Pemberontakan MMC, PRRI dan Permesta

Pemberontakan MMC, PRRI dan Permesta – Disamping pemberontakan yang digerakkan oleh DI/TII dan sisa-sisa kolonial, Indonesia yang baru saja mengatasi persoalan perjuangan dengan Belanda, masih banyak menghadapi gangguan keamanan yang ditimbulkan oleh berbagai kelompok yang timbul di dalam negeri sendiri. Gangguan tersebut adalah:

Pemberontakan MMC

Di Jawa Tengah terdapat gerombolan yang menamakan dirinya Merapi Merbabu Complex (MMC). Gerombolan ini terdiri dari orang-orang yang kecewa terhadap pemerintahan RI dan penjahat.

Bacaan Lainnya

Mereka mengadakan pengacauan dan penggarongan, sehingga menimbulkan korban dan mengganggu kelancaran ekonomi.

Baca juga: Pemberontakan APRA, Andi Azis dan RMS

Oleh karena itu, pemerintah segera bertindak. Berkat keuletan TNI MMC pun dapat ditumpas. Berdirinya Dewan-dewan Akhir tahun 1956 beberapa penglima di daerah membentuk dewan-dewan, yaitu:

  • Dewan Banteng, di Sumatera Barat dipimpin Letkol Ahmad Husein.
  • Dewan Gajah, di Medan dipimpin Kolonel Simbolon.
  • Dewan Garuda, di Palembang dipimpin Letkol Barlian.
  • Dewan Manguni, di Manado dipimpin oleh Letkol Vence Sumual.

Dewan-dewan itu membuat kekacauan dan mendukung gerakan pemisahan diri (Sparatisme) dari wilayah RI.

Peta operasi pemberontakan PRRI dan Permesta
Peta operasi pemberontakan PRRI dan Permesta

Pemberontakan PRRI

Ahmad Husein yang mendirikan Dewan Banteng tersebut, kemudian pada tanggal 15 Pebruari 1958 mengumumkan berdirinya Pemerintah Revolusioner Republik Indonesia atau di singkat PRRI, dengan Syarifuddin Prawiranegara sebagai Perdana menterinya.

Untuk mengatasinya TNI mengadakan operasi gabungan Angkatan Darat, Angkatan Laut dan Angkatan Udara yang disebut Operasi 17 Agustus. Operasi ini dipimpin oleh Kolonel Akhmad Yani. Pada pertengahan tahun 1958 pemberontakan PRRI dapat ditumpas.

Baca juga: Sejarah pemberontakan PRRI dan Permesta

Pemberontakan Permesta

Kolonel Vence Sumual dari Dewan Manguni menlancarkan pemberontakan di Sulawesi Utara. Gerakannya disebut Perjuangan Rakyat Semesta (Permesta). Pemberontak ini mendapat bantuan dari lar negeri. Pope seorang penerbang Amerika Serikat telah menyerang kota Ambon dari udara.

Pemerintah segera ambil tindakan dengan melancarkan operasi militer yang diberi nama Operasi Merdeka. Operasi ini dipimpin oleh Letkol Rukminto Hendraningrat. Bulan Agustus 1958 pemberontakan Permesta dapat dilumpuhkan.

Baca juga: Pemberontakan PKI setelah Indonesia merdeka

Apa yang dimaksud Operasi Merapi?

Operasi Merapi adalah sebuah komando yang dibentuk tanggal 1 Oktober 1965, dipimpin oleh Sarwo Edhie dengan tujuan untuk menumpas para perwira yang pro PKI, yaitu: Kolonel Sahirman, Maryono dan Kapten Sukarno. 30 Desember 1965, mereka baru ditarik lagi dari Jateng ke Jakarta

Apa yang dimaksud Operasi Trisula?

Operasi Trisula adalah operasi yang dilaksanakan oleh Tentara Nasional Indonesia dalam rangka menumpas sisa-sisa Gerakan 30 Septembar 1965 PKI yang melarikan diri di daerah Blitar Selatan. Daerah Blitar Selatan ini sangat strategis sebagai tempat persembunyian dan berkumpulnya gembong-gembong PKI, karena daerah tersebut berupa tebing-tebing yang curam dan perbukitan yang sulit untuk dijangkau oleh pasukan darat. Untuk melaksanakan operasi tersebut Panglima Komando Daerah Militer VIII/Brawijaya membentuk Komando Satuan Tugas Operasi yang bernama Satgas Trisula pada tanggal 25 Mei 1968 dengan daerah operasi Blitar Selatan, Malang Selatan dan Tulungagung dengan tujuan untuk menumpas sisa-sisa pemberontakan G30S/PKI. (Wikipedia)

Apa penyebab pemberontakan PRRI dan Permesta

Pemberontakan PRRI/Permesta berawal dari konflik internal Angkatan Darat (AD). Kekecewaan atas minimnya kesejahteraan anggota AD di daerah berujung pada tuntutan otonomi daerah serta upaya melepaskan diri dari Pemerintahan Republik Indonesia.

Siapa Kolonel Sahirman?

Kolonel Sahirman adalah pimpinan Dewan Revolusi PKI Jawa Tengah yang sebelumnya menjabat sebagai Asisten 1 Intelijen Kodam VII/Diponegoro (sekarang Kodam IV Diponegoro).

Apa itu RPKAD?

RPKAD adalah usaha Indonesia untuk menciptakan sebuah unit pasukan khusus (yang kemudian akan menjadi Kopassus) dan pengangkatan Sarwo Edhie sebagai komandan unit elit ini berkat Ahmad Yani.

Pos terkait