Republik Afrika Selatan negara yang berubah karena sebutir berlian

Republik Afrika Selatan adalah salah satu negara terkaya di dunia. Pada tahun 1867 seorang anak Afrika yang sedang bermain di tepi Sungai Oranye menemukan sebuah gundu yang elok, yang kemudian ternyata adalah sebutir berlian. Penemuan berlian telah mengubah sejarah Afrika Selatan. Beribu-ribu orang berduyun-duyun masuk ke wilayah ini untuk bermukim dengan harapan menjadi kaya.

Pada tahun 1884 emas ditemukan di daerah yang kini menjadi kota Johannesburg. Sekali lagi petualangan mencari kekayaan yang penuh harapan terjadi. Kekayaan yang telah dihasilkan oleh ladang berlian diinvestasikan dalam pengembangan tambang-emas.

Akhirnya, keuntungan dari pertambangan itu digunakan untuk mengembangkan industri. Tanpa kekayaan melimpah yang diciptakan oleh penemuan emas dan berlian itu, Afrika Selatan mungkin masih tetap miskin sampai sekarang.

Geografi Republik Afrika Selatan

Republik Afrika Selatan, yang terletak di ujung selatan benua Afrika, dibatasi di timurlaut oleh Swaziland dan Mozambik, di utara oleh Botswana dan Zimbabwe, dan di baratlaut oleh Namibia (Afrika Baratdaya). Di sebelah barat terletak Samudra Atlantik, sedangkan di sebelah timur Samudra Hindia.

Afrika Selatan terdiri atas empat propinsi, yaitu Tanjung Harapan (Cape of Good Hope); Natal, Negara Merdeka Oranye (Oranye Free State) dan Transvaal. Selain itu 13% lahannya disisihkan untuk membentuk 10 ”Negara Kulit Hitam” atau ”kampung halaman” (dahulu disebut ”bantustan”) untuk golongan mayoritas kulit hitam Afrika Selatan yang tidak mempunyai hak suara.

Empat di antaranya-yaitu Bophuthatswana, Transkei, Venda, dan Ciskei-dianggap ”merdeka”. Enam lainnya-yaitu Gazankulu, KwaZqu, Lebowa, Qwaqwa, Ndebele, dan NaNgwane-adalah ”berpemerintahan sendiri”.

Dataran Tinggi

Sebagian besar Afrika Selatan adalah dataran tinggi dengan ketinggian antara 900 sampai 1.800 m. Di sebelah baratdaya, dataran tinggi itu sebagian besar berupa lahan stepa gersang dengan rerumputan pendek yang bertebaran. Perbukitan berbatu-batu yang terpencil, yang disebut kopjes, terkadang menjulang sampai setinggi 30 m di atas lahan di sekitarnya. Di kawasan ini terletak Karroo Besar dan Karroo Kecil, yang merupakan lahan semak kering.

Dataran tinggi tersebut meninggi ke arah utara dan timur dengan rerumputan yang menghijau dan pepohonan bertebaran karena curah hujannya lebih tinggi. Kawasan ini dikenal sebagai kawasan Veld Tinggi. Kawasan Witwatersrand(”kambi perairan putih”), yang juga dikenal sebagai kawasan Rand, membentang melintasi veld tersebut melalui Johannesburg.

Daerah ini merupakan daerah penghasil emas terbesar di dunia dan merupakan pusat kawasan penambangan emas yang terkenal di negara ini. Di Transvaal utara dataran tinggi itu melandai ke arah lembah Sungai Limpopo. Di sini vegetasinya lebih bersifat tropis dan lebat daripada di Veld Tinggi.

Tebing Besar

Daerah dataran tinggi Afrika Selatan dipisahkan dari kawasan pesisir oleh serangkaian pegunungan yang disebut Tebing Besar. Tebing tersebut mencapai titik tertingginya di sebelah timur Drakensberg (pegunungan naga). Beberapa puncak di Drakensberg, termasuk Giant’s Castle dan Montaux-Sources, tingginya lebih Bari 3.000 m.

Kawasan Pesisir

Gurun Namib di Namibia (Afrika Baratdaya) menjorok ke Republik Afrika Selatan di sepanjang pesisir Atlantik. Lebih jauh ke selatan, di sekitar Tanjung Harapan, jajaran pegunungan yang panjang dan sempit memisahkan tebing itu dari laut. Di sela-sela jajaran itu terdapat lembah yang terlindung yang dipakai untuk pertanian.

Lebih jauh ke timur, tebing yang tinggi diseling “dengan pantai yang sempit dengan bukit yang bergelombang. Hanya di sepanjang pesisir timurlaut terdapat dataran tanah rendah yang luas.

Sungai

Dua sungai utama dataran tinggi Afrika Selatan yaitu Sungai Oranye dan Sungai Limpopo. Sungai Oranye bermata air di Drakensberg dan mengalir ke barat melintasi kawasan veld. Sungai Limpopo bersumber di Transvaal bagian barat dan mengalir ke utara di sepanjang perbatasan Botswana. Di daerah ini, sungai itu terkadang disebut Sungai Buaya.

Sungai penting lainnya adalah Sungai Vaal, yakni sebuah anak Sungai Oranye, yang membentuk perbatasan antara Transvaal dan Negara Merdeka Oranye.

Peta politik Afrika Selatan
Peta politik Afrika Selatan

Kunjungi Peta Afrika Selatan atau di google map

Iklim di Republik Afrika Selatan

Karena Afrika Selatan terletak di bawah garis khatulistiwa, musim dingin berlangsung pada bulan Juni, Juli, dan Agustus. Di musim dingin, ‘ dataran tinggi berudara sejuk dan cerah di siang hari. Di malam hari suhu kadang-kadang turun sampai ke tingkat beku. Musim panas di dataran tinggi lebih hangat meskipun, karena ketinggiannya, tidak pernah sampai terlampau panas. Hujan di kawasan dataran tinggi sebagian turun dalam musim panas.

Daerah Tanjung (Cape) beriklim Laut Tengah. Selama musim dingin udaranya sejuk dan berhujan. Di musim panas hampir tidak pernah turun hujan dan udara di siang hari panas. Di sepanjang pesisir barat curah hujan rendah sepanjang tahun dan Arus Benguela yang dingin itu menjadikan suhu di sini di antara yang terendah di Afrika Selatan.

Di sepanjang pesisir timur, arus Samudra Hindia yang hangat menciptakan iklim subtropis. Musim panasnya hangat dan lembap, sedangkan musim dinginnya sedang dan nyaman. Hujan sebagian besar turun di musim panas.

Kota Besar di Republik Afrika Selatan

Afrika Selatan mempunyai 11 kota besar yang berpenduduk lebih dari 100.000 jiwa. Kota besar utamanya antara lain adalah Johannesburg, Cape Town, Pretoriat Bloemfontein, dan Durban. Port Elizabeth dan London Timur merupakan bandar penting di Samudra Hindia, sedangkan Klimberley adalah pusat industri intan.

Johannesburg. Terletak di kawasan WitWatersrand yang subur, adalah kota terbesar di republik ini dan pusat pertambangan, perindustrian, dan perdagangan utama di Afrika Selatan. Tambang emas abad ke-19 yang asli terletak di kawasan yang sekarang merupakan pusat kota. Di sekitar Johannesburg terdapat berbagai gundukan penumpukan limbah tambang yang berwarna putih dan kuning.

Sekarang ini pada kedua sisi jaringan jalan di Johannesburg berjajar berbagai gedung apartemen, perkantoran, dan pabrik modern. kasar bursa Afrika Selatan dan markas besar South African Broadcasting Corporation terletak di kota ini. Universitas Witwatersrand juga terletak di Johannesburg.

Cape Town. Kota ini adalah kota tertua di Afrika Selatan. Kota ini terletak di pesisir Atlantik di antara Teluk Table dan Gunung Table. Di lereng, gunung tersebut terletak Perkebunan Groote Schuur, yang diwariskan kepada negara ini oleh Cecil Rhodes, mantan perdana menteri Koloni Cape dan penghuni bangsa Inggris.

Perkebunan tersebut mencakup Groote Schuur (gudang besar), kediaman perdana menteri sewaktu Parlemen Afrika Selatan bersidang; Universitas Cape Town; dan Rumah Sakit Groote Schuur, yang melakukan pencangkokan jantung pertama di dunia.

Cape Town adalah markas besar Parlemen Afrika Selatan. Kompleks Gedung Parlemen terletak di pusat kota yang menghadap ke Kebun Raya. Di dekatnya terdapat Castle, yakni sebuah benteng yang dibangun pada abad ke-17 untuk melindungi bandar tersebut. Benteng yang berbentuk bintang lima ini kini ditempati Kementerian Pertahanan Afrika Selatan.

Baca juga tentang: Cape Town Surga di Ujung Selatan Benua Hitam

Pretoria. Kira-kira 58 km arah utara dari Johannesburg terletak Pretoria, ibu kota pemerintahan Republik Afrika Selatan dan ibu kota propinsi Transvaal. Kota ini terkenal karena pohon jaracandanya, yang berbunga pada bulan Oktober dan November.

Di sebuah bukit yang menghadap ke Pretoria terdapat Gedung Uni, yang dibangun setelah keempat propinsi itu bergabung untuk membentuk Uni Afrika Selatan pada tahun 1910. Kompleks tersebut berdiri di tengah-tengah taman berteras dan menampung kompleks perkantoran pemerintah.

Durban, sebagai bandar yang terbesar di republik ini, Durban menjadi pusat pemanufakturan dan perindustrian yang penting. Industri sarden Afrika Selatan terpusat di Durban. Pantai Samudra Hindia di sekitar Durban merupakan kawasan rekreasi yang terkenal. Arah ke barat dari kota itu terletak Lembah Bukit Seribu yang dianggap sebagai salah satu tempat yang paling indah di Afrika Selatan.

Bloemfontein. Bloemfontein yang terletak di bagian tengah Afrika Selatan ini adalah ibu kota Negara Merdeka Oranye dan menjadi markas besar Mahkamah Agung dan Universitas Negara Merdeka Oranye. Bloemfontein juga merupakan pusat perindustrian dan perdagangan yang penting.

Penduduk Republik Afrika Selatan

Afrika Selatan mempunyai penduduk yang bhineka. Lebih dari 68% penduduk adalah orang Afrika; sekitar 19% adalah penduduk kulit putih; 10% adalah penduduk kulit berwarna (berdarah campuran Afrika dan bangsa lain), dan sekitar 3% adalah kelompok masyarakat Asia. Meskipun merupakan golongan minoritas, orang Eropa memerintah negara ini berdasarkan kebijaksanaan segregasi (perbedaan warna kulit) yang disebut apartheid.

Tentang apartheid silahkan baca pada artikel: Undang-undang Warna kulit di Afrika Selatan

Kelompok Masyarakat Afrika

Kelompok masyarakat kulit hitam Afrika di Republik Afrika Selatan menggunakan bahasa yang terkait dengan bahasa Bantu. Kira-kira 50% juga dapat membaca dan menulis dalam bahasa Inggris dan bahasa Afrikaan, yaitu dua bahasa resmi Afrika Selatan.

Kelompok masyarakat kulit hitam terbesar adalah Nguni, yang mencakup masyarakat Zulu (masyarakat kulit hitam terbesar di Afrika Selatan), Xhosa, dan Swazi. Berbagai penemuan arkeologi dan catatan tertulis mengungkapkan bahwa kelompok masyarakat Nguni telah menghuni Afrika Selatan sejak tahun 1500, jauh sebelum kedatangan pemukim kulit putih.

Kelompok masyarakat Nguni bermukim di sepanjang pesisir timur di antara Drakensberg dan Samudra Hindia sampai sekarang. Kelompok masyarakat kulit hitam terbesar kedua adalah Sotho, yang mencakup masyarakat Sotho Utara, Sotho Selatan, Ndebele Selatan, Ndebele Utara, dan Tswana.

Kelompok Nguni dan kelompok Sotho mencakup lebih dari 90% seluruh penduduk kulit hitam Afrika Selatan. Kelompok kulit hitam yang lebih kecil adalah Venda dan Shangana-Tsonga.

Di bawah politik apartheid, pemerintahan Afrika Selatan yang didominasi kulit putih telah menciptakan sepuluh ”kampung halaman” yang terpisah, yang juga dikenal sebagai ”negara kulit hitam” atau ”bantustan” untuk golongan mayoritas kulit hitam.

Kampung halaman itu mencakup sekitar 13% seluruh wilayah lahan Afrika Selatan dan terletak di berbagai wilayah yang berbukit-bukit atau pegunungan yang tidak begitu kaya dengan sumber tanah, air, mineral, dan sumber lainnya.

Semua penduduk Afrika kulit hitam, bahkan mereka yang telah lama hidup di kota ”kulit putih”, dianggap sebagai warga negara kampung halaman yang ditetapkan bagi kelompok keturunan mereka masing-masing dan harus kembali ke sana setahun sekali untuk memperbaharui izin kerja di Afrika Selatan ”kulit putih”.

Empat di antara kampung halaman itu-yaitu Bophuthatswana, Transkei, Venda, dan Ciskei-dianggap “merdeka” oleh Afrika Selatan, tetapi tidak oleh negara lain mana pun, dan dengan demikian tidak tercakup dalam statistik resmi_Afrika Selatan.

Keenam kampung halaman lainnya kini tengah dipersiapkan untuk akhirnya menjadi negara merdeka. Penduduk Afrika tidak dapat memberikan suara bagi parlemen Afrika Selatan. Politik apartheid yang membedakan warna kulit itu banyak dikecam di dalam dan di luar Afrika Selatan serta oleh PBB dan berbagai kelompok lain. Karena penduduk kulit hitam tidak diikutsertakan dalam kegiatan penduduk kulit putih, maka Afrika Selatan juga tidak diperkenankan ikut serta dalam Pesta Olahraga Olimpiade dan berbagai peristiwa olahraga lainnya.

Kelompok Masyarakat Eropa

Pada kenyataannya ada dua kelompok masyarakat kulit putih atau Eropa; yaitu Afrikaner dan Inggris. Kelompok Afrikaner adalah keturunan pemukim asli yang datang bersama Dutch East India Company pada tahun 1652. Lalu disusul oleh kaum Protestan Jerman dan kaum Huguenot Prancis yang melarikan diri dari penyiksaan keagamaan di Eropa. Kelompok Inggris adalah keturunan para pemukim yang datang pada awal abad ke-19 setelah Inggris mengambil alih kekuasaan atas Tanjung.

Sebagian besar warga Afrikaner lazimnya menjadi petani yang hidup terpencil di kawasan veld tinggi. Hubungan yang mereka jalin dengan berbagai keluarga lainnya terjadi setiap 4 bulan sekali manakala kirk (gereja) menyelenggarakan kebaktian komuni.

Semua keluarga di dalam suatu wilayah menempuh perjalanan yang sulit dan berat ke tempat pertemuan, menambat kereta mereka dalam lingkaran, mengunjungi para tetangga mereka, dan kemudian mengadakan kebaktian di gereja. Mereka adalah kelompok masyarakat yang tegar, cinta kebebasan, yang bekerja berjam-jam untuk mencari nafkah yang serba terbatas dari tanah yang tidak subur.

Kelompok Afrikaner lambat laun semakin menutup diri dan membiarkan diri mereka tertinggal dari dunia di sekitarnya. Ketika kondisi sosial mengalami perubahan, mereka belum siap untuk ikut berubah. Gereja Reformasi Belanda di Afrika Selatan, yang dianut oleh kebanyakan warga Afrikaner, percaya kepada doktrin keunggulan ras.

Mereka memandang kelompok Afrika sebagai anak cucu Ham yang telah dikutuk dan dijadikan orang barbar yang, dengan demikian, lebih rendah daripada golongan Kristen kulit putih. Meskipun sebagian besar orang Afrikaner ini tinggal di berbagai kota besar dan kota kecil, mereka tetap mempertahankan banyak sikap tradisional mereka. Kebanyakan di antara mereka menjadi anggota Partai Nasional yang mendukung perluasan politik apartheid.

Kelompok Afrikaner menggunakan bahasa yang khas, yaitu bahasa Afrikaan, yang dikembangkan dari bahasa Belanda abad ke-17 yang digunakan oleh para pemukim pertama. Sekarang banyak kata yang berasal dari bahasa Jerman, Prancis, Inggris, dan Afrika yang dimasukkan ke dalam bahasa tersebut, dan bahasa itu tidak lagi merupakan suatu logat Belanda, melainkan menjadi suatu bahasa yang berdiri sendiri.

Inggris mulai masuk ke Afrika Selatan setelah wilayah tersebut berada di bawah kekuasaan Inggris pada tahun 1814. Akan tetapi, baru pada akhir abad ke-19, yaitu dengan ditemukannya emas dan berlian, sejumlah besar orang Inggris tiba di sana. Sejak saat itu kebanyakan di antara mereka tinggal di kota besar, bekerja di pertambangan, industri, dan perdagangan.

Banyak di antara orang Inggris itu adalah penganut Gereja Anglikan, berbagai kelompok Protestan, dan Gereja Katolik Roma. Terdapat pula kelompok masyarakat Yahudi yang cukup besar. Penduduk yang berbahasa Inggris umumnya menjadi anggota partai oposisi yang lebih liberal. Ada sekolah khusus dengan bahasa pengantar bahasa Afrikaan dan ada pula yang berbahasa pengantar bahasa Inggris, koran pun demikian pula, dan pada umumnya juga dalam hal kehidupan budaya.

Kelompok Masyarakat Kulit Berwarna

Kelompok masyarakat kulit berwarna, atau penduduk dengan darah campuran, kebanyakan tinggal di kawasan Tanjung. Mereka adalah keturunan budak Afrika dan Melayu; atau orang Bushman, Hottentot, dan Eropa. Kelompok Melayu merupakan kelompok tersendiri yang terpenting dalam kelompok masyarakat kulit berwarna.

Kebanyakan di antara mereka beragama Islam dan keturunan budak yang semula dimasukkan ke dalam negara itu dari jajahan Belanda di Malaysia. Mayoritas kelompok masyarakat kulit berwarna ini berbahasa Afrikaan dan menganut Gereja Reformasi Belanda.

Kelompok Masyarakat Asia

Terdapat golongan minoritas kecil Asia di Afrika Selatan, sebagian besar tinggal di propinsi Natal. Kelompok masyarakat Asia ini hampir seluruhnya terdiri atas orang India, meskipun ada juga sekelompok kecil orang Cina. Mayoritas penduduk India itu beragama Hindu.

Ada pula sejumlah kecil yang beragama Islam. Orang India pertama kali masuk ke Afrika Selatan pada akhir tahun 1800-an sebagai buruh kontrakan di perkebunan tebu di Natal. Sebagian besar kini tinggal di kota besar dan menjalankan usaha kecil-kecilan.

Salah seorang pemimpin kelompok masyarakat kecil ini adalah ahli hukum India Mohandas Gandhi. Dia tiba di Afrika Selatan pada tahun 1893 dan membuka praktik hukum yang menguntungkan. Akan tetapi, Gandhi telah dikecewakan oleh rendahnya kedudukan dan perlakuan yang tidak senonoh terhadap orang India.

Dia mulai melancarkan suatu program pembangkangan sipil untuk mengubah keadaan masyarakat India di Afrika Selatan. Gandhi berhasil memaksa pemerintah untuk melakukan perombakan sebelum dia kembali untuk menjadi pemimpin politik dan spiritual India.

Pendidikan di Republik Afrika Selatan

Afrika Selatan mempunyai banyak sekolah, perguruan tinggi, dan universitas. Namun, berdasarkan politik apartheid, di sana diterapkan suatu sistem pendidikan terpisah bagi masing-masing kelompok rasial. Pendidikan tidak dipungut biaya sampai sekolah menengah tingkat atas bagi anak kulit putih dan kulit berwarna.

Wajib belajar dikenakan terhadap anak kulit putih antara umur 7-16 tahun, sedangkan untuk kulit berwarna antara umur 7 sampai 14 tahun. Wajib belajar baru dikenakan terhadap anak kulit hitam pada tanggal1 Januari 1981.

Afrika Selatan mempunyai banyak universitas yang menampung para mahasiswa kulit putih, kulit hitam, atau kulit berwarna. Salah satu di antaranya menyajikan kursus tertulis bagi semua kelompok ras.

Ekonomi Republik Afrika Selatan

Sebelum ditemukannya berlian dan emas pada akhir abad ke-19, Afrika Selatan merupakan negara pertanian yang miskin. Akan tetapi, kekayaan mineralnya yang melimpah ruah telah mendorong pengembangan baik industri maupun pertanian. Industri sekarang telah mengungguli pertambangan sebagai sektor utama dalam perekonomian Afrika Selatan.

Industri

Wilayah di sekitar Johannesburg merupakan pusat industri terbesar di negara ini. Berbagai pabrik di kawasan Rand menghasilkan hampir semua barang yang diinginkan manusia-kompor, mobil, sepatu, produk kertas, aspirin, dan sandang.

Sejumlah besar perusahaan Eropa dan Amerika telah membuka cabang untuk melayani pasar Afrika Selatan yang makmur itu. Durban, Cape Town, dan Port Elizabeth juga merupakan pusat industri utama. Di antara industri yang terpenting adalah industri besi dan baja, serta pemrosesan makanan, tekstil, bahan kimia, dan mesin.

Pertambangan Berlian

Berlian terbentuk jutaan tahun yang silam di Afrika Selatan di dalam tenggorokan atau pipa gunung berapi yang disebut kimberlit atau tanah biru. Endapan kimberlit terdapat pada sebuah sabuk dari Negara Merdeka Oranye, melalui Pretoria, terus ke Danau Victoria di Afrika Timur.

Namun, hanya kurang dari 25 di antara 150 pipa yang ditemukan mengandung berlian. Pada mulanya berlian digali begitu saja dari parit besar. Kata begitu saja mungkin tidak begitu tepat, karena sekalipun di wilayah yang paling kaya akan berlian, berton-ton tanah harus diayak terlebih dahulu untuk mendapat satu butir berlian.

Sumur terbesar di Afrika Selatan, yaitu Lubang Besar, terletak di Kimberley. Pada saat sumur menjadi semakin dalam dan lebih banyak penambang yang menggarap lahannya masing-masing,l timbullah kesemrawutan sehingga industri itu hampir saja jatuh.

Pada saat itu seorang pemuda yang baru saja meninggalkan Inggris untuk bercocok tanam kapas di Natal datang di Kimberley. Dia mengorganisasi tambang itu menjadi salah satu organisasi yang paling efisien di dunia. Pemuda itu adalah Cecil John Rhodes, yang kemudian menjadi perdana menteri Koloni Tanjung.

Organisasi yang dibentuknya itu disebut De Beers, menurut nama salah satu lahan pertanian di Kimberley tempat berlian untuk pertama kali ditemukan. Dewasa ini, De Beers masih tetap menguasai produksi berlian Afrika Selatan dan penjualan batu kasar yang belum digosok di Kimberley.

Emas

Sekarang ini, kira-kira tiga perempat emas dunia berasal dari Afrika dan 80% di antaranya berasal dari Afrika Selatan. Para penambang untuk pertama kalinya menemukan bahwa karang, atau nadi tambang batuan yang mengandung emas itu, membentang sepanjang 40 km arah ke timur dari Johannesburg sampai ke kota Springs dan 40 km arah ke barat sampai ke kota Krugersdorp. Wilayah inilah yang disebut Witwatersrand, atau Rand, yaitu wilayah penghasil emas terbesar di dunia.

Pada tahun 1930-an karang emas itu ternyata membentang lebih jauh ke barat lagi dan seusai Perang Dunia || berbagai tambang telah dikembangkan di Negara Merdeka Oranye di seberang Sungai Vaal. Tambang tersebut kini menghasilkan lebih banyak emas dibandingkan dengan tambang lama yang ada di sekitar Johannesburg. Saat ini penambangan dilakukan sampai sedalam 3,4 km di bawah permukaan tanah.

Untuk mengembangkan tambang emas, penduduk Afrika telah direkrut dan dilatih untuk menjalankan bor, mendorong gerobak tambang, dan mengerjakan ribuan pekerjaan sampingan yang diperlukan dalam perusahaan yang mempekerjakan lebih dari 400.000 orang.

Sekitar 50.000 orang bukan Afrika, yang kebanyakan orang Inggris dan orang Afrikaner, melakukan berbagai pekerjaan yang lebih trampil. Hal ini merupakan bagian dari politik pemerintah untuk memisahkan berbagai ras itu. Orang Afrika boleh bekerja di perusahaan milik orang kulit putih, tetapi yang menjadi pengawas atau pekerja trampilnya harus orang Eropa.

Mineral Lainnya

Tepat di sebelah timur kawasan Rand di Witbank terdapat endapan batubara yang paling kaya di benua Afrika. Batubara dari Witbank telah diangkut ke Pretoria sejak tahun 1930-an untuk dijadikan bahan bakar bagi dapur tinggi yang membantu Afrika Selatan memproduksi beberapa juta ton baja per tahun. Bijih besi yang digunakan oleh pabrik baja itu ditambang di propinsi Tanjung dan Transvaal.

Sebagian besar batubara itu dibakar untuk menghasilkan tenaga listrik yang kemudian dikirim ke pabrik dan tambang. Di wilayah persis di sebelah selatan Johannesburg, sebuah ladang batubara baru telah dikembangkan dan pemerintah telah membangun sebuah pabrik untuk mengubah batubara itu menjadi minyak.

Mineral penting lainnya yang terdapat di republik ini antara lain uranium, krom, tembaga, mangan, platina, dan vanadium.

Pertanian

Lebih dari seperdua lahan Afrika Selatan menerima curah hujan kurang dari 43 cm per tahun, yang berarti lebih rendah daripada batas minimum yang diperlukan bagi pertumbuhan tanaman. Sebagian besar daerah pedesaan yang bercurah hujan lebih tinggi terlalu berbukit-bukit untuk dimanfaatkan bagi pertanian. Akan tetapi, pertanian telah menjadi kegiatan yang menguntungkan dengan majunya negara tersebut.

Kawasan Karoo dan plato baratdaya terlampau kering untuk kegiatan apa pun, kecuali peternakan domba. Afrika Selatan memiliki 30000000 ekor domba; yang sebagian besar dipelihara untuk diambil wolnya. Sekarang negara ini termasuk salah satu di antara kelima negara penghasil wol terkemuka di dunia.

Lebih jauh ke barat, yang lahannya jauh lebih kering lagi bagi pemeliharaan domba, dipelihara kambing. Kambing angora menghasilkan kulit dan bulu yang disebut mohair dan Afrika Selatan merupakan produsen kulit kambing dan mohair terkemuka di dunia.

Penduduk Afrika memelihara sejumlah besar sapi, kebanyakan hanya demi status dan bukan untuk hasilnya, yang sebenarnya terlalu banyak bagi lahan yang bersangkutan. Ternak tersebut biasanya bermutu rendah dan cenderung terlalu banyak menghabiskan rumput.

Hal itu dengan sendirinya mengakibatkan erosi dan tanah terbuang sia-sia. Banyak di antara kelompok Afrika memandang sapi sebagai sumber kekayaan. Semakin banyak sapi dimiliki seseorang, semakin kayalah orang itu.

Tidaklah menjadi soal apakah sapinya itu gemuk dan bebas penyakit atau tidak-sapi apa pun jadilah. Sejumlah sapi pedaging dan sapi perah dipelihara di dekat kota besar dan wilayah yang beririgasi sungai, sedangkan sapi dan kerbau lainnya dimanfaatkan untuk menarik gerobak dan membajak. Kulit beberapa jenis sapi tertentu disamak dan dipakai membuat sepatu.

Sebagian besar lahan yang cukup basah untuk bercocok tanam ditanami jagung, yang di Afrika Selatan umumnya disebut mealie. Produksi jagung terpusat di sebelah selatan Johannesburg, yaitu di propinsi Transvaal dan Negara Merdeka Oranye.

Tanaman yang penting adalah gandum, yang ditanam dengan bantuan irigasi di berbagai wilayah. Bahkan dengan bantuan pemerintah sekalipun, negeri ini tetap tidak mampu menanam cukup banyak gandum untuk memberi makan penduduknya sehingga terpaksa harus mengimpor sejumlah gandum setiap tahun.

Terdapat kebun anggur yang terkenal di lembah Sungai Hex di dekat Cape Town. Industri minuman anggur sangat penting di wilayah ini dan sejumlah besar anggur segar dikirim melalui laut atau udara ke Inggris dan Eropa. Tanaman lain yang penting adalah jeruk, tembakau, tebu, dan kapas.

Afrika Selatan merupakan salah satu negara perikanan terkemuka di dunia. Udang karang merupakan bagian penting hasil tangkapannya, yang sebagian besar diekspor ke Amerika Serikat. Republik ini juga merupakan salah satu di antara produsen bahan makanan dari ikan yang terbesar.

Sejarah Republik Afrika Selatan

Hanya sekelumit yang diketahui tentang sejarah Afrika Selatan sebelum kedatangan para penjelajah Eropa pertama pada abad ke-15. Sejumlah fosil hominid purba (yakni fosil nenek moyang manusia purba) yang serupa dengan yang ditemukan di Jurang Olduvai di Tanzania telah ditemukan di Sterkfontein di Afrika Selatan, tetapi tidak banyak memberikan gambaran tentang seluk-beluk penghuni wilayah tersebut.

Pengetahuan orang Eropa yang pertama tentang Afrika bagian selatan muncul dengan ditemukannya Tanjung Harapan oleh Bartholomeus Dias pada tahun 1488. Dias disusul oleh Vasco da Gama pada tahun 1497-1498, yang berlayar mengelilingi Tanjung dan menemukan serta menamakannya kawasan Natal.

Pembahasan selengkapnya tentang penjelajahan samudera kedua tokoh ini silahkan baca: Tokoh perintis penjelajahan samudra Portugis

Namun, orang Portugis tidak sampai menjelajah atau bermukim di wilayah yang sekarang adalah Republik Afrika Selatan. Pada abad ke-17 orang Belanda dan Inggris mulai bersaing untuk menguasai perdagangan di Timur Jauh. Karena pelayaran dari Eropa ke Timur Jauh itu jauh, maka diperlukan adanya stasiun persinggahan dan perbekalan.

Tahun 1652, Dutch East India Company mendirikan stasiun persinggahan di Teluk Table di ujung utara semenanjung Tanjung. Tiga kapal penuh pemukim dikirimkan di bawah pimpinan Jan van Riebeeck. Setelah mendarat, orang Belanda segera mendirikan sebuah benteng. Mereka berkebun dan memelihara ternak untuk pengadaan daging bagi para pelaut yang sedang dalam pelayaran panjang ke Hindia Timur.

Banyak di antara para pemukim Belanda itu yang keluar dari benteng dan bermukim untuk memelihara sapi dan berdagang dengan orang Afrika. Tidak lama kemudian jumlah mereka semakin banyak oleh adanya kaum Huguenot Prancis yang meninggalkan Prancis pada akhir abad ke-17 untuk mencari kebebasan beragama.

Dengan semakin banyaknya orang Eropa, mereka mulai pindah menjauhi Cape Town dan menghindari kekuasaan Dutch East India Company. Semakin jauh mereka bergerak, semakin sering mereka mengalami benturan dengan penduduk Afrika. Kedua kelompok itu mempunyai tujuan yang sama, yaitu mencari lahan dan air untuk ternak sapi mereka.

Selama berkecamuknya Perang Napoleon, Inggris memperoleh Koloni Tanjung dari tangan Belanda. Pada tahun 1815 Kongres Wina dengan resmi menetapkan pemilikan Inggris atas Tanjung. Pada tahun 1820-an semakin banyak imigran Inggris mulai memasuki Koloni Tanjung.

Penduduk Belanda (yang disebut kelompok Boer, yang dalam bahasa Belanda berarti petani) tidak senang terhadap pemukiman Inggris itu dan tidak lama kemudian kedua kelompok Eropa itu terlibat dalam pertikaian. Pada tahun 1830-an ketidaksenangan Belanda memuncak dan banyak warga Boer yang bertekad meninggalkan Tanjung.

Diawali pada tahun 1835 dan berlangsung terus sampai tahun 1838, ratusan kereta meninggalkan Tanjung dan bergerak tersendat-sendat ke arah timur dan utara. Migrasi ini disebut Perjalanan Besar. Perjalanan itu tidak sekali saja terjadi.

Kelompok orang Belanda yang tak terkira banyaknya mengikuti jejak iring-iringan kereta perintis dan akhirnya melahirkan sejumlah republik yang merdeka, yang terbesar di antaranya adalah Negara Merdeka Oranye dan Republik Afrika Selatan (Transvaal).

Kericuhan terus memuncak dan tahun 1899 pertikaian antara kelompok Boer dan Inggris mencapai titik klimaks dan perang pecah. Setelah bertempur selama 3 tahun, perang mulai menampakkan segi negatifnya. Hilangnya nyawa, senjata dan ternak serta merajalelanya penyakit mengakibatkan kalahnya kelompok Boer.

Pada Mei 1902 mereka menyerah kalah kepada pasukan Inggris. Inggris memberikan hak memerintah sendiri kepada kelompok Boer dan tahun 1910 Negara Merdeka Oranye, Transvaal dan dua koloni Inggris (Tanjung Harapan dan Natal) membentuk Uni Afrika Selatan.

Selama Perang Dunia | Afrika Selatan bertempur di pihak Inggris melawan Jerman. Seusai perang, Liga Bangsa-Bangsa memberikan mendat kepada Afrika Selatan atas bekas protektorat Jerman di Afrika Baratdaya (sekarang disebut Namibia). Tahun 1966 PBB memberikan suara untuk mengakhiri mandat tersebut, tetapi Afrika Selatan bersikeras tidak mau mengakui hasil pemungutan suara itu.

Pada 1948 Partai Nasional pimpinan Dr. Daniel Francois Malan memegang kekuasaan. Di bawah pimpinan Malan, negara ini mulai menerapkan politik apartheid. Tahun 1958 Partai Nasional memilih Hendrik F. Verwoerd sebagai perdana menteri.

Verwoerd mengikuti dan memperteguh perundang-undangan apartheid. Pihak pemerintah berharap bahwa pada akhirnya akan terbentuk 10 “kampung halaman merdeka” bagi penduduk Afrika sebagai wadah untuk pengembangan mereka secara terpisah. Penduduk minoritas kulit putih Afrika Selatan memberikan suara pada Oktober 1960 untuk melepaskan negara itu dari kekuasaan Inggris dan pada 31 Mei 1961 Afrika Selatan berdiri sebagai sebuah republik.

Perdana Menteri Verwoerd terbunuh tahun 1966, tetapi hukum apartheid yang ketat tetap dipertahankan john Voster, penggantinya, yang memegang kekuasaan sampai dia dipaksa mengundurkan diri tahun 1979. Di bawah P.W. Botha, sebuah undang-undang baru diberlakukan tahun 1984 yang memberikan perwakilan politik tertentu bagi warga kulit berwarna dan Asia di Afrika Selatan, namun warga kulit hitam tetap dikecualikan.

Terjadilah berbagai unjuk rasa dengan kekerasan sejak 1984, sehingga negara dinyatakan dalam keadaan darurat pada 1986. Dalam pemerintahan F.W. de Klerk sebagai Presiden, keadaan darurat dicabut pada 1990. Banyak anggota nasional hitam yang terpenjara dibebaskan, termasuk Nelson Mandela yang masuk sejak 1964. Pada 1991 undang-undang apartheid dicabut. Pada September 1993 disahkanlah kerjasama mayoritas kulit hitam mempersiapkan pemilihan demokratis untuk April 1994.

Ketika pemilihan segala ras diadakan pada 26-28 April 1994, 20 juta pemilih memberikan suara. Nelson Mandela merebut 252 kursi dari 400 kursi di Majelis Nasional dan ia pun terpilih sebagai presiden.

Pemerintahan. Republik Afrika Selatan adalah negara demokratis dengan konstitusi sementara yang disahkan pada 1993. Perwakilan nasionalnya terdiri atas 400 anggota Majelis Nasional melalui pemilihan dan 90 orang angggota senat yang terdiri atas 10 orang wakil dari setiap propinsi yang 9 buah.

Kepala negara dan kepala pemerintahan adalah presiden yang diangkat, oleh Majelis Nasional, dibantu oleh kabinet yang mencakup wakil-wakil seluruh partai yang memenangkan 5% jumlah suara. Majelis Nasional itu harus menyusun undang-undang dasar baru pada bulan April 1997. Setiap propinsi yang sembilan itu mempunyai perwakilan yang dikepalai oleh dewan eksekutif.

Diulas oleh:
HUCH C. BROOKS, Direktur, Pusat Pengkajian Afrika, Universitas St. John
Editor: Sejarah Negara Com

Pos terkait