5 tipe budaya politik

5 tipe budaya politik – Pada umumnya, budaya politik dalam masyarakat diwujudkan dalam bentuk partai politik, kelompok kepentingan, kelompok penekan, alat komunikasi politik, dan penokohan politik. Adapun dalam masyarakat Indonesia, budaya politik yang dipakai adalah politik demokrasi, namun dalam perkembangannya diwarnai oleh pendidikan politik warga negaranya.

1. Partai politik

Partai politik merupakan kelompok terorganisir dan teratur dalam penentuan pandangan dan penggalangan keanggotaan serta mempunyai tujuan pokok, yaitu merebut, mempertahankan, dan mengembangkan kekuasaan dalam pemerintahan negara secara konstitusional.

Bacaan Lainnya

2. Kelompok kepentingan

Kelompok kepentingan adalah sekelompok manusia yang dipersatukan oleh kepentingan-kepentingan tertentu, baik kepentingan masyarakat umum/luas maupun kepentingan golongan tertentu.

3. Kelompok penekan

Kelompok penekan merupakan kelompok manusia yang tergabung dalam lembaga kemasyarakatan yang sering mempunyai keinginan untuk memasukkan kehendaknya kepada pihak penguasa.

Tujuan kelompok penekan adalah bukan untuk memenangkan pemilihan umum atau menempatkan wakilnya di lembaga legislatif, tetapi agar keputusan yang diambil oleh pihak penguasa merugikan kepentingannya.

Baca juga: 4 ciri masyarakat politik

4. Alat komunikasi politik

Alat komunikasi politik adalah sarana penghubung, pemersatu, atau sosialisasi bagi masing-masing golongan, terutama golongan yang berfungsi sebagai alat penyebarluasan konsep-konsep, ajaran-ajaran serta program-program kerja golongan kepada seluruh anggota dan simpatisannya.

Alat komunikasi politik yang dimaksud di sini antara lain surat kabar, brosur, pamflet dan media elektronik.

5. Penokohan politik

Penokohan politik adalah orang-orang yang karena latar belakang sejarah, perilaku, perjuangan, pandangan, dan idealismenya dikenal oleh masyarakat luas, sehingga segala pendapat, pikiran, dan perbuatannya diikuti oleh orang banyak.

Biasanya orang ini mempunyai kemampuan yang kharismatik, pandai memanipulasikan simbol-simbol, sehingga dapat mengendalikan massa.

Baca juga: Mekanisme sosialisasi budaya politik

Pos terkait