Afrika Barat terbagi menjadi 14 negara

Afrika Barat meliputi negara Mali, Burkina, Niger, Pantai Gading, Guinea, Senegal, Mauritania, Benin, Togo, Kamerun, Guinea-Bissau, Sao Tome dan Principe, Guinea Ekuatorial, Sahara Barat, Liberia, Sierra Leone, Gambia, Ghana, dan Nigeria.

Seluruh kawasan ini dapat dibagi menurut beberapa cara:

  • Pertama, secara fisik, daerah ini terdiri atas jalur hutan hujan tropis sepanjang pantai. Daerah pedalamannya adalah tanah tinggi sabana, yang di sana sini naik sampai ke plato yang lebih tinggi. Daerah hutannya berciri rawa bakau serta pohon palem dan kelapa.
  • Pembagian kedua daerah barat didasarkan atas kolonisasi. Semua negara Afrika Barat, kecuali Liberia, merupakan bagian,dari berbagai kekuasaan Eropa. Bangsa Jerman berada di sana sampai Perang Dunia I, saat koloninya diambil dan dijadikan daerah mandat oleh Liga Bangsa-Bangsa untuk Inggris dan Prancis.

Setelah itu, Portugal, Inggris, dan Prancis menjadi penguasa yang dominan. Afrika barat dapat juga dibagi atas dasar negara yang berbahasa Inggris atau berbahasa Prancis meskipun di masing-masing negara juga dituturkan bahasa-bahasa lokal.

Daerah barat Afrika adalah daerah pertama yang dikunjungi oleh orang Eropa. Bangsa Portugis memulai eksplorasinya selama tahun 1400-an. Mereka menjumpai kerajaan dan masyarakat yang telah mengadakan hubungan dagang dengan negara Laut Tengah. Hubungan ini dipelopori oleh bangsa Arab.

Selama 3 abad, bangsa Eropa mengatur perdagangan budaknya terutama dari pantai barat. Berjuta orang Afrika diangkut dengan cara yang amat brutal menyeberangi Laut Atlantik ke berbagai perkebunan di Amerika.

Para pedagang mengirimkan kapal mereka ke pantai Afrika Barat untuk mengangkut budak, membawanya menyeberangi Atlantik, menjualnya di Amerika dan kembali dengan gula, rum, kapas, permata, dan batangan emasperak. Di pantai Afrika orang Eropa harus membeli budak dari pedagang Afrika.

Sebagian besar dari budak itu adalah tawanan perang, penjahat, atau penentang rezim Afrika yang berkuasa. Perdagangan ini memisahkan sejumlah besar pemuda dan pemudi dari tanah tumpah darahnya dan mengacaukan masyarakat di seluruh Afrika Barat.

Setelah perdagangan budak dihapuskan pada awal abad ke-19, kegiatan itu diganti dengan perdagangan lain-khususnya perdagangan minyak palem yang diperlukan oleh industri pelumas Eropa. Sejak pertengahan abad itu dan seterusnya, dan terutama dari tahun 1880-1900, orang Eropa mulai menjajah Afrika Barat.

Afrika Barat

Kunjungi Afrika Barat di google map

Mali, Burkina Faso, dan Niger di Afrika Barat

Ketiga negara ini mengalami masalah yang serupa, yaitu tidak memiliki pantai laut. Mali dan Niger adalah negara besar dengan penduduk yang berjumlah sedikit dibanding dengan luas tanahnya. Ketiganya melarat dan beberapa tahun belakangan ini menderita kemarau panjang. Sungai Senegal dan Sungai Niger menyediakan irigasiuntuk tanaman kapas dan padi bagi Mali.

Pemerintah telah berupaya membentuk koperasi di antara penduduk, yang telah dimukimkan di kawasan yang beririgasi. Kacang tanah merupakan komoditi ekspor yang memadai bagi masing-masing negara itu.

Ternak hidup adalah komoditi ekspor Burkina (dahulu Volta Hulu). Sebagian besar rakyat ketiga negara ini adalah petani yang juga beternak.

Topeng Bobo abad 19 dari Burkina Afrika Barat
Topeng Bobo abad 19 dari Burkina ini dibuat dari kayu dan serat. Kini merupakan koleksi Museum Brooklyn, New York.

Pantai Gading di Afrika Barat

Mungkin Pantai Gading adalah negara berbahasa Prancis terpenting di daerah barat. Salah satu perbedaan utama antara pemerintah kolonial Inggris dan Prancis adalah bahwa penduduk Afrika Prancis diikutsertakan dalam percaturan politik Prancis dan setelah tahun 1945 diberi hak pilih dalam pemilihan umum Prancis.

Sebagai akibatnya, negara Afrika berbahasa Prancis, meskipun telah merdeka, tetap mempunyai hubungan yang lebih dekat dalam bidang ekonomi dan politik dengan Prancis dibandingkan dengan hubungan negara Afrika berbahasa Inggris dengan Inggris.

Presiden pertama Pantai Gading, Felix Houphouet-Boigny, adalah seorang politikus terkenal baik di Prancis maupun di Afrika sebelum negaranya merdeka. Houphouet-Boigny adalah menteri dalam pemerintah Prancis selama tahun 1950-an dan menjadi menteri negara dalam kabinet Jenderal Charles de Gaulle ketika jenderal itu kembali berkuasa pada tahun 1958.

Kekuatan dagang Pantai Gading didasarkan atas ekspor produk pertaniannya-misalnya kopi, cokelat, pisang, nanas, dan kayu jati. Sejak merdeka, investasi Prancis meningkat dengan pesat, khususnya di Abidjan-kota terbesar dan bekas ibu kota negara.

Sebagai kota yang berpenampilan modern, Abidjan kini menjadi pusat perdagangan dan industri yang penting. Di samping itu, perkebunan cokelat dan kopi kini dikembangkan dengan bantuan modal asing. Pemerintah percaya terhadap usaha swasta sebagai basis pembangunan untuk rakyat.

Seniman Senufo Pantai Gading Afrika Barat
Afrika memiliki warisan seni yang melimpah, tampak seorang seniman dari Pantai Gading sedang melukis di atas kain kafan.

Guinea Afrika Barat

Guinea merupakan satu-satunya negara yang menolak tawaran de Gaulle bergabung dalam perhimpunan dengan Prancis dalam suatu persemakmuran bersama.

Akhirnya, Prancis menarik diri dari Guinea secepatnya dan setuntasnya dengan membawa semua peralatan pertanian dan industri kewar dari negara itu. Sékou Touré, presiden negara itu, meyakinkan rakyatnya bahwa mereka akan mampu berdikari.

Mereka menerima bantuan, khususnya dari Uni Soviet dan Eropa Timur. Namun, negeri itu tetap melarat. Penduduk pada umumnya bergantung kepada pertanian. Akan tetapi, di sana tersimpan endapan boksit yang cukup, sedangkan alumina diproduksi di sebelah utara Konakri, ibu kota Guinea.

Senegal Afrika Barat

Bekas koloni Prancis yang pertama, sejak pertengahan abad ke-17, Senegal mencapai kemerdekaannya pada tahun 1960. Ekonomi negara ini bergantung pada pertanian, dengan kacang tanah sebagai salah satu komoditi ekspor utama.

Dakar, ibu kotanya, adalah pelabuhan besar Afrika. Leopold Se’dar Senghor, presiden Senegal, memerintah negara ini dalam waktu yang lama sejak kemerdekaan sampai ia pensiun pada tahun 1980.

Papa Ibra Tall, pelukis Senegal
Papa Ibra Tall, pelukis Senegal yang andal, dalam studionya di Thies Senegal

Mauritania Afrika Barat

Mauritania adalah negara yang luas dengan penduduk sedikit. Pantainya tertutup oleh gunung pasir, sedangkan di balik pantai terletak laguna asin dan padang pasir.

Hanya cekung Sungai Senegal dapat diolah. Bijih besi dan tembaga ditemukan di Mauritania. Mineral ini telah menarik modal internasional dan diharapkan dapat memajukan tingkat ekonominya.

Benin Afrika Barat

Negeri ini dahulu bernama Dahomey. Sumber alamnya yang miskin diperburuk dengan penduduknya yang padat, khususnya, di bagian selatan yang memiliki angka kelahiran yang tinggi.

Pahatan perunggu Benin
Pahatan perunggu Benin telah terkenal di dunia, Pahatan abad 17/18 menggambarkan seorang ratu bersama dayang-dayangnya. Patung ini sekarang berada di museum Brooklyn New York.

Meskipun Porto-Novo adalah ibu kotanya, Kotonou merupakan kota terbesar dan pelabuhan utama Benin. Hasil pertanian ekspornya yang besar adalah produk palem.

Nelayan Benin
Nelayan Benin sedang menjaring ikan

Togo dan Kamerun di Afrika Barat

Prancis juga mengelola dua negara mandat bekas jajahan Jerman di Afrika Barat-Togo dan Kamerun. Dalam kenyataannya kedua negara ini dibagi antara Inggris dan Prancis.

Di Togo, bagian Inggris-yang disebut Togoland Inggris-memilih menjadi bagian Ghana, sedangkan Togoland Prancis menjadi negara Togo yang merdeka. Tambang fosfat terkaya di dunia terletak di Kpémé, di ujung selatan negara ini.

Di Kamerun, daerah bagian selatan Inggris memutuskan bersatu dengan daerah Kamerun Prancis membentuk sebuah republik merdeka pada tahun 1961. Namun, bagian utara negeri ini memilih bergabung dengan Nigeria.

Bagian terbesar penduduk Kamerun bekerja di bidang pertanian. Namun, terdapat juga sektor industri yang cukup luas di sana. Boksit, yang diimpor dari Guinea, merupakan basis produksi aluminium yang cukup besar.

Guinea-Bissau dan Sao Tome dan Principe

Kedua negara ini adalah’negara Afrika yang kecil. Keduanya adalah bekas jajahan Portugis. Guinea-Bissau, yang merdeka pada tahun 1974, terdiri atas daerah daratan benua plus kepulauan lepas pantai. 550 Tome dan Principe, yang merdeka pada tahun 1975, terdiri atas dua pu|au utama plus sejumlah pulau kecil.

Guinea Ekuatorial dan Sahara Barat

Dahulu bekas jajahan Spanyol, Guinea Ekuatorial merdeka pada tahun 1968. Negara ini terdiri atas daerah daratan Rio Muni, pulau Bioko (dahulu Fernando Po), dan beberapa pulau kecil.

Sahara Barat semula dikenal sebagai Sahara Spanyol. Spanyol secara resmi melepaskan kawasan ini pada tahun 1976, menyerahkannya kepada Maroko dan Mauritania, sedangkan Mauritania melepaskan haknya atas Sahara Barat pada tahun 1979. Sebuah kelompok pembebasan Sahara menginginkan kemerdekaan bagi negeri ini.

Sahara Barat memiliki jumlah penduduk yang kecil, yang pada umumnya hidup mengembara (nomad). Lahannya terutama berupa padang pasir tetapi kaya akan fosfat.

Liberia

Liberia merupakan negara Afrika yang sering menarik perhatian orang Amerika karena negara ini didirikan untuk pemukiman kembali bagi budak dari Amerika yang dibebaskan pada tahun 1821.

Keturunan budak yang telah merdeka ini membentuk masyarakat pantai yang terpisah dari penduduk pedalaman asli Afrika. Mereka menguasai ekonomi dan pemerintahan sampai seorang perwira militer muda dari pedalaman mengambil alih kekuasaan lewat kup militer pada tahun 1980.

Liberia adalah daerah berhutan-hujan yang produk utamanya karet dan bijih besi. Penduduk negeri ini sedikit, ibu kota negaranya adalah Monrovia.

Sierra Leone

Terdapat beberapa kesamaan antara Liberia dan tetangganya Sierra Leone, yang didirikan oleh orang Inggris yang menentang perbudakan pada tahun 1787 sebagai tempat berlindung bagi para budak yang telah bebas. Lagi-lagi, keturunan budak, disebut orang Kreol, membentuk masyarakat terpisah.

Sebagian besar dari mereka tinggal di dekat ibu kota dan pelabuhan, Freetown. Hubungan mereka dengan penduduk pedalaman selalu hampa dan kadang-kadang kurang ramah.

Meskipun daerah ini lebih kecil daripada Liberia, Sierra Leone memiliki penduduk yang lebih besar. Di pedalaman berkuasa suku Mende dan Temne. Meskipun banyak produk pertanian tropis tumbuh, pendapatan negara amat bergantung kepada tambang berlian dan besi.

Gambia

Daerah bekas jajahan Inggris paling utara adalah Gambia. Negeri kecil ini terdiri atas sebuah jalur sempit lahan yang terletak di kedua belah sisi Sungai Gambia, yang merupakan koloni Inggris pertama di seluruh Afrika. Kecuali Lautan Atlantik di sebelah barat, Gambia dikelilingi oleh Senegal.

Sebuah persetujuan yang ditandatangani pada tahun 1981 membentuk Konfederasi Senegambia, yang menggabungkan Gambia dengan Senegal untuk tujuan kerja sama. Ekspor kacang tanah merupakan sumber pendapatan utama Gambia.

Ghana

Dua buah negara Afrika Barat berbahasa Inggris yang penting adalah Ghana dan Nigeria. Pada tahun 1957 Ghana merupakan koloni lnggris pertama yang merdeka.

Secara garis besar Ghana dapat dibagi menjadi 3 daerah-padang terbuka utara yang panas dan kering, lahan hutan Ashanti, dan dataran rendah pantai di selatan. Beberapa kilometer dari ibu kota-yaitu Akra-terletak kota pelabuhan baru Terna.

Kumasi merupakan pusat penduduk Ashanti, yang kerajaannya ditaklukkan oleh Inggris pada awal abad ke-20. Di Ghana terdapat banyak sekolah dan universitas-yang terbesar adalah Universitas Ghana di Akra.

Nigeria di Afrika Barat

Nigeria adalah negara’Afrika yang paling padat penduduknya. Kota utamanya, Lagos, ibu kotanya yang sudah lama berperan sebagai ibu kota sementara ibu kota negara yang baru sedang dibangun di Abuja.

Ibadan, kota kedua terbesar, merupakan tempat berdirinya Universitas lbadan. Nigeria menghasilkan banyak produk tropis-seperti minyak palem, cokelat, karet, dan kayu jati.

Di sana terdapat juga sejumlah batubara, timah, dan kini-yang , terpenting dari semuanya-endapan minyak yang melimpah. Nigeria amat menderita akibat perdagangan budak. Negara itu dahulu merupakan pusat suatu pasar produk palem dengan pedagang Eropa abad ke-19.

Komposisi penduduk Nigeria dapat menjelaskan dengan mendasar mengapa sampai terjadi perang saudara yang memorakporandakan negeri itu pada tahun 1960-an.

Bukan sekadar karena Nigeria itu negeri yang luas, melainkan penduduknya pun terdiri atas masyarakat keturunan yang amat berbeda. Banyak di antara suku-suku itu dahulu merupakan musuh.

Sesungguhnya, hanya untuk alasan kemudahan administrasilah, maka Inggris menyatukan mereka pada tahun 1914 dan menciptakan Nigeria yang semula tidak pernah ada.

Karya rakyat Yoruba Nigeria
Karya seni menarik rakyat Yoruba, Nigeria bagian barat. Patung berhala mungil ini berjaket kulit kerang halus

Untuk itu, dirasa perlu untuk mendirikan suatu federasi yang terdiri atas daerah dengan kekuasaan lokal bagi masyarakat yang berbeda ini. Kelompok yang terbesar adalah suku Hausa dan Fulani dari utara, yang hampir semuanya beragama Islam; suku Yoruba dari baratdaya, dengan agama campuran; dan suku Ibo dari timur, yang kebanyakan beragama Kristen, terutama Katolik.

Saat Nigeria merdeka pada tahun 1960, federasi itu dibentuk dengan Nnamdi Azikiwe, bapak bangsa Nigeria dan seorang suku lbo, sebagai gubernur jenderal dan kemudian presiden.

Lukisan seniman Oshogbo
Seorang seniman Oshogbo sedang melukis dinding ekspresif di Negeria bagain barat

Pada tahun 1967 pecah perang saudara ketika kawasan bagian timur memisahkan diri dan membentuk negara Biafra. Perang usai pada tahun 1970 dengan daerah timur itu kembali menjadi bagian integral Nigeria.

Di tahun-tahun sesudahnya, ekonomi menyita perhatian utama Nigeria. Kegagalan pemimpin politik Nigeria dalam membereskan masalah ekonomi telah mendorong terjadinya serangkaian perebutan kekuasaan oleh militer.

Baca juga:

Afrika Barat terbagi menjadi 14 negara

Pos terkait