Sejarah Negara Mongolia Lengkap

Sejarah Negara MongoliaMONGOLIA, republik yang terkurung daratan di Asia timur, berbatasan dengan Uni Soviet (utara) dan R.R. Cina (timur, selatan, dan barat).

  • Luas: l.565.500 km2
  • Penduduk: 2.093.000 (1989)
  • Kepadatan penduduk: 1,3/km2
  • Agama: Budha, Islam, Lamaisme, Shamanisme
  • Bahasa: Khalkha Mongolia
  • Ibu kota: Ulan Bator
  • Satuan mata uang: Tugrik (Tug).

Kilas Sejarah Negara Mongolia

Semula Negara Mongolia terbagi-bagi, dan baru berhasil dipersatukan pada abad ke-13 oleh Jengiz Khan, pendiri Kekaisaran Mongol. Di bawah Kaisar Kublai Khan, cucu Jengiz Khan, wilayah kekaisaran ini diperluas sampai ke Eropa, tetapi kemudian jatuh ke tangan Cina (Dinasti Manchu) pada akhir abad ke-14. Rakyat Mongolia baru berhasil menghalau Cina pada tahun 1911.

Bacaan Lainnya

Menghadapi ancaman dari Cina, Mongolia kemudian mencari dukungan Uni Soviet. Sejak itu Uni Soviet semakin berpengaruh di negeri ini, kendati pada tahun 1913 tercapai persetujuan Cina-Soviet mengenai otonomi Mongolia.

Pada tahun 1920 pasukan Soviet yang anti komunis mengambil alih kekuasaan atas negeri ini, tetapi kaum komunis berhasil merebutnya kembali pada tahun berikutnya dan akhirnya mendirikan Republik Rakyat Mongolia pada tahun 1924.

Peta Letak Mongolia
Peta Letak Mongolia

Selengkapnya kunjungi Peta Mongolia atau google map

Fisiografi Mongolia

Mongolia terbentang sekitar 2.365 km dari barat ke timur, dan sekitar 1.255 km dari utara ke selatan. Di mana-mana tanahnya tinggi, rata-rata lebih dari 1.500 m di atas permukaan laut. Sekitar dua pertiga dari negeri ini di bagian utara dan timur didominasi oleh pegunungan.

Dari barat ke tenggara, dekat perbatasan dengan Cina, membujur Pegunungan Altaj Mongolia dan Pegunungan Altaj Gobi, yang mempunyai beberapa puncak yang berketinggian lebih dari 4.500 m. Di sepanjang daerah perbatasan barat laut dengan Uni Soviet membujur Pegunungan Tannu-Ola.

Di utara terdapat Pegunungan Hobsogol, di timur laut terdapat Pegunungan Chentijn, dan di bagian tengah terdapat Pegunungan Changajn. Ketiga pegunungan tersebut terakhir mengitari sebuah cekungan yang subur, yaitu Cekungan Selenge-Orchon.

Dari daerah pegunungan mengalir beberapa sungai besar. Sungai Selenge Moron mengalir ke arah utara menuju D. Baikal dan bergabung dengan Sungai Orchon dekat perbatasan dengan Uni Soviet. Sungai Kerulen (Cherlen) mengalir ke D. Dalai di R.R. Cina; demikian juga Sungai Onon, yang akhirnya bergabung dengan Sungai Amur (Sungai Heilong Jiang).

Di antara pegunungan tersebut di atas terdapat banyak danau yang besar dan dalam; sebagian berair asin, sebagian lagi tawar. Yang terbesar dan terdalam di antaranya adalah D. Hobsogol, dengan luas sekitar 2.600 km2 dan kedalaman sekitar 240 m. Banyaknya danau garam tanpa “pintu keluar” menunjukkan bah-wa seluruh Wilayah Mongolia terletak di Asia Tengah.

Di sebelah timur, plato Mongolia membentang ke arah selatan dan timur hingga mencakup sebagian Gurun Gobi, yang sebagian besar berketinggian lebih dari 900 m.

Iklim Mongolia

Mongolia mengalami iklim kontinental yang sangat ekstrem. Pada musim dingin, suhu udara biasanya sangat dingin, dan perbedaan antara suhu malam dan suhu siang sangat besar. Musim panas berlangsung singkat dan panas.

Curah hujan umumnya rendah, sekalipun di daerah pegunungan. Hujan kebanyakan turun pada musim panas, berkisar dari 250 mm hingga 300 mm per tahun. Tetapi di daerah paling selatan, curah hujan dapat turun sampai di bawah 100 mm per tahun.

Suhu udara sangat bervariasi antara berbagai daerah. Di pertengahan antara daerah pegunungan dan gurun, suhu rata-rata -28°C dalam bulan Januari.

Sungai dan danau membeku pada musim dingin, tetapi salju hanya sedikit. Angin sering bertiup sangat kencang dan badai debu sering terjadi, terutama pada musim semi.

Flora dan Fauna

Hanya sekitar 10 persen wilayah Mongolia yang tertutup hutan. Hutan ini sebagian besar ditumbuhi pohon larch Siberia. Di berbagai tempat masih cukup banyak hewan liar, antara lain: kambing gunung, serigala, rusa kutub, dan unta liar. Tetapi kuda Przewalski sudah jarang ditemukan.

Penduduk Mongolia

Sekitar 84 persen penduduk Mongolia termasuk kelompok etnis Mongol, yang terbagi atas beberapa kelompok bahasa, yakni Khalka, Dorbed dan Dariganga.

Rumah kaum nomad Mongolia
Rumah kaum nomad Mongolia yang terbuat dari anyaman wol yang ringan dan mudah di pindah-pindah, dan bagian dalam dilapisi dengan karpet.

Di negeri ini juga terdapat beberapa kelompok etnis non Mongol, di antaranya yang terbesar adalah kelompok etnis Kazakh (5%) dan Bayad (2%). Kelompok etnis lainnya adalah orang Rusia, Cina, dan lain-lain.

Peta penduduk dan perhubungan

Peta penduduk dan perhubungan Mongolia
Peta penduduk dan perhubungan Mongolia

Lebih dari separuh penduduk negeri ini tinggal di daerah perkotaan, di antaranya hampir separuh tinggal di ibu kota Ulan Bator. Tetapi sejumlah kecil penduduknya masih hidup mengembara.

Banyak kemajuan yang sudah dicapai negeri ini dalam hal pendidikan. Pada tahun 1979, dari seluruh penduduk berusia 15 tahun ke atas, sekitar 90 persen sudah bebas dari ‘ buta aksara. Di ibu kota Ulan Bator terdapat sebuah universitas negeri, akademi dan beberapa institut.

Pemerintah komunis berusaha melenyapkan hidup beragama dari negeri ini kendati konstitusi memuat kebebasan beragama. Tetapi hingga kini pengaruh agama-agama yang pernah tumbuh subur di negeri ini (Lamaisme, Shamanisme, Islam, dan lain-lain) masih dapat terlihat dalam kehidupan masyarakat.

Biara Gandan di Ulan Bator
Biara Gandan di Ulan Bator merupakan satu-satunya biara di Mongolia.

Pemerintahan Mongolia

Negara dikepalai oleh ketua Presidium (Dewan Menteri), yang anggotanya dipilih oleh dan dari antara para anggota Majelis Nasional, sebuah badan legislatif yang beranggotakan 370 orang.

Tetapi sebenarnya kekuasaan atas negara terpusat di tangan Komite Sentral dari partai politik satu-satunya di negeri ini, yaitu Partai Revolusioner Rakyat Mongolia. Sekretaris I (ketua) dari partai komunis inilah yang menjadi kepala pemerintahan di republik ini.

Perekonomian Mongolia

Peternakan merupakan salah satu tumpuan ekonomi Mongolia. Sebagian besar penduduknya hidup beternak. Di negeri ini terdapat dataran tinggi yang ditumbuhi padang rumput sepanjang tahun dan stepa yang ditumbuhi padang rumput secara musiman. Peternakan negara dan peternakan kolektif rakyat menghasilkan jutaan biri-biri, kambing, lembu dan kuda setiap tahun.

Walaupun mengalami masalah kekeringan, banjir, dan erosi, produksi gandumnya berhasil ditingkatkan berkat sistem pertanian kolektif ala Uni Soviet, terutama di bagian utara negeri ini. Daerah-daerah yang sudah beririgasi banyak ditanami buah-buahan.

Mongolia memiliki hutan seluas 151.000 km2, yang sebagian besar ditumbuhi pohon birch, cedar, fir, dan larch. Di hutan ini terdapat pelbagai jenis binatang yang bulunya sangat indah dan mahal.

Pertambangan dan perindustrian semakin penting peranannya dalam menunjang ekonomi negeri ini. Kedua sektor ini diperkirakan menghasilkan sepertiga dari produk nasional (1985), dan usaha meningkatkan hasilnya terus dilakukan, terutama untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri dan menunjang ekspor.

Cadangan mineral negeri ini meliputi cadangan batu bara, kalsium fluorida, tembaga, timah, uranium, fosfat, dan perak. Mongolia merupakan penghasil fluorspar terbesar kedua di dunia. Tetapi produksi bahan bakar minyak di Dzuiin Bayan (bagian timur Gurun Gobi) sudah lama berhenti.

Perindustrian, yang dipusatkan di Ulan Bator dan Darchan, baru bergerak dalam skala kecil. Hasilnya berupa tepung,, daging, bir, semen, batu bata, papan, permadani, pakaian, alas kaki, dan bulu binatang.

Lapangan Suce Bator
Lapangan Suce Bator di Ulan Bator Mongolia, di kelilingi gedung-gedung pemerintah dengan arsitektur gaya Uni Soviet.

Hampir seluruh perdagangan luar negerinya dilakukan dengan Uni Soviet dan negara-negara komunis lainnya. Barang ekspor yang utama adalah ternak, wol, daging, kalsium fluorida, kulit dan bulu binatang.

Sedang barang impornya yang utama adalah mesin dan alat transportasi, bahan bakar minyak dan bahan mineral lain, barang-barang konsumsi dan bahan pangan, pupuk dan bahan kimia lain, serta karet.

Sarana transportasi modern yang utama di Mongolia adalah jalan kereta api, yang seluruhnya mencapai 1.700 km lebih (1985). Kondisi jalan raya di negeri ini sangat parah; dari seluruh jalan rayanya (47.600 km pada tahun 1985), baru 2 persen yang sudah diaspal.

Lalu lintas air dengan kapal dan perahu hanya ada di S. Selenge dan di D. Khubsugul, karena Mongolia seluruhnya terkungkung oleh daratan dan sama sekali tidak mempunyai laut.

Perusahaan penerbangan Aeroflot (milik Uni Soviet) melayani hubungan lalu lintas udara dengan Uni Soviet, sedang penerbangan dalam negeri menghubungkan ibu kota negara dengan semua ibu kota propinsi.

Pos terkait