Afrika Selatan wilayah luas terbagi 9 negara kecil

Di benua Afrika sebelah selatan terdapat sebuah wilayah yang luas dan terbagi menjadi negara-negara kecil. Negara yang termasuk dalam daerah selatan adalah Afrika Selatan, Namibia (Afrika Baratdaya), Lesotho, Swaziland, Botswana, Zimbabwe (dahulu Rhodesia), Mozambik, Angola, negara kepulauan Madagaskar dan Komoro.

Banyak dari negara-negara ini, hingga kini memiliki satu ciri yang sama: dalam berbagai hal mereka didominasi oleh penduduk minoritas kulit putih Afrika bagian selatan. Negara-negara ini merupakan pertahanan selatan kekuasaan kulit putih.

Retakan pertama pada pertahanan ini terjadi ketika Mozambik dan Angola memenangkan kemerdekaannya dari Portugal pada tahun 1975. Disusul oleh Rhodesia yang pada tahun 1980 menjadi negara merdeka dengan nama Zimbabwe di bawah pemerintah mayoritas kulit hitam.

Afrika Selatan adalah daerah pertama di benua itu yang diduduki oleh orang Eropa. Ketika orang Belanda, pada tahun 1652, mendirikan pusat peristirahatan mereka di Tanjung Harapan untuk kapal mereka yang berlayar ke Asia, mereka hanya menjumpai sedikit orang Hottentot dan Bushman di jazirah itu.

Di bagian lain Afrika Selatan, masyarakat Afrika telah mendiami rumah-rumah mereka, tetapi permukiman ini berada jauh dari Tanjung Harapan.

Selama hampir 300 tahun permukiman Belanda ini tumbuh dan banyak orang Prancis, Jerman, dan Inggris bergabung ke situ. Ikatan dengan Negeri Belanda terputus dan pecah untuk selamanya. Orang orang Eropa itu membentuk bahasa mereka sendiri bahasa Afrikaan dan kebudayaan mereka sendiri.

Saat ini orang kulit putih Afrika Selatan dapat dibagi menjadi dua kelompok-kelompok yang lebih besar berbahasa Afrikaan; kelompok yang kecil berbahasa Inggris.

Masyarakat Afrika kulit hitam pun berkembang. Karena kemajuan ekonomi, gaji orang Afrika, meskipun lebih rendah daripada gaji orang Eropa, biasanya masih lebih baik dibandingkan dengan gaji di negara Afrika lain yang belum maju.

Sejak abad ke-18, berbagai bentuk pertentangan, seringkali dengan kekerasan, telah terjadi antara orang Afrika dan Eropa. Perasaan perbedaan ras yang kuat amat mempengaruhi budaya Afrikaner. Sejak akhir tahun 1940-an sikap yang membudaya ini telah dikukuhkan oleh kebijakan pemisahan (apartheid) dengan resmi.

Selengkapnya tentang apartheid, silahkan baca: Undang-undang warna kulit di Afrika Selatan

Secara teoretis, apartheid bertujuan mendirikan masyarakat rasial yang terpisah, masing-masing bebas berpemerintahan sendiri. Namun, karena hanya 13% lahan disediakan bagi bangsa Afrika, yang merupakan mayoritas besar penduduk, sedangkan pertumbuhan industri berat semakin bergantung kepada buruh Afrika, maka kebijakan pemisahan murni itu tetap hanya teori dan tidak dapat dipraktikkan.

Langkah khusus yang ditempuh ke arah ini adalah pembentukan empat buah ”negeri”, atau kawasan khusus orang Afrika: Transkei, di Propinsi Tanjung; Bophuthatswana, di Transvaal dan Negara Bebas Oranye; Venda, dekat perbatasan dengan Zimbabwe; dan Ciskei, di pantai tenggara.

Negeri ini secara urut menjadi merdeka pada tahun 1976, 1977, 1979, dan 1981. Namun, kemerdekaan ini tidak diakui oleh negara-negara lain; yang menganggap mereka hanyalah korban politik pemisahan Afrika Selatan.

Peta politik Afrika Selatan

Kunjungi Peta Afrika Selatan atau di google map

Penduduk Afrika Selatan

Lebih 70% penduduk Afrika Selatan adalah orang Afrika hitam. Orang kulit putih, atau orang Eropa, hanya berjumlah 20%. Selebihnya adalah orang Indo-Tanjung atau orang Asia. Orang kulit hitam terdiri atas berbagai kelompok keturunan di antaranya, suku Zulu, Xhosa, dan Sotho.

Orang Eropa pada umumnya terbagi menjadi 2 kelompok Afrikaner, yaitu keturunan para pemukim awal, dan kelompok penutur bahasa Inggris, yaitu keturunan orang yang datang kemudian.

Orang Indo-Tanjung adalah hasil perkawinan campuran atau hidup bersama tanpa nikah, karena hukum perkawinan antar bangsa akhir-akhir ini dinyatakan ilegal (tetapi perkawinan campuran masih terus berjalan tanpa kekuatan hukum). Orang Asia mula-mula datang ke Propinsi Natal, Afrika Selatan, pada abad ke-19 untuk bekerja di perkebunan gula.

Ekonomi Afrika Selatan

Afrika Selatan, untuk ukuran Afrika, merupakan negara industri yang kuat dan amat kaya. Kekayaannya semula berasal dari ditemukannya berlian pada tahun 1867 dan emas pada tahun 1884. Sejak saat itu berbagai mineral lain ditemukan misalnya, batu bara, uranium, besi, dan mangan.

Di samping itu, negara itu kaya akan hasil pertanian, seperti buah jeruk, padi-padian, gula, dan anggur tumbuh di sana. Namun, faktor utama yang menjadi sebab berubahnya negeri itu dari daerah pedesaan terbelakang menjadi kekuatan industri adalah pemanfaatan kekayaan yang didapat dari mineral untuk mengembangkan pabrik.

Perkembangan industri ini menyebabkan lebih banyak orang Afrika yang bekerja di pabrik dan hal ini tampak mengurangi adanya praktik diskriminasi.

Meskipun dasar ajaran apartheid selalu bertentangan dengan semakin banyaknya orang Afrika yang bekerja dan tinggal di daerah kulit putih, undang-undang yang membatasi hak-hak orang kulit hitam hanya mengendor sedikit saja.

Berbarengan dengan kebijakan terhadap bangsa Afrika dan non-Eropa lain, dibuatlah suatu upaya untuk memperluas pengaruh negeri itu atas Afrika Hitam. Kerja sama telah terbentuk dengan Malawi sedangkan Swaziland, Lesotho, dan Botswana secara ekonomi amat bergantung pada Afrika Selatan.

Terkait

Peta BenderaLambang

Baca juga: Republik Afrika Selatan dan Sejarahnya

Namibia (Afrika Barat Daya)

Namibia kering dan sering dilanda kemarau walaupun negara itu memiliki potensi yang cukup untuk pembangunan. Namibia telah memproduksi sejumlah berlian yang berharga dan diketahui juga mengandung banyak sumber mineral lain.

Sekitar 85% penduduknya adalah orang Afrika hitam, yang mendapat perlakuan sama seperti orang hitam di Afrika Selatan sendiri. Pada tahun 1920 Afrika Baratdaya diresmikan sebagai negeri mandat oleh Liga Bangsa-Bangsa dengan Afrika Selatan sebagai pengelolanya.

Biarpun terjadi desakan terus-menerus oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Afrika Selatan selalu menolak mengakui otoritas PBB. Pada tahun 1968 PBB mengubah nama negeri itu menjadi Namibia dan mengklaimnya sebagai daerah perwakilan PBB, tetapi Afrika Selatan menolak mengakui tindakan ini.

Pada tahun-tahun terakhir ini, sebuah gerakan kemerdekaan telah berdiri di daerah ini. Afrika Selatan pada dasarnya telah menyetujui Namibia untuk merdeka, tetapi perundingan tentang rincian bagi pelaksanaannya telah berlarut-larut sampai beberapa tahun.

Terkait Namibia

PetaBenderaLambang

Lesotho, Swaziland, dan Botswana di Afrika Selatan

Negara-negara ini dahulu disebut Daerah Komisaris Tinggi Inggris sampai ketiga negara ini merdeka Swaziland pada tahun 1968, kedua lainnya tahun 1966.

Lesotho adalah negara kecil bergunung, yang ekonominya belum banyak berkembang. Oleh sebab itu, sebagian besar kaum lelakinya mencari kerja di Afrika Selatan.

Terkait Lesotho

PetaBenderaLambang

Swaziland agak sedikit lebih kaya. Negara Ini memiliki tambang besi dan asbes yang kaya dan diketahui juga memiliki mineral lain.

Terkait Swaziland

PetaBenderaLambang

Penduduk Botswana sebagian besar terikat kepada pertanian pangan dan pemeliharaan ternak. Kekurangan air di negeri ini menghambat perkembangan ekonominya, tetapi pembangunan tambang berlian, tembaga. dan nikel selama tahun 1970-an telah mengubah wajah ekonominya.

Terkait Botswana

PetaBenderaLambang

Komoro di Afrika Selatan

Keempat pulau dan banyak pulau kecil Komoro terletak di Lautan Hindia antara Afrika dan Madagaskar. Negara ini merdeka dari Prancis pada tahun 1975, tetapi pulau Mayotte memilih untuk tetap menjadi bagian Prancis.

Terkait Komoro

PetaBenderaLambang

Angola dan Mozambik di Afrika Selatan

Kedua negeri ini dahulu adalah propinsi seberang lautan Portugal. Bangsa Portugis datang ke Angola pada awal abad ke-15 dan ke Mozambik pada awal abad ke16. Pemerintahan Portugis atas kedua daerah itu berlangsung sampai tercapainya kemerdekaan pada tahun 1975.

Angola merupakan pusat perdagangan budak selama 300 tahun. Beribu ribu bangsa Afrika diangkut dengan kapal menyeberangi Lautan Atlantik sebagian besar ke Brasilia.

Ketika zaman perbudakan berakhir, Portugal mendorong banyak penduduknya bermigrasi ke Angola. Kini tinggallah sebagian kecil orang Portugis di Angola, yang merupakan sisa dari beberapa ratus ribu orang yang dahulu pernah tinggal di sana.

Banyak di antaranya meninggalkan negeri itu sewaktu terjadi perang saudara di saat kemerdekaan. Sebagian besar lahan Angola adalah untuk pertanian-dengan panen tanaman utamanya kopi, tembakau, jagung, dan sisal. Negara ini juga memiliki kekayaan mineral yang besar, termasuk minyak dan bijih besi.

Terkait Angola

PetaBenderaLambang

Kedua negara ini berukuran besar. Meskipun Mozambik lebih kecil daripada Angola, pertanian merupakan sandaran utama ekonominya. Kapas adalah tanaman ekspor utama, disusul oleh gula, kacang mede, olahan kelapa, sisal, dan teh. Ibu kota Maputo juga merupakan pelabuhan utama.

Kemerdekaan di Angola dan Mozambik didahului oleh perjuangan perang gerilya. Goncangan hebat politik di Portugal yang menyebabkan pergantian pemerintahan akhirnya meratakan jalan ke kemerdekaan Angola dan Mozambik, tetapi kekuatan oposisi di kedua negara masih terus bergerilya sampai ke tahun 1980-an.

Terkait Mozambik

PetaBenderaLambang

Zimbabwe di Afrika Selatan

Negeri ini semula bernama Rhodesia Selatan, lalu Rhodesia merupakan negara yang berubah dengan cepat. Zimbabwe dapat dibagi menjadi tiga bagian yang berbeda tanah rerumputan tinggi 1.210-1.830 m, tanah rerumputan sedang, 610-1.210 m, dan tanah rerumputan rendah, di bawah 610 m.

Tanah rerumputan rendah menjadi sarang lalat Tsetse, sedangkan daerah di atas 1.200 m suhunya lebih sejuk dan curah hujannya pun jauh lebih teratur.

Pada mulanya negeri ini diterobos oleh para perintis Cecil Rhodes, yang mencari emas. Setelah berhasil memenangkan perang atas dua suku Afrika utama Matabele dan Mashona Perusahaan Afrika Selatan Inggris menguasai dan memerintah daerah itu sampai tahun 1923.

Di tahun itu konsesi perusahaan tersebut habis. Pemerintah Inggris menawarkan alternatif kepada pemukim Eropa apakah akan bergabung dengan pemerintah Afrika Selatan atau Inggris. Mereka memilih bergabung dengan Inggris sehingga daerah tersebut menjadi koloni Inggris.

Tidak seperti penduduk koloni yang lain, orang Rhodesia selalu memilih sendiri parlemen dan pemerintahnya dan mengelola sendiri dinas administrasi, kepolisian, dan angkatan bersenjata mereka.

Dalam politik pun tidak terlihat adanya perbedaan warna kulit yang tajam meskipun dalam penentuan hak memilih hanya sedikit orang Afrika yang masuk hitungan sehingga dominasi politik selalu berada di tangan kelompok minoritas Eropa. Sekitar 50% lahan, termasuk sebagian besar daerah tersubur, disediakan untuk kepentingan para pemukim Eropa.

Inggris menganjurkan bahwa kemerdekaan Rhodesia harus menunggu datangnya sistem yang lebih demokratis. Pemerintah Rhodesia, di bawah Ian Smith, menentang anjuran Inggris dan secara sepihak memproklamirkan kemerdekaan Rhodesia pada tahun 1965.

Mula-mula Inggris, lalu PBB, mengenakan sanksi ekonomi terhadap Rhodesia. Terjadi tekanan yang memuncak dari kelompok gerilya nasionalis hitam, yang berpangkalan di negara-negara tetangga, dan desakan dari berbagai pemerintah bagi terbentuknya pemerintahan mayoritas kulit hitam.

Pada tahun 1979 Smith dan para pemimpin nasionalis hitam, tanpa mengikutsertakan gerilya yang berpangkalan di luar negeri, merencanakan konstitusi baru yang membentuk pemerintahan mayoritas hitam dengan jaminan bagi minoritas kulit putih.

Uskup Abel Muzorewa menjadi perdana menteri hitam pertama negeri itu, tetapi perang gerilya terus berlangsung. Pada akhir tahun 1979, Inggris membantu mengatur persetujuan gencatan senjata yang mengembalikan status Rhodesia sebagai koloni Inggris.

Pemilihan umum baru diadakan, semua kelompok diikutsertakan, dan bekas pemimpin gerilya Robert Mugabe dipilih menjadi perdana menteri negara Zimbabwe baru yang diperintah oleh kulit hitam pada tahun 1980.

Terkait Zimbabwe

PetaBenderaLambang

Madagaskar di Afrika Selatan

Negara Madagaskar terdiri atas pulau Madagaskar dan sejumlah pulau kecil yang berdekatan. Negara ini terletak di Lautan Hindia berjarak kira-kira 400 km dari pantai Afrika tenggara. Penduduknya terutama petani. Sekitar 90% ekspor Madagaskar adalah produk pertanian.

Karena kesuburan tanah dan suhu yang bagus, banyak panen dihasilkan. Hasil panen tanaman keras yang terpenting adalah kopi, vanili, gula, sisal, dan tembakau. Madagaskar menghasilkan 2/3 vanili dunia. Antananarivo adalah ibu kota dan kota terbesar negara itu.

Terkait Madagaskar

PetaBenderaLambang

Baca juga:

Afrika Selatan wilayah luas terbagi 9 negara kecil

Pos terkait