2 faktor pendorong Nasionalisme di Indonesia

Faktor pendorong Nasionalisme – Sejak abad ke-19 dan awal abad ke-20 telah muncul benih-benih nasionalisme pada bangsa Indonesia. Nasionalisme berasal dari kata nation yang berarti bangsa. Nasionalisme adalah paham yang mengajak setiap bangsa untuk bersatu dan memiliki rasa kesetiaan mendalam terhadap bangsa dan negara.

Nasionalisme dapat diartikan sebagai semangat kebangsaan, cinta bangsa dan tanah air. Timbulnya nasionalisme ini dikarenakan adanya persamaan nasib, budaya, wilayah, tujuan, dan cita-cita. Nasionalisme di Asia dan Afrika merupakan gerakan yang menentang imperialisme dan kolonialisme Barat. Baca kembali Gerakan nasionalis bangsa Asia-Afrika.

Bacaan Lainnya

Munculnya gerakan nasionalisme di Indonesia didorong oleh faktor dari dalam negeri (intern) dan dari luar negeri (ekstern), yaitu sebagai berikut:

Faktor lahirnya nasionalisme intern (dalam negeri)

Faktor-faktor dari dalam negeri yang menyebabkan lahir dan berkembangnya nasionalisme Indonesia adalah sebagai berikut:

  • Kejayaan masa lalu.
  • Penderitaan dan kesengsaraan akibat imperialisme.
  • Munculnya golongan terpelajar.
  • Kemajuan dalam bidang politik, sosial-ekonomi, dan kebudayaan.

Faktor lahirnya nasionalisme ekstern (luar negeri)

Faktor lahirnya nasionalisme Indonesia juga didorong oleh faktor-faktor dari luar, yaitu sebagai berikut:

1. Kemenangan Jepang terhadap Rusia (1905)

Kemenangan Jepang dalam Perang Rusia-Jepang tahun 1904-1905 telah berhasil menyadarkan bangsa-bangsa di dunia akan kemampuan diri. Bangsa-bangsa Eropa yang telah berabad-abad dianggap sebagai bangsa yang tidak terkalahkan ternyata dapat dikalahkan.

Kemenangan Jepang tersebut berhasil menggugah kesadaran bangsa-bangsa Asia untuk melawan penjajah bangsa-bangsa Eropa.

2. Nasionalisme Turki (1908)

Gerakan ini dipimpin oleh Mustafa Kemal Pasha yang menuntut adanya pembaharuan dan modernisasi di berbagai sektor kehidupan masyarakat. Berikut sebab-sebab timbulnya nasionalisme Turki.

  • Kekuasaan Turki Usmania yang semakin merosot.
  • Adanya pengaruh Revolusi Prancis.
  • Timbulnya kaum terpelajar yang berpaham modern.
  • Adanya kegiatan bangsa Barat yang semakin gencar untuk merebut daerah-daerah jajahan Turki dan siap menghancurkan Turki.

Baca selengkapnya tentang Masa kebangkitan Turki

3. Gerakan Nasionalis Rakyat Cina

Munculnya nasionalisme di Cina disebabkan oleh hal-hal sebagai berikut:

  • Pemerintahan Dinasti Manchu dianggap kolot dan bobrok dengan berbagai korupsi dan pemborosan.
  • Kekalahan Cina dalam Perang Cina-Jepang I.
  • Lenyapnya kepercayaan rakyat Cina terhadap dinasti Manchu.
  • Munculnya kaum intelektual Cina.

Gerakan nasionalisme di Cina dipimpin oleh Dr. Sun Yat Sen. Adapun dasar perjuangan yang dikemukakan Dr. Sun Yat Sen adalah San Min Chu I, yang terdiri sebagai berikut:

  • Republik Cina adalah suatu negara nasional Cina.
  • Pemerintahan Cina disusun atas dasar demokrasi atau kedaulatan berada di tangan rakyat.
  • Pemerintah Cina mengutamakan kesejahteraan sosial bagi rakyatnya.

Dr. Sun Yat Sen berhasil menggulingkan pemerintahan dinasti Manchu dan menjadikan negeri Cina kembali menjadi negara merdeka. Baca kembali sejarah Masa kebangkitan Cina

4. Pergerakan Nasionalisme Mesir

Kebangkitan nasionalisme Mesir ditandai dengan pemberontakan Arabi Pasha tahun 1881 – 1882. Pada awalnya gerakan ini anti asing (Inggris, Prancis, dan Turki), namun akhirnya menjadi gerakan untuk menuntut perubahan sistem pemerintahan. Sebab-sebab munculnya nasionalisme Mesir adalah sebagai berikut:

  • Adanya gerakan Wahabi, semula merupakan gerakan agama yang kemudian membentuk pemerintahan.
  • Adanya pengaruh revolusi Prancis.
  • Munculnya kaum intelektual yang berpaham modern.
  • Adanya gerakan pan-Arab yang menganjurkan persatuan semua bangsa Arab untuk mencapai kemerdekaan bangsanya.

Baca selengkapnya sejarah Masa kebangkitan Mesir

5. Pergerakan kebangsaan India

Sebab munculnya nasionalisme India adalah sebagai berikut:

  • Perbaikan nasib rakyat oleh pemerintah Inggris tidak kunjung datang.
  • Hanya orang-orang Inggris yang duduk di pemerintahan.
  • Kebudayaan Barat dipaksakan oleh Inggris.
  • Munculnya kaum terpelajar yang telah mengenyam pendidikan Barat.
  • Pemberian status dominian untuk Kanada tahun 1867.

Pergerakan nasional di India diwarnai oleh berbagai perkumpulan kaum terpelajar India. Pergerakan tersebut seperti:

  • All Indian National Congres tahun 1885 merupakan majelis tempat para wakil rakyat India berjuang mendapatkan kemerdekaan.
  • Liga Muslim League.
  • Santiniketan (daerah tempat sekolah filosofi dan cinta bangsa) yang didirikan oleh Rabindranath Tagore.
  • Gerakan nasionalisme bidang keagamaan, seperti Brahma Samad dan Rama Krisna.

Mahandas Karamchad Gandi atau yang lebih dikenal dengan Mahatma Gandhi adalah Bapak Kemerdekaan India. Mahatma Gandhi mencetuskan dasar perjuangan rakyat India, yang antara lain sebagai berikut :

  • Ahimsa (dilarang memb*n*h), merupakan gerakan anti peperangan.
  • Hartal, merupakan suatu gerakan rakyat India dalam bentuk aksi yang tidak berbuat apapun walau mereka tetap masuk kantor dan pabrik.
  • Swadesi, merupakan suatu gerakan rakyat India untuk memakai barang-barang buatan negeri sendiri.

Baca selengkapnya tentang ini di Masa kebangkitan India

Munculnya pergerakan nasional di India telah berdampak pada munculnya pergerakan di Indonesia. Pengaruh tersebut terlihat antara lain dari gerakan swadesi Mahatma Gandhi yang telah mengilhami Partindo menerapkan gerakan ini.

6. Nasionalisme di Filipina

Lahirnya nasionalisme di Filipina dipelopori oleh:

  • Dr. Joze Rizal seorang pendiri Liga Filipina,
  • Andreas Bonafasio seorang pendiri organisasi Katipunan, dan
  • Emilio Aquinaldo.

Nasionalisme yang muncul di Filipina ini memberikan inspirasi bagi pergerakan Nasional Indonesia untuk melawan penjajah bangsa Barat.

7. Masuknya paham-paham baru

Setelah terjadinya berbagai peristiwa penting di Eropa, muncul paham-paham baru seperti liberalisme, demokrasi, dan nasionalisme. Adanya hubungan antara Asia dan Eropa menyebabkan paham-paham tersebut menyebar dari Eropa ke Asia, termasuk Indonesia. Paham baru tersebut mengembangkan semangat nasionalisme bangsa-bangsa Asia termasuk Indonesia.

Liberalisme

Liberalisme adalah suatu paham yang menghendaki adanya kebebasan individu dalam segala bidang. Paham ini pertama kali dikobarkan oleh kaum borjuis Prancis pada abad ke-18.

Mereka mengajak rakyat menentang kekuasaan raja dan kaum bangsawan untuk mendapatkan kebebasan berpolitik, berusaha dan beragama.

Melalui kekuasaan Napoleon, paham liberalisme disebarluaskan ke negara-negara Eropa dan seluruh dunia dengan melalui semboyan liberte, egalite, fraternite (kebebasan, kesetaraan, persaudaraan).

Di Indonesia liberalisme diperkenalkan oleh orang-orang Belanda yang mendukung perjuangan bangsa Indonesia. Orang-orang Belanda ini melihat banyak terjadi penyimpangan-penyimpangan, seperti dengan diluar batas-batas perikemanusiaan. Paham ini dikembangkan oleh organisasi-organisasi politik di Indonesia seperti Indische Partij.

Sosialisme

Sosialisme adalah paham yang menghendaki segala sesuatu diatur bersama dan hasilnya dinikmati bersama-sama. Sosialisme menghendaki kemakmuran bersama. Sosialisme baru muncul di Eropa pada abad ke-19 akibat revolusi industri.

Ada dua macam sosialisme, yaitu:

a. Sosialisme utopis, masyarakat baru yang ideal. Tokoh-tokoh yang mengemukakannya adalah Saint Simon, Charles Fourier, dan Robert Owen yang tergugah oleh kesengsaraan rakyat terutama kaum buruh akibat dari revolusi industri. Baca selengkapnya: Dampak perkembangan revolusi industri.

b. Sosialisme ilmiah, dicetuskan oleh Karl Marx dan dikenal dengan nama marxisme.

Demokrasi

Demokrasi berasal dari bahasa Yunani, demos (rakyat) dan kratien (pemerintahan). Demokrasi berarti pemerintahan dari, oleh dan untuk rakyat. Pemerintahan demokrasi dianjurkan oleh Jean Jacques Rousseau dalam bukunya “Du Contract Social”.

Sistem demokrasi pada masa pergerakan nasional tidak mungkin dilaksanakan. Hal ini disebabkan karena bangsa Indonesia masih berada dibawah penjajahan Belanda. Belanda tidak mungkin menerapkan sistem demokrasi di Indonesia, karena hal itu akan merugikan kekuasaan pemerintahan kolonial Belanda.

Sistem demokrasi baru dapat dilaksanakan di Indonesia setelah Indonesia merdeka. Sistem ini dilaksanakan di indonesia dengan nama Demokrasi Pancasila.

Pos terkait