Angola negara berbentuk persegi di pesisir barat Afrika

Matahari senja Afrika bagian selatan tenggelam di Samudra Atlantik dan cahayanya menimpa pesisir Angola, bekas propinsi seberang laut Portugal. Seorang Afrika berkulit hitam yang pulang ke rumah setelah bekerja seharian sambil berjalan merenungkan kehidupannya. Terlintas dalam benaknya suatu masa ketika dirinya hanya dapat berharap semoga kelak anaknya dapat bekerja sebagai pegawai pemerintah Portugis.

Perubahan terjadi ketika Angola memperoleh kemerdekaannya pada tahun 1975. Sekarang anak-anak dapat bersekolah di sekolah yang dikelola oleh bangsa sendiri. Tentu saja sang ayah dapat bercita-cita agar anaknya dapat menjadi pemimpin perusahaan atau bahkan berkedudukan se bagai pejabat pemerintah.

Sebelum tahun 1975 beberapa ratus ribu orang Portugis tinggal di Angola. Mereka memerintah propinsi tersebut. Mereka menamakan berbagai kota dengan nama Portugis, membangun kota besar dengan gaya Portugis, dan menguasai perekonomian.

Ketika negara-negara Eropa terpaksa meninggalkan kekuasaan atas koloni mereka di Afrika, Portugal berhasil mempertahankan wilayahnya di benua itu. Akan tetapi, pada tahun 1961 perang gerilya meletus di Angola sebelah utara dan dimulailah gerakan untuk merebut kemerdekaan.

Baru saja kemerdekaan berhasil diwujudkan, meletus baku tembak di antara berbagai kelompok penduduk Angola yang saling bersaing. Perang saudara pecah dan sejumlah negara asing terlibat. Gencatan senjata akhirnya tercapai pada 1991, tetapi setelah pemilu 1992, ketegangan pecah kembali.

Peta wilayah Angola

Selengkapnya kunjungi Peta Angola atau di google map

Geografi Angola

Angola merupakan sepenggal lahan yang amat luas dan boleh dikatakan berbentuk persegi di pesisir sebelah barat Afrika. Dengan wilayah seluas 1.246.700 km2, negeri ini dahulu merupakan propinsi seberang lautan Portugal yang terbesar.

Di sebelah utara dan timurlaut, negara ini berbatasan dengan Republik Zaire, di sebelah tenggara dengan Zambia, dan di sebelah selatan dengan Namibia (Afrika Baratdaya). Cabinda, yakni sebuah wilayah kecil yang terpisah dari Angola oleh Republik Zaire, adalah sebuah distrik.

Suatu jalur lahan rendah yang lebarnya berkisar antara 32 sampai 160 km terbentang di sepanjang pesisir. Sebagian besar pedalaman Angola terdiri atas tanah tinggi Benguela, yaitu suatu plato yang amat luas dengan ketinggian rata-rata antara 910 m sampai 1.830 m.

Titik tertinggi di negeri ini (2.520 m) terletak di Plato Bie. Plato itu sedikit demi sedikit melandai di sebelah utara sampai ke cekung Sungai Kongo dan di sebelah selatan bertemu dengan Gurun Kalahari yang mencakup sebagian besar Afrika baratdaya.

Sungai

Plato pedalaman sebelah utara dialiri oleh Sungai Kongo yang megah dan di sebelah selatan oleh Sungai Cubango yang membentuk sebagian dari perbatasan antara Angola dan Namibia (Afrika Baratdaya).

Sungai Zambezi besar, yang mengalir sejauh 2.575 km melintasi Afrika bagian selatan sebelum bermuara ke Samudra Hindia, mengalir di bagian paling timur Angola.

Iklim

Iklim Angola berkisar antara iklim tropis di daerah Cekung Sungai Kongo di sebelah utara sampai iklim gersang di ujung selatannya. Karena ketinggiannya, plato pedalaman beriklim sedang dengan diselingi oleh musim hujan dan musim kemarau.

Bulan-bulan paling kering dan paling sejuk di negeri ini berlangsung antara Juni dan September, bulan-bulan paling panas dan paling lembap teriadi dari Oktober sampai Mei. Curah hujan rata-rata 152 cm di daerah sebelah timurlaut, tetapi menurun cukup banyak di daerah sebelah selatan dan baratdaya.

Kota Besar

Ibu kotanya, Luanda, yang terletak di pesisir Samudra Atlantik itu merupakan kota terbesar di Angola. Kota yang didirikan oleh orang Portugis pada tahun 1575 ini merupakan salah satu permukiman Eropa tertua di seluruh Afrika sebelah selatan Gurun Sahara.

Banyak di antara bangunannya didirikan pada abad ke-17 dan ke-18 pada masa Luanda masih menjadi pusat perdagangan budak antara Afrika dan Brasilia. Se’karang kota ini menjadi pusat pemerintahan yang modern dengan jalan berjalur hijau yang lebar serta hotel, toko, dan gedung perkantoran yang besar.

Lobito, sebuah kota kosmopolitan yang modern, adalah pelabuhan utama Angola dan merupakan tempat hentian Kereta Api Benguela trans Afrika. Pelabuhannya adalah salah satu pelabuhan paling modern dan terlengkap di Afrika bagian selatan. Sebuah penyulingan minyak dan beberapa industri, misalnya perkapalan dan pengolahan besi, terletak di Lobito.

Huambo (dahulu, Nova Lisboa) adalah pusat pertanian utama negara itu. Kota tersebut juga memiliki aktivitas komersial yang lumayan-pengapalan gandum, beras, jagung, buah, serta kulit dan jangat ke pelabuhan yang sibuk.

Huambo, yang terletak di daerah pedalaman mempunyai banyak gedung modern, gereja, sebuah stasiun transmisi radio, dan sebuah lapangan udara kecil.

Kota-kota penting lain adalah Benguela, Moqamedes, Malange, dan Cabinda-kota utama di daerah kantong Cabinda.

Penduduk Angola

Lebih dari tiga perempat penduduk Angola termasuk ke dalam berbagai kelompok suku Bantu. Ovimbundu, suku yang terbesar, mendiami bagian tengah negara yang agak padat penduduknya. Kimbundu, suku terbesar kedua, tinggal agak lebih ke utara.

Suku Bakongo mendiami daerah paling utara di dekat perbatasan Kongo dan Zaire. Penduduk selebihnya terdiri atas orangorang yang berleluhur campuran Portugis-Arfika dan sebagian kecil orang Bushman dan Hottentot.

Hampir seluruh penduduk Portugis meninggalkan negeri itu di saat kemerdekaan diproklamasikan dan ketika pecah perang saudara.

Suku Ovimbundu terkenal di Afrika sebagai pedagang dan, di antara semua pribumi Angola, merupakan suku yang paling menyerap kebudayaan Barat. Suku ini tinggal di daerah yang kaya bijih besi dan terkenal karena ketrampilan mereka sebagai pandai besi dan karena karya mereka dalam kerajinan gerabah, keranjang, kulit, dan seni pahat kayu.

Karena letaknya yang dekat ke Luanda, Kimbundu juga telah banyak menyerap gaya Eropa. Banyak orang telah meninggalkan kampung halaman dan pindah ke Luanda, tempat mereka bekerja di berbagai perusahaan perdagangan, kantor pemerintah, dan industri.

Namun, orang Kimbundu yang tinggal di daerah pedalaman, jauh dari pusat kota, masih terikat dalam kegiatan pertanian-terutama pertanian pangan.

Orang Bakongo dapat dijumpai di sepanjang daerah pantai utara Angola. Suku ini adalah cabang keluarga besar Kongo yang tersebar di seantero perbatasan negara-negara Afrika tengah.

Orang Bakongo Angola pada dasarnya adalah petani yang menanam jagung, ketela, kacang tanah, dan kacang polong. Perikanan dan perburuan juga memainkan peran penting dalam ekonomi mereka.

Orang Bakongo juga andal dalam seni patung dan musik. Suku ini, lebih dari suku lain di Angola, sangat terlibat di dalam pergerakan kemerdekaan sehingga menjadikan daerah utara palagan perang gerilya dari tahun 1961 sampai tercapai kemerdekaan.

Agama

Hampir separuh orang Bantu Angola telah memeluk agama Kristen, baik Katolik Roma maupun Protestan. Penduduk selebihnya memeluk kepercayaan animistik. Banyak dari agama tradisional Bantu telah benar-benar kehilangan sebagian besar pengaruhnya, tetapi beberapa praktik peribadatan campuran antara Kristen dan aspek-aspek tertentu agama tradisional juga tersebar luas.

Pendidikan

Sampai tercapainya kemerdekaan, sistem pendidikan Angola didasarkan atas sistem pendidikan Portugal. Banyak sekolah dasar dikelola oleh Gereja Katolik Roma. Di daerah tempat sekolah didirikan, murid mulai bersekolah pada umur 6 tahun dan biasanya berlangsung hanya selama 4 tahun.

Beberapa sekolah tinggi-baik yang akademi maupun yang teknis juga didirikan. Universitas Angola di Luanda, beberapa seminari Katolik, dan sekolah guru menyediakan pendidikan tinggi.

Pada tahun 1976 Kementerian Pendidikan mengumumkan berbagai rencana bagi program perluasan pembangunan sekolah dan suatu sistem pendidikan yang baru. Menjelang tahun 1982 sekitar 1.500.000 siswa telah bersekolah di sekolah dasar dan menengah.

Meskipun bahasa Portugis merupakan bahasa resmi negara, berbagai bahasa Bantu, terutama bahasa Ovimbundu dan Kimbundu, digunakan oleh sebagian besar penduduk.

Ekonomi

Sampai akhir-akhir ini perekonomian negara sebagian besar didukung hanya oleh hasil pertanian-yaitu kopi. Lebih dari setengah hasil kopi Angola yang terkenal karena mutunya yang tinggi itu diekspor ke Amerika Serikat.

Produk tradisional Angola lainnya yang penting adalah berlian (yang berasal dari kompleks penambangan berlian raksasa Diamang di sebelah timurlaut), produk ikan, sisal (bahan pembuat tali), kayu, jagung, dan kapas.

Akan tetapi, akhir-akhir ini telah ditemukan dua mineral penting-yaitu besi dan minyak. Tambang besi Cassinga memproduksi cukup banyak bijih sehingga cukup banyak sumbangannya kepada pendapatan ekspor, sedangkan penemuan sumber minyak lepas pantai di Samudra Atlantik telah menjadi sumber pendapatan paling penting bagi Angola. Negara ini juga kaya dengan sumber listrik tenaga air dan produksi aktualnya juga cukup tinggi.

Sebagian besar penduduk menanam tanaman pangan untuk konsumsi keluarga atau untuk dijual ke pasar lokal. Pertanian swasembada masih tetap merupakan satu-satunya kegiatan ekonomi yang terpenting.

Banyak industri Angola yang menangani pemrosesan bahan pangan lokal seperti kopi dan gula, serta produksi minyak nabati. Pabrik tekstil memanfaatkan kapas yang ditanam di dalam negeri.

Selain itu, produk minuman keras dan tembakau juga cukup besar sumbangannya kepada perekonomian. Produk lainnya antara lain berupa semen, ban, dan kertas. Angola mempunyai salah satu di antara dinas penerbangan dalam negeri yang terbaik di Afrika dan empat perusahaan perkeretaapian utama.

Berkecamuknya perang gerilya yang terus menerus dan banyaknya ahli teknik trampil yang melarikan diri sesudah kemerdekaan memorakporandakan ekonomi Angola dan mengakibatkan hampir macetnya negara tersebut. Akan tetapi, pemerintah segera mengumumkan berbagai tindakan untuk menghidupkan kembali ekonomi.

Sejarah Angola

Pada abad ke-14 dan ke-15, kelompok masyarakat Bantu Afrika tengah pindah ke bagian selatan benua ini. Kelompok Bantu mendirikan beberapa kerajaan besar di wilayah tersebut, termasuk yang sekarang disebut Angola.

Tiga kerajaan utama adalah Luba, Lunda, dan Kongo Raya. Pada abad ke-16 Angola Tengah diserbu oleh orang Jaga, suku yang suka berperang. Suku Jaga bukanlah suku bangsa, melainkan kelompok prajurit. Mereka bermukim di kawasan tanah tinggi dan lambat laun berbaur dengan penduduk Kimbundu dan Ovimbundu.

Pelaut Portugis Diogo Cao, yang menemukan muara Sungai Kongo tahun 1482 menjelajah ke pedalaman dan mengadakan hubungan dengan Manikongo'(”raja Kongo”). Selanjutnya para raja tersebut dinasranikan dan Kongo menjadi negara di bawah kekuasaan mahkota Portugis.

Sampai abad ke-1 9 Portugis tetap berada dalam posisi berlindung di pesisir Angola. Mereka terlibat dalam peperangan dengan beberapa kelompok pedalaman, tetapi juga berdagang dengan mereka, untuk mendapatkan budak yang dikirim ke Brasi|ia.

Pada pertengahan abad ke-19 Inggris mulai memperluas imperium Afrika mereka. Takut kehilangan tempat berpijak di Afrika, orang Portugis mulai menjelajah dan menaklukkan pedalaman Angola.

Pada 1891 perjanjian dengan Inggris menentukan perbatasan Angola yang sekarang ini dan tahun 1918 sejumlah kawasan pedalaman jatuh ke dalam kekuasaan Portugis. Seusai Perang Dunia II Portugal mengubah status hukum tanah jajahannya menjadi propinsi seberang laut.

Pada 1961 pemberontakan terhadap Portugis meletus di Angola utara. Portugal mengirim balatentaranya untuk menindas para pemberontak itu, sekaligus mengadakan perombakan di bidang ekonomi. Tetapi, upaya tersebut gagal dan pertempuran terus belanjut sampai tahun 1970-an.

Pada tahun 1974 sekelompok perwira militer menggulingkan pemerintah Portugal. Para pemimpin baru di Lisabon memberikan kemerdekaan kepada Angola, yang mulai berlaku pada akhir tahun 1975. Sebuah badan pelaksana pemerintahan yang mencakup para wakil berbagai kelompok pembebasan Angola dibentuk untuk memerintah negara itu.

Ketika orang Portugis rneninggalkan negeri itu pada November 1975, kelompok MPLA (Gerakan Popular untuk Pembebasan Angola) merebut kekuasaan dengan bantuan pasukan Soviet dan Kuba sebelum pemilihan diadakan.

Pemimpinnya, Antonio Agostinho Neto menjadi presiden pemerintahan, Marxis tersebut. Ketika Neto meninggal pada 1979, ia digantikan oleh José Eduardo dos Santos.

Perang terus berkecamuk antara MPLA dan UNITA yang dipimpin Jonas Savimbi dan didukung Amerika Serikat serta Afrika Selatan. Dalam perjanjian 1988 Angola, Kuba dan Afrika Selatan bersepakat untuk menjadwalkan penarikan pasukan Kuba, penghentian bantuan Afrika Selatan bagi UNITA, dan kemerdekaan bagi negara tetangga Namibia (merdeka pada 1990).

Pasukan Kuba terakhir ditarik pada Mei 1991. MPLA melepaskan marxisme pada 1991, dan MPLA-UNITA menandatangani perjanjian damai pada 31 Mei. Dalam pemilihan multipartai pada September 1992, MPLA memenangkan suara untuk dewan perwakilan.

Dos Santos memenangkan pemilihan presiden dengan 49,6% (Savimbi 40,1 %). Savimbi menolak hasil pemilihan itu dan mengangkat senjata lagi dalam perang saudara.

Diulas oleh: NORMAN A. BAILEY, Universitas Kota New York.
Editor: Sejarah Negara Com

Pos terkait