Batas garis Wallacea dan weber

Melanjutkan 3 laut Indonesia berdasarkan wilayahnya, di antara Landas Kontinen Sunda dan wilayah laut dalam hal ini terdapat batas fauna flora Asia, artinya fauna flora Asia menyebar hanya sampai pada batas ini. Batas tersebut disebut garis Wallacea. Di antara Landas Kontinen Sahul dan Laut dalam di bagian Tengah itu juga terdapat batas fauna flora Australia, yaitu garis Weber.

Terjadinya Landas Kontinen

Bagaimana dan bilamana terjadinya kedua landas kontinen ini? Pada masa plestosin (Pleistocene), terjadi perubahan permukaan air laut di seluruh dunia, sebagai akibat mencairnya lapisan es dan gletsyer yang menyelimuti bagian-bagian tertentu di muka bumi ini. Mengenai zaman ini bisa di baca juga pada artikel Zaman Kuarter pertama

Ketika es mencair, permukaan laut naik kurang lebih 150 meter. Di Indonesia Barat, sebagai hasilnya adalah adanya perubahan besar dari bentuk pantai yaitu bahwa daratan Sunda hilang, hanyalah bagian-bagian yang tinggi dari pegunungan lipatan tertinggal sebagai kepulauan.

Daratan yang lebih rendah tergenang, yang sekarang bisa dilihat yaitu landas kontinen yang berbatasan dengan Malaysia, Sumatra, Kalimantan Barat dan Selatan, dan pulau Jawa Utara. Di bagian timur yaitu di Daratan Sahul sebagian besar daratan Sahul terendam.

Irian terpisah dari Australia dan Laut Arafuru terbentuk. Daerah-daerah yang tinggi membentuk pulau-pulau seperti kepulauan Aru dan lain-lain, bahkan Kepala Burung Irian Jaya hampir menjadi pulau.

Sementara periode pembentukan pegunungan dan penaikan permukaan air laut, erosi terus berlangsung. Akibatnya daerah-daerah kaki bukit, alas rangkaian pegunungan terus menerus bertambah tinggi. Karenanya ketika terjadi penggenangan daratan, dataran pantai yang luas terdapat di bagian timur Sumatra, bagian utara Jawa, bagian selatan dan barat Kalimantan, dan bagian selatan Irian Jaya.

Proses erosi dan sedimentasi yang tidak henti-hentinya dan berlangsung selama berabad-abad mengakibatkan meluasnya terus dataran pantai. Setiap tahun sungai-sungai membawa sejumlah besar pasir dan lumpur yang diendapkan di dataran rendah.

Telah diteliti bahwa pantai timur Sumatra mengalami perluasan ke arah timur kurang lebih 100 meter setiap tahun. Sedangkan pantai utara Jawa mengalami perluasan sebanyak kurang lebih 1 meter setahun. Walaupun terjadi pengendapan dengan cepat, sungai-sungai di pulau-pulau yang besar memiliki estuaria (muara sungai yang berbentuk corong) yang luas, sebagai bukti bahwa muara-muara sungai ini merupakan sungai yang tergenang/tenggelam.

Karena sedimentasi ini, di pantai-pantai yang menghadap Selat Malaka, Laut Jawa dan Laut Cina Selatan tidak mempunyai pelabuhan-pelabuhan alam yang baik dan dalam.

Sesuai dengan letak Indonesia di daerah tropik, pada umumnya curahan tinggi, maka kadar garam air laut di perairan Indonesia ini tidak tinggi. Namun di beberapa daerah memungkinkan, yaitu di daerah yang cukup kering, kebanyakan hari cerah dan banyak angin, air laut dimanfaatkan untuk pembuatan garam.

Perairan Indonesia telah dimanfaatkan untuk pelayaran sejak dahulu. Di atas telah dijelaskan bahwa perairan Indonesia di landas kontinen kurang baik untuk pelabuhan karena tidak dalam. Guna mengatasi hal ini, diadakan pendalaman dasar laut di pelabuhan dengan jalan dikeruk.

Selat Malaka dan selat Sunda sangat penting artinya bagi rute pelayaran antar lautan, terutama rute perdagangan di Asia Tenggara. Di wilayah Indonesia laut Jawa merupakan laut yang secara ekonomis sangat penting dalam rute perdagangan.

Laut-laut di landas kontinen Sunda dalamnya kurang dari 150 meter dan secara keseluruhan bebas dari arus yang kuat dan terlindung dari badai yang kuat dan taifun yang selalu menyerang perairan bagian utara Malaysia Timur (Kalimantan Utara) dan Filipina. Bahkan kalau angin musim bertiup kencang Laut Jawa tetap terang. Di sepanjang garis pantai selatan Jawa dan pantai barat Sumatra ombaknya besar.

Peta Batas Garis Wallacea dan Weber

Peta Batas Garis Wallacea dan Weber
Peta Batas Garis Wallacea dan Weber

Keadaan laut di landas kontinen Sahul pun seperti di landas kontinen Sunda. Perairannya tenang dan tidak mendapat gangguan taifun, tetapi daerah ini kurang ramai dilayari.

Di antara kedua landas kontinen ini terdapat laut dalam, laut-laut yang penting adalah Laut Banda dan Laut Flores. Selat Makasar merupakan batas timur landas kontinen Sunda, ke arah timur dasar laut miring secara bertahap, kedalaman lebih dari 150 meter dimulai dari Kepulauan Kangean di sebelah timur Madura, sampai sedalam 1500 meter di Laut Flore.

Sebelah timur Laut Banda dibatasi oleh serangkaian pulau-pulau vulkanik seperti pulau Alor, Wetar, Damar, Nila dan sebagainya.

Pos terkait