Sejarah Negara Yaman Utara

Sejarah Negara Yaman UtaraYAMAN, REPUBLIK ARAB (Yaman Utara), terletak di daerah pantai barat daya Semenanjung Arab, tepi Laut Merah; berbatasan dengan Arab Saudi (utara dan timur laut), Yaman Selatan (timur dan selatan), dan Laut Merah (barat).

  • Luas: 135.230 km2.
  • Penduduk: 6.937.000 (1989).
  • Kepadatan penduduk: 51/km2.
  • Agama: Islam Syiah (60%); Islam Sunni (4000).
  • Bahasa: Arab.
  • Ibu kota: San’a.
  • Satuan mata uang: Rial Yaman (YRI).

Kilas Sejarah

Sejarah Yaman Utara bermula dari zaman Kerajaan Minaean (1200-650 SM). Selanjutnya, di negeri ini timbul-tenggelam sejumlah kerajaan. Empat abad sesudah dimasuki agama Islam (628), negeri ini dikuasai dinasti Rassite, sampai diduduki Turki (1538-1630 dan 1849-1918).

Bacaan Lainnya

Kedaulatan Kerajaan Yaman dikukuhkan dengan sebuah perjanjian yang ditandatangani bersama Inggris dan Arab Saudi pada tahun 1934. Pada tahun 1962 terjadi sebuah pemberontakan militer; Raja Imam Ahmed tewas, dan Yaman Utara dinyatakan sebagai Republik Arab Yaman.

Perang Saudara segera menyusul antara kelompok revolusioner (didukung Mesir dan Uni Soviet) dan pasukan kerajaan (didukung Arab Saudi dan Yordania), lalu berakhir pada tahun 1970 dengan kemenangan kaum revolusioner.

Pada tahun 1972 – 1973 terjadi bentrokan senjata di perbatasan Yaman Utara – Selatan antara pasukan kedua negara. Pada tahun 1979 meletus perang antara keduanya, tetapi persetujuan mengenai penyatuan kedua Yaman segera tercapai (kendati belum direalisasikan hingga kini) berkat dukungan Liga Arab.

Peta Letak

Peta Letak Yaman Utara
Peta Letak Yaman Utara

Selengkapnya kunjungi Peta Yaman atau di Google map

Fisiografi

Republik Arab Yaman memiliki wilayah seluas kira-kira 135.200 km2. Jalur pantainya sepanjang 450 km di Laut Merah (Al-Bahr al-Ahmar) bertepikan batu karang dan laut yang dangkal. Dataran pantai memiliki lebar 30 -70 km, dan sebagian besar memiliki ketinggian di bawah 90 m.

Dataran pantai di sana-sini tertutup oleh rawa-rawa dengan endapan tanah aluvium dan pasir. Makin ke pedalaman tanahnya makin naik sampai ke sabuk perbukitan di kaki pegunungan yang terpotong-potong oleh sejumlah wadi.

Sisi terjal pegunungan yang menjulang di timur naik sampai ke puncak-puncak yang kerap kali mencapai lebih dari 3.000 m. Hingga kira-kira 160 km di balik puncak-puncak ini, tanah tinggi tersebut berangsur-angsur turun sampai ke sisi timur yang tidak terlalu terjal. Puncak-puncak tertinggi terdapat di bagian tengah, dengan G. Shu’ayb (di sebelah barat San’a) sebagai gunung tertinggi (3.760 m).

Di pedalaman, jaringan puncak-puncak dan punggung pegunungan mengelilingi plato-plato lebar setinggi 2000-2500 m dan dataran tinggi setinggi 1500-2000 m.

Dari puncak lereng terjal bagian barat menuju Tihama, memanjang lembah-lembah curam, yang memotong permukaan tanah sampai sedalam 900 m. Ke arah timur, lembah-lembah yang dapat mengalirkan air ke gurun ini terbuka ke lembah yang lebih lebar dan dangkal.

Yang paling menonjol dari Yaman Utara bagian timur adalah lembah berbataskan retakan besar yang dilintasi oleh Wadi Abrad dan anak-anak sungainya, yang menyusuri gurun pasir Ramlat as-Sab’atayn. Di sepanjang sisi barat lembah ini, sejumlah wadi muncul. melalui beberapa Wahah (Bayhan-al-Qasab, Baal-Harith, dan Juba di selatan; Ragwan dan Jauf di utara).

Ke arah sisi utara, kelompok-kelompok kawah gunung api yang dihubungkan oleh aliran lava menerobos permukaan pasir, dengan kecenderungan mengarah ke barat daya sampai ke Ma’rib, hingga memperkuat teori bahwa hancurnya bendungan Ma’rib (abad ke-6 M) disebabkan oleh gunung api. Di seberang lembah, permukaan tanahnya berangsur-angsur menurun ke arah Gurun Rub-al-Khali, melintasi daerah perbatasan.

Iklim

Karena keadaan permukaan tanah tempat kedudukannya, Yaman Utara menjadi daerah yang paling menyenangkan di Semenanjung Arab. Andaikata tidak ada tanah tinggi yang meredakan suhu tropis dan menahan udara lembab musim panas, maka gurun pasir di semenanjung itu akan terbentang tanpa penghalang sampai ke Laut Merah.

Dataran rendah di daerah pantainya berhawa panas dengan kelembaban yang tinggi, dan sering diserang badai debu. Sedangkan dataran tingginya jauh lebih sejuk dengan curah hujan 400 – 800 mm per tahun yang turun, terutama antara bulan Maret dan September. Salju tidak dikenal di pegunungan. Makin ke timur, suhu di daerah pinggiran gurun makin panas dan udaranya makin kering.

Flora dan fauna

Di negeri ini tumbuh-tumbuhan lebih lebat dan lebih bervariasi daripada di wilayah-wilayah lain di Semenanjung Arab. Daerah gurun di sana-sini ditumbuhi semak-semak kerdil, pohon palem, pohon akasia, dan pohon tamarisk.

Di daerah padang rumput tumbuh semak-semak berduri, euphorbia, dan tamarisk. Sabana ditumbuhi tamarisk raksasa dan juniper. Sedangkan di puncak-puncak tertinggi terdapat hutan juniper.

Berbagai binatang liar masih bertahan hidup di negeri ini, di antaranya macan tutul, rubah, kambing gunung, gazelle, dubuk (hyena), dan jakal.

Penduduk

Hampir seluruh penduduk Yaman Utara termasuk kelompok etnis Arab (99%) yang terbagi atas beberapa suku bangsa, di antaranya suku Hashid, Khawlan, dan Baqil. Ditinjau dari sudut agama, penduduknya terbagi atas dua bagian.

suku nomad yaman utara

Di sebelah utara dan timur Yaman Utara, di daerah tepi gurun banyak terdapat suku nomad.

Penganut Syiah, kelompok terbesar, hidup di dataran tinggi Yaman dan kota San’a; sedang penganut aliran Sunni hidup di bagian selatan negeri mi. Pendidikan di Yaman Utara masih jauh ketinggalan. Banyak sekolah yang membatasi diri pada pelajaran baca-tulis serta pelajaran hukum dan tradisi Islam. Dari seluruh penduduk yang berusia 15 tahun ke atas, hanya sekitar 9 persen yang bebas buta aksara.

Pemandangan sekitar kota bersejarah San'a
Pemandangan sekitar kota bersejarah San’a dengan sistem perladangan bertingkat (teras) menandakan kecerdasan para petani Yaman Utara.

Pemerintahan

Pada tahun 1962 kaum militer mendirikan negara republik sesudah menggulingkan para imam (pemimpin agama) yang sebelumnya menguasai pemerintahan di negeri ini. Berdasarkan Konstitusi 1970 dibentuk sebuah badan legislatif (Dewan Konsultatif) dengan 179 anggota yang dipilih untuk masa bakti 4 tahun.

Bendera negara

Bendera Negara Yaman Utara

Badan ini memilih Dewan Presidentil yang beranggotakan lima orang. Tetapi pada tahun 1974 sekelompok militer mengadakan kudeta tak berdarah. Konstitusi dicabut dan badan legislatif tersebut dibubarkan. Pemerintahan diambil alih oleh .dewan militer, dan ketua dewan inilah yang diangkat menjadi presiden.

Lambang negara

Lambang Negara Yaman Utara

Perekonomian

Pertanian dan peternakan menjadi dasar ekonomi Yaman Utara sejak dulu. Pertanian dipusatkan di dataran tinggi dan lembah yang diairi air hujan musim panas. Di mana-mana kekeringan membatasi pembudidayaan; tanaman hanya di sekitar oasis-oasis kecil di wadi-wadi Tihama dan di daerah perbukitan bagian timur.

Tanamannya mencakup padi-padian, sayur-sayuran, dan buah-buahan. Kurma, kapas, dan tembakau, ditanam terutama di Tihama. Tanaman perdagangan utamanya adalah kat (sejenis rumput-rumputan yang mengandung narkotika) dan kopi, yang ditanam di tanah tinggi.

Tanah yang tidak subur digunakan sebagai tempat penggembalaan sapi, biri-biri, kambing, bagal, kuda, dan unta. Di negeri ini terdapat berbagai barang tambang, di antaranya bijih besi (terutama di dekat Sa’dah), tembaga (dekat Ta’izz dan di sebelah barat daya San’a), dan lignit (di pegunungan sebelah timur Dhamar).

Selain itu negeri ini menghasilkan belerang dan uranium. Garam batu banyak terdapat di Tihama dan di daerah gurun bagian pedalaman. Industri di negeri ini masih dalam tahap berkembang. Pabrik tekstil modern yang menghasilkan kain dari kapas terdapat di San’a dan Bajil. Pabrik semen yang menggunakan batu kapur dan pabrik tembakau ada di Hodeida.

Yaman Utara juga terkenal akan kerajinan tangan, terutama kerajinan kulit dan pembuatan pedang. Yaman Utara mengekspor kapas, kat, kulit, dan kopi. Barang impornya meliputi bahan pangan dan ternak, mesin dan alat-alat transportasi, minuman, dan tembakau. Rekan dagang utamanya adalah Amerika Serikat, Jepang, negara-negara Eropa Barat, Cina, dan Singapura.

Yaman Utara memiliki jalan raya Sepanjang 37000 km lebih, tetapi baru sekitar 6 persen yang sudah beraspal. Beberapa jalan baru dan sejumlah fasilitas pelabuhan modern telah dibangun di Hodeida dan Al-Mukha. San’a memiliki hubungan udara ke berbagai negara, sedang keempat bandara lainnya melayani penerbangan dalam negeri.

Baca juga: Sejarah Negara Yaman Selatan

Pos terkait