Namibia negara objek sengketa Afrika Selatan dan PBB

Wilayah Namibia (Afrika Barat daya) merupakan objek sengketa antara Afrika Selatan dan PBB. Afrika Selatan diberi kekuasaan atas wilayah itu berdasarkan mandat Liga Bangsa-Bangsa pada akhir Perang Dunia I. Akan tetapi, pada tahun 1966 PBB yang menyatakan bahwa politik apartheid (pemisahan rasial) Afrika Selatan itu melanggar mandat tersebut, memutuskan untuk mengakhiri pemerintahan Afrika Selatan.

Pada tahun 1968 PBB mengubah nama wilayah tersebut menjadi Namibia dan berupaya untuk mengklaimnya sebagai wilayah perwakilan. Afrika Selatan menantang tindakan itu dan bersikeras mempertahankan kekuasaannya. Akan tetapi, akhir-akhir ini telah terdapat petunjuk bahwa Afrika Selatan mungkin sepakat untuk akhirnya memberi kemerdekaan kepada Namibia.

Peta wilayah Namibia

Selengkapnya kunjungi Peta Namibia atau di google map

Geografi Namibia

Namibia terbentang sejauh kira-kira 1.600 km di sepanjang pesisir Atlantik di Afrika bagian selatan. Wilayah lahannya adalah 823.620 km2. Wilayah tersebut mencakup daerah di luar perbatasannya, yakni Teluk Walvis, yang merupakan bagian dari Propinsi Cape Afrika Selatan, tetapi diperintah sebagai bagian terpadu Namibia.

Ke dalam wilayah tersebut juga tercakup suatu jalur lahan di sudut paling timurlaut negeri ini yang disebut Jalur Kaprivi. Daerah ini terbentang sekitar 480 km sampai ke Sungai Zambezi dan pada titik terlebarnya berukuran 97 km. Pemerintahan atas jalur lahan yang sempit ini diambil oleh Afrika Selatan pada tahun 1939.

Suatu kawasan dataran tinggi membujur dari utara ke selatan menembus jantung negeri ini. Tepat di sebelah utara Windhoek, ibu kota Namibia, dataran tinggi tersebut berbaur menjadi Perbukitan Kaokoveld. Brandberg (2.606 m), sebuah puncak gunung yang terpencil di barisan Kaokoveld, merupakan titik tertinggi di wilayah tersebut.

Di sebelah barat dataran tinggi itu terletak Gurun Namib yang mencakup seluruh pesisir barat negeri ini, sedangkan Gurun Kalahari mencakup lahan di sebelah tenggara dataran tinggi tersebut.

Gurun Namib di Namibia

Jajaran sungai di Namibia yang menyediakan persediaan air sepanjang tahun adalah Sungai Oranye yang mengalir di sepanjang perbatasan dengan Afrika Selatan, Sungai Cunene di ujung utara, serta Sungai Zambezi dan Okavango yang terletak di jalur Kaprivi. Sungai Ikan, sebuah anak Sungai Oranye, mengukir sebuah ngarai yang panjangnya kurang lebih 30 km dan dalamnya kira-kira 600 m.

Iklim

Pada umumnya Namibia beriklim sangat panas dan kering. Sebagian besar curahan terjadi di musim panas (Oktober sampai April). Akan tetapi, sering terjadi kekeringan bahkan di musim panas dan, walaupun hujan turun juga, curahnya demikian deras sehingga hanya sedikit air hujan yang merembes ke dalam tanah.

Kota Besar

Windhoek, ibu kotanya, merupakan poros jaringan angkutan di Namibia. Kota ini juga merupakan pusat perindustrian, perdagangan dan pendistribusian di negeri ini. Di ketiga bukit yang menghadap ke kota itu menjulang tiga buah puri besar yang dibangun dengan gaya abad pertengahan.

Ketiga puri dan jalan utamanya, yaitu Jalan Kaiser, mengingatkan kita kepada masa ketika negeri ini berstatus sebagai koloni Jerman pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20.

Liideritz, sebuah kota pelabuhan di pesisir Atlantik, merupakan kota wisata yang terkenal. Luderitz juga merupakan pusat perindustrian yang penting, terutama bagi pemrosesan udang karang dan makanan dari ikan.

Keetmanshoop terletak di jantung daerah pemeliharaan domba karakul di bagian tenggara wilayah ini. Di Keetmanshoop inilah terletak berbagai bengkel rekayasa perkeretaapian negeri ini.

Dua kota lainnya yang penting adalah Walvis Bay, bandar utama dan pusat pengalengan ikan, dan Swakopmund, suatu kawasan wisata di tepi pantai. Karena iklimnya yang nyaman, Swakopmund menjadi ibu kota Namibia setiap tahun selama musim kemarau yang panas dalam bulan Desember dan Januari.

Penduduk Namibia

Kebanyakan penduduk Namibia adalah keturunan orang Afrika hitam. Penduduk Namibia keturunan Eropa mencakup kelompok masyarakat Afrikaan dan mereka yang berdarah Jerman. Golongan minoritas lain yang penting adalah kelompok masyarakat kulit berwarna-yaitu mereka yang berdarah campuran.

Kelompok masyarakat Afrika terbesar, Ovambo, tinggal di sebuah suaka di sebelah utara di sepanjang perbatasan dengan Angola. Mereka bertani dan memelihara ternak. Cukup banyak orang Ovambo yang merupakan bagian terbesar dari angkatan kerja di berbagai tambang intan dan lahan pertanian serta lahan peternakan setempat yang dimiliki oleh orang Eropa.

Dua kelompok masyarakat Afrika lain yang penting adalah kelompok Damara dan kelompok Herero, keduanya kebanyakan menjadi peternak sapi. Kelompok Herero pada suatu masa pernah menjadi kelompok yang sangat besar dan berkuasa.

Akan tetapi, lebih dari kelompok masyarakat lain yang manapun di Namibia, mereka menentang pendudukan Jerman atas wilayah tersebut pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20 dan hampir dimusnahkan.

Para wanita Herero mengenakan pakaian seperti yang diajarkan oleh kaum misionaris Jerman pertama, yakni sorban, blus yang bagian atas lengannya menggembung, dan rok yang sangat lebar.

Kelompok masyarakat Bushman tinggal di wilayah gurun Namibia. Kelompok yang sangat menarik ini tetap mempertahankan cara hidup nomadik mereka yang masih primitif dan umumnya berkelana di Gurun Kalahari untuk mencari hewan, buah murbei, dan akar-akaran untuk dimakan. Mereka bertubuh pendek, dengan tinggi rata-rata 1,2 m. lebih sedikit.

Kelompok masyarakat Hotentot, atau yang juga disebut kelompok Nama, tinggal di beberapa suaka di bagian selatan negeri ini. Sebagian orang Nama bekerja di lahan pertanian dan peternakan atau di berbagai kota di dekat tempat tinggal mereka. Bersama-sama dengan kelompok Bushman, kelompok masyarakat ini disebut kelompok masyarakat Khoisan.

Pendidikan

Anak-anak Namibia yang berumur antara 7 dan 16 tahun diwajibkan bersekolah. Hampir seluruh penduduk dewasa Eropa telah melek huruf; kira-kira 4 di antara 10 penduduk Afrika dapat membaca dan menulis. Pendidikan akademi pasca sekolah menengah dibuka pada awal tahun 1980-an.

Bahasa

Bahasa Afrikaan (yakni suatu bahasa yang berinduk bahasa Belanda) dan bahasa Inggris merupakan bahasa utama negeri ini, tetapi bahasa Jerman banyak digunakan oleh para warga kelompok masyarakat Eropa. Kelompok masyarakat Afrika kebanyakan menggunakan bahasa tradisional mereka.

Agama

Semula kelompok masyarakat Afrika menganut agama tradisional. Kini kebanyakan penduduk Namibia yang berkulit hitam telah memeluk agama Kristen.

Ekonomi

Karena kondisi lahan yang gersang di bagian besar negara ini, kebanyakan penduduk Afrika hanya bercocok tanam untuk pangan sendiri dan menggembala ternak. Di sebelah selatan Windhoek lahannya demikian kering sehingga usaha tani hampir tidak mungkin dilakukan dan hanya dapat dimanfaatkan untuk menggembala kambing dan domba. Kulit domba karakul dari wilayah ini dijual untuk melengkapi pembuatan mantel bulu domba Persia.

Di sebelah utara Windhoek peternakan sapi menjadi semakin penting dan merupakan tulang punggung perekonomian. Di beberapa lembah tertentu lahan pertanian dicipta dengan memanfaatkan kincir angin yang memompa air dari bawah permukaan lahan yang kering itu.

Pemerintah sedang merencanakan pembangunan sebuah bendungan dan jaringan irigasi di Sungai Cunene untuk memantapkan sektor pertanian dan juga untuk menyediakan listrik tenaga air yang sangat dibutuhkan.

Intan yang merupakan komoditi ekspor utama Namibia terdapat di bawah lapisan pasir Gurun Namib. Di lepas pantai, intan ditambang dengan menggunakan semacam mesin penyedot yang dipakai di laut untuk menyedot intan dari dasar lautan. Sebagian besar intan itu berkualitas batu mulia. Mineral penting lainnya yang terdapat di Afrika baratdaya adalah timbel, seng, dan tembaga.

Perikanan merupakan salah satu industri utama. Ikan, terutama pilchard dan udang karang diproses di berbagai pabrik pengalengan di Teluk Walvis dan Liideritz untuk diekspor.

Sejarah dan Pemerintahan Namibia

Pada zaman purba kelompok Bushman dan Hotentot hidup di wilayah yang sekarang disebut Namibia Selama berabad-abad kelompok masyarakat Afrika lainnya memasuki wilayah tersebut.

Orang Eropa pertama yang mengunjungi wilayah tersebut adalah seorang pelaut Portugis, Diogo Cao, yang mendarat di pesisir berpasir di Afrika bagian baratdaya pada tahun 1484.

Selama berabad-abad berikutnya, kaum misi dan para saudagar dari Eropa mulai tiba di kawasan tersebut. Pada tahun 1884 Jerman menyatakan wilayah itu sebagai suatu protektorat Kawasan tersebut sedikit demi sedikit diperluas dan pada tahun 1892 terbentuklah koloni Afrika Baratdaya Jerman.

Tahun 1915, menjelang Perang Dunia 1 pecah, pasukan Jerman dipaksa menyerahkan wilayah itu kepada pasukan penyerang Afrika Selatan. Tahun 1920 wilayah itu dijadikan mandat Liga Bangsa-Bangsa di bawah pemerintahan Afrika Selatan.

Pada 1966 Perserikatan Bangsa-Bangsa memutuskan mencabut mandat itu dan mengganti namanya menjadi Namibia, tetapi Afrika Selatan tetap mempertahankan kekuasaannya.

Tahun 1975 Afrika Selatan sepakat untuk mempersiapkan kemerdekaan Namibia. Dua partai muncul, yakni SWAPO (Organisasi Rakyat Afrika Baratdaya), yang . dipimpin oleh para gerilyawan .yang dipersenjatai oleh Uni Soviet dan Kuba, dan Democratic Turnhalle Alliance, yaitu suatu koalisi kulit hitam dan kulit putih yang didukung oleh Afrika Selatan.

Pada Desember 1988, Afrika Selatan bersedia melepaskan Namibia sebagai bagian perjanjian damai untuk penarikan tentara Kuba dari Angola. SWAPO memenangkan mayoritas kursi untuk majelis konstituante pada November 1989, dan pemimpin SWAPO Sam Nujoma menjadi presiden pertama negeri itu.

Setelah menyusun undang-undang dasar yang paling demokratis di Afrika, majelis konstituante itu mengubah dirinya menjadi majelis rendah perwakilan rakyat. Majelis tingginya dibentuk kemudian pada 1993.

Diulas oleh:
HUGH C. BROOKS, Direktur Pusat Studi Afrika, Universitas St. John
Editor: Sejarah Negara Com

Pos terkait