Irak negara merdeka akhir Perang Dunia I

Irak muncul sebagai sebuah negara merdeka baru pada akhir Perang Dunia I, tetapi awal sejarahnya telah dimulai sejak lebih dari 8.000 tahun yang lalu di sebuah wilayah yang dikenal sebagai ”Bulan Sabit Subur” (Fertile Crescent).

Di dataran subur di antara Sungai Efrat dan Tigris ini, pertanian dan aksara pertama mulai dikembangkan dan salah satu kekaisaran paling awal didirikan. Sampai kini pun wilayah yang telah banyak menyumbang kepada kelahiran peradaban ini masih memainkan peran penting dalam berbagai peristiwa dunia.

Penemuan minyak di Irak pada tahun 1927 memberikan berbagai tanggung jawab dan masalah modern kepada negeri yang berlatar belakang sejarah kuno yang membanggakan itu.

Geografi Irak

Irak menduduki bagian timur Bulan Sabit Subur, yang merupakan wilayah yang sering disebut Mesopotamia kosakata Yunani yang berarti ”lahan di antara dua sungai”. Sungai Tigris dan Sungai Efrat amat mempengaruhi kehidupan dan lingkungan penduduk.

Irak terletak di antara plato Arabia utara dan jajaran gunung Turki dan Iran baratdaya dan membentuk lintasan tanah rendah antara Suriah dan Teluk Persia.

Topografi Irak termasuk ke dalam tiga zone yang berbeda-bagian pegunungan utara yang disebut wilayah Kurdistan; wilayah tengah, antara Tigris dan Efrat dengan pusat ibu kota Baghdad, yang merupakan wilayah paling teririgasi dan terolah; serta wilayah barat, baratdaya, dan selatan yang merupakan daerah gurun yang hampir sama sekali gersang.

Di selatan terdapat daerah rawa yang luas di sepanjang Shatt al-Arab, tempat bergabungnya kedua sungai, Tigris dan Efrat, sekitar 160 km di baratlaut Teluk Persia.

Peta Politik Irak

Peta selengkapnya bisa anda lihat di: Peta Irak atau google map

Rakyat Irak

Seperti di banyak negara Dunia Ketiga atau negara Timur Tengah yang lain, penduduk Irak berduyun-duyun pindah ke kota pada paruh kedua abad ke-20. Kini lebih dari 60% penduduk tinggal di daerah perkotaan dan separuhnya tinggal di ke-4 kota terbesarnya Baghdad (ibu kota), Basrah, Mosul, dan Kirkuk.

Sekitar 75-80% penduduk Irak bertutur dalam bahasa Arab dan mengaku sebagai orang Arab. Mereka pada umumnya tinggal di wilayah pusat, di wilayah selatan, dan di kota Mosul. Kira-kira 20% penduduknya adalah suku Kurdi yang tinggal terutama di utara dan di Baghdad. Orang Kurdi beragama Islam meskipun mereka bukan orang Arab. Mereka berasal dari Persia dan termasuk orang Indo-Arya.

Perbedaan keturunan antara orang Arab dan orang Kurdi telah menyebabkan terjadi konflik dalam negeri. Orang Arab, pada umumnya Islam Suni, telah memerintah sejak tahun 1958, saat pecah revolusi yang mengakhiri kekuasaan Inggris di Irak.

Inggris dahulu pernah bersekutu dengan suku Kurdi menentang Arab Suni dalam upaya mempertahankan kekuasaannya. Setelah revolusi 1958, pemerintah Irak mencoba menyatukan suku Kurdi ke dalam rezim Arab yang baru.

Namun, suku Kurdi yang ekstrem menolak bergabung sehingga pecahlah perang-perang singkat sejak saat itu. Agama. Irak juga terpecah dalam hal agama. Meskipun lebih dari 95% rakyatnya beragama Islam, mereka terbagi menjadi dua kelompok besar Suni dan Syiah. Perpecahan ini menjadi penting karena merupakan faktor utama terjadinya perang antara irak dan Iran yang berlarut-larut sejak tahun 1980.

Perpecahan antara kedua sekte itu dimulai setelah wafatnya Nabi Muhammad SAW pada tahun 632 karena adanya perbedaan pendapat tentang siapa yang dianggap ahli waris yang sah untuk menggantikan Nabi.

Selama berabad-abad kaum Suni berhasil memenangkan calon-calon mereka terpilih sebagai khalifah atau pemangku kenabian Muhammad di dunia. Karena kaum Syiah jarang memegang kekuasaan politik, maka sistem keimanan mereka pun menjadi gerakan politik yang memprotes.

Kaum Syiah mencakup sekitar 55-60% penduduk Irak. Oleh sebab itu, kaum Syiah adalah lebih dari 2 kali lipat jumlah kaum Arab Suni. Tempat tinggal kaum Syiah terpusat di selatan sehingga menjadikan konflik antara Arab Suni dan Arab Syiah bersifat kedaerahan.

Kelompok keturunan terbesar ketiga, yaitu kaum Kurdi, termasuk Islam Suni. Karena adanya konflik antara Arab Suni dan Arab Syiah, maka pemerintah (yang dikuasai oleh kaum Suni) harus waspada terhadap kemungkinan terjadinya persekutuan antara kaum Kurdi dan Arab Syiah. Terbentuknya persekutuan seperti itu menjadi semakin mungkin ketika perang pecah antara Irak dan Iran pada tahun 1980.

Irak juga memiliki warga Kristen, yang mencakup 3% jumlah penduduk, dan kelompok berbahasa Turki, dikenal sebagai suku Turkoman, yang termasuk kaum Suni dan mencakup 2-3% jumlah penduduk. Suku Turkoman menempati wilayah strategis di ladang-ladang minyak utara di sekitar Kirkuk dan Arbil.

Di selatan terdapat sejumlah penduduk (sampai sejumlah 2%) yang bertutur dalam bahasa Persia. Sejumlah besar dari kelompok Syiah ini diusir setelah tahun 1980. Banyak terdapat tempat suci agama kaum Syiah berada di kota-kota lrak-Karbala, Al-Najar, dan Kazimiyah-dan selalu menarik sejumlah besar peziarah Iran.

Cara Hidup

Sejarah politik Irak secara tradisional dibagi antara kota dan kaum (suku). Pada tahun 1900 berpenduduk 2.000.000 jiwa dan 75% di antaranya adalah anggota suku meskipun sebagian besar bukan suku nomadik. Kini kaum nomad, atau kaum Badui, hanya berjumlah kurang dari 2% penduduk.

Sebagian besar penduduk kota dan perkauman tinggal di kampung-kampung kecil. Kehidupan sehari-hari mereka bersifat komunal hari libur, pernikahan, dan penguburan dilakukan di kampung.

Di kota kecil kehidupan menggerombol di sekitar masjid, sedangkan di kota besar menggerombol di sekitar balai kota; jumlah kelompok masyarakat tersebut telah semakin meningkat selama 25 tahun belakang ini.

Perumahan

Rumah desa beratap datar, berbentuk segi empat, dan dibuat dari bata merah dan lumpur kering. Biasanya lantai selalu ditutupi dengan permadani indah khususnya di utara, sedangkan di selatan lantai ditutupi dengan tikar pandan.

Di sekitar dinding terdapat ruang untuk menyimpan perlengkapan tidur yang digulung di waktu siang. Pakaian disimpan di lemari dinding atau di dalam laci. Selama malam-malam panas yang gerah, di saat suhu berada di atas 38°C, banyak anggota keluarga yang tidur di atas atap datar rumah mereka.

Beberapa suku pengembara Arab masih hidup di bawah tenda kulit kambing meskipun kini kebanyakan tenda dibuat dari kanvas, sesuai dengan zaman. Di daerah rawa selatan, rumah (yang besar disebut mudhif) dibuat dari alang-alang, yang diikat erat dan dibengkokkan membentuk atap miring dan dinding.

Di kota-kota besar, kebanyakan rumah dibangun dari blok-blok beton dan beton pasang-iadi. Di daerah kumuh Baghdad banyak orang tinggal dalam gubuk yang dibuat dari kaleng minyak bekas dan bahan bangunan apa pun yang ada.

Makanan

Kurma merupakan makanan pokok, khususnya untuk orang miskin. Kurma merupakan sumber gula, protein, dan lemak. Biasanya kurma dimakan dengan roti, yaitu makanan pokok utama yang lain.

Penduduk juga makan sejumlah besar yogurt tawar, nasi, buncis, sayuran hijau, dan buah segar, terutama semangka. Minuman kesukaan orang Irak adalah teh, tetapi minuman segar pun kini telah mulai populer.

Perubahan Sosial dan Budaya

Kini sekitar 70% penduduk Irak adalah orang kota. Baghdad dan sekitarnya saja menampung 30% dari jumlah seluruh penduduk negeri dan hampir 60% penduduk kota. Penduduk kota yang demikian besar tentulah memerlukan pendidikan untuk memenuhi tantangan kehidupan modern.

Universitas dan perguruan tinggi kini telah meluluskan lebih dari 20.000 mahasiswa setahun. Pada tahun 1958, di negeri ini baru terdapat 50.000 orang lulusan-lulusan sekolah menengah. Tiga puluh tahun kemudian jumlah itu naik menjadi 1.500.000 orang.

Pada tahun 1965 di negeri ini hanya terdapat 26.000 orang lulusan perguruan tinggi, sedangkan kini jumlah lulusan itu telah mendekati 300.000 orang.

Wanita

Sejak tahun 1968, lrak telah diperintah oleh partai Baath, yang menekankan sekularisme dan mengembangkan kesempatan bagi wanita. Wanita telah mencapai kemajuan besar dalam pendidikan.

Pada tahun 1920 hanya sedikit gadis yang tamat sekolah dasar. Namun, pada akhir tahun 1980-an wanita telah mencakup 50% siswa sekolah dasar dan 38% siswa sekolah menengah. Hampir 35% mahasiswa adalah wanita.

Kira-kira 20% pegawai negeri atau birokrat, lebih dari 40% pendidik, 35% tenaga medik dan paramedik, hampir 20% akuntan, dan 5% insinyur adalah wanita. Kecuali kemajuan-kemajuan ini, wanita telah sejajar dengan pria dalam hal skala gaji dan mereka juga menempati beberapa posisi administrasi tingkat atas.

Ekonomi Irak

Peristiwa yang mengakibatkan perubahan terbesar di negeri ini adalah ditemukannya minyak pada tahun 1927. Devisa yang diterima dari penjualan minyak ini telah menjadi dana bagi hampir seluruh pembangunan selama 30 tahun terakhir ini.

Irak, yang menasionalisasi atau membeli perusahaan minyak asing pada tahun 1972, merupakan salah satu dari negara Arab yang mengendalikan industri minyaknya secara menyeluruh.

Selama dekade 1970an Irak merupakan produsen terbesar minyak Teluk Persia, kedua setelah Arab Saudi. Menjelang tahun 1980, negara ini memproduksi 3.400.000 barel minyak sehari. Hasil ini dapat menyumbang kepada anggaran nasional sebesar US $21.000.000.000

Kerusakan akibat serangan Iran atas instalasi penyulingan minyak, instalasi petrokimia, dan pelabuhan Irak setelah pecah perang tahun 1980, dengan tajam menyusutkan devisa yang semula tersedia bagi pembangunan pertanian dan industri.

Karena tidak mampu mengekspor minyaknya lewat pelabuhan di Teluk Persia ataupun lewat Suriah, Irak terpaksa mengalirkan minyaknya melalui Turki.

Meskipun jaringan pipa baru telah dibangun menyeberangi Arab Saudi ke Laut Merah di Yanbu dan menyeberangi Yordania ke Teluk Aqaba, jelas bahwa masa depan perkembangan ekonomi amat bergantung pada penghentian perangnya dengan Iran.

Syukur bahwa pada tanggal 20 Agustus 1988, atas prakarsa Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa, Javier Perez de Cuellar, telah tercapai gencatan senjata antara kedua negara, yang kemudian diteruskan dengan perundingan perdamaian di Jenewa.

Sejarah Irak

Dua kemajuan besar dalam evolusi manusia telah dipraktikkan sejak dahulu di lrak. Pertanian dimulai sejak 6.500 tahun sebelum Masehi di kaki bukit Irak utara, sedangkan pengembangan cara menulis dimulai oleh bangsa Sumeria. Didasarkan atas piktograf, abjad itu berkembang menjadi aksara baku yang disebut cuneiform.

Banyak dari sumbangan Irak kuno kepada sejarah dan kebudayaan terjadi selama zaman Sumeria (4000-2500 sebelum Masehi). Bangsa Sumeria mengembangkan penggunaan roda, teknik pandai-besi, dan arsitektur candi monumental seperti yang terlihat pada ziggurat (candi Mesopotamia) yang terkenal itu.

Bangsa Sumeria juga mencipta kalender akurat yang pertama dan daur 60 menit per jam dan 24 jam per hari yang sampai kini masih dipakai di seluruh dunia. Irak adalah daerah pertama tempat didirikannya sebuah kekaisaran, yaitu selama pemerintahan bangsa Akkadia (2.400-1.900 sebelum Masehi).

Kekaisaran Akkadia diikuti oleh kekaisaran Babilonia (2.000-1.600 sebelum Masehi) dan Assiria (953-613 sebelum Masehi). Kekaisaran Assiria runtuh pada abad ke-7 sebelum Masehi dan digantikan oleh Babilonia, yang berjaya untuk kedua kalinya di bawah Nebuchadnezzar yang Perkasa. Selama kekuasaan Babilonia kedua ini dibangunlah Taman Bergantung salah satu dari 7 keajaiban dunia.

Bangsa Persia mengalahkan Irak pada tahun 539-538 sebelum Masehi dan menjadikannya sebuah propinsi kekaisaran Achaemenid sampai akhirnya ditaklukkan oleh Iskandar yang Agung pada tahun 334-327 sebelum Masehi. Berbagai kekaisaran, termasuk Romawi, memperebutkan wilayah itu sampai kekaisaran Sassania Persia menaklukkannya pada abad ke-3.

Kebangkitan Islam

Irak dikuasai oleh bangsa Arab yang beragama Islam pada tahun 637 dan kemudian menjadi basis penyebaran agama Islam ke Iran dan Asia Tengah. Selama pemerintahan Khalifah Abbasiyah (750-1258) Baghdad, menjadi pusat “Zaman Keemasan” Islam dan bangsa Arab.

Susastra, sains, perdagangan, dan perekonomian berkembang pesat. Negeri ini mengalami badai yang dahsyat pada tahun 1258 ketika negeri itu ditaklukkan dan dijarah oleh Hulagu seorang jenderal atau Khan Mongolia. Hulagu dan penakluk Mongol lain, Timur Leng, yang sekali lagi menghancurkan Baghdad pada tahun 1401, adalah dua nama yang paling terkutuk dalam sejarah Irak.

Dari tahun 1514 hingga 1918, di akhir Perang Dunia I, Irak berada di bawah kekuasaan kekaisaran Turki Usmani. Oleh sebab itu, banyak kebudayaan abad ke-20 berasal dari zaman Turki Usmani itu.

Sejarah Modern

Sebagai akibat perjanjian perdamaian Perang Dunia I, Irak diperintah oleh Inggris. Meskipun negeri ini merdeka pada tahun 1932, tetapi masih berada di bawah kendali Inggris sampai tahun 1958, saat meletus revolusi yang menggulingkan kerajaan yang didukung oleh Inggris. Dari tahun 1958 hingga 1968 Irak diperintah oleh pemimpin militer.

Pada tahun 1968 partai Baath berkuasa. Partai ini menekankan nasionalisme Arab, sosialisme Arab, dan sekularisme. Di bawah partai Baath Irak mengalami kemakmuran.

Mulai berkuasanya partai Baath bersamaan dengan meningkatnya devisa dari minyak sehingga memungkinkan diselesaikannya berbagai proyek pembangunan seperti sekolah, rumah sakit, jalan, dan jaringan telepon serta pemerkuatan angkatan bersenjata.

Menjelang tahun 1980, |rak merupakan salah satu negara Arab yang terkuat sehingga berada dalam posisi memimpin dunia Arab.

Kemajuan Irak dan pemerintahannya berada dalam bahaya karena pecahnya perang terbuka dengan negara tetangganya, Iran, pada tahun 1980. Pada tahun 1979 Iran telah melancarkan revolusi di bawah kepemimpinan Ayatullah Khomeini, seorang pemimpin keagamaan Syiah.

Irak khawatir kalau-kalau semangat revolusi Islam bangsa Iran akan menyulut kaum Syiah di wilayahnya bagian selatan, sehingga mengakibatkan tergulingnya pemerintah yang sedang berkuasa.

Untuk mencegah ancaman revolusi itu, Irak menyerbu Iran pada bulan September 1980, tetapi dipaksa mundur dari wilayah Iran pada musim panas tahun 1982.

Pada bulan Juli 1982 angkatan bersenjata Iran memasuki Irak dan tetap mendudukinya sampai pertengahan dekade 1980-an. Dari tahun 1983 Iran, dengan penduduk yang jauh lebih besar, mampu melancarkan serangan besar-besaran yang berhasil terhadap |rak.

Pada tahun 1986, setelah melintasi Sungai Shatt al-Arab dan menduduki wilayah sekitar kota pelabuhan Faw, Iran tampak akan mencapai kemenangan. Namun, diragukan apakah Iran memang akan mampu meneruskan serangannya sehingga tercapai kemenangan akhir.

Karena harga minyak telah merosot sejak tahun 1985, maka Iran, sebagai negeri yang bergantung pada minyak, mengalami kesulitan untuk membiayai perangnya dengan Irak. Penduduk wilayah Irak oleh Iran mencemaskan sekutu Arab-Irak yang membantu menurunkan harga minyak untuk mengurangi kemampuan Iran dalam melanjutkan perangnya.

Sebagai akibat perang Irak-Iran, Irak masih merupakan pusat peristiwa dunia, persis seperti keadaannya di bawah bangsa Akkadia 2.400 tahun yang lalu. Namun, negara tersebut kini menghadapi tantangan terbesar sejak negara itu menjadi negara modern pada tahun 1920.

Revolusi Islam Iran tidak hanya mengancam pemerintah Baath, melainkan juga mengancam konsep nasionalisme, sosialisme, dan sekularisme Arab, yang telah dirintis oleh Irak.

Kesadaran bahwa kekalahan negeri ini oleh Iran bakal mengubah peta politik Teluk Persia, Timur Tengah, dan Laut Tengah bagian timur telah memacu Irak dan sekutu-sekutu Arabnya untuk bertahan terus terhadap tantangan revolusi Islam Iran.

Diulas oleh:
ROBERT W. OLSON, Universitas Kentucky
Editor: Sejarah Negara Com

Pos terkait