Yerusalem kota suci 3 agama

Yerusalem merupakan suatu kota yang 17 kali dihancurkan dan 17 kali dibangun kembali, menurut seorang ahli sejarah sudah menjadi suatu tempat suci bagi umat Yahudi, Kristen, dan Islam sepanjang sejarah agama mereka. Dewasa ini Yerusalem adalah ibu kota negara Israel. Kota itu terletak sekitar 750 m di atas paras laut di perbukitan Yudea.

Selama musim panas hari-hari terasa hangat dan langit pun tidak berawan. Di bulan Januari, bulan yang terdingin, suhu kadang-kadang jatuh sampai ke titik beku. Kota itu menerima sebagian besar curah hujannya selama musim dingin; sekali-sekali juga terjadi hujan salju.

Tempat Suci Kuno Yerusalem

Yerusalem terdiri atas satu bagian kuno (Kota Lama), yang sejarahnya bermula sekitar 4.000 tahun yang lalu, dan satu bagian modern, yang telah lama tumbuh sampai ke sisi-sisi bukit. Benteng kota tua terletak di dalam tembok-tembok batu cokelat berlubang yang dibangun pada abad ke-16 oleh Nabi Sulaiman.

Sejumlah pintu gerbang ditempatkan berselang-selang di tempat yang mengarah ke bagian kuno Yerusalem. Jalan-jalannya, pada umumnya terlalu sempit untuk mobil, penuh sesak dengan peziarah yang datang dari seluruh dunia untuk mengunjungi tempat-tempat suci kuno mereka.

Tempat yang paling dihormati menurut Yudaisme adalah Tembok Barat, atau Tembok Ratapan, sisa terakhir Kanisah Kedua yang kuno. Bagi umat Kristen letak tempat tersuci adalah Gereja Kuburan Suci, yang didirikan sekitar tahun 335 oleh Kaisar Konstantin, untuk memberikan tanda pada tempat penyaliban, pemakaman, dan kebangkitan Yesus.

Tembok Barat di Yerusalem
Tembok Barat di Yerusalem, tempat suci khusus bagi bangsa Yahudi

Menuju ke gereja itu terletak Via Dolorosa, atau Jalan Kesengsaraan, yaitu jalan yang dilalui oleh Yesus sambil memikul salib. Kaum Muslimin menganggap Yerusalem tempat tersuci ketiga dalam Islam, setelah Mekah dan Medinah.

Menurut kepercayaan, Nabi Muhammad SAW mikraj (naik) ke surga dari sebuah batu karang dekat Tembok Barat. Batu karang itu, menurut kepercayaan Islam, adalah batu karang yang sama yang dipakai oleh Nabi Ibrahim mempersembahkan putranya Ishak sebagai suatu kurban.

Dewasa ini sebuah masjid yang berkubah emas, Kubah Batu Padas, menaungi tempat itu. Di atas Gunung Zion, persis di selatan tembok Kota Lama, terdapat Makam Raja Daud yang termasyhur itu dan Ruang Atas, yang menurut tradisi merupakan tempat Yesus mengadakan Santap Malam Terakhir.

Kubah Patu Padas, salah satu tempat suci Kuno Yerusalem

Kota Modern

Sejak akhir abad ke-19, dan lebih belakangan ini, yaitu setelah deklarasi kemerdekaan Israel pada tahun 1948 dan terpilihnya Yerusalem sebagai ibu kota pada tahun 1950, ribuan orang telah membanjiri kota itu untuk hidup dan bekerja.

Kota itu mempunyai perumahan modern serta berbagai pusat pertokoan, sekolah, hotel, dan gedung pemerintah. Tiga kelompok gedung yang mengesankan berada di puncak-puncak bukit di sekitarnya di bagian barat kota baru.

Di atas salah satu bukit itu terdapat gedung Knesset (parlemen), yang selesai dibangun pada tahun 1966, dan suatu pusat pemerintah yang disebut Hakirya (kota). Ke utara terdapat kampus Universitas Ibrani, dengan Perpustakaan Nasional yang besar di tengahnya.

Ke barat terdapat Museum Israel yang meliputi sebuah museum arkeologi; sebuah taman patung; Museum Bezalel, suatu museum seni; dan Tempat Suci yang menyimpan Gulungan Naskah Asli Alkitab yang ditemukan dekat Laut Mati.

Di sana juga terdapat suatu kota Arab modern yang penuh dengan gedung pemerintah, sekolah, dan pusat perdagangan. Kota ini dibangun setelah Perang Dunia I dan berkembang dengan pesat sejak tahun 1948.

Kunjungi Peta Yerusalem atau di google map

Sejarah Yerusalem

Kota Yerusalem itu disebut berkali-kali dalam Kitab Perjanjian Lama. Raja Daud menduduki kota Yerusalem, ketika itu disebut Yebus, dari Yebusite sekitar 100 tahun sebelum Masehi dan menjadikannya ibu kota Kerajaan Israel. Di sanalah kemudian putranya, Raja Sulaiman mendirikan Kanisah Pertama.

Bangsa Babilonia menyerang Yerusalem pada tahun 516 sebelum Masehi, menghancurkan Kanisah itu, dan mengusir bangsa Yahudi ke tanah pembuangan. Bangsa Yahudi kembali ketika kota itu berada di bawah kekuasaan bangsa Persia dan pada tahun 516 sebelum Masehi mereka menyelesaikan Kanisah Kedua di bekas tempat berdiri Kanisah Sulaiman.

Dalam abad-abad berikutnya bangsa Yunani, Mesir, dan Seleusid menaklukkan kota itu. Pada tahun 167 sebelum Masehi bangsa Yahudi, yang dipimpin-oleh Yudas Maccabee, memulai suatu pemberontakan yang berakhir dengan pembebasan Yerusalem.

Kota itu tetap berada di dalam tangan bangsa Yahudi sampai bangsa Romawi menaklukkannya pada tahun 63 sebelum Masehi. Di dalam periode dominasi Romawi itulah Yesus dari Nazaret mulai berkhotbah.

Pesannya, yang dianggap subversif oleh para penguasa Romawi, menyebabkan ia disalib dalam suatu periode pemberontakan menentang garnisun Romawi. Pada tahun 70 sebelum Masehi angkatan bersenjata Romawi mengalir masuk ke negara itu, memadamkan pemberontakan, menghancurkan Kanisah Kedua, dan membunuh ribuan orang Yahudi atau menawannya sebagai budak.

Dari bagian awal abad ke-4, ketika Kaisar Romawi Konstantin memberikan dukungannya kepada kaum Kristen, sampai awal abad ke-7, Yerusalem merupakan sebuah kota Kristen.

Pada tahun 638 tentara Arab menduduki wilayah itu dan Yerusalem berada di bawah kekuasaan Islam. Kota itu menjadi sasaran penting tentara Perang Salib, yang menduduki kota itu pada tahun 1099.

Berbagai pertempuran meletus antara kaum Muslimin dan kaum Kristen sampai tahun 1224, ketika Yerusalem sekali lagi jatuh ke tangan kaum Muslimin. Kota itu masih tetap berada di bawah kekuasaan Islam sampai periode Usmani (1517-1917). Pada akhir Perang Dunia 1, Yerusalem menjadi ibu kota daerah Mandat Inggris Palestina.

Periode mandat itu ditandai oleh bentrokan-bentrokan antara kelompok-kelompok nasionalis Arab dan Yahudi. Setiap kelompok menginginkan Yerusalem sebagai ibu kota negara idamannya baik negara Arab maupun negara Yahudi.

Pada bulan November tahun 1947 Sidang Umum memberikan rekomendasi bahwa Palestina akan dibagi menjadi sebuah negara Arab dan sebuah negara Yahudi dan bahwa Yerusalem dan daerah-daerah sekitarnya, termasuk Bethlehem, akan dibentuk menjadi sebuah kota internasional yang terpisah yang dikendalikan oleh PBB.

Rekomendasi-rekomendasi itu tidak pernah dilaksanakan karena adanya perang yang pecah pada tahun 1948 antara Israel dan negara-negara Arab setelah Israel memproklamasikan kemerdekaannya.

Perang itu berakhir dengan suatu perjanjian perlucutan senjata dan kota itu dibagi antara Israel dan Yordania. Kota itu masih tetap terbagi oleh kawat berduri, pos-pos terdepan yang dipersenjatai, dan daerah tidak bertuan hingga Perang Enam Hari pada bulan Juni tahun 1967, ketika bagian Yerusalem yang dikuasai oleh Yordania diduduki oleh angkatan bersenjata Israel.

Walaupun PBB mengadakan pemungutan suara menentang penggabungan sektor Yerusalem Arab itu ke dalam Israel, pemerintah Israel menyatakan seluruh kota itu dipersatukan menjadi ibu kota Israel.

Dewasa ini penghuninya yang lebih dari 400.000 orang itu tidak lagi terpisah oleh hambatan-hambatan fisik, tetapi banyak penghuni Arab di kota itu menentang penyatuan Yerusalem ke dalam Israel.

Diulas oleh:
DON PERETZ, Direktur Program Afrika Utara-Asia Baratdaya Universitas Negeri New York di Binghamton; Penulis, The Middle East Today
Editor: Sejarah Negara Com

Pos terkait