Sejarah Negara Myanmar Lengkap

Sejarah Negara MyanmarMYANMAR, negara sosialis di Asia Tenggara berbatasan dengan Bangladesh di sebelah barat, dengan India dan R. R. Cina di sebelah utara, Laos di sebelah timur, Thailand di sebelah tenggara dan Teluk Benggala di sebelah selatan.

  • Luas: 676.577 km2.
  • Penduduk: 39893000 (1989).
  • Kepadatan penduduk: 59/km2.
  • Agama: Budha (89,4%); Kristen (4,9%); Islam (3,8%); Hindu (O,5%); kepercayaan suku (1,1%); lain-lain (03%).
  • Bahasa: Burma.
  • Ibu kota: Yangon.
  • Satuan mata uang: Kyat (K).

Kilas Sejarah

Negara Burma (Myanmar sejak 12 Juni 1989), yang baru didiami pendatang dari Cina dan Tibet menjelang abad ke-8, semula dikuasai raja-raja kecil, sampai dipersatukan oleh Raja Anarutha Agung pada abad ke-11. Sesudah ditaklukkan Kubilai Khan (abad ke-13), negeri ini kembali terpecah-pecah sampai dipersatukan lagi di bawah Raja Tabinshweti (abad ke-16).

Bacaan Lainnya

Kemudian Inggris berhasil membuat negeri ini menjadi sebuah koloni, tetapi pada tahun 1937 Burma diberi pemerintahan sendiri di bawah gubernur Inggris dan akhirnya menjadi negara demokrasi parlementer di bawah Perdana Menteri U Nu (1948 – 1962). U Nu digulingkan oleh Brigjen Ne Win, yang kemudian memegang jabatan presiden dan sejak 1972 juga menjabat ketua Partai Program Sosialis Burma.

Ne Win, yang berusaha menumpas kaum separatis dan berbagai kelompok minoritas di negara itu, digantikan oleh San Yu sebagai presiden pada tahun 1987 dan akhirnya terpaksa mundur dari jabatan ketua partai pada tahun 1988, menyusul pergolakan yang ditimbulkan kalangan oposisi.

Peta Letak Myanmar

Peta Letak Myanmar

Selengkapnya kunjungi Peta Myanmar atau di google map

Fisiografi Myanmar

Negeri Myanmar terbentuk dari dua unsur struktural yang pokok, yakni sederetan lipatan di sebelah barat dan sebuah patahan blok masif di sebelah timur. Kedua bagian ini berjajar dari utara ke selatan. Jajaran sebelah barat mencakup barisan Letha, Bukit Chin dan Pegunungan Arakan Yoma, yang diliputi hutan-hutan lebat, terpisah satu sama lain oleh lembah-lembah yang dalam dan panjang, dan membentuk batas antara Myanmar, India dan Bangladesh.

Di bagian barat menjulang Gunung Victoria (3.053 m). Wilayah pegunungan lain meliputi bagian paling utara. Di perbatasan dengan R.R. Cina terdapat gunung paling tinggi, yakni Gunung Hkakabo Rizi (5.881 m).

Di antara jajaran bagian barat dan masif sebelah timur terdapat sebuah dataran rendah aluvial yang membentang dari daerah delta dan lembah Sungai Irawadi dan lembah Sungai Sittang sampai ke dataran pedalaman Mandalay. Lebih dari separuh wilayah Myanmar terletak di lembah Sungai Irawadi dan cabang-cabangnya. Sungai besar ini mempunyai hulu di pegunungan-pegunungan sebelah utara, mengalir ke selatan dan bermuara di L. Andaman.

Di bagian timur dataran rendah ini terletak Plato Shan, yang bergelombang dan terdiri dari batu-batu kristal, tanah liat dan serpih-serpih; tingginya rata-rata kurang dari 900 m di atas permukaan laut. Dari arah timur laut masuk Sungai Salween, melintasi plato lewat lembah yang sempit.

Dari Teluk Martaban, wilayah Myanmar menjulur kira-kira 800 km ke arah selatan antara perbatasan dengan Thailand dan Laut Andaman.

Iklim Myanmar

Seperti negara-negara lain di Asia Tenggara, Myanmar juga beriklim tropis. Ada tiga musim yang menonjol di sini, yakni: musim hujan (Mei-Oktober) akibat angin musim barat daya yang hangat dan lembab; musim kemarau yang sejuk akibat angin musim barat laut (November-pertengahan Pebruari); dan musim kemarau yang panas.

Di kebanyakan tempat, lebih dari 80 persen hujan tahunan terjadi selama musim hujan. Curah hujan di suatu tempat sebagian besar tergantung pada jarak tempat tersebut dari pantai, pada relief, dan pada keterbukaannya akan angin musim barat daya yang datang.

Dataran Tinggi Mandalay dikenal sebagai Zona Kering, terletak di daerah bayangan hujan Pegunungan Arakan Yoma, jadi menerima hujan kurang dari 750 mm; sedang di Moulmein (Maulamyaing) dan Tavoy di pantai Tenasserim curah hujan rata-rata 5.000 mm per tahun. Kebanyakan bagian pedalaman, termasuk Plato Shan, menerima hujan 1.3001.900 mm per tahun.

Di Yangon suhu rata-rata 27°C, tetapi daerah-daerah sebelah utara umumnya lebih dingin. Suhu maksimum terjadi pada bulan April, sedang bulan Desember dan Januari merupakan bulan-bulan terdingin. Di Zona Kering suhu udara kadang-kadang lebih dari 30°C.

Patung Singa di Yangon
Patung penjaga berbentuk singa di kompleks percandian sekitar Stupa Shwe-Dagon, Yangon, Myanmar

Flora dan fauna

Wilayah pantai Myanmar sebagian besar tertutup oleh hutan hujan tropis, tetapi di dataran rendah pedalaman lebih banyak terdapat hutan berganti daun. Di Plato Shan, hutan yang lebih lebat terdapat di bagian yang lebih rendah, tetapi tidak begitu luas dibanding hutan yang terbuka dan sabana, walaupun di sana juga terdapat hutan hujan yang membentang jauh sampai ke lembah Sungai Salween.

Di pegunungan utara terdapat hutan subtropis dan hutan iklim sedang yang ditumbuhi pohon pinus, ek, berangan dan paku, dan umumnya menutupi ketinggian di atas 1.000 m. Satwa liar yang terdapat di hutan ini antara lain gajah, harimau, kerbau liar, rusa, dan berbagai jenis ular.

Penduduk

Penduduk Myanmar terdiri dari beberapa kelompok etnis. Kelompok terbesar ialah orang Burma turunan Tibet-Burma, yang mewarisi peradaban bangsa-bangsa Pyus dan Mon yang menempati wilayah Irawadi.

Dewasa ini orang Burma mencakup sekitar 69% penduduk Myanmar. Kelompok suku lain ialah Shan (8,5%), Karen (6,2%), Rakhin (4,5%), Mon (2,4%), Cina (2,2%), Kachin (1,4%), dan lain-lain. Kebanyakan orang Burma tinggal di desa dan terpusat di sekitar kuil-kuil Budha. Kota-kota terbesar ialah Yal ngon, Mandalay, dan Moulmein.

Penduduk yang menganut agama Budha tercatat sekitar 89,4 persen. Lebih dari 78 persen penduduk sudah dapat membaca dan menulis, tetapi hanya sekitar 66 persen yang dapat berbicara dalam bahasa Burma resmi. Selain bahasa Burma juga dipakai bahasa Inggris. Di sekolah-sekolah menengah bahasa Inggris dipakai sebagai bahasa kedua, walaupun bahasa Burma tetap digunakan sebagai bahasa pengantar.

Perkampungan di lembah Sungai Irawadi
Salah satu perkampungan di daerah padat penduduk di lembah Sungai Irawadi.

Pemerintahan

Pada tahun 1962 kudeta militer mengakhiri demokrasi parlementer di Myanmar dan selanjutnya pemerintahan dipegang sebuah Dewan Revolusioner di bawah pimpinan Ne Win. Ne Win memerintah dengan dekrit melalui sebuah dewan menteri. Tahun 1972 diumumkan sebuah rencana undang-undang, yang memungkinkan pemerintahan kembali ke pemerintahan sipil dan beralih ke sistem sosialis.

Partai yang berkuasa, Burma Socialist Program Party (BSPP), diketuai Ne Win. Tahun 1976 terjadi percobaan kudeta tetapi gagal, dan tahun berikutnya Ne Win dikukuhkan kembali sebagai ketua BSPP (sampai tahun 1988).

Perekonomian Myanmar

Pertanian, aktivitas ekonomi terpenting di Myanmar, memberikan lebih dari sepertiga GNP-nya. Kira-kira 15 persen dari seluruh lahan ditanami dan kira-kira 65 persen penduduk tergantung pada usaha pertanian. Cara-cara bertani di Myanmar tergantung pada keadaan setempat.

Pertanian dengan sistem tebang-bakar masih banyak dilakukan oleh penduduk di daerah pegunungan atau dataran tinggi; sistem tadah hujan banyak dilakukan di daerah-daerah kering, sementara sistem tanam sawah tergantung pada turunnya hujan.

Para petani di bagian-bagian delta yang tinggi biasanya mengairi sawah mereka, tetapi yang di bagian lain tergantung pada luapan air yang muncul secara teratur setiap tahun. Di daerah tropis Tenasserim tanaman ekspor seperti karet diusahakan di tanah-tanah perkebunan.

Tanaman pangan yang utama di Myanmar ialah padi. Lebih dari 50 persen lahan pertanian terdapat di daerah-daerah delta. Sebelum Perang Dunia II Myanmar mengekspor 3 juta ton beras tiap tahun. Beras tetap meru. pakan komoditi utama walaupun belakangan ini jumlahnya berkurang.

Tanaman lain: teh (di Plato Shan), tembakau (di bagian utara), tebu (di lembah Sungai Sittang), dan bermacam-macam sayuran (di daerah pantai Arakan). Tanah di Zona Kering banyak diolah untuk tanaman gandum, jagung, kapas, wijen, dan lain-lain.

Untuk meningkatkan produksi beras pemerintah berusaha membantu petani dengan berbagai cara seperti mengadakan land red form, menaikkan harga beras (semua beras harus dijual kepada pemerintah), dan memperkenalkan varietas padi unggul. Penipisan hara akibat sistem monokultur ditanggulangi dengan pemberian pupuk kimia. Sementara itu mekanisasi telah mengalami kemajuan, walaupun lebih banyak pemakai ternak dibandingkan dengan pemakai traktor.

Lebih dari 60 persen daratan Myanmar tertutup oleh hutan, tetapi banyak di antaranya yang belum diolah karena transportasi belum memadai. Jenis kayu yang paling penting di sini ialah jati dan kayu besi (pyinkado); kayu gelondongan diangkut ke tepi sungai dengan menggunakan gajah terlatih dan selanjutnya dihanyutkan ke pabrik penggergajian. Tiap tahun hutan Myanmar menghasilkan kayu jati lebih dari 300.000 ton dan kayu keras kira-kira 1 juta ton dengan 30.000 tenaga kerja.

Ikan termasuk bahan makanan penting bagi orang Myanmar. Ikan diperoleh terutama dari kolam-kolam ikan yang ada di sekitar Yangon. Di Mauhin dan Hanthawaddy sudah ada pusat penelitian ikan, sedangkan di Mergui sudah didirikan sekolah perikanan.

Walaupun Myanmar kaya akan mineral, kekayaan itu baru sedikit yang diolah. Ladang minyak di Chauk dan di Yenangyaung dulu menjadi korban Perang Dunia II, tetapi kini sudah dibangun kembali Di Syriam terdapat sebuah pabrik penyulingan minyak bumi. Di Chauk terdapat endapan gas alam.

Timah dan tungsten ditambang di Tenasserim, sedang antimon digali di Plato Shan. Selain itu masih ada jenis mineral lain, seperti seng, merkuri, dan batu bara.

Industri terutama terdiri dari industri pengolahan hasil pertanian, hasil hutan dan mineral. Sejak Myanmar merdeka, pemerintah mengusahakan pabrik pengolahan barang-barang kebutuhan dalam negeri yang sebelumnya diimpor.

Pabrik pupuk, misalnya, telah dibangun di Sale dan di Kynchaung. Hampir semua usaha perindustrian dikendalikan oleh pemerintah, sedang perusahaan swasta dan perusahaan asing sudah tidak ada.

Angkutan sungai masih banyak dipakai di Myanmar. Sungai Irawadi dapat dilayari sampai ke Myitkyina, Sungai Chindwin sampai sejauh 650 km. Sungai Sittang dan Sungai Irawadi dihubungkan oleh terusan sepanjang 100 km.

Selain angkutan sungai, jalan darat juga terus dikembangkan walaupun sebagian besar belum diaspal. Jaringan jalan kereta api terutama menghubungkan Yangon dengan Pye (Prome), Mandalay dan Myitkyina. Pelabuhan Yangon mempunyai peranan besar dalam perdagangan luar negeri. Kota pelabuhan lain, Moulmein, baru dalam tahap pengembangan. Yangon juga berfungsi penting sebagai pelabuhan udara internasional di samping sebagai jalur penghubung dengan kota-kota penting lain di Myanmar.

Pelabuhan ekspor Sungai Irawadi
Kayu jati gelondongan siap ekspor diangkut ke pelabuhan ekspor melalui Sungai Irawadi.

Beras, kayu, barang-barang logam diekspor antara lain ke Singapura, Indonesia, Amerika Serikat, dan Negeri Belanda. Barang-barang impor penting, antara lain mesin-mesin, alat-alat angkutan, barang-barang logam, kertas pupuk, dan obat-obatan, dibeli dari berbagai negara, terutama dari Jepang, Jerman Barat Singapura, Inggris dan Amerika Serikat.

Pos terkait