Quebec propinsi terbesar di Kanada

Dari segi wilayahnya Quebec adalah propinsi terbesar di antara kesepuluh propinsi di Kanada, sedangkan dari segi jumlah penduduknya, merupakan propinsi terbesar kedua (sesudah Ontario). Wilayahnya mencakup 15,5% dari wilayah Kanada seluruhnya.

Kira-kira satu di antara empat penduduk Kanada (26,4%) tinggal di propinsi ini dan 85% dari mereka adalah Frankofon (orang Kanada yang berbahasa Prancis).

Golongan mayoritas Frankofon telah berjuang keras selama lebih dari dua abad untuk melestarikan bahasa dan kebudayaan Prancis. Penduduk Anglofon (yang berbahasa Inggris) merupakan golongan minoritas di propinsi ini.

Geografi Quebec

Tiga kawasan lahan menjadikan Quebec memiliki kebhinekaan bentuk lahan dan sumber alam. Di bagian utara, yang meliputi kira-kira 60% dari seluruh wilayah provinsi ini, terdapat Perisai Kanada atau Perisai Laurentia.

Peta Quebec

Kunjungi di google map

Bebatuan kunonya, yang kaya dengan sumber mineral itu, merupakan peninggalan salah satu di antara jajaran pegunungan tertua di dunia yang telah lapuk. Di bagian selatan dan timur, yang merupakan ujung sebelah utara Jajaran Pegunungan Appalachia Amerika Utara, terdapat Wilayah Pegunungan Appalachia Quebec.

Di Quebec, Pegunungan Appalachia membentuk tanah tinggi yang rendah dan agak bergelombang dengan ladang dan permukiman yang tersembunyi di sela-sela sejumlah puncak yang rendah. Satu-satunya dataran rendah luas di provinsi ini terletak di Lembah atau Dataran Rendah St. Lawrence.

Dataran yang subur itu paling lebar di dekat Montreal dan semakin menciut menjadi alur garis pantai yang sempit sewaktu sungai itu melebar memasuki Teluk St. Lawrence.

Sungai St. Lawrence

Keberadaan dan kesinambungan kemakmuran Quebec sangat bergantung kepada Sungai St. Lawrence yang besar itu, yang merupakan jalur air vital di Kanada yang menghubungkan Samudra Atlantik dengan Danau-Danau Besar.

Lebar sungai itu berkisar antara titik tersempitnya, yaitu 0,6 km, di Kota Quebec, sampai selebar 64 km jauh di bagian hilirnya. Adanya berbagai jembatan memungkinkan diseberanginya sungai itu dengan cepat di Montreal dan juga di Trois Rivieres dan Kota Quebec. Kapal tambang mengangkut penumpang dan kendaraan menyeberangi bagian yang lebih lebar dari sungai itu.

Penyeberangan dengan kapal tambang ini memakan waktu sampai 2 atau 3 jam. Salah satu pulau terbesar di sungai itu adalah Pulau Anticosti. Pulau lainnya adalah Ile d’Orleans yang terletak di dekat Kota Quebec. Pulau yang tak kalah besarnya adalah Pulau Montreal, tempat jantung kota Montreal, serta Ile Jesus di dekatnya.

Bagian sungai yang sulit di layari yang terletak di antara Montreal dan Danau-Danau Besar dapat dilayari dengan aman pada tahun 1959 dengan dibukanya Jalur Laut St. Lawrence. Jajaran serba guna yang terdiri atas pintu air, terusan, dan PLTA ini mengangkat kapal samudra sampai ke Danau-Danau Besar jauh di sebelah barat.

Sumber

Kaum kolonis Prancis pertama mendapati suatu lahan berhutan yang pada saat itu batas luasnya tak jelas dan sarat dihuni oleh berbagai hewan berbulu yang langka.

Saat ini, meskipun pembangunan berjalan cepat di beberapa daerah tertentu, masih banyak daerah di Quebec yang tetap merupakan kawasan yang sangat luas dan berpenduduk jarang serta kaya dengan berbagai sumber alam.

Lebih dari sejuta danau dan sungai menjamin persediaan air tawar di masa depan dan pembangkit listrik tenaga air yang melimpah. Pada kenyataannya. Quebec memiliki demikian banyak danau dan sungai sehingga tersedia satu danau atau sungai untuk setiap 6 warga Quebec!

Di berbagai daerah, kegiatan perburuan dan penangkapan ikan masih mampu menyajikan hasil tangkapan yang melimpah, sedangkan lahan kosong yang masih belum terusik menyediakan berbagai peluang bagi kegiatan rekreasi lainnya. Bijih besi, berbagai mineral lainnya, serta hutan juga masih melimpah.

Iklim Quebec

Quebec berganti rona di setiap musim. Di musim dingin, lahannya putih kemilau dengan sungai dan danaunya yang tertutup es, sedangkan bunga saljunya gemerlapan ditimpa sinar matahari. Di Montreal, suhu rata-rata pada bulan Januari adalah -10°C dan dapat merosot sampai -33°C.

Suhu yang jauh lebih rendah sering terjadi di daerah yang jauh lebih ke utara. Di banyak tempat, lapisan salju dapat mencapai 120 cm tetapi jalan tetap bebas salju, kecuali sewaktu terjadi badai salju yang hebat. Di musim semi, tatkala suhu yang semakin tinggi melumerkan salju, selaksa rona bunga dan pepohonan mulai bermekaran.

Kemudian, sewaktu musim panas tiba, lahannya menghijau teduh bermandikan sinar matahari. Suasana di musim panas hampir sama dengan suasana di daerah tropis. Di Montreal, suhu rata-rata pada bulan Juli adalah 22°C, tetapi pernah pula tercatat suhu di siang hari sampai setinggi 36°C.

Pada akhir bulan Agustus atau September, sewaktu musim panas menyurut, dedaunan pohon desidu mulai berubah warnanya dan menyajikan peragaan rona dedaunan musim gugur yang paling menggetarkan di Amerika Utara.

Penduduk Quebec

Frankofon (penutur bahasa Prancis) mencakup 81 % dari jumlah penduduk Quebec. Sebagian besar di antara mereka adalah keturunan kaum kolonis Prancis pertama yang bermukim di Kanada yang diperintah Prancis pada abad ke-17 dan ke-18.

Perjuangan golongan Frankofon untuk melestarikan bahasa dan kebudayaan mereka di bumi Kanada yang semakin keinggris-inggrisan itu berlangsung lama dan sengit.

Saat ini, tatkala Quebec memodernisasi dirinya dan memperteguh hubungannya dengan ”Anglo Amerika”, perjuangan itu semakin menggelora, dan golongan Frankofon merasakan semakin mendesaknya tuntutan untuk melestarikan jatidiri Prancis mereka.

Anglofon (penutur bahasa Inggris) merupakan golongan minoritas kecil tetapi penting. Kebanyakan di antaranya adalah keturunan para pemukim Inggris yang berasal dari Inggris, Irlandia, atau berbagai koloni Amerika setelah munculnya kekuasaan Inggris pada tahun 1763. Golongan minoritas yang lebih kecil terdiri atas para imigran abad ke-20 yang datang lebih belakangan atau keturunan mereka, yang berasal dari sekitar 80 negara.

Masalah Bahasa

Pada tahun 1867, dengan terbentuknya Kanada modern, baik bahasa Prancis maupun Inggris diakui sebagai bahasa resmi Kanada oleh Perjanjian Amerika Utara Inggris. Namun, di berbagai daerah bahasa Inggris sering digunakan demikian rupa sehingga secara tidak langsung bahasa Prancis tersisih.

Pada tahun 1974, Dewan Nasional Quebec menyatakan bahasa Prancis sebagai satu-satunya bahasa resmi yang digunakan di kalangan pemerintahan dan pengadilan provinsi ini. Pada tahun 1977 Quebec memberlakukan Ketetapan Bahasa Prancis, yang biasanya disebut UndangUndang 101, ”untuk menjamin mutu dan perkembangan bahasa Prancis” di lingkungan masyarakat Amerika Utara.

Ketetapan itu tidak saja menjadikan bahasa Prancis sebagai bahasa resmi di kalangan pemerintahan dan hukum, melainkan juga menjadi bahasa resmi di bidang kekaryaan, pendidikan, komunikasi, perdagangan, dan dunia usaha.

Ketetapan Bahasa Prancis dimaksudkan sebagai suatu rencana bagi masyarakat dan menyangkut seluruh kehidupan masyarakat. Ketetapan itu dirancang untuk melindungi hak kolektif golongan mayoritas Frankofon dan sekaligus menghormati hak-hak perorangan ”dalam iklim keadilan dan keluasan pandangan terhadap golongan minoritas etnis” yang sumbangan berharganya terhadap pembangunan Kanada telah diakui olehnya.

Agama

Hampir 90% dari jumlah penduduk beragama Katolik Roma. Katolik Roma telah menjadi agama utama di Quebec sejak daerah ini pertama kali dibentuk sebagai sebuah koloni pada abad ke-17.

Sebagian kecil warga Quebec memeluk agama Anglikan Kanada atau menganut berbagai madzab Protestan lainnya yang masuk ke Kanada setelah Inggris berkuasa pada tahun 1763.

Orang Yahudi pun menjadi golongan minoritas yang penting, terutama di Montreal, setelah memasuki abad ke-20. Belakangan ini, ribuan kaum imigran dan pengungsi dari Asia membawa serta kepercayaan Timur mereka ke Kanada.

Ekonomi Quebec

Lebih dari 50% lapangan pekerjaan di Quebec saat ini berada di sektor jasa yang tumbuh dengan pesatnya. Seperempat dari warga Quebec yang telah mendapat pekerjaan bekerja di sektor pemanufakturan dan konstruksi.

Hanya sekitar 5% yang bekerja di sektor perekonomian primer yang mencakup pertanian, kehutanan, perikanan, dan pertambangan. Karena keadaan medan, iklim, serta tanahnya, usaha tani terbatas hanya di Lembah St. Lawarence saja.

Daerah yang subur ini menghasilkan lebih dari 50% seluruh persediaan pangan Quebec. Daerah pertanian lainnya yang kecil terletak di sekitar pesisir Danau St.]ohn dan Daerah Pedesaan Timur di Quebec sebelah selatan.

Pemanufakturan juga terpusat di Lembah St. Lawrence. Quebec menghasilkan kira-kira seperempat dari seluruh produksi barang manufaktur dan menduduki peringkat kedua (sesudah Ontario) di antara semua propinsi dalam nilai total produk manufaktur.

Akhir-akhir ini para pemimpin Quebec telah mengambil keputusan untuk memberikan prioritas kepada pengembangan dunia usaha dan keuangannya, kepada perluasan perdagangan luar negeri, dan kepada penggalakan pengembangan sumber alam Quebec.

Belakangan ini Quebec mengekspor 40% dari produksi totalnya, sebagian besar ke Amerika Serikat. Di daerah lainnya, strategi ekonomi Quebec menghendaki adanya industri pemanufakturan untuk memproses lebih banyak mineral, kayu, serta berbagai sumber alam Quebec lainnya sebelum diekspor.

Yang terutama bakal dikembangkan adalah berbagai proyek yang terkait dengan peleburan dan penyulingan mineral, petrokimia, metalurgi, komputer, dan alat transportasi. Industri transportasi terutama telah berkembang pesat dengan adanya program itu dan telah berhasil meningkatkan ekspor lokomotif, mesin disel, gerbong kereta api, gerbong kereta api bawah tanah, pesawat terbang, serta peralatan aeronautika dan kedirgantaraan.

Hidroelektrik

Sumber listrik tenaga air Quebec yang telah maju dan berpotensi tinggi itu adalah luar biasa menurut ukuran umum. Salah satu di antara instalasi PLTA terbesar di dunia terletak di Sungai La Grande di dekat Teluk James. Instalasi lainnya adalah PLTA raksasa Manic-Outardes yang mencakup S’ungai Manicougan dan Outardes di Quebec sebelah timurlaut.

Di samping itu, PLTA Quebec Hydro milik pemerintah mempunyai ratusan instalasi PLTA yang lebih kecil. Surplus tenaga listrik diekspor ke seberang perbatasan Amerika Serikat, yaitu ke New York dan berbagai negara bagian lainnya di Amerika.

Kota Besar Quebec

Jumlah penduduk perkotaan Quebec jauh melampaui jumlah penduduk pedesaannya. Hampir semua kota besarnya terpusat di Lembah St. Lawrence atau daerah di dekatnya.

Kota Quebec

Kota Quebec, ibu kota propinsi, adalah kota tertua di Quebec dan merupakan pusat peradaban Prancis di Amerika Utara. Kota ini merupakan pusat utama pemerintahan Quebec dan Dewan Nasional Quebec juga bermarkas besar di sini. Universitas Laval terletak di pinggiran kota St. Foy di dekatnya. Kota Levis terletak di seberang Sungai St. Lawrence.

Montreal

Montreal, beserta daerah metropolitan di sekitarnya yang dikenal sebagai Montreal Raya, adalah kota terbesar kedua di Kanada (sesudah Toronto) dan kota Prancis terbesar kedua di dunia (sesudah Paris). Montreal adalah kota kosmopolitan dan pusat industri serta pelabuhan yang makmur.

Chicoutimi-lonquiére

Chicoutimi-lonquiére adalah kotamadia utama di daerah SaguenayDanau St. John. Ekonominya bertumpu kepada kawasan industri aluminium yang besar. Sherbrooke, yang terletak di selatan, adalah kota utama di daerah pedesaan timur.

Kota ini mempunyai sebuah universitas, sebuah pusat industri, dan sebuah pusat perbelanjaan yang megah. Trois Riviéres terletak ‘di tepi Sungai St. Lawrence di pertengahan jalan antara Montreal dan Kota Quebec. Kota ini berkembang di seputar pelabuhannya dan sekarang merupakan kota universitas, perdagangan, dan industri.

Tiga pabrik bubur kayu dan kertas, dengan kertas koran sebagai produk utamanya, telah menjadikan Trois Rivieres mendapat julukan yang sangat dibanggakannya, yaitu ”Ibu Kota Kertas Koran Dunia”.

Sejarah Quebec

Prancis Baru (1534-1763). Antara tanggal 20 April sampai 5 September 1534 nakhoda Prancis Jacques Cartier menjelajah Semenanjung Caspe’ di ujung timur Quebec dan mengklaim lahan itu atas nama raja Prancis.

Prancis menyebut milik barunya itu Prancis Baru. Kolonisasi dimulai dengan didirikannya Kota Quebec oleh Samuel de Champlain pada tahun 1608. Pada tahun 1642 Paul de Chomedey de Maisonneuve mendirikan Ville Marie, yang sekarang disebut Montreal.

Pada tahun 1663, Prancis Baru yang berpenduduk 2.500 jiwa itu menjadi koloni kerajaan Prancis. Raja Prancis Louis XIV menggalakkan imigrasi dan mengupayakan pertambahan penduduk melalui kebijakan perkawinan usia muda.

Dalam waktu dua tahun penduduk Prancis Baru meningkat dua kali lipat menjadi 5.000 jiwa dan 15 tahun kemudian bertambah menjadi 7.500 jiwa. Para penjelajah Prancis, termasuk Robert Cavelier, Sieur de La Salle, Jacques Marquette, Louis Joliet, dan lainnya akhirnya berhasil menggelar wilayah Prancis Baru sampai jauh ke daerah Barat dan ke Lembah Mississippi.

Pertikaian dengan para pemukim llnggris di Amerika Utara mencetuskan serangkaian perang yang oleh orang Amerika disebut Perang Prancis dan Indian (1689-1763).

Pada tahun 1690, Louis de Buade, Comte de Frontenac [biasanya disebut Frontenac saja), yang pada waktu itu menjabat gubernur Prancis Baru, berhasil melumpuhkan serangan atas Kota Quebec oleh armada Amerika di bawah komando William Phips.

Namun, dalam berbagai pertempuran selanjutnya Prancis tidak begitu berhasil. Sesuai dengan bunyi Perjanjian Utrecht tahun 1713, Prancis terpaksa menyerahkan berbagai bagian imperiumnya di Prancis Baru, Newfoundland, Acadia, dan Teluk Hudson ke tangan Inggris.

Pukulan yang mematikan terjadi pada tahun 1759 tatkala Inggris merebut Kota Quebec. Baik Jendral Louis Joseph de Montcalm dari fihak Prancis maupun Jendral James Wolfe dari fihak Inggris gugur dalam pertempuran yang menentukan di Dataran Abraham di Kota Quebec.

Pada tahun 1760 Montreal juga berhasil direbut oleh balatentara Inggris sehingga Prancis Baru yang kini berpenduduk 65. 000 jiwa lepas dari tangan Prancis, jatuh ke tangan Inggris.

Kekuasaan Inggris (1763-1867)

Perjanjian Paris yang ditandatangani pada tanggal 10 Februari 1763 memaksa Prancis untuk menyerahkan seluruh wilayah di Amerika Utara kepada Inggris, kecuali pulau kecil St. Pierre dan Miquelon di Sungai St. Lawrence. (Pulau-pulau ini masih tetap berada di bawah kekuasaan Prancis sampai saat ini.)

Inggris mengganti nama Prancis Baru menjadi Propinsi Quebec. Raja Inggris George III mengeluarkan maklumat kerajaan yang menghapus hak politik Gereja Katolik Roma dan memberlakukan hukum perdata dan pidana inggris pada pengadilan Quebec.

Pada tahun 1774 Undang-Undang Quebec diberlakukan untuk membungkam aksi protes yang dilakukan Prancis di propinsi itu. Undang-undang tersebut memulihkan berlakunya hukum perdata Prancis di Quebec.

Undang-undang ini pun menjamin kebebasan warga Quebec untuk menjalankan agama Katolik Roma dan menggunakan bahasa Prancis. Inggris mengklaim hak untuk mempertahankan berlakunya hukum pidana Inggris, tetapi penerapannya tertunda karena dikeluarkannya Deklarasi Kemerdekaan koloni-koloni Amerika pada tahun 1776.

Selama Perang Revolusi dan sesudahnya banyak kaum Loyalis yang memihak Inggris dalam perang tersebut-yang meninggalkan Amerika Serikat dan bermukim di Quebec.

Pada tahun 1791 Undang-Undang Konstitusional secara resmi mengakui keberadaan kebudayaan Prancis dan Inggris yang terpisah di Kanada dan membagi Propinsi Quebec lama menjadi dua bagian.

Wilayah yang sekarang adalah Quebec menjadi Kanada Bawah dengan penduduk 150.000 jiwa, yang kebanyakan berbahasa Prancis dan beragama Katolik Roma.

Wilayah yang sekarang bernama Ontario menjadi Kanada Atas dengan penduduk 10.000 jiwa, yang sebagian besar berbahasa Inggris dan beragama Protestan. Pemilihan umum pertama di Kanada Bawah untuk memilih calon anggota Dewan Legislatif diselenggarakan pada musim panas tahun 1792.

Pada tahun 1834 Louis Joseph Papineau dan Partai Kanada menuntut hak pemerintahan sendiri yang lebih besar bagi Kanada Bawah. Ketika Inggris menolak untuk mengakui keabsahan 92 resolusi yang dikeluarkan oleh Dewan tersebut, Partai Kanada, yang juga dikenal sebagai Partai Patriot, menyerukan diadakannya pemogokan parlemen pada tahun 1837.

Gubernur Jendral Gosford, yang diangkat pada tahun 1835 untuk mengatasi kemelut itu, kemudian membubarkan Dewan Nasional dan meminta kepada Pemerintah Inggris untuk memaklumkan hukum darurat perang. Sejumlah patriot melancarkan protes bersenjata, tetapi pasukan Inggris dengan cepat menuntaskan pemberontakan itu.

Selanjutnya Undang-Undang Serikat yang dikeluarkan Inggris pada tahun 1840 mempersatukan kembali Kanada Bawah dan Kanada Atas untuk membentuk Propinsi Kanada.

Penduduk Quebec mengajukan protes bahwa dewan legislatif koloni baru itu tidak representatif dalam membagi jumlah kursinya, mengingat Barat Kanada (sekarang Ontario) yang berpenduduk 450.000 jiwa itu mendapat jumlah kursi yang sama banyaknya dengan Timur Kanada (sekarang Quebec) yang berpenduduk 650.000 jiwa.

Bahasa Inggris menjadi satu-satunya bahasa resmi di koloni baru itu. Sebagai akibatnya, kira-kira 40.000 Frankofon (penutur bahasa Prancis) beremigrasi ke Amerika Serikat antara tahun 1840 dan 1850 sehingga menjelang dilaksanakannya sensus pada tahun 1851 golongan Anglofon (penutur bahasa Inggris) telah menjadi golongan mayoritas di koloni itu.

Federasi Kanada (1867-sekarang)

Kanada modern dibentuk pada tanggal 1 Juli 1867 sebagai sebuah federasi yang terdiri atas empat propinsi yang terpisah dan sebagian besar berpemerintahan sendiri-yaitu Quebec (menggunakan nama lamanya lagi), Nova Scotia, Brunswick Baru, dan Ontario.

Berdasarkan ketentuan yang termaktub dalam Undang-Undang Amerika Utara Inggris yang melahirkan federasi itu, Quebec diperkenankan mempertahankan hukum perdata Prancis dan hakim pada pengadilan Quebec dipilih dari para anggota kelompok kekaryaan hukum setempat.

Secara resmi Kanada’juga menjadi negara dengan dwibahasa sehingga bahasa Inggris dan bahasa Prancis memperoleh status yang sederajat dalam Parlemen Federal (yang terdiri atas Dewan Perwakilan Rakyat dan Senat) serta pada semua badan peradilan federal.

Selama lebih dari seabad setelah terbentuknya federasi itu, penduduk Quebec yang berbahasa Prancis merasa dianaktirikan oleh golongan mayoritas yang berbahasa Inggris. Salah satu benih ketidaksenangan itu bersumber dari perasaan bahwa sumbangan yang diberikan oleh Quebec kepada seluruh Kanada lebih besar daripada keuntungan yang dinikmatinya.

Hal itu mendorong diadakannya serangkaian perombakan politik pada tahun 1960-an yang dikenal sebagai Revolusi Diam. Salah satu tindak perombakan itu berupa nasionalisasi perusahaan umum perlistrikan Quebec dan pendirian Quebec Hydro, yang merupakan sumber pendapatan utama di propinsi itu.

Penduduk Quebec pun tidak senang dengan keputusan yang diambil oleh Perdana Menteri Kanada Pierre Elliott Trudeau pada tahun 1970 untuk memberlakukan Undang-Undang Anti-Perang dan mencampuri urusan dalam negeri Quebec guna mengakhiri kegiatan-kegiatan Fron Pembebasan Quebec.

Perubahan yang cepat terjadi di Quebec setelah Parti Québécois yang dipimpin Réne Lévesque memegang tampuk kekuasaan pada tahun 1976. Beberapa bulan kemudian, Dewan Nasional Quebec memberlakukan Undang-Undang 101 (Ketetapan Bahasa Prancis) yang menjadikan bahasa Prancis sebagai bahasa resmi di lingkungan pemerintahan, hukum, pendidikan, kekaryaan, komunikasi, perdagangan, dan dunia usaha.

Pemerintah Federal Kanada menyatakan bahwa beberapa bagian dari undang-undang itu tidak konstitusional sehingga menimbulkan krisis konstitusi jangka panjang dan masih belum berhasil terpecahkan di Kanada.

Pemerintah Quebec meminta kepada para pemberi suara untuk menentukan sikap melalui sebuah referendum yang diadakan pada tahun 1980 apakah Quebec harus keluar dari federasi Kanada dan menjadi negara yang terpisah.

Ternyata lebih banyak penduduk Kanada yang memberikan suara menentang. Para pemimpin Parti Québécois terpilih kembali pada tahun 1981.

Namun, pada tahun-tahun berikutnya Parti Québécois terus-menerus kehilangan kursinva dalam berbagai pemilihan umum tambahan. Dalam suatu konvensi yang diadakan pada tahun 1985, partai itu menyetujui usul yang diajukan Lévesque agar tuntutan untuk memperoleh kedaulatan bagi Quebec dibatalkan.

Pada tahun itu juga Lévesque mengundurkan diri sebagai pemimpin partai. Dalam pemilihan umum tahun 1985 Parti Québécois dikalahkan oleh Partai Liberal.

Diulas oleh:
SUZANNE GRENlER, Kementerian Hubungan Internasional, Propinsi Quebec
Editor: Sejarah Negara Com

Pos terkait