Sejarah Vietnam

Sejarah Vietnam – VIETNAM, republik di bagian timur Semenanjung Indocina, Asia Tenggara; berbatasan dengan R.R. Cina (utara), Laut Cina Selatan (timur dan selatan), Teluk Slam, Kampuchea, dan Laos (barat). Luas: 331.653 km2. Penduduk: 66.708.000 (1989). Kepadatan penduduk: 201/km2. Agama: Budha (55,3%); Katolik Roma (7%); Islam (1%); lain-lain (36,7%). Bahasa: Vietnam. Ibu kota: Hanoi. Satuan mata uang: Dong (D).

Kilas Sejarah

Negara yang disebut Vietnam telah berdiri lebih dari 2.000 tahun yang lampau. Negeri ini pernah berada di bawah kekuasaan Cina selama lebih dari 1.000 tahun; juga pernah menjadi jajahan Perancis (1883) serta Jepang (1940). Sesudah Jepang menyerah pada akhir Perang Dunia II, Ho Chi-Minh, seorang pemimpin komunis, memproklamasikan kemerdekaan Vietnam.

Bacaan Lainnya

Usaha Perancis untuk memulihkan kekuasaannya menyebabkan meletus Perang Indocina (19461954), yang berakhir dengan kekalahan Perancis dan terbaginya Vietnam (sementara menunggu pemilu) atas Vietnam Utara (komunis) dan Vietnam Selatan (nonkomunis).

Karena Vietnam Selatan kemudian menolak pemilu dan menyatakan kemerdekaannya dengan dukungan Amerika Serikat (1955), pecahlah Perang Vietnam (1957 – 1975), yang berakhir dengan kemenangan kaum komunis dan berdirinya Republik Sosialis Vietnam (2 Juli 1976).

Invasi Vietnam ke Kampuchea (1979) berhasil menggulingkan pemerintah Khmer Merah dan membuat pemerintahan jatuh ke tangan kaum komunis yang pro-Vietnam.

Peta Letak Vietnam
Peta Letak Vietnam

Selengkapnya kunjungi Peta Vietnam atau di Google map

Fisiografi

Wilayah Vietnam dapat dilukiskan sebagai dua keranjang padi beserta pikulannya. Pikulannya adalah barisan Pegunungan Annam, yang membujur di sepanjang Semenanjung Indocina, sedangkan kedua keranjang padinya adalah delta Sungai Songka (Sungai Merah) di utara dan delta Sungai Mekong di selatan.

Petani Vietnam
Para petani sedang menanam padi yang merupakan hasil utama Vietnam dan banyak ditanam di Delta Sungai Mekong serta sepanjang dataran pantai.

Di sebelah utara, tanah Vietnam bergunung-gunung. Tanah tinggi Tonkin Timur sebagian besar mencapai ketinggian lebih dari 1.000 m di atas permukaan laut, dilalui oleh Sungai Songcay, Sungai Songgam, dan Sungai Songcau.

Pegunungan Tonkin Barat, yang dilalui Sungai Songda (Sungai Hitam), merupakan pegunungan yang paling tinggi dan paling kasar di semenanjung ini. Gunung Fan-Si-Pan, puncak tertinggi di Vietnam, mencapai ketinggian 3.143 m. Sebaliknya, delta Sungai Songka merupakan dataran rendah yang subur, berpenduduk padat, dan sering mengalami banjir.

Suasana Pasar di Kota Hue Vietnam
Suasana Pasar di Kota Hue ,Vietnam, kota tembok pada masa Kerajaan Annam Kuno.

Ke arah tenggara membujur barisan Pegunungan Annam, dengan puncak-puncaknya Gunung Ngoc Linh (2.598 m), Gunung Chu Yang Sin (2.408 m), dan puncak-puncak lain yang tingginya lebih dari 2.300 m. Pegunungan ini kemudian menjadi dataran pantai berpenduduk padat.

Penduduk sekitar Delta Sungai Mekong
Penduduk sekitar Delta Sungai Mekong, kebanyakan membangun rumah panggung di atas sungai.

Sedangkan di sebelah selatan terdapat delta Sungai Mekong, yang serupa dengan delta Sungai Songka di utara tetapi jauh lebih luas dan tidak terlalu padat penduduknya. Kawasan datar dan subur ini mencakup wilayah seluas 37.800 km2.

Iklim

Vietnam beriklim tropis. Sebagian besar wilayah negeri ini menerima curah hujan lebih dari 1.500 mm per tahun, sedangkan Pegunungan Tonkin Barat, bersama-sama dengan bagian tengah dan bagian selatan Pegunungan Annam, menerima hujan lebih dari 4.000 mm per tahun.

Dalam musim panas (musim hujan), daerah-daerah pantai menerima hujan kira-kira 130 mm per bulan, dan daerah-daerah pedalaman menerima lebih dari 610 mm per bulan; dalam musim dingin, daerah-daerah pantai yang terbuka terhadap tiupan angin musim barat laut dapat menerima 250 mm dalam bulan Januari. Curah hujan tambahan paling banyak terdapat di utara 12°LU akibat tiupan angin taufan tropis selama musim gugur.

Suhu udara pada musim panas umumnya tinggi (rata-rata 30°C di selatan dan 29°C di utara), meskipun daerah pegunungan mengalami variasi sesuai dengan ketinggiannya. Pergeseran suhu di musim dingin berkisar dari 10°C di utara yang bergunung-gunung sampai 27°C diselatan.

Flora dan fauna

Hutan tropis hijau sepanjang tahun, menonjol terutama di daerah tinggi; sedangkan di daerah yang kering biasanya terdapat hutan yang ditumbuhi pohon berganti daun atau padang rumput yang ditumbuhi pepohonan di sana-sini.

Kehidupan bertani secara berpindah-pindah telah banyak mengakibatkan hutan di pedalaman menjadi padang rumput. Delta Sungai Mekong memiliki daerah berawa-rawa yang sangat luas dan tidak dapat dikeringkan, termasuk Daerah Buluh (Plain of Reeds), yang mencakup wilayah seluas 2.600 km2. Hutan bakau terdapat di daerah pantai dekat Mong-cai dan di delta-delta yang ada di bagian selatan negeri ini.

Tanah di dataran rendah sebagian besar berupa tanah aluvium dan cukup kaya akan humus, kecuali di daerah-daerah yang lebih tinggi. Tanah yang disebut term rouge (tanah merah) di sebelah utara Ho Chi-Minh (Saigon) terkenal akan berbagai macam tanaman perkebunan.

Di antara binatang liarnya ada harimau, harimau kumbang, banteng, babi hutan, berbagai jenis burung buruan kecil, kera, berbagai jenis ular, kura-kura, dan hewan pengerat (termasuk tikus yang memiliki ukuran sebesar kucing).

Penduduk

Dengan jumlah penduduk 66.708.000 jiwa dan luas wilayah 331.653 km2, kepadatan penduduk Vietnam mencapai 201/km2. Kawasan yang paling padat adalah kawasan sekitar ibu kota Hanoi dan delta Sungai Songka (Sungai Merah) di utara, serta kawasan sekitar kota Ho Chi Minh dan delta Sungai Mekong di selatan.

Ditinjau dari sudut kelompok etnis, penduduk Vietnam sangat beragam. Kelompok terbesar adalah orang Vietnam, yang mencakup kurang-lebih 88 persen dari seluruh penduduk. Kelompok-kelompok minoritas terdiri dari beberapa kelompok pendatang dan penduduk “asli”.

Kelompok pendatang terbesar adalah orang Cina (sekitar 1,2 juta), orang Thai (sekitar 1.000.000), dan orang Khmer (sekitar 800.000); sedang penduduk “asli” terdiri dari 37 kelompok suku, di antaranya yang terbesar adalah orang Champa dan Montagnard (di selatan), Muong, Tay, dan Nung (di utara).

Orang Cina kebanyakan menetap di bagian selatan; demikian juga orang Khmer (Kampuchea) dan orang Champa. Orang Montagnard (orang gunung), yang diperkirakan sedarah dengan nenek moyang orang Indonesia, mendiami Vietnam tengah.

Sedang orang Thai (780.000), Muong (780.000), Nung (600.000), dan penduduk asli lainnya di utara, semua menetap di pegunungan yang terdapat di antara lembah Sungai Songka (Sungai Merah) dan perbatasan dengan R.R. Cina dan Laos.

Bahasa resmi di negeri ini adalah bahasa Vietnam (salah satu cabang bahasa MonKhmer (rumpun Austro-Asia). Di samping bahasa Vietnam, yang dapat dibedakan atas tiga macam dialek yang sedikit berbeda satu sama lain (dialek utara, tengah, dan selatan), terdapat berbagai ragam bahasa yang digunakan kelompok-kelompok minoritas. Orang Monta gnard, misalnya, menggunakan kira-kira dua puluh bahasa.

Kebanyakan orang Vietnam menganut agama Budha. Sejumlah penduduk menganut agama Katolik (sekitar 7%) dan Islam (sekitar 1%). Penganut aliran Cao Dao (campuran Budha, Tao, Kong Hu Cu, dan Kristen) dan aliran Hoa Hao (Budha murni) sudah banyak berkurang.

Pendidikan di Vietnam sudah tergolong maju. Dari seluruh penduduk berusia 15 tahun ke atas, sekitar 94 persen sudah bebas dari buta huruf. Di samping sekolah-sekolah umum (dibagi atas tingkat dasar, tingkat menengah, dan tingkat tinggi), terdapat banyak sekolah kejuruan yang dikhususkan untuk pendidikan keterampilan.

Vietnam memiliki sekitar seratus perguruan tinggi, di antaranya yang terbesar adalah Universitas Ho Chi-Minh. Semua sekolah tersebut dikendalikan Partai Komunis.

Pemerintahan

Dalam Konstitusi 1 Januari 1960, Vietnam dinyatakan sebagai “republik demokrasi rakyat yang dipimpin kaum buruh”. Akan tetapi, dalam prakteknya, negeri ini dikuasai oleh para pemimpin Partai Komunis, kendati kepala negara adalah seorang presiden (ketua Dewan Negara).

Semua undang-undang dan kebijaksanaan pemerintah ditentukan oleh politbiro Partai Komunis, unit pemerintahan paling berkuasa di Vietnam. Pejabat yang akan menduduki suatu jabatan dipilih oleh Partai Komunis dan disahkan oleh Majelis Nasional. Para pejabat pemerintah daerah harus mengikuti kebijaksanaan Partai Komunis. Bahkan sistem pengadilan pun dikuasai oleh partai tersebut.

Roda pemerintahan pusat dijalankan oleh para anggota Dewan Menteri di bawah pimpinan perdana menteri (ketua Dewan Negara). Sedangkan di tingkat propinsi dan distrik, roda pemerintahan dijalankan oleh komite pemerintahan yang dipilih oleh dewan rakyat, penguasa tertinggi di pemerintahan tingkat daerah.

Majelis Nasional, badan legislatif yang beranggotakan 496 orang, bertugas mensahkan undang-undang serta kebijaksanaan yang disusun Partai Komunis. Tugas sehari-hari majelis ini dilaksanakan sebuah komite tetap, yang berada di bawah pengawasan politbiro tersebut di atas.

Sistem pengadilan meliputi Mahkamah Agung, pengadilan sipil daerah, dan pengadilan militer. Mahkamah Agung, badan pengadilan tertinggi di negeri ini, bertugas mengawasi pengadilan di bawahnya. Pelaksanaan tugas Mahkamah Agung ini diawasi oleh Majelis Nasional.

Vietnam memiliki 1,1 juta lebih anggota militer (angkatan darat 86,6%, angkatan laut 4,7%, dan angkatan udara 8,7%).

Perekonomian

Pertanian dapat menyerap kira-kira 60 persen tenaga kerja. Di utara terdapat perusahaan pertanian negara dan koperasi pertanian, sedang di selatan juga dilakukan reorganisasi sesuai dengan garis-garis yang serupa bersama-sama dengan program deurbanisasi secara besar-besaran.

Padi sebagai tanaman utama ditanam di kedua delta utamanya dan sepanjang dataran pantai. Usaha keras terus dijalankan untuk memperluas irigasi serta meningkatkan hasil padi.

Tanaman-tanaman lain meliputi buah-buahan, kacang, sayur-sayuran, ubi jalar, singkong, jagung, tebu, teh, dan kopi. Hasil ternak, terutama kerbau, sapi, babi, dan unggas, terus meningkat.

Vietnam memiliki kira-kira 13,2 juta ha hutan, yang terdiri dari hutan jati, kayu hitam, kayu merah, dan berbagai spesies kayu keras lainnya.

Perikanan terutama dipusatkan di Teluk Tonkin dan daerah penangkapan ikan di L Cina Selatan. Hasil penangkapan ikannya mencapai sekitar 1 juta ton. Kolam, danau, sungai, terusan, dan tempat-tempat lain (termasuk sawah), juga dapat memberikan hasil tangkapan ikan air tawar dalam jumlah besar.

Di Quang Yen, 32 km disebelah utara Hanoi, terdapat endapan antrasit yang paling besar di Asia Tenggara. Bersama-sama dengan endapan-endapan lain di Phan Me dan Tuyenquang, cadangan seluruhnya mencapai kira-kira 20 juta ton, cukup untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri maupun ekspor dalam jumlah besar.

Di Nong Son (di utara Da Nang) terdapat sedikit endapan batu bara. Bijih besi ditambang dan diolah di Thai-nguyen (di utara Hanoi) dan juga di daerah selatan (Thanh Hoa, Vinh, dan Ha-tinh). Barang tambang lain yang penting termasuk fosfat (di Cao Cai), timah (di Tinh Tuo), antimon (di Mong-cai), grafit (di Lao Kay), dan emas (di Bong-mieu).

Dalam tahun 1966, sebagai akibat pemboman Vietnam Utara oleh Amerika, hampir semua industri dipindahkan ke tempat-tempat yang lebih aman di utara. Sejak itu Hanoi kembali berperan sebagai pusat industri dengan pabrik mesin dan rekayasa, pengolahan bahan makanan, serta sejumlah industri kecil.

Haiphong adalah pusat utama untuk pabrik kapal, semen, gelas, porselin, dan tekstil dari kapas; Thai-nguyen untuk pabrik besi dan baja; Nam-Dinh untuk tekstil; Viet-tri untuk pabrik-pabrik kertas dan bahan-bahan kimia, dan Vinh untuk pabrik-pabrik yang menghasilkan produk-produk rekayasa.

Di selatan, yang sumber energi dan mineralnya lebih terbatas, industri kurang berkembang. Pusat industri utama disini adalah kota Ho Chi-Minh. Pabrik pengolahan bahan makanan, penggilingan padi, dan tekstil merupakan industri penting di sini. Selain itu terdapat pula pabrik-pabrik kecil yang menghasilkan gelas, kertas, semen, sepeda, dan rokok.

Perdagangan internasional negeri ini sebagian besar dilakukan dengan Uni Soviet, R.R. Cina, Jerman Timur, dan Hongaria. Rekan dagangnya di antara negara-negara non komunis adalah Jepang, Hong Kong, Singapura, India, dan Perancis. Negeri mi mengekspor batu bara, bijih logam, semen, karet, gula, dan ikan. Barang impornya meliputi minyak bumi, petrokimia, mesin-mesin, gandum, dan bahan pangan lain.

Jaringan jalan kereta api, yang mengalami kehancuran hebat selama peperangan, terpusat di Hanoi dan berhubungan dengan Jaringan kereta api R. R. Cina di Lang Son dan Lao Kay. Jaringan kereta api yang menghubungkan Hanoi dengan kota Ho Chi-Minh dibuka kembali dalam tahun 1977, tetapi jalan raya lebih banyak digunakan daripada jalan kereta api.

Lalu lintas air pedalaman cukup memegang peranan penting. Hanoi sendiri terletak di da-w erah pertemuan beberapa sungai utama di utara. Sungai Songka dapat dilayari dari Hanoi sampai ke Yen-bai, 130 km ke arah hulu; Sungai Songda sampai ke Cho Bo, 72 km dari Hanoi; dan Sungai Songlo sampai ke Tuyen-quang.

Sungai Mekong dan anak-anak sungainya juga dapat dilayari lewat pelabuhan-pelabuhan sungai, seperti Long Xuyen, Can Tho, dan My Tho. Pelabuhan laut Haiphong dan Hon-gai merupakan pelabuhan laut untuk Vietnam utara; sedangkan Ho Chi-Minh, Danang, Nha Trang, dan Qui Nhon adalah pelabuhan untuk Vietnam selatan.

Pelabuhan sungai kota Ho Chi
Pelabuhan sungai kota Ho Chi-Minh, sampai dengan tahun 1975 bernama Saigon, kota terbesar di Vietnam bagian selatan.

Hubungan udara dalam negeri dilakukan oleh perusahaan penerbangan sipil Vietnam dari bandar udara Gia Lam (Hanoi), kota Ho Chi-Minh, Vinh, Dong Hoi, dan Dien Bien Phu. Sedangkan perusahaan penerbangan Cina melayani hubungan udara antara Gia Lam dan Peking (Beijing). Uni Soviet (Aeroflot) dan Jerman Timur (Interflug) juga melayani hubungan internasional.

Baca juga: Tentang negara Vietnam

Pos terkait