Candi Kalicilik, Candirejo, Ponggok, Blitar, Jawa Timur

Selain dikenal dengan wisata kawahnya, kaki hingga lereng gunung Kelud di Jawa Timur merupakan daerah yang kaya akan peninggalan dari zaman kerajaan terdahulu, salah satunya adalah Candi Kalicilik yang terletak di desa Candirejo Kecamatan Ponggok, kabupaten Blitar, Provinsi Jawa Timur.

Seperti namanya ukuran Candi kalicilik tidak terlalu besar, candi ini berbentuk bujur sangkar dengan panjang dan lebarnya 6,8 x 6,8 m persegi, sedangkan tinggi candi adalah 8,3 m.

Bacaan Lainnya
Candi Kalicilik Blitar

Candi Kalicilik terdiri dari tiga bagian, yaitu kaki, tubuh dan atap candi. Berdasarkan tangga dan pintu masuknya, Candi Kalicilik menghadap ke arah barat. Pada sisi utara, timur dan selatan terdapat relung pintu semu yang masing-masing dilengkapi dengan Arca kala di bagian atasnya.

Fungsi relung pintu semu seperti ini biasanya adalah tempat meletakkan Arca. Relung pintu semu di sisi Utara biasanya dijadikan tempat untuk meletakkan Arca Durga, sisi Timur untuk meletakkan Arca Ganesha, dan sisi Selatan untuk meletakkan Arca agastya.

Pintu semu candi kalicilik

Di atas ambang pintu masuk terdapat angka tahun 1271 Saka atau jika dikonversikan ke tahun masehi sama dengan 1349. Berdasarkan angka tahun tersebut maka muncul dugaan bahwa Candi kalicilik dibangun pada masa Kerajaan Majapahit ketika dipimpin oleh Ratu Tribuana Tunggadewi.

Sebab Raja ketiga Majapahit tersebut memimpin Majapahit mulai dari tahun 1328 hingga 1350 masehi. Namun demikian, hingga kini belum diketahui secara pasti untuk pendharmaan siapa Candi kalicilik ini dibangun. Sebab dalam prasasti maupun Kitab Negarakertagama tidak pernah ada yang menyebutkan namanya.

Menurut Profesor Agus Aris Munandar dalam makalah yang disampaikan dalam seminar naskah kuno “Nusantara Sebagai Warisan Berbudi Luhur” disebutkan bahwa dalam Kitab Negarakertagama hanya dituliskan kalimat pada tahun 1149 Saka atau tahun 1227 masehi dia berpulang ke surga Loka meninggalkan dunia. Dia didharmakan di dua tempat, di Kagenangan sebagai Syiwa dan sebagai Buddha di Usana.

Sedangkan dalam kitab Pararaton Pupuh 15 bait 25 disebutkan bahwa Sang Amurwabhumi Ken Arok mangkat pada tahun 1169 Saka atau 1247 masehi, Dia didharmakan di Kagenengan.

Mengenai daerah Kagenangan yang disebutkan dalam Kitab Negarakertagama atau Kagenengan yang disebutkan dalam kitab Pararaton sebagai tempat pendharmaan Ken Arok sebagai jiwa maupun pendharmaannya sebagai Budha di Usana hingga kini belum diketahui secara pasti.

Hanya saja dalam sebuah bukunya yang berjudul “History Of Java”, Thomas Stamford Raffles menyebut Candi Kalicilik dengan nama candi Genengan. Sehingga atas dasar ini Agus Aris Munandar menduga Kagenengan tempat pendharmaan Ken Arok adalah candi Kalicilik ini.

Terkait angka tahun yang ada di atas ambang pintu masuk yang menunjukkan masa Majapahit dipimpin oleh Ratu Tribuana Tunggadewi, diduga merupakan angka tahun saat dilakukan perbaikan atau pemugaran dari bangunan yang telah ada sebelumnya sejak masa Kerajaan Singasari.

Sejak awal ditemukan kondisi Candi Kalicilik mengalami kerusakan cukup parah. Candi Kalicilik pernah dipugar pada masa Belanda pada tahun 1913. Candi kalicilik kemudian dipugar lagi oleh pemerintah pada tahun 1992 hingga tahun 1993.

PDF

Video

Pos terkait