Ekonomi Eropa

Ekonomi Eropa – Tacitus, sejarahwan Romawi, telah menulis pada abad ke-1 Masehi bahwa Eropa Tengah, ”kalau tidak penuh dengan gerumbul hutan, daerah itu tertutup oleh rawa”. Jika dia mengunjungi kembali benua itu pada saat ini, tentulah dia akan melihat perubahan besar dalam hal pemandangan.

Ekonomi Eropa: Penyaluran Bahan Makanan

Selama berabad-abad, manusia telah membuka tanah yang berhutan lebat, menimbuni rawa, dan menimbun lautan untuk membuat lahan pertanian. Alat-alat sederhana yang dipakai petani Eropa pada awal abad sudah digantikan hampir di semua” tempat dengan mesin-mesin pertanian dan metode pertanian modern. Hanya di sudut-sudut yang miskin di Eropa selatan saja metode kuno dalam bertani masih terlihat.

Baca juga: Eropa Dalam Sejarah Panjangnya

Benteng Windsor Inggris
Pasukan Grenadier Guard di Benteng Windsor Inggris, Eropa

Kunjungi Peta Eropa atau di google map

Petani Eropa telah belajar mengolah lahan mereka yang tidak selalu subur. Sejak awal zaman Romawi, para petani telah mengetahui nilai penyuburan tanah dengan pupuk, pendangiran tanah untuk ditanami, dan mengairi lahan yang kering.

Orang Romawi telah menanam pohon zaitun dan pohon berbuah lainnya, menanam buah anggur, dan membawa kesenian mereka ke penjuru yang sangat jauh dari kerajaan mereka. Pohon anggur, yang tumbuh di lereng yang bertingkat-tingkat di Sungai Rhein, mungkin dahulu ditanam oleh tentara Romawi.

Dengan berlalunya waktu, pedesaan dan kota-kota berkembang menjadi kota besar. Suatu saat, sebagian besar penduduk hidup di daratan dan menanam bahan makanan mereka sendiri.

Kemudian perlahan-lahan, penduduk yang jumlahnya meningkat itu mulai hidup di kota-kota besar dan perlu membeli bahan makanan. Kota-kota dagang yang besar telah muncul pertama kali di Italia bagian utara dan di Flanders (sekarang bagian dari

Belgia), dan kemudian di Inggris dan Prancis sehingga lahan pertanian yang menyediakan bahan makanan mereka menjadi berubah untuk memenuhi tuntutan yang baru. Lahan-lahan dan padang-padang rumput yang pernah dimiliki bersama telah ditutup dan menjadi milik perseorangan.

Perputaran hasil panen telah mengganti metode pengosongan lahan diantara dua masa panen. Ternak dipilih dengan lebih teliti untuk dikembangbiakkan sehingga menghasilkan hewan yang lebih besar dan, sebagai akibatnya, membawa keuntungan lebih besar. Pabrik-pabrik baru pun telah dibuka.

Kenyataannya, ada faktor lain yang tidak terjangkau oleh ketrampilan atau kendali petani Eropa. Cuaca yang tak menentu dapat merusak tanaman pangan suatu bangsa, seperti yang dialami oleh tanaman kentang di Irlandia pada abad ke-19. Kelaparan, penyakit, dan keterpencilan merupakan gangguan yang mengerikan, yang dapat dan telah mengubah wajah Eropa.

Sejak abad ke-17, faktor lain telah memberi pengaruh yang penting bagi pertanian Eropa. Jumlah penduduk, yang hampir tidak berubah sejak tahun 1000 Masehi, perlahan-lahan mulai meningkat.

Antara tahun 1750 dan 1850, penduduk Eropa berkembang dari 140.000.000 jiwa menjadi 260.000.000 jiwa. Menjelang Perang Dunia I, pada tahun 1914, penduduk Eropa berjumlah 400.000.000 jiwa.

Di Kepulauan Inggris sendiri, penduduk berkembang dari kira-kira 8.000.000 jiwa pada awal abad ke-18 menjadi 21.000.000 jiwa seabad kemudian. Gambaran ini menjelaskan sebab terjadinya gelombang emigrasi besar-besaran dari Eropa ke bagian lain dunia.

Benua kecil, dengan metode pertanian yang telah maju, tidak dapat membantu penduduknya. Sebanyak 40.000.000 orang Eropa tinggal di Amerika, Australia, Selandia Baru, dan bagian-bagian lain dunia ini.

Dewasa ini kira-kira 30% dari seluruh daerah Eropa tanpa Uni Soviet, dimanfaatkan untuk lahan pertanian, 20% untuk padang rumput, dan sedikit lebih kecil dari 30% untuk hutan.

Persentase ini memang agak tinggi jika dibandingkan dengan benua-benua lainnya, tetapi angka .ini hanya menjelaskan sedikit karena tidak menceritakan tentang hasil panen per are ataupun produksi keseluruhan.

Pada umumnya, hasil panen di Eropa tinggi, tetapi ada perbedaan yang besar di antara berbagai negara. Petani Belanda menghasilkan 4 kali lebih banyak per-arenya dibandingkan dengan petani Portugal, karena perbedaan iklim dan metode bertaninya.

Eropa masih mengimpor bahan makanan, padahal kenyataannya, kecuali Britania, Eropa telah berswasembada dalam memproduksi bahan makanan untuk diri sendiri, meskipun beberapa produk dari daerah tropis dan bahan makanan ternak memang diimpor.

Sebagian telah cukup untuk memenuhi kebutuhan sendiri didasarkan atas hasil panen yang lebih tinggi, tetapi ada faktor lain-yaitu perubahan dalam diet (cara makan). Telah terjadi pergeseran dari produk padi-padian menjadi produk daging, buah, dan produk peternakan.

Kemakmuran yang telah diciptakan memungkinkan perubahan ini; orang Italia makan sedikit Spageti, sedangkan orang Prancis makan sedikit roti. Makanan Eropa bergizi.

Irlandia ditaksir mempunyai pemasukan kalori tertinggi di seluruh dunia per jiwanya. Tentu ada juga sejumlah orang yang kekurangan gizi, tetapi hanya sedikit yang benar-benar mengalami kelaparan.

Bentuk bahan makanan pada dasarnya bergantung pada musim: produk peternakan diperoleh dari daerah baratlaut yang basah; padi-padian dan bit gula ditanam di Dataran Rendah Tengah. Jagung ditanam di daerah peralihan antara iklim Mediteran dan iklim Eropa Tengah.

Di daerah Mediteran ditanam gandum, buah-buahan, dan sayur-sayuran, sebagian dibantu dengan irigasi (pengairan). Berbagai faktor penting lainnya’dipakai lebih dari sekedar karena kondisi iklim. Faktor ini sesuai dengan tuntutan pasar dan pemusatan produksi bahan makanan yang tidak tahan lama di dekat daerah populasi terbesar.

Misalnya, di Negeri Belanda banyak rumah kaca menghasilkan tomat dan anggur buah untuk pasar Britania dan Jerman barat.

Di negara industri Eropa tengah dan Eropa baratlaut, populasi pertanian terus-menerus meninggalkan lahan untuk bekerja di pabrik-pabrik dan di kota-kota besar. Hal ini tidak terjadi di wilayah selatan. Di Yunani, misalnya, populasi pertanian kira-kira 45% dari populasi keseluruhan, dibandingkan dengan kira-kira 5% di Belgia dan 11/2% di Inggris.

Tidak hanya daratan yang memberikan bahan makanan kepada Eropa, melainkan juga lautannya. Perairan pantai Eropa barat penuh dengan ikan: herring dan cod di sebelah utara; sarden dan tongkol, jauh di sebelah selatan. Uni Soviet mempunyai industri ikan terbesar ketiga di dunia, setelah Peru dan Jepang.

Perekonomian Islandia berdasarkan pada hasil perikanannya; produksinya sebanyak seperempat dari produksi Amerika Serikat, yang mempunyai penduduk 1.000 kali lipat penduduk Islandia.

Anehnya, Laut Tengah (Mediteran) yang penuh dengan ikan, tidak menjadi daerah perikanan yang penting. Hal ini disebabkan oleh suhu airnya yang hangat. Dalam air yang dingin, spesies ikan terlihat dalam gerombolan besar, sedangkan yang ditangkap biasanya 1 atau 2 jenis.

Pada air yang panas (hangat) ikan tidak berkerumun; yang ditangkap adalah semua jenis ikan yang beraneka-warna-memang menarik, tetapi secara komersial mempunyai nilai yang kecil, meskipun restoran-restoran di dekat Laut Tengah menyediakan sup ikan yang lezat, misalnya, bouillabaisse dari Prancis selatan yang terkenal itu dan caciucco dari Italia Utara.

Metode-metode modern mengenai pengalengan, pembekuan, dan penyimpanan telah dijalankan sehingga memungkinkan bermacam makanan Eropa yang lezat dinikmati sejauh ribuan mil dari benua itu.

Ada banyak restoran yang terkenal di beberapa daerah di Afrika yang menerima kiriman makanan Eropa yang lezat melalui udara, untuk menambah selera eksotiknya pada menu.

Ikan lidah dari Inggris, endiive dari Belgia, dan arbei hutan dari Prancis telah tersedia pada meja makan orang Amerika; sedangkan toko-toko sudah pula menyediakan rak-rak yang penuh dengan minuman anggur dari Prancis, Italia, Jerman, Yunani, Spanyol, Portugal, Hongaria, dan Yugoslavia.

Asparagus putih panjang dari Prancis; ham dari Polandia dan Denmark; ikan kalengan dari Skandinavia dan Portugal; dan keju dari Belanda, Swiss, dan Italia semuanya merupakan contoh makanan yang lezat, yang diekspor Eropa ke seluruh Dunia.

Baca juga: Geografi Eropa

Daftar ini dapat diperpanjang terus, tetapi tidaklah lengkap tanpa cokelat dari Belgia, Negeri Belanda, dan Swiss; pasta dari Italia; minyak zaitun dari Spanyol; dan selai dari Irlandia.

Industri dan Hasilnya

Sumber Tenaga

Sejak zaman kincir air dan kincir angin hingga zaman batubara dan digunakannya tenaga air, Eropa mempunyai semua tenaga yang dibutuhkan. Ketika minyak menjadi sumber tenaga yang utama, Eropa, sebelah barat Uni Soviet, mengalami kesulitan.

Baca juga: Apakah Eropa itu benua?

Minyak didapat di banyak daerah di Eropa, tetapi umumnya dalam jumlah yang kecil. Jumlah ini hanya cukup untuk keperluan Eropa zaman praindustri, misalnya untuk percobaan, seperti penerangan pada beberapa lampu jalan di Praha, Cekoslowakia, dengan menggunakan minyak pada tahun 1815-tetapi tidak cukup untuk industri tenaga dan kendaraan.

Ladang minyak Ploesti di Rumania, yang merupakan ladang terbesar di Eropa, di luar Uni Soviet, tidaklah sepenting yang mereka harapkan, sedangkan produksi minyak Albania juga menurun.

Uni Soviet meramalkan bahwa Eropa perlu mengimpor minyak di masa mendatang. Petroleum dari Laut Utara telah menyediakan sediaan yang berarti dari sumber yang berharga ini bagi bangsa-bangsa Eropa Barat. Sejumlah ladang gas alam telah ditemukan di Negeri Belanda bagian utara.

Namun, kebutuhan untuk mengimpor minyak dan gas. alam terus-menerus terjadi pada sebagian besar negara Eropa, padahal harga minyak dan gas alam yang meningkat telah memperlambat perkembangan ekonomi.

Uni Soviet menyatakan memiliki 58% cadangan petroleum dunia. Bagaimanapun juga, produksi sedang ditingkatkan dengan cepat dan sekarang dua pertiga dari produksi Amerika Serikat, yang menduduki peringkat pertama.

Dahulu ladang minyak Kaukasus besar yang pernah jaya, yaitu di sekitar Baku, sekarang kurang berarti dibandingkan dengan ladang minyak di Soviet Asia. Pipa-pipa dari ladang yang lebih baru ini diperluas ke Eropa Timur guna melengkapi hubungan penting antara Uni Soviet dan satelit-satelitnya.

Tanker-tanker mengangkut minyak dari Timur Tengah dan Afrika Utara ke beberapa negara Eropa lainnya. Rotterdam, pada muara Sungai Rhein, merupakan pelabuhan minyak terbesar di dunia. Pada penyulingan-penyulingan yang sangat besar, minyak mentah diubah menjadi produk akhir.

Pipa-pipa membawa minyak ke dekat daerah industri Jerman. Minyak Afrika Utara dibawa terutama ke pelabuhan-pelabuhan Laut Tengah di Eropa, khususnya Genoa, Italia, dan Marseilles, Prancis. Pipa-pipa juga melintasi pegunungan Alpen menuju Swiss dan Jerman. Pipa sepanjang 5.950 km, yang membawa gas alam Soviet ke Eropa Barat, kini sedang dipasang. ‘

Secara historis, daerah yang menghasilkan batubara di negara seperti Uni Soviet, Inggris, Belgia, Prancis, Jerman, dan Polandia merupakan pusat industri pertama. Batubara tidak lagi merupakan sumber tenaga yang penting seperti zaman dahulu, meskipun sekarang masih dipakai dalam jumlah yang banyak, dan Eropa telah mencukupi kebutuhannya. Uni Soviet adalah penghasil batubara terbesar di Er0pa.

Adanya hidroelektrik bergantung pada banyaknya aliran air-jika mungkin aliran sepanjang tahun-dan peredaran elevasi (kemiringan), karena air harus jatuh dengan cepat, seperti jatuh dari atas air terjun, sehingga dapat menyalurkan tenaga.

Inilah sebabnya pabrik tenaga didirikan di gunung yang mempunyai curah hujan besar seperti di Skandinavia, Pegunungan Alpen, dan Pegunungan Pyrenee. Norwegia dan Swedia adalah penghasil utama dan dapat menghasilkan lebih banyak jika terdapat pipa keluar menuju negara negara yang memerlukan. Namun, perpindahan tenaga hidroelektrik ke daerah yang sangat jauh masih menjadi masalah.

Prancis, Italia, Swiss, Austria, dan Spanyol juga mempunyai banyak tenaga air. Khususnya penting bagi Italia dan Swiss karena keduanya secara praktis tidak menghasilkan batubara.

Lembah Alpen, khususnya yang terdapat di Italia, digunakan dengan cermat: satu bendungan (danau yang dibendung) dan pabrik tenaga mengikuti satu aliran berikutnya karena, berbeda dengan batubara, air dapat dipakai berulang-ulang.

Tenaga hidroelektrik di Uni Soviet bergantung pada sungai, yang memiliki jumlah air yang sangat banyak tetapi memiliki perbedaan kemiringan yang kecil. Dua’bendungan hidroelektrik terbesar di dunia terdapat di Sungai Wolga di Soviet Eropa.

Islandia, pulau volkanis di lepas pantai baratlaut Eropa, mempunyai sumber tenaga yang unik-sumber air panas. Pemerintah Islandia merencanakan akan memakai sumber air panas ini untuk menghasilkan listrik yang murah bagi pemakainya.

Sumber air panas, yang dahulu mengalirkan gumpalan uap dari lubang-Iubang berlumpur sehingga membuat kagum para pengunjung, sudah siap dialirkan ke pipa untuk memanasi rumah pertanian, rumah kaca di sekitarnya, dan ke hampir semua rumah di Reykjavik.

Sebagian orang beranggapan bahwa sumber tenaga di masa mendatang pastilah energi nuklir, yang dapat menggantikan sumber tradisional yang semakin menurun-batubara dan minyak.

Sejumlah bangsa Eropa sudah menggunakan energi nuklir untuk tujuan perdamaian-misalnya pembangkit tenaga listrik. Namun, pengembangan pemakaian tenaga nuklir sebagai suatu sumber energi menurun karena orang mulai khawatir akan keamanan instalasi tenaga nuklir dan pembuangan limbah radioaktif.

Sumber Mineral

Eropa, sebelah barat Uni Soviet, tidak dikaruniai dengan mineral, kecuali bijih besi. Gabungan batubara dan bijih besi dapat dikatakan merupakan penyebab terjadinya revolusi industri.

Baca juga: Eropa dan Pengaruhnya Bagi Dunia Modern

Britania, misalnya, beruntung sekali karena hasil batubara dan bijih besinya yang melimpah yang terdapat hampir pada jarak yang dapat ditempuh dengan jalan kaki antara yang satu dengan yang lainnya.

Meskipun bijih besi ditambang di berbagai daerah Eropa, hanya terdapat 2 daerah yang mempunyai hasil yang menonjol. Lorraine, sebuah daerah di Prancis timur (meluas ke arah Luxembourg), terletak berdekatan dengan daerah batubara di Cekung Saar di Jerman.

Tambang bijih besi penting lainnya terdapat di Swedia utara, yang hasilnya diangkut oleh kapal ke daerah industri di Eropa. Karena Teluk Bothnia, muara laut alam, membeku pada musim dingin, bijih diangkut dengan kereta api ke pelabuhan Narvik di Norwegia, yang tetap menerima pengaruh kehangatan Arus Teluk.

Perlindungan atas rute pengiriman bijih besi melalui kapal merupakan salah satu alasan bagi penyerbuan Jerman ke Norwegia pada tahun 1940: bijih besi penting bagi banyak industri peralatan perang Jerman.

Sebaliknya, Eropa bukanlah penghasil tambang logam utama yang penting. Di luar Uni Soviet, tembaga adalah tambang yang sedikit dihasilkan oleh Finlandia, Norwegia, Swedia, Yugoslavia, dan Spanyol. Yugoslavia, Jerman, Spanyol, dan Swedia menghasilkan bijih-bijih timbel dalam jumlah sedikit.

Produksi seng sedikit sekali, sedangkan tambang timah yang terdapat di Cornwall, Inggris, yang dahulu pernah menarik perhatian para pedagang dari jauh-misalnya dari Laut Tengah timur-sekarang kosong. Ceritanya agak lebih menggembirakan dalam hal produk logam paduan seperti tungsen, yang ditemukan di Portugal dan Spanyol, dan kromium, yang ditambang di Yugoslavia.

Eropa juga merupakan penghasil beberapa tambang tambahan yang tidak penting; mercury dari Spanyol dan Italia, sedangkan sulfur dari Italia. Boksit untuk aluminium juga ditemukan dalam jumlah yang memadai. Nama logam itu diambil dari nama kota kecil Les Baux di Prancis selatan, tempat pertama kali mineral itu ditemukan.

Uni Soviet, yang gambaran tentang sumber tambangnya sama sekali berbeda, mempunyai hampir setiap mineral logam dalam jumlah besar kecuali timah dan uranium.

Produksi bijih besi, yang merupakan tambang terpenting, melampaui produksi Amerika Serikat. Sumber utamanya adalah daerah Krivoi Rog, sebelah barat tikungan Sungai Dnieper. Daerah ini juga menghasilkan boksit, tembaga, timbel, nikel, molibdenum, dan mangan.

Produksi tambang nonlogam di Eropa meliputi bahan-bahan bangunan yang berlimpah-limpah seperti batu, tanah liat, pasir, kerikil, dan endapan ‘ kalium yang terbesar di dunia. Kalium, yaitu bahan untuk pupuk, yang terdapat dalam jumlah banyak di Jerman Timur saja, dapat dikatakan mampu memenuhi kebutuhan dunia untuk jangka waktu 1.000 tahun.

Caram ditambang di mana-mana, disuling dari air asin bawah tanah, dan diambil dari laut lepas-pantai Laut Tengah, terutama untuk pemakaian pada industri kimiawi. Belerang dan magnesit merupakan dua jenis tambang bukan mineral penting lainnya yang terdapat di Eropa.

Bahkan dengan daftar sumber mineral yang tampaknya mengesankan ini, Eropa toh masih harus mengimpor hasil tambang untuk sediaan bagi industri dan pertaniannya.

Pabrik

Umumnya, orang zaman dulu membuat sendiri peralatan senjata, pakaian, gerabah, dan benda-benda lainnya. Secara bertahap, dalam suatu kelompok atau suatu kota, para pakar kemudian mengkhususkan pada bentuk-bentuk manufaktur tertentu, baik untuk keperluan langsung maupun untuk dijual.

Baca juga: Penduduk Eropa yang Kompeks dan Asal Usulnya

Selama Abad Pertengahan di Eropa, para pakar dalam satu cabang manufaktur bergabung dalam semacam organisasi yang dikenal sebagai uni untuk melindungi hasil industri mereka. Gedung-gedung uni yang paling indah, seperti yang masih berdiri di Brussel, telah menarik perhatian utama para wisatawan.

Revolusi Industri, kecuali pemusatan atas produk batubara dan pembangunan berbagai kota pabrik baru dan deretan rumah yang pada umumnya jelek, tidak sama sekali merusakkan ciri-ciri khas sebelumnya.

Kerajinan gelas di Venesia, pisau baja di Toledo, arloji di Swiss, keramik biru di Delft, Belanda, kerajinan sulam di Flanders dan kain linen di Irlandia, merupakan contoh khas yang masih diproduksi. Namun, penekanan Revolusi Industri terdapat pada industri-industri berat dan produksi massa.

Pada abad ke-19, Eropa, dengan sumber batubaranya dan pengangkutannya yang baik, menjadi daerah pemanufakturan yang terbesar di dunia. Industri berat berkembang di dekat ladang-Iadang batubara di Britania, Prancis utara, Belgia, Jerman, dan Polandia.

Kemudian, saat tenaga hidroelektrik diperkenalkan, berkembanglah industri yang telah berdiri di Swedia tengah dan Italia utara. Kota besar juga menarik pabrik-pabrik: Paris, misalnya, dikelilingi oleh daerah industri pinggiran. Pelabuhan juga menjadi tempat yang utama bagi industri manufaktur karena di sana mudah didapat bahan mentah dengan harga sangat murah.

Salah satu pabrik baja yang terbesar di Eropa terdapat pada pantai Laut Utara di Ijmuiden, muara kanal pengangkut Amsterdam. Pelabuhan industri besar lainnya terdapat di Genoa, Italia.

Perkembangan di Eropa setelah perang sudah sangat luar biasa, kalau dilihat dari kerusakan akibat perang. Hal itu tidak mungkin terjadi tanpa bantuan bangsa Amerika, terutama dengan adanya Rencana Marshall pada tahun 1948. Kemudian Amerika Serikat menanamkan sejumlah modal swasta di Eropa.

Pada tahun 1980-an, modal telah mencapai US$ 100.000.000.000. Keahlian dan efisiensi Amerika telah pula membantu pengembangan industri Eropa. Namun, akhirnya bangsa Eropa sendirilah yang menciptakan suatu keajaiban.

Pemanufaturan di Uni Soviet

Pemanufakturan merupakan kebanggaan bagi Uni Soviet, yang memiliki 3 daerah pusat industri utama di Rusia Eropa: Cekung Donet di Ukraine selatan, Ural tengah, dan daerah Moskow. Di Siberia, pabrik itu terdapat di Cekung Kuznetsk dekat Novosibirsk dan Karaganda di RSS Kazakh.

Baca juga: Iklim Eropa

Semua faktor menguntungkan bagi perkembangan industri Uni Soviet. Kira-kira 45% populasi mengikat kerja dengan pabrik dan terdapat sediaan tenaga dan bahan mentah yang berlimpah. Konsentrasi utama di Uni Soviet adalah pada industri berat, khususnya yang berkaitan dengan angkatan bersenjata, sedangkan industri konsumen sangat kurang berkembang.

Transportasi

Jalan

Dorongan untuk membuat jalan yang lebih baik di Eropa pertama kali datang dari pihak militer. Bangsa Romawi kunolah yang pertama kali membuat jalan untuk mempercepat laju bala tentaranya.

Napoleon membuat sistem jalan Prancis untuk alasan yang sama, sedangkan Hitler adalah yang memerintah pembuatan jalan bebas hambatan di Jerman. Pada beberapa tahun berikutnya, perkembangan produksi mobil secara masal dan harapan untuk menarik wisatawan menjadikan dorongan untuk membuat berbagai jalan kelas satu.

Memang telah ada beberapa jalan, tetapi jalan-jalan itu sempit sehingga mengemudikan mobil pada lalu-lintas yang ramai di samping truk, pada jalan yang sempit di pegunungan, merupakan suatu pengalaman mengemudi yang tidak segera dapat dilupakan.

Jalan raya untuk lalu lintas kendaraan cepat yang modern telah meningkat jumlahnya. Sekarang telah mungkin, misalnya, mengendarai mobil sepanjang jalan raya yang mulus dari Amsterdam ke ujung Italia, kecuali jalan tembus singkat di pegunungan Alpen.

Pemborosan waktu dalam melintasi pegunungan ini sudah sangat dipersingkat dengan dibuatnya terowongan mobil. Terowongan mobil yang dikenal terbaik adalah Terowongan Mont Blanc, yang menghubungkan Prancis dan Italia, dengan panjang 12 km.

Jumlah mobil di jalan-jalan telah meningkat dengan cepat sejak akhir Perang Dunia II. Orang Swedia mempunyai lebih dari 1 mobil untuk tiap 3 warga. Di Eropa Timur jumlah mobil pribadi jauh lebih kecil, sedangkan di E ropa utara sepeda masih populer, khususnya di Negeri Belanda dan Denmark, jalur-jalur sepeda sering dijumpai di sisi jalan kendaraan bermotor.

Jalan Kereta Api

Jalan kereta api mulai dibuat di Eropa. Pada tahun 1804 lokomotif uap yang pertama di dunia menarik sederatan gerbong bermuatan batubara dari suatu tambang di Wales. Pada tahun 1825, kota Stockton dan Darlington di Inggris memulai pelayanan kereta api yang terbuka untuk umum.

Secara bertahap jaringan kereta api di Eropa telah berkembang menjadi sistem yang terpadat di dunia. Kebalikan dengan Amerika Serikat, kereta api penumpang telah meningkat dalam jumlah dan kecepatan, sedangkan lalu lintas penumpang pun padat.

Kereta api pada umumnya nyaman dan banyak di antaranya merupakan kereta api mewah. Trans Europ Express, yang menghubungkan kota-kota besar, menyediakan pelayanan kereta api kelas satu yang lancar dan cepat.

Dengan bandara-bandara udara yang biasanya jauh dari kota dan dengan adanya jarak tempuh yang relatif pendek, kereta api masih tetap bertahan dalam bersaing dengan pesawat terbang.

Penerbangan

Apakah orang memulai sejarah tentang penerbangan berpenumpang dengan pemuda Yunani legendaris bernama Icarus, yang sayap-sayapnya terbakar oleh matahari, ataupun dengan Montgolfier bersaudara, balonis Prancis abad ke-18, sejarah awal penerbangan tetap terjadi di Eropa.

Penerbangan komersial pertama di dunia, Royal Dutch Airlines (KLM), dibentuk pada tahun 1919. Penerbangan menghubungkan semua kota-kota penting dan tentu saja menghubungkan Eropa dengan semua negara di dunia. Lapangan udara Eropa, seperti Heathrow di London, Orly di Paris, dan Schiphol di Amsterdam menangani sejumlah besar lalu lintas udara setiap tahunnya.

Jalan Air

Sejak zaman purba, sungai telah merupakan urat nadi transportasi. Sungai-sungai internasional yang utama di Eropa, Sungai Rhein dan Sungai Donou, sudah memainkan peranan dalam sejarah. Sungai Rhein telah dimanfaatkan oleh bangsa Romawi, yang juga mengendalikan muaranya.

Orang Normandia mengarungi sungai untuk merebut kota-kota dagang sepanjang perjalanan mereka. Di zaman modern, baik Sungai Rhein maupun Sungai Donou berada di bawah pengawasan internasional.

Diantara kedua sungai itu, Sungai Donou lebih panjang dan menghubungkan lebih banyak negara, tetapi Sungai Rhein lebih penting. Sungai Donou mengalir menjauh dari pasar-pasar utama Eropa dan bermuara di Laut Hitam yang agak terisolasi.

Sungai Rhein, sebaliknya, melayani sebagian besar daerah industri Eropa; pelabuhan pada muaranya di Rotterdam menangani pengangkutan yang lebih banyak dibandingkan dengan daerah lainnya di dunia.

Tongkang-tongkang di Sungai Rhein, baik dengan tenaganya sendiri maupun dengan ditarik oleh kapal tunda melaju ke semua jalan yang menuju ke Basel di Swiss. Sekarang kanal tua, yang hanya cocok untuk perahu kecil, diganti dengan kanal pelayaran yang baru, yang menghubungkan Sungai Rhein dan Sungai Donou.

Sebagian besar sungai di Dataran Rendah Tengah, seperti Sungai Elbe dan Sungai Oder di Jerman atau Sungai Seine dan Sungai Loire di Prancis, dihubungkan oleh berbagai kanal yang pernah memiliki zaman keemasan sebelum muncul jalan kereta api.

Inggris juga memiliki banyak kanal, yang sekarang agak dilupakan. Bahkan untuk menyeberangi sebagian besar Eropa, perahu kecil berlayar dari Laut Utara ke Laut Tengah dan berakhir di Marseilles melalui terowongan perahu yang terdapat di pegunungan. Kanal-kanal pelayaran dibangun besar pada zaman modern ini.

Terusan Baru, yang merupakan jalan keluar buatan Sungai Rhein, tampak lebih menyerupai sebuah sungai daripada sebuah kanal dan berbatasan sepanjang 26 km dengan banyak cekung pelabuhan, termasuk kompleks pelabuhan Rotterdam, yang disebut Europoort oleh orang Belanda.

Orang Jerman membuat Kanal Kiel sebagai bagian rute perdagangan antara Laut Utara dan Laut Baltik. Manchester, Inggris, mempunyai kanal pelayaran ke Laut Irlandia. Antwerpen, Belgia, mempunyai sebuah kanal yang menghubungkannya ke Sungai Rhein sehingga dapat ikut serta dalam perdagangan Sungai Rhein.

Rusia, yang pada umumnya berupa dataran rendah, merupakan negara yang mempunyai banyak sungai besar. Kecuali beberapa sungai yang mengalir ke Arktik, yang muaranya selalu tertutup oleh es sepanjang tahun, sungai-sungai ini tentu merupakan rute transportasi yang panjang.

Sungai Wolga, sungai terpanjang di Eropa, adalah sungai yang diperuntukkan bagi Rusia, seperti halnya Sungai Rhein bagi Jerman: sebuah sungai rakyat yang mempunyai arti sejarah. Sungai-sungai besar lainnya adalah Sungai Dnieper dan Sungai Donets. Di Siberia, Sungai Ob, Sungai Yenisei, dan Sungai Lena mempunyai muara-muara di Laut Arktik.

Perairan yang terbesar tentulah samudra, dan pelabuhan merupakan penghubung antara benua dan samudra. Eropa mempunyai beraneka ragam pantai yang luas, beberapa di antaranya ada yang menyenangkan untuk pelayaran, sedangkan yang lain tidak.

Pada zaman dulu, pelabuhan disebut memadai jika pelabuhan itu dapat dilayari oleh kapal yang dapat mengangkut lebih dari beberapa ratus ton muatan, padahal sekarang terdapat tanker-tanker yang berdaya muat 250.000 ton.

Sepuluh pelabuhan yang terpenting di Eropa adalah London dan Liverpool di Inggris, Rotterdam di Negeri Belanda, Antwerpen di Belgia, Hamburg dan Bremen di Jerman, Le Havre dan Marseilles di Prancis, serta Genoa dan Naples di Italia.

Pariwisata

Sebenarnya tidaklah mungkin untuk membicarakan ekonomi Eropa tanpa menyebut pariwisata. Sebagian besar perjalanan dikerjakan oleh orang Eropa sendiri meskipun orang Amerika juga banyak bepergian. Wisata yang dilihat saat sekarang sangat berbeda dari wisata yang dilihat di masa lalu.

Sampai akhir Perang Dunia II, orang yang melancong ke luar negeri relatif sedikit. Di masa lalu, kehidupan orang kaya terdapat pada hotel-hotel mewah. Sekarang, setiap orang melancong dengan mobil pribadi atau dengan bus-bus yang dipakai oleh klub wisata, yaitu organisasi yang menawarkan kepada anggotanya berbagai perjalanan dengan biaya bulanan yang rendah.

Banyaknya mobil yang meninggalkan Paris pada tanggal satu Agustus, yang merupakan awal liburan tradisional orang Prancis, hampir tak dapat dipercaya. Banyak orang tetap tinggal di Prancis, umumnya di pantai, tetapi lebih banyak orang yang mengunjungi negara lain.

Laut Tengah yang hangat merupakan daya tarik yang khusus di musim panas dan, sepanjang lintas Alpen, tampak mobil yang melaju ataupun berhenti berderet-deret.

Tentu saja, pariwisata berarti pemasukan bagi suatu negara. Spanyol, misalnya, dapat disebut suatu keajaiban bagi wisatawan. Spanyol adalah negara yang terlupakan sepanjang menyangkut urusan wisatawan. Jalan-jalan, kecuali beberapa jalan utama, terbilang buruk, sedangkan hotel sedikit jumlahnya, kecuali di kota-kota besar.

Kemudian Spanyol seolah-olah ditemukan kembali sehingga orang melimpah melintasi Pyrenee. Jalan-jalan telah diperbaiki; hotel-hotel baru bermunculan di mana-mana. Daya tarik utama adalah pantai Laut Tengah: Costa Brava atau ”pantai liar”, antara Pyrenee dan Barcelona, dan yang lebih mutakhir adalah Costa del Sol atau ”pantai matahari” di sebelah barat Malaga.

Dalam setahun terakhir ini seluruh wisatawan memasukkan US$4.000.000.000 yang merupakan jumlah sangat besar bagi negara yang relatif miskin ini. Jumlah wisatawan melebihi 40.000.000 orang. Sekitar 1.500.000 dari jumlah ini adalah orang Amerika.

Bagi Eropa nonkomunis, pemasukan tahunan dari sejumlah 4.000.000 wisatawan Amerika saja melebihi US$3.000.000.000. Pariwisata pada dan di kalangan negara komunis juga besar. Sebagai tambahan koleksi kekayaan bangsa dari harta benda bersejarah, para pengunjung tertarik pada pantai Laut Hitam dan pantai-pantai di Yugoslavia.

Megalopolis

Sejak Revolusi Industri, orang sudah berkumpul di kota-kota. Sebagian besar kota ini adalah kota industri yang menyediakan pekerjaan bagi mereka. Lainnya, karena kota-kota ini-adalah ibu kota, maka para pegawai pemerintah berdiam di sana. Urbanisasi semakin berkembang.

Di Inggris, misalnya, kira-kira 80% dari penduduk tinggal di distrik-distrik urban. Lebih dari 30 kota di Eropa sudah mencapai jumlah penduduk 1.000.000 jiwa dan banyak kota lain yang penduduknya mendekati jumlah tersebut. Statistik ini sering memperlihatkan aglomerasi urban, yang berarti penduduk kota sebenarnya ditambah penduduk dari daerah pinggiran.

Umumnya, kota yang tua membuang sebagian penduduknya ke pinggiran kota, yang mempunyai kehidupan yang lebih menyenangkan. Misalnya, London, kota terbesar di Eropa, hanya mempunyai penduduk sebesar 2.000.000 jiwa di dalam kotanya dan 4.800.000 jiwa di daerah yang disebut jaringan luar sehingga semua berjumlah 6. 800 000 jiwa. Pada tahun 1921 angka menunjukkan 4. 500. 000 jiwa untuk dalam kota dan 3..000000 jiwa untuk jaringan luar.

Di daerah industri, khususnya yang memakai batubara, terdapat kecenderungan bagi kota-kotanya bergabung menjadi satu; hal ini disebut konurbasi. Inggris memberikan contoh yang bagus yang terlihat di sekitar dataran tinggi Pennine. Penduduk dataran tengah sebelah barat berjumlah 2.400.000 jiwa, sedangkan Yorkshire Barat hingga ke timur 1.700.000 juta jiwa.

Untuk pemusatan-pemusatan urban yang berijlah lebih besar lagi dibentuk istilah baru ”megalopolis”. Meskipun ”megalopolis” secara keseluruhan berarti daerah urbanisasi raksasa, hal itu sudah tentu tidak benar-benar bersinambung tanpa putus-karena mungkin saja terdapat daerahdaerah terbuka (jalur hijau) di antaranya.

Di Amerika Serikat, daerah macam itu sudah digunakan bagi daerah pesisir, dari Portland, Maine sampai Washington, D.C. Di Eropa, sebuah megalopolis sedang berkembang, yang terdiri atas Prancis utara, Belgia tengah, Negeri Belanda barat, dan daerah hilir Rhein Jerman; penduduknya mungkin lebih dari 40.000.000 jiwa.

Apakah megalopolis ini merupakan modal bagi manusia ataukah justru menjadi penghambat masih merupakan sebuah pertanyaan.

Pos terkait