Mauritius, #39 Negara Terbaik Untuk Bisnis

Mauritius menempati urutan ke-38 sebagai negara terbaik untuk bisnis. Mauritius adalah sebuah negara kepulauan di barat daya Samudra Hindia, sekitar 900 km sebelah timur Madagaskar (Wikipedia)

Sejak kemerdekaan pada tahun 1968, Mauritius telah mengalami transformasi ekonomi yang luar biasa dari ekonomi berpenghasilan rendah, berbasis pertanian ke ekonomi berpenghasilan menengah yang terdiversifikasi dengan pertumbuhan sektor industri, keuangan, dan pariwisata.

Mauritius telah mencapai pertumbuhan yang stabil selama beberapa dekade terakhir, menghasilkan distribusi pendapatan yang lebih adil, peningkatan harapan hidup, penurunan angka kematian bayi, dan infrastruktur yang jauh lebih baik.

Ekonomi saat ini tergantung pada gula, pariwisata, tekstil dan pakaian jadi, dan jasa keuangan, tetapi berkembang ke pengolahan ikan, teknologi informasi dan komunikasi, pendidikan, dan perhotelan dan pengembangan properti.

Tebu ditanam di sekitar 90% dari luas lahan yang dibudidayakan tetapi gula hanya sekitar 3-4% dari PDB nasional. Pihak berwenang berencana untuk menekankan layanan dan inovasi di tahun-tahun mendatang.

Setelah beberapa tahun pertumbuhan yang lambat, kebijakan pemerintah sekarang berusaha untuk merangsang pertumbuhan ekonomi di lima bidang:

1. berfungsi sebagai pintu gerbang untuk investasi internasional ke Afrika;
2. meningkatkan penggunaan energi terbarukan;
3. mengembangkan kota pintar;
4. menumbuhkan ekonomi lautan;
5. meningkatkan dan memodernisasi infrastruktur, termasuk transportasi umum, pelabuhan, dan bandara.

Mauritius telah menarik lebih dari 32.000 entitas lepas pantai, banyak yang ditujukan untuk perdagangan di India, Afrika Selatan, dan Cina.

Pusat Keuangan Internasional Mauritius sedang dalam pengawasan oleh badan-badan internasional yang mempromosikan persaingan pajak yang adil dan Mauritius telah bekerja sama dengan Uni Eropa dan Amerika Serikat dalam pertukaran informasi akun secara otomatis.

Mauritius juga merupakan anggota Kerangka Inklusif OECD / G20 tentang Erosi Dasar dan Pergeseran Keuntungan dan berada di bawah tekanan untuk meninjau kembali Perjanjian Penghindaran Pajak Berganda.

Sektor lepas pantai rentan terhadap perubahan dalam kerangka pajak dan otoritas telah bekerja pada Cetak Biru Sektor Jasa Keuangan untuk memungkinkan Mauritius untuk beralih ke yurisdiksi nilai tambah yang lebih tinggi.

Sektor tekstil Mauritius telah memanfaatkan UU Pertumbuhan dan Peluang Afrika, program perdagangan preferensial yang memungkinkan akses bebas bea ke pasar AS, dengan ekspor Mauritian ke AS tumbuh 35,6% dari 2000 hingga 2014.

Namun, kurangnya tenaga kerja lokal serta meningkatnya biaya tenaga kerja mengikis daya saing perusahaan tekstil di Mauritius. Kebijakan ekonomi Mauritius yang sehat dan praktik perbankan yang berhati-hati membantu mengurangi dampak negatif dari krisis keuangan global pada 2008-09.

PDB tumbuh dalam kisaran 3-4% per tahun pada 2010-17, dan negara ini terus memperluas jangkauan perdagangan dan investasinya di seluruh dunia. Pertumbuhan di AS dan Eropa mendorong ekspor barang dan jasa, termasuk pariwisata, sementara harga minyak yang lebih rendah menjaga inflasi tetap rendah.

Mauritius terus naik peringkat sebagai salah satu lingkungan yang paling ramah bisnis di benua itu dan mengeluarkan Undang-Undang Fasilitasi Bisnis untuk meningkatkan daya saing dan prospek pertumbuhan jangka panjang. Dewan Pengembangan Ekonomi Nasional yang baru dibentuk pada 2017-2018 untuk mempelopori upaya untuk mempromosikan ekspor dan menarik investasi ke dalam.

Semua data ekonomi untuk 2017.
Peringkat: 1 = terbaik dalam kategori
Sumber: Heritage Foundation; Forum Ekonomi Dunia; Transparansi Internasional; Rumah kebebasan; Bank Dunia; Badan Intelijen Pusat; Aliansi Hak Properti.

---

Terkait Mauritius

---