Industri di Uni Soviet

Industri di Uni Soviet – Uni Republik-Republik Sosialis Soviet merupakan negara kekuatan industri terbesar kedua di dunia, setelah Amerika Serikat. Industri Soviet telah berkembang pesat sejak Revolusi tahun 1917, dengan menerapkan suatu sistem yang berbeda dengan yang dipakai di Amerika Serikat.

Uni Soviet memiliki sistem ekonomi yang terencana oleh pusat. Semua tanah, sumber alam, serta sarana produksi dimiliki serta dikelola oleh pemerintah. Negara menentukan barang serta layanan apa yang seharusnya dihasilkan, jumlah, serta berapa harga barang itu.

Tahun 1914, beberapa tahun sebelum komunis merebut kekuasaan, Rusia telah menjadi negara industri terbesar ke-5 dunia. Pembangunan jalan raya di akhir abad ke-19 merangsang didirikannya pabrik pengolahan logam dan pembuatan mesin besar, khususnya di St. Petersburg (sekarang Leningrad).

Saat itu Moskow merupakan pusat industri tekstil. Beberapa kemajuan telah dibuat untuk mengembangkan besi dan batubara di Rusia bagian selatan, sumber mineral di pegunungan Ural, dan minyak di Baku, Laut Kaspia.

Industri di Uni Soviet

Kunjungi Rusia di google map

Setelah Perang Dunia I, Revolusi 1917, serta perang saudara, perindustrian dimulai lagi di tahun 1928 dengan melancarkan rencana pembangunan lima tahun.

Pemerintah Stalin berhasil meningkatkan angka pertumbuhan industrinya dengan hanya memusatkan pada beberapa tujuan saja, yaitu lebih banyak besi, baja, batubara, dan minyak untuk membuat mesin bagi industri beratnya serta sebagai senjata bagi pertahanannya. Diabaikannya berbagai aspek ekonomi lain sehingga kemajuan industrinya tidak merata.

Ekonomi Soviet menjadi begitu besar dan rumit sehingga perencanaannya menjadi suatu tugas yang jauh lebih sulit bagi para pemimpin masa kini daripada semasa pemerintahan Stalin.

Para pemimpin harus mengkoordinasi ribuan hasil pabrik di seluruh negara, yang masing-masing memiliki rencana produksinya sendiri. Pabrik pengalengan ikan, misalnya, mendapat kalengnya dari pabrik lain, yang pada gilirannya juga bergantung pada penambangan untuk persediaan timahnya.

Jika jalur persediaan itu terputus atau terlambat sedikit saja, pabrik kaleng akan tidak mampu memenuhi rencananya meskipun sudah banyak ikan di tangan. Masalah semacam itu merupakan cerita lumrah di dalam ekonomi sehingga para direktur pabrik Uni Soviet harus penuh pertimbangan.

Daripada melalui saluran resmi kementerian negara yang mengendalikan pabriknya, para direktur pabrik seringkali menoleh ke orang yang biasa disebut tolkach yang mengedarkan barang dengan cara mempertemukan pembeli dan penjual secara tak resmi. Dengan cara demikian, jalur persediaan tetap berjalan sehingga produksi dapat terus berkembang.

Di waktu lampau, penekanan produksi ada pada kuantitas bukannya kualitas. Walaupun barang jelek mutunya, barang itu tetap diterima karena terdapat kekurangan barang di mana-mana. Orang yang berbelanja di kotakota besar kini menjadi lebih selektif. Meskipun begitu, barang konsumen masih kurang mutunya untuk dapat merebut pasar dunia.

Di dalam mengalokasikan sumber alamnya, para pemimpin Soviet masih memberikan prioritas kepada industri berat dan pertahanan. Namun, mereka kini menjadi lebih terikat untuk dapat menyediakan berbagai barang konsumen untuk rakyat.

Penduduk Soviet sekarang diperbolehkan membeli kulkas, mesin cuci, pesawat televisi, fonograf, tape-recorder, sepeda, dan sepeda motor. Banyak penduduk bermimpi dapat memiliki mobil.

Produksi mobil yang meningkat memerlukan lebih banyak jalan, bengkel perawatan, restoran, motel, dan suku cadang yang lebih banyak lagi. Berbagai kota di Soviet menghadapi kekurangan tempat parkir serta polusi dari asap mesin.

Pemerintah menggalakkan pengembangan daerah depan Soviet yang tak berpenghuni. Para pekerja sekarang sedang sibuk membangun jalur rel kereta api utama Baikal-Amur melintasi daerah es di Siberia, menambang mineral dari bawah tanah beku, dan menjaga agar jalur laut utara tetap terbuka. Terdapat pula rencana ambisius untuk membuka lahan pertanian baru di baratdaya negara dan untuk mengairi padang pasir di Asia Tengah.

Orang yang bekerja di bawah kondisi yang sulit seperti itu memperoleh upah yang lebih tinggi daripada rata-rata pekerja perkotaan. Begitu juga para profesor dan direktur pabrik.

Namun, siapa saja, tanpa memandang tingkat pekerjaan, menerima upah sekurang-kurangnya tiga minggu, menerima pelayanan kesehatan secara cuma-cuma, pendidikan serta pelatihan khusus gratis, ganti rugi pengobatan, dan pensiun di hari tua.

Penduduk Soviet membayar sewa apartemen dan pajak pendapatan yang rendah. Mereka membayar pajak keuntungan, semacam pajak penjualan-karena pemerintah menentukan harga barang jauh di atas biaya produksinya. Perbedaan ini memberikan keuntungan besar bagi pemerintah.

Penduduk Soviet juga diperbolehkan menumpuk kekayaan pribadi, termasuk sebuah rumah di desa, dan mewariskannya kepada anaknya. Dia diperbolehkan menabung uang di bank tabungan, tetapi di Soviet tidak terdapat pasar penanaman modal.

Terdapat sedikit praktik pemilikan pribadi yang masih tersisa di Uni Soviet. Di banyak kota, dokter, guru, dan advokat memiliki usaha praktik pribadi yang kecil di samping pekerjaan tetapnya.

Para pengrajin-seperti pembuat sepatu diizinkan menjalankan usaha kecil-kecilan. Pemilikan pribadi yang tidak sah, bagaimanapun, merupakan sasaran hukuman berat.

Pos terkait