Korea negeri setenang pagi hari

Korea telah lama dikenal sebagai ”negeri setenang pagi hari”, terjemahan puitis kata choson, sebuah nama awal negara tersebut. Namun, sejarah Korea yang ditandai oleh berbagai perang, serbuan, dan dominasi asing tidaklah amat tenang.

Sebagai sebuah kerajaan yang merdeka dan jaya selama lebih dari 500 tahun, sebelum Jepang mendudukinya pada tahun 1910, Korea berharap untuk mendapatkan kembali kemerdekaannya ketika Jepang dikalahkan dalam Perang Dunia II.

Namun sebaIiknya, pada tahun 1945 semenanjung ini dibagi menjadi dua bagian yang kemudian menjadi dua negara terpisah: Korut yang komunis dan Korsel yang pro-Barat. Keduanya saling berperang selama Perang Korea (1950-1953) karena yang satu ingin menguasai yang lainnya.

Lalu dilaksanakanlah gencatan senjata di bulan Juli 1953 dan didirikannya Zone Bebas Militer (Demilitarized Zone-DMZ) di antara kedua negara. Daerah ZBM ini sampai sekarang masih dijaga oleh tentara Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

Geografi Korea

Semenanjung Korea dibatasi oleh tiga laut, yaitu Laut Kuning di sebelah barat, Laut Jepang di sebelah timur, dan Laut Cina Timur di sebelah selatan. Utara menduduki sekitar 55% semenanjung itu, sedangkan Selatan yang lebih padat penduduknya hanya menduduki 45%-nya.

Peta wilayah Korea

Kunjungi di google map

Korea Utara

Korea Utara banyak dianugerahi dengan hutan dan mineral yang kaya ketimbang saudaranya di Selatan. Namun, lahan pertaniannya lebih terbatas karena sekitar 4/5 wilayahnya bergunung-gunung atau berupa dataran tinggi.

Wilayah tengahnya hampir seluruhnya berupa bukit dengan puncak-puncaknya yang bergelombang. Kisaran Taebaek, untaian gunung yang terbesar, berada di sepanjang pantai timurnya.

Wilayah ini mencakup Pegunungan Berlian, yang terkenal dengan gunung-gunungnya yang tertutup hutan, banyak air terjun, dan pemandangan yang memesonakan: Dataran rendah yang terbesar di Korut terletak di sekitar ibu kota Pyongyang.

Sungai utamanya adalah Yalu dan Tumen, yang menjadi tapal batas utara yang panjang dengan Cina. Kedua sungai tersebut berhulu di lereng Paektu-san yang curam, yaitu gunung tertinggi di Korut.

Iklim Korut adalah sedang. Musim dinginnya panjang, kering, dan lebih kejam ketimbang di Korsel. Hujan banyak turun di musim panas yang pendek dan panas.

Korea Selatan

KorSel memiliki sedikit hutan dan sumber mineral ketimbang Korut, tetapi lahan pertaniannya lebih luas. Pegunungan menutupi sebagian besar wilayahnya, tetapi pada umumnya lebih rendah dibandingkan di Korut.

Kisaran pegunungan utamanya adalah Taebaek dan Soebaek, yang memanjang dari Korut ke Korsel. Gunung Halla, di pulau Cheju di selatan, merupakan titik tertinggi di Korsel.

Gunung Chiri, yang 1.915 m tingginya, merupakan titik tertinggi seluruh semenanjung Korea. Sungai utama Korsel adalah Naktong yang mengairi wilayah dataran pantai tenggara; Han yang mengalir melalui ibu kota Korsel, Seoul; dan Kum yang bersama dengan sungai Han menyediakan air bagi tanaman di dataran rendah di sebelah barat.

Iklimnya adalah sedang. Musim dinginnya lembut di baratdaya dekat Kwangju, tetapi lama dan dingin di Seoul. Musim panasnya singkat serta hangat dan merupakan saat ketika angin muson biasanya membawa hujan lebat.

Penduduk Korea

Orang Korea adalah keturunan berbagai suku Tungusik (yang masih ada kaitannya dengan orang Mongolia), yang berpindah ke semenanjung dari Asia Tengah ribuan tahun sebelum Masehi.

Menurut cerita rakyat, orang Tungu (sekitar 1.100 tahun sebelum Masehi) bergabung dengan kelompok orang Cina yang dipimpin oleh tokoh legendaris yang bernama Kija. Mereka dipercaya sebagai orang yang memperkenalkan budaya Cina terhadap orang Korea awal.

Korsel berpenduduk lebih dari dua kali lipat penduduk Korut. Sebagai akibatnya, karena wilayahnya lebih kecil, KorSel memiliki penduduk yang jauh lebih padat ketimbang KorUt.

Namun, KorSel memiliki lebih banyak tenaga buruh serta lebih banyak pria dan wanita untuk berdinas sebagai tentara. Untuk membantu menambah jumlah penduduk, pemerintah KorUt menganjurkan keluarga besar.

Sebaliknya, pemerintah KorSel menganjurkan para orang tua memperbaiki standar kehidupannya dengan hanya memiliki satu atau dua anak saja.

Padi merupakan makanan pokok baik di kedua Korea. Padi dihidangkan dalam berbagai menu. Daging sapi, babi, ayam, dan ikan kering juga merupakan menu makanan yang dihidangkan bersama dengan kimchi (atau acar pedas khas), kuksu (atau menu yang serupa dengan spageti), dan berbagai sup.

Sumpit umumnya digunakan untuk makan, sedangkan untuk sup digunakanlah sendok kuningan atau perak yang bergagang panjang.

Tata cara yang tetap bertahan hingga kini, khususnya di daerah pertanian kecil, adalah tentang jodoh yang telah diatur. Biasanya orang tua calon pengantin pria menghubungi pencari jodoh dan menyuruhnya mencarikan pasangan wanita yang cocok bagi anaknya. Lalu kedua calon besan setuju dengan pernikahan anak mereka dengan menandatangani suatu kontrak dan mengumumkan hari pernikahannya.

Di waktu lampau kedua calon pengantin itu baru bertemu di saat hari pernikahan. Kini, walaupun sistem penjodohan tetap berlanjut, kedua calon pengantin sudah bertemu sebelum hari pernikahannya sehingga dapat memutuskan sendiri tentang siapa dan kapan akan menikah.

Bahasa

Orang KorUt dan orang KorSel bertutur dalam bahasa yang sama, yaitu bahasa Korea. Aksen dan ucapannya sedikit berbeda di utara dan di selatan, seperti halnya di Amerika Serikat dan di negara lainnya.

Dialek regional Pyongyang dianggap sebagai ”bahasa resmi Korea” di KorUt. Dialek Seoul tersebar di seluruh KorSel. Orang menulis bahasanya dalam hangul, yaitu suatu alfabet ilmiah yang mudah dipelajari yang dikembangkan berdasarkan petunjuk Raja Sejong pada tahun 1443.

Raja menginginkan suatu sistem tulis yang dapat segera dipelajari dalam beberapa hari untuk menggantikan sistem tulisan Cina yang rumit yang ketika itu dipakai. Namun, tulisan Cina tetap dipakai oleh para terpelajar dan golongan atas Korea hingga kini.

Pemakaiannya yang lama itu mengakibatkan bahasa Korea memungut banyak kosakata bahasa Cina. Bahasa negeri ini juga banyak memungut kosakata bahasa Jepang dan Inggris. Kini kedua pemerintah sedang berusaha ”memurnikan” bahasa dengan mengganti kata-kata asing ini.

Agama di Korea

Agama di KorUt

Di Korea Utara, semua agama ditindas meskipun beberapa candi dan kuil Budha tetap terbuka karena nilai sejarahnya.

Orang Kristen, terutama, banyak disiksa sehingga banyak di antara mereka melarikan diri ke selatan untuk membangun kehidupan baru di KorSel. Sebagai gantinya, pemerintah menggalakkan orang KorUt untuk memuji keluarga pemimpin komunis Kim II Sung dan mendukung ideologi swasembada nasional.

Agama di KorSel

Pemerintah Korea Selatan mengizinkan kebebasan beragama. Budhisme dan Kongfucuisme, yang masuk dari Cina ratusan tahun yang silam, merupakan agama utama.

Nenek moyang dipuja sehingga banyak candi, upacara, dan tradisi agama kuno ini merupakan bagian warisan budaya Korea. KorSel juga memiliki masyarakat Kristen yang besar, sebagian beragama Protestan dan sebagian lagi beragama Katolik Roma.

Di samping itu, KorSel banyak mengembangkan agama baru. Yang tertua dan terbesar adalah Chondogyo (”agama menujusurga”). Agama yang lain melibatkan pemujaan terhadap pendiri bangsa Korea. Yang lainnya lagi adalah Gereja Persatuan, yang didirikan oleh Sun Myung Moon, dan Gereja Pengabar Injil.

Pendidikan di Korea

Pendidikan di Korea Utara

Pendidikan di KorUt gratis dan wajib sampai anak berusia 11 tahun. Ini mencakup satu tahun di taman kanak-kanak, 4 tahun di sekolah dasar atau sekolah rakyat, dan 6 tahun di sekolah menengah.

Anak-anak dapat juga menghadiri taman indria yang gratis dan dikelola oleh negara ketika orang tua mereka sedang bekerja. Berbagai kursus juga tersedia di Universitas Kim Il Sung, di berbagai sekolah kesehatan dan teknik, serta di berbagai sekolah orang dewasa di pabrik-pabrik dan daerah pedesaan.

Lebih dari 90% penduduk KorUt sudah melek huruf. Angka ini merupakan angka melek huruf yang cukup tinggi bagi seluruh negara berkembang.

Pendidikan di Korea Selatan

Penduduk Korea Selatan juga banyak yang melek huruf di samping mereka juga memiliki keahlian dan ketrampilan yang biasanya hanya dimiliki oleh negara maju. Pendidikan dasarnya gratis, tetapi orang tua harus membayar uang sekolah apabila mereka menyekolahkan anaknya di sekolah menengah, sekolah tinggi, universitas, dan akademi.

Banyak orang tua mau membayar sekolah anak mereka setelah . sekolah dasar karena tradisi budaya Korea menjunjung tinggi nilai pendidikan. Mereka juga percaya bahwa pendidikan yang baik akan membantu berhasilnya karier anak mereka karena ekonomi KorSel berkembang selaras dengan jalur-jalur teknik dan ilmu pengetahuan. Hampir 10.000.000 orang Korsel belajar di sekolah dasar dan sekolah menengah.

Seni Tradisional

Meskipun sangat dipengaruhi oleh budaya Cina, Korea mengembangkan tradisi seni dan sastranya sendiri. Kini dapat disaksikan berbagai contoh seni dan arsitektur tradisional Korea.

Istana Seoul, yang dibangun setelah rampungnya istana kota Peking (Beijing) di Cina merupakan kenangan atas keluarga kerajaan Korea kuno yang megah. Berbagai candi Budha kuno, yang bertebaran di lereng pegunungan atau di lembah-lembah yang amat terpencil, tetap merupakan tempat yang tenang bagi para Bikhu untuk bersemedi.

Di dalam candi-candi ini terdapat patung Budha yang indah yang terbuat dari batu, besi, dan emas. Salah satu hasil seni Korea yang luar biasa adalah gentong raksasa yang dicipta selama zaman kejayaan para dinasti ratusan tahun yang lampau.

Khususnya, mangkuk hijau-abu-abu dan berbagai keramik lain yang diproduksi selama periode Koryo (935-1392 Masehi) dan sangat terkenal di seluruh dunia. Bahkan hingga kini pun para pengrajin gentong di berbagai negara menggunakan keramik Korea sebagai model dan sumber inspirasi rancangan dan teknik karya mereka.

Kesusastraan tradisional ditulis dalam bahasa Cina dan seringkali didasarkan pada cerita dan legenda cerita rakyat Cina. Namun, Korea juga mengembangkan bentuk kesusastraannya sendiri.

Sebagian besar syair negeri ini berkisah tentang keindahan alam negara serta tentang kehidupan di istana raja, tempat banyak para penyair bekerja. Beberapa syair Korea juga bercerita tentang perasaan universal, seperti syair cinta karya Hwang Chini (1506-1544), yaitu penyair wanita paling terkenal.

Korea juga kaya dengan tradisi musik, termasuk balet dan musik istana raja serta tarian dan lagu-Iagu rakyat. Berbagai tarian rakyat amat bersemangat dan sering dibarengi dengan tabuhan genderang yang keras. Gerakan lengan, pundak, dan tangan yang lembut merupakan ciri khas tarian rakyat.

Bangsa Korea juga telah membuat kemajuan ilmiah dan teknik yang penting. Tipe pencetakan putar pertama kali digunakan pada sekitar tahun 1234 dan 1403 sebelum penemu mesin cetak Jerman mengembangkannya di Eropa. Salah satu observatorium astronomi dunia awal juga dibangun di dekat kota kuno Kyungju di abad ke-7.

Laksamana Laut Korea Yi Sun-sin menggunakan kapal perang berlapis besi yang pertama dalam sejarah (”perahu kura-kura”) untuk mengalahkan serbuan Jepang pada tahun 1592.

Ekonomi

Pembagian Korea setelah Perang Dunia II membuat KorUt banyak mendapatkan pabrik industri semenanjung Korea dan berbagai sumber batubara, bijih besi, dan mineral lain. KorSel hanya kebagian lahan pertanian dan sedikit bahan mentah untuk pembangunan industrinya.

Perang Korea menghancurkan ekonomi kedua negara. Setelah perang, pemimpin KorUt berupaya membuat negerinya berswasembada dengan membangun berbagai industri yang didasarkan atas sumber alam dan perdagangannya dengan Uni Soviet, Cina, dan negara komunis lainnya. Para pemimpin KorSel menekankan pada perdagangan ekspor luar negerinya yang kuat.

Korea Utara

Pemimpin KorUt menasionalisasi seluruh lahan dan industri negeri itu. Pemilikan pribadi dihapuskan. Pertanian kolektif, yang digarap secara bersama antar petani menggantikan pertanian pribadi.

Kuota produksi pertanian komunal ini ditentukan oleh pemerintah. Para petani diharuskan memenuhi kuota ini, tetapi mereka dapat juga menanam bahan pangan sebanyak mungkin di petak-petak kecil yang disewa-bebas atau yang dimiliki oleh setiap keluarga petani.

Pertambangan dan industri juga dikembangkan, batubara, bijih besi, timbel, dan seng merupakan mineral utamanya. Mineral ini digunakan untuk menghasilkan baja, mesin, pupuk, dan bahan kimia yang diperlukan oleh pemerintah untuk memodernisasi angkatan bersenjata, pertanian, dan industri negara.

Korea Utara juga memiliki industri tekstil dan pakaian yang besar dan kini sedang meningkatkan produksi sepatu, perkakas dapur, mesin jahit, pesawat televisi, jam, dan barang konsumen lainnya. Transportasi juga sedang dimodernisasi, sedangkan fasilitas energi pun sedang dikembangkan.

Korea Selatan

Dalam waktu kurang dari 30 tahun, Korea Selatan maju pesat dari sebuah negara pertanian menjadi negara industri dan perdagangan. KorSel kini juga menjadi jauh lebih makmur ketimbang KorUt.

Ekonominya terutama bergantung pada ekspor produk bernilai tinggi serta impor semua bahan bakar dan bahan mentah industrinya. Pemerintah melaksanakan ekspor itu untuk memacu industri dan membantu para produsen meningkatkan produk dalam negeri.

Misalnya, pada tahun 1960-an pemerintah menargetkan pengembangan pembangunan kapal sehingga KorSel dengan cepat menggantikan kedudukan Jepang sebagai negara pembuat kapal terkemuka dunia

Baja, barang kimia, tekstil, radio, pesawat televisi, dan barang elektronika lain juga menjadi bahan ekspor yang penting. Berbagai rencana terakhir membuat KorSel memanfaatkan tenaga kerja berpendidikan, baik untuk mengembangkan produksi komputer, perangkat komputer, robot, dan berbagai produk ”teknik tinggi” lainnya.

Pertanian di KorSel dikelola oleh perorangan dan menjadi produktif karena pemakaian pupuk dan benih unggul secara besar-besaran meskipun pertanian kini menjadi kurang penting dibandingkan di waktu lampau.

Kota di Korea

Urbanisasi meningkat di kedua Korea ketika kedua negara tersebut mulai mengembangkan ekonomi industri modernnya. Lebih dari separuh orang KorSel kini tinggal di daerah perkotaan, tetapi tidak ada informasi yang dapat dipercaya tentang jumlah penduduk kota di KorUt.

Kota di KorUt

Pyongyang, kota terbesar dan ibu kota KorUt, merupakan pusat perdagangan dan industri yang penting. Kota terkemuka lain di KorUt adalah Hamhung, sebuah kota industri di pantai timur; Hungnam, kota pelabuhan bagi Hamhung; serta kota pelabuhan Wonsan dan Chongiin.

Kota di KorSel

Seoul, kota terbesar dan ibu kota Korea Selatan, terletak di dekat pantai barat. Seoul adalah contoh kota yang berkembang pesat di KorSel yang modern. Berbagai bangunan kantor, hotel, dan rumah susun yang baru dan gemerlapan bertebaran di kota Seoul berdampingan dengan banyak candi Budha dan istana yang berusia ratusan tahun. Kota terbesar kedua di KorSel adalah Pusan di sebelah tenggara, yaitu kota pelabuhan utama.

Kota penting lainnya adalah Taegu, sebuah kota industri di KorSel tengah; Inchon, kota pelabuhan bagi Seoul; dan Kwangju, kota industri di baratdaya.

Sejarah

Korea, di dalam perbatasan yang sama, memiliki sejarah yang amat panjang dibandingkan negara mana pun di dunia, yaitu sejak 5.000 tahun yang lalu. Sejarah awal negeri ini penuh dengan legenda dan berkisar di sekitar kerajaan kuno Choson yang muncul sekitar 2.300 tahun sebelum Masehi.

Bangsa Cina mendirikan koloni di Lolang Korea pada abad ke-2 sebelum Masehi. Namun, 5 abad kemudian bangsa negeri ini mengusir mereka keluar. Sejak itu, 3 kerajaan kecil muncul di negeri ini. Kerajaan Silla pernah mengalahkan dua saingannya dan menyatukan semenanjung itu di bawah kekuasaannya.

Dinasti Silla berikutnya setelah bersatu (668-935) membawa zaman puncak ilmu pengetahuan dan budaya yang besar dan juga perdamaian serta kemakmuran. Kerusuhan dalam negeri membawa jatuhnya Silla sehingga, pada abad ke-10, dinasti Koryo menggantikan posisinya.

Selama periode ini (935-1392) Korea mengalami berbagai serbuan. Tentara Mongol yang dipimpin oleh Jenghis Khan melintas menguasai semenanjung Korea sehingga menjadi bagian kekaisaran Mongol.

Setelah runtuhnya kekaisaran Mongol pada akhir abad ke-14, berbagai golongan raja dan militer berusaha memegang kekuasaan di Korea. Akhirnya, seorang Jenderal yang bernama Yi Sung-gy mendongkel pemerintahan yang korup dan mendirikan dinasti Yi (1392-1910). Kongfucuisme diperkenalkan sebagai agama resmi, reformasi politik dan sosial dimulai, dan ibu kota negara dipindahkan dari Kaesong ke Seoul.

Namun, Korea masih tetap terancam oleh Cina dan Jepang. Kedua negara itu ingin menguasai wilayah ini untuk memperluas dan melindungi tapal batas wilayahnya dari serangan luar. Setelah serangan Jepang yang gagal pada tahun 1592-1598, negeri ini berada di bawah kekuasaan Mancu dari utara.

Beberapa abad berikutnya Korea menutup diri dari pergaulan dunia menjadi negara pertapa. Pada tahun 1800-an Rusia, Jepang, dan Cina bersaing untuk menguasai wilayah ini. Setelah Perang Rusia-Jepang pada tahun 1904-1905, Jepang bergerak ke semenanjung Korea dan mendudukinya pada tahun 1910.

Jepang memodernisasi Korea, membangun industri, dan mendirikan jaringan kereta api baru. Namun, perbaikan itu dibuat untuk menguntungkan Jepang yang memegang semua pos industri dan pemerintahan yang penting sehingga orang Korea menjadi marah terhadap mereka. Orang Korea mengadakan demonstrasi damai pada tahun 1919 bagi kemerdekaannya, tetapi polisi Jepang membubarkannya serta membunuh banyak orang Korea.

Pada tahun 1945, di akhir Perang Dunia II, tentara Rusia menduduki bagian utara jazirah Korea sedangkan tentara Amerika di bagian selatan dan dengan persetujuan antara Amerika Serikat dan Uni Soviet, negeri ini dibagi sejajar dengan garis lintang 38°.

Pemerintah militer Amerika menguasai selatan hingga tahun 1948 saat berdirinya Republik Korea. Uni Soviet mendirikan Republik Demokratik Rakyat Komunis di bulan September 1948.

Pada tanggal 25 Juni 1950, tentara KorUt menyerang KorSel dalam upaya menyatukan jazirah Korea di bawah kekuasaan komunis. Tentara KorUt yang memakai senjata buatan Soviet mengungguli tentara KorSel dan hanya dengan kedatangan tentara Amerika Serikat dan banyak negara lain di bawah bendera PBB KorSel dapat diselamatkan dari kekalahan.

Pertempuran itu berakhir dengan gencatan senjata di bulan Juli 1953. Sejak saat itu berbagai perundingan yang dilakukan untuk menyatukan Korea selalu gagal.

Korut sejak Tahun 1953.

Korea Utara terus berkembang selaras dengan garis-garis komunis. Pemimpin pemerintahan tetap berada di tangan Kim II sung dan beberapa pejabat Partai Komunis lainnya. Anak lelaki Kim, Kim Jong II, sedang dipromosikan untuk menggantikan ayahnya yang semakin tua.

Namun, tidak seperti negara komunis lainnya, pemimpin KorUt telah mengubah ajaran Leninisme-Marxisme selaras dengan ajaran chuche, yaitu ajaran swasembada nasional. Ajaran ini menjadi petunjuk bagi pembangunan di Korea Utara.

Korsel sejak Tahun 1953

Syngman Rhee, presiden Korea Selatan yang pertama, memimpin negara itu dari tahun 1948 sampai ia digulingkan di tahun 1960. Kudeta militer membawa Park Chung Hee ke tampuk kekuasaan pada tahun 1961.

Setelah periode undang-undang darurat perang, dia dipilih menjadi presiden pada tahun 1963 dan terpilih lagi sampai 4 kali. Pada tahun 1972, Konstitusi mengusulkan kekuasaan yang semakin besar bagi Presiden Park dan mengurangi kekuasaan Dewan Nasional.

Park, yang pada tahun-tahun berikutnya memerintah melalui dekrit, terbunuh pada tahun 1979. Chun Doo Hwan, seorang jenderal, memegang tampuk pemerintahan. Konstitusi tahun 1980, yang memilih Chun menjadi presiden, memulihkan kekuasaan legislatif Dewan Nasional.

Gambar terkait

Diulas oleh:
DAViID I. STEINBERC, Perwakilan, Yayasan Asia Penulis, Korea: Nexus of East Asia
Editor: Sejarah Negara Com

Pos terkait