Kamerun negara bergaya Afrika lama dan baru

Kamerun adalah daerah tengah kota Yaounde, ibu kota Republik Persatuan Kamerun. Hari masih sore ketika semua mobil yang ada di kota seakan-akan berkumpul di satu tempat. Hingar-bingar bunyi klakson berbaur dengan bunyi derum dan sosok-sosok bergegas dalam keremangan di sepanjang trotoar. Banyak orang yang mengenakan baju bergaya Barat dan mengendarai mobil yang dimanufaktur ribuan kilometer jauhnya di benua lain.

Jauh di tanah tinggi Kamerun Barat terlihat pemandangan lain. Di daerah Mbem ini, beberapa orang suku Kaka telah berkumpul untuk melakukan upacara pemujaan laba-laba. Tak seorang pun tahu bagaimana dan di mana upacara itu bermula, karena asal usulnya telah hilang ditelan masa.

Para warga negara Republik Persatuan Kamerun menunggu dengan sabar, mata mereka tertuju kepada para dukun. Dengan membaca dedaunan yang telah disentuh oleh Iaba-laba, para dukun itu akan meramalkan masa depan suku Kaka.

Lebih jauh ke timurlaut pemandangannya berubah. Di sini salah seorang kepala suku terkemuka Lamido dari Rei-Bouba, telah mengadakan pertemuan tahunan dengan rakyatnya. Para kesatria berkuda datang dengan mengenakan sorban dan jubah longgar, membawa pedang dan senapan.

Para kesatria itu mendongakkan kudanya, mencabut pedang dan mata pedang yang terbuat dari baja berkilauan ditimpa sinar matahari. Pemandangan ini mirip dengan Kisah 1001 Malam yang dijelmakan menjadi kenyataan yang penuh rona.

Jika sekiranya ada satu kata yang dapat melukiskan Kamerun, kata itu adalah “kebhinekaan”. Negeri ini terdiri atas berbagai desa dengan gubuk beratap rumbia dan kota besar yang ramai dengan gedung beton pencakar langit.

Sebuah negeri penuh semangat yang memadukan gaya kehidupan Afrika lama dan baru. Negeri ini memadukan industri modern dan cara kuno penggarapan tanah, dan sedang berusaha untuk menciptakan bangsa dari penduduknya yang menggunakan 100 dialek yang berbeda-beda dan sangat bhineka kelompok etniknya itu. Dewasa ini bahasa resmi negara adalah bahasa Prancis dan Inggris.

Peta wilayah Kamerun
Peta wilayah Kamerun

Kunjungi Peta Kamerun atau di google map

Geografi Kamerun

Kamerun terletak di pantai barat Afrika tengah. Luas wilayahnya adalah 475.442 km2 dan terdiri atas beberapa daerah geografi yang berlainan. Negeri ini berbatasan dengan Nigeria di sebelah barat; dengan Danau Chad di sebelah utara dan Republik Chad di sebelah timurlaut; dengan Republik Afrika Tengah di sebelah timur; serta dengan Republik Rakyat Kongo, Gabon, dan Guinea Ekuatorial di sebelah selatan.

Karena perbatasan sebelah selatannya hanya 2° di atas khatulistiwa, sebagian besar Kamerun beriklim tropis. Bagian selatan negeri ini tinggi curah hujannya. Desa Debundscha, dengan curah hujan per tahun hampir 1.000 cm, adalah salah satu daerah paling basah di dunia.

Kehidupan Flora dan Fauna

Negeri yang bercorak ragam dan bhineka ini mempunyai berbagai vegetasi dan satwa liar yang menakjubkan. Di sebelah utara terdapat pohon berduri dan rawa yang tertutup papirus dan ilalang.

Lembah berhutan, lereng yang tertutup pohon cemara, serta padang rumput dataran tinggi yang luas terdapat di daerah pegunungan. Di sebelah selatan terdapat rimba belantara yang lembap dan panas serta selalu hijau.

Di lembah dan hutan di dataran tinggi hidup berbagai binatang, dari tikus celurut yang kecil sekali sampai gajah yang amat besar. Di hutan pegunungan terdengar teriakan meiengking simpanse dan monyet.

Kawanan gorila berkeliaran santai di bawah rimbunan pohon yang tinggi dan hijau. Padang rumput di sebelah utara dihuni kawanan jerapah, antelop, gajah, dan hewan lainnya.

Penduduk dan Perikehidupan Kamerun

Douala, pelabuhan utama di Kamerun, adalah kota modern yang berpenduduk lebih dari 460.000 jiwa. Sebagai kota terbesar di negeri ini, ia merupakan pusat perkeretaapian dan mempunyai bandara internasional yang bagus sekali.

Di hari yang cerah dapat kita nikmati puncak Gunung Kamerun yang megah dari Douala; gunung ini adalah yang tertinggi di Afrika Barat (4.069 m). Gunung Kamerun, yakni gunung berapi yang sekali-sekali masih aktif itu, termasuk barisan gunung berapi panjang yang sejak berabad-abad yang silam tergelar ke sisi barat benua tersebut.

Sekarang ini beberapa di antara gunung-gunung itu merupakan Pulau Fernando Po, Annobon, Sao Tome dan Principe.

Di kaki pantai Gunung Kamerun terletak Victoria dan Tiko, yang oleh para pemukim Jerman dahulunya dijadikan perkebunan karet, pisang, dan kelapa dan sampai sekarang masih merupakan landasan ekonomi Kamerun Barat.

Jauh tinggi di pegunungan yang menghadap ke laut, orang Jerman mendirikan kota Buea, yang dijadikan ibu kota koloni Kamerun Jerman. Salah seorang gubernur militernya membangun sebuah tiruan kecil puri Sungai Rhein karena perasaan rindu kampung halamannya. Schloss (”puri” dalam bahasa Jerman) masih dapat kita nikmati di kota itu.

Di daerah tanah tinggi Kamerun Barat, pada dataran tinggi yang berbukit-bukit dan berumput, hidup salah satu suku bangsa yang paling bersemangat dan gesit di Kamerun, yakni suku Tikar.

Di Kamerun bagian timur tinggal suku Bamile’ke’. Suku Bamiléké yang suka bekerja keras dan berhemat ini sejak dahulu telah merupakan golongan pedagang yang paling berhasil di negeri ini. Penduduk daerah tanah tinggi menanam kopi untuk di ekspor serta pisang, nanas, dan tanaman tropis lainnya.

Di tanah tinggi tersebut tinggal pula suku Bamoun. Suku Bamoun yang sebagian besar beragama Islam itu masih ada hubungan kerabat dengan suku Tikar dan Bamileke yang menganut agama Kristen ataupun animisme.

Di Foumban, sebuah kota yang berpenduduk 18.000, anak cucu para pengrajin yang dahulu menghias istana para sultan Bamoun, masih meneruskan seni kerajinan kuno itu. Mereka memahat panil kayu dan membuat benda kecil dari kuningan tuang yang sangat disukai oleh para pengumpul benda seni Afrika.

Di sepanjang dataran tinggi Mambilla dan di dekat kisaran Atlantika dan Kapsiki tinggal suku Kirdi. Suku Kirdi ini masih menganut kepercayaan animisme kuno. Mereka hidup dengan sederhana di gubuk batu bata atau tanah liat dan memelihara domba, kambing, dan unggas.

Suku Kirdi membagi dataran sabana yang kering di Kamerun sebelah utara itu dengan suku Fulani yang hidup dari beternak. Suku Fulani, yang memelihara sejumlah besar sapi, beragama Islam dan kepala sukunya, yang disebut lamido, mendirikan markas besar mereka di kota Garoua, Maroua, dan N’Caoundéré yang sedang tumbuh itu.

Meskipun terletak di tepi Sungai Benue, yakni sebuah cabang Sungai Niger, Garoua adalah sebuah bandar laut. Selama 6 minggu dalam setahun permukaan air Sungai Benue naik kira-kira 6 m. Pada saat itulah kapal masuk sejauh kira-kira 1.100 km dari laut untuk mengambil kapas, ternak, dan bulgur untuk dibawa ke pasar luar negeri.

Yaoundé, ibu kota nasional Kamerun, terletak di daerah dataran tinggi tengah negeri ini. Kota yang berpenduduk 300.000 jiwa ini tergelar di antara perbukitan rendah di dekat jantung daerah penanaman cokelat. Kamerun adalah salah satu penghasil cokelat terbesar di dunia, yang merupakan bahan dasar pembuatan bubuk cokelat dan permen cokelat.

Suasana pasar di ibu kota Kemerun
Suasana pasar di ibu kota Kemerun

Yaounde adalah kota modern. Jaringan jalannya lebar-lebar dan beraspal, mempunyai gedung perkantoran dan apartemen yang terbuat dari beton dan baja, serta lalu lintas kendaraan bermotor yang sibuk.

Industri terpusat di sekitar pinggiran kota. Yaounde adalah tempat kediaman presiden dan di sana berdiri Universitas Yaoundé. Universitas yang didirikan pada tahun 1962 ini adalah universitas dwibahasa, yakni bahasa Prancis dan Inggris.

Di samping bahasa Prancis dan Inggris, penduduk kota ini juga berbahasa Ewondo dan Bulu. Sebagian besar penduduknya beragama Kristen. Misi Katolik dan Protesten telah aktif sejak awal abad ke-19. Dewasa ini Yaounde merupakan pusat salah satu di antara keuskupan agung Katolik terbesar di Afrika.

Ekonomi Kamerun

Kamerun adalah salah satu negara Afrika yang paling makmur di sebelah selatan Sahara. Perekonomiannya sebagian besar berupa ekonomi pertanian, dengan cokelat, kopi, pisang, kapas, kelapa, dan tebu sebagai tanaman perdagangan terpenting.

Minyak bumi dan produknya mengisi 56% ekspor pada tahun 1990, tetapi cadangan minyak nasional yang dikemukakan pada 1970-an diperkirakan akan habis pada awal 1990-an.

Bauksit dan bijih besi merupakan mineral penting lainnya. Industri meliputi pengolahan produk-produk pertanian, pengilangan minyak, dan peleburan aluminium.

Sejarah dan Pemerintahan Kamerun

Kamerun adalah versi Inggris bagi nama yang diberikan kepada daerah itu pada abad ke-15 oleh orang Portugis yang menjelajahi bagian utara dari Sungai Wouri. Setelah membuang sauh di dekat daerah yang kini bernama Douala, orang Portugis menarik jala mereka yang sarat dengan udang besar.

Mereka namakan sungai itu Rio dos Camaroes atau “sungai udang”. Nama itu terpatri dan tetap digunakan oleh orang Jerman yang mendirikan sebuah daerah protektorat yang disebut Kamerun di daerah tersebut pada tahun 1884.

Setelah kekalahannya dalam Perang Dunia I, Jerman terpaksa menyerahkan koloninya, yang dibagi antara Prancis dan Inggris, mula-mula sebagai daerah mandat di bawah Liga Bangsa-Bangsa dan kemudian menjadi wilayah perwalian PBB.

Wilayah yang diperintah Prancis memperoleh kemerdekaan pada tahun 1960 menjadi Republik Kamerun. Ketika sebagian dari wilayah yang diperintah Inggris bergabung dengan republik itu pada tahun 1961 (bagian lain Kamerun Inggris bergabung dengan Nigeria), negara baru itu disebut Republik Federal Kamerun.

Dengan pengesahan konstitusi baru tahun 1972, negara itu disebut Republik Kamerun Serikat. Nama aslinya, Republik Kamerun baru dipakai lagi sejak 1984.

Presiden terpilih menjadi kepala negara. Kamerun dipimpin selama 22 tahun oleh Presiden Ahmadou Ahidjo yang mengundurkan diri pada 1982. Penggantinya, Paul Biya memenangkan pemilu pada tahun 1984 dan dipilih kembali pada 1988.

Jabatan perdana menteri dikembalikan pada 1991 setelah gelombang protes rakyat dan menuntut reformasi demokrasi. Pada 1992 Biya dan partainya memenangkan pemilu multipartai yang pertama, walaupun ada tuduhan dilakukannya penipuan pemungutan suara.

Diulas oleh:
VECTOR T. EL VINE, Universitas Washington
Editor: Sejarah Negara Com

Pos terkait