2 jenis pakaian adat Gorontalo lengkap penjelasannya

Pakaian Adat Gorontalo – Suku Gorontalo adalah suatu suku yang mendiami hampir di seluruh wilayah provinsi Gorontalo, Indonesia bahkan hingga ke provinsi tetangganya, yaitu Sulawesi Utara, dan telah dikenal mempunyai kebudayaan yang sudah maju sejak masa silam.

Sebagai salah satu bukti dari peninggalan kebudayaan masyarakat Gorontalo adalah pakaian tradisional Gorontalo yang bernama Mukuta dan Biliu yang unik. Berikut ini ulasannya lengkap dengan nama, gambar, penjelasan makna dan filosofisnya.

Bacaan Lainnya

Apakah nama pakaian adat Gorontalo? Agar lebih jelas, berikut penjelasannya.

Baca juga: Pakaian adat Maluku

1. Pakaian adat Pengantin Gorontalo

Mukuta dan Biliu adalah sepasang pakaian adat Gorontalo yang umumnya hanya dikenakan pada saat upacara perkawinan. Mukuta dikenakan oleh mempelai pria dan Biliu dikenakan oleh mempelai wanita.

Pakaian Adat Gorontalo 2018

Mukuta dan Biliu sendiri disusun atas kain berwarna kuning keemasan persis seperti ditampilkan pada gambar di atas, selain pula ada yang berwarna ungu dan hijau.

Penggunaan pakaian tersebut akan dilengkapi dengan beragam pernik dan aksesoris seperti penutup kepala, ikat pinggang, terompah, dan lain sebagainya dengan sebutan khusus.

Perlengkapan Pakaian Biliu untuk Pengantin Wanita

Mempelai wanita, selain menggunakan baju kurung dan bawahan kuning juga mengenakan beberapa aksesoris sebagai pelengkap pakaian adat Gorontalo yang dikenakan. Aksesoris tersebut antara lain:

  • Baya Lo Boute yaitu ikat kepala yang dipakai khusus untuk rambut mempelai perempuan. Ikat kepala ini menggambarkan yang merupakan simbol bahwa mempelai wanita sebentar lagi akan diikat dengan tali pernikahan dan memasuki dunia baru dengan hak dan kewajibannya sebagai seorang istri.
  • Tuhi-tuhi yaitu gafah berjumlah tujuh yang merupakan simbol adanya tujuh kerajaan besar yang saling menjalin persahabatan dalam suku Gorontalo. Ke-7 kerajaan ini antara Gorontalo dan Limboto, Hulontalo, Tuwawa, Bulonga, Limutu, dan Atingola.
  • Lai-lai yaitu bulu burung atau unggas dengan warna putih. Bulu tersebut diletakan tepat di atas ubun-ubun yang melambangkan kesucian, budi luhur dan keberanian.
  • Buohu Wulu Wawu Dehu yaitu kalung keemasan yang dilingkarkan pada leher. Untaian kalung menggambarkan ikatan kekeluargaan yang terjalin erat antara keluarga mempelai pria dan wanita.
  • Kecubu atau biasanya juga dinamakan lotidu yaitu kain yang berhias pernik khas yang dilekatkan pada dada mempelai perempuan. Kecubu menjadi gambaran bahwa mempelai perempuan harus kuat menghadapi segala rintangan dalam bahtera berumah tangga.
  • Etango yaitu ikat pinggang dengan motif yang sama sebagaimana kecubu. Ikat pinggang tersebut merupakan lambang bahwa sebagai istri, mempelai wanita harus mempunyai sikap yang sederhana, dan meninggalkan makanan yang tidak halal.
  • Pateda yaitu gelang keemasan yang dengan cukup lebar. Gelang tersebut mempunyai makna bahwa sebagai seorang istri, wanita harus bisa menjaga diri untuk tidak melakukan tindakan tidak terpuji baik sesuai hukum agama, hukum negara, maupun hukum adat.
  • Luobu adalah hiasan pakaian tradisional Gorontalo dengan bentuk kuku keemasan yang dipakai hanya pada jari kelingking dan jari manis dari ke-2 belah tangan kiri dan kanan. Luobu tersebut melambangkan wanita harus mempunyai ketelitian dalam mengerjakan segala hal.
Baju adat Gorontalo 2018
Baju adat Gorontalo 2018

Baca juga: Pakaian adat Maluku Utara

Perlengkapan Pakaian Mukuta untuk Mempelai

Perlengkapan pakaian adat Gorontalo untuk pria cenderung lebih sedikit dibanding wanita. Beberapa perlengkapan ini antara lain:

  • Tudung makuta yaitu sebuah hiasan tutup kepala dengan bentuk yang unik mirip bulu unggas, menjulang tinggi ke atas lalu terkulai ke belakang. Tudung yang juga dinamakan laapia-bantali-sibii tersebut mempunyai nilai filosofi bahwa sebagai seorang suami, harus mempunyai kedudukan yang tinggi selaku pemimpin tetapi tetap harus bersikap lemah lembut sebagaimana halnya bulu unggas.
  • Bako yaitu sebuah kalung pelengkap pakaian tradisional Gorontalo yang bentuknya sama sebagaimana yang dipakai mempelai wanita. Kalung tersebut mempunyai makna filosofi terhadap ikatan kekeluargaan antara keluarga ke-2 keluarga mempelai.
  • Pasimeni adalah sebuah hiasan busana yang merupakan simbol keluarga yang harmonis dan damai.
Pakaian adat Gorontalo
Pakaian adat Gorontalo

Baca juga: Pakaian adat Kalimantan Utara

2. Pakaian Upacara Adat Gorontalo

Selain busana adat Biliu dan Mukuta, Gorontalo juga mempunyai pakaian tradisional yang untuk keperluan upacara adat tertentu. Pakaian adat Gorontalo ini dari bentuknya dapat dikatakan hampir serupa dengan busana pengantin tetapi tidak memakai aksesoris khusus.   Sedangkan yang membedakannya yaitu dari warnanya. Pakaian ini ada yang berwarna merah, kuning emas, ungu, dan hijau. Tiap-tiap warna mempunyai nilai filosofis sebagaimana penjelasan berikut ini.

  • Warna merah menyimbolkan rasa keberanian dan tanggung jawab,
  • Warna hijau menyimbolkan kesejahteraan,kesuburan, dan kedamaian,
  • Warna kuning emas menyimbolkan kesetiaan dan kejujuran, dan
  • Warna ungu menyimbolkan kewibawaan.

Pakaian adat pengantin

Pakaian adat kartun

Demikian pembahasan tentang Pakaian Adat Gorontalo lengkap Filosofisnya, semoga menambah wawasan kita akan kekayaan budaya tanah air kita khususnya pakaian adat.

Kunjungi pakaian adat lainnya

Pos terkait