November, Desember dan Januari.

2. Angin Musim Timur Pada setengah tahun lainnya, hujan kurang deras, hal ini disebabkan musim Timur hanya melalui sejalur sempit laut, yaitu Laut Timor, dan Laut Arafuru, sebelum mencapai bagian Selatan Irian Jaya dan Kepulauan Nusa Tenggara.

Akibatnya kepulauan di daerah ini mendapat hujan sedikit. Sebagai contoh Sumba misalnya yang sangat kering karena musim Timur ini. Waingapu hanya mendapat curah hujan 80 cm pertahun dan Ende yang terletak 2 derajat lebvih dekat ke khatulistiwa hanya mendapat 100 cm.

Pos terkait