Sejarah penduduk negara Afghanistan

Penyebaran penduduk negara Afghanistan tidak merata. Penduduk kota mencapai sekitar 18,5%, mayoritas berkembang di daerah yang memanjang dari Kabul ke Kandahar, Herat, dan Mazar-i-Sharif. Kota terbesar negara Afghanistan adalah ibu kota Kabul, yang telah berkembang dari sebuah kota kecil suku Pushtun menjadi sebuah kota modern, tetapi hanya berpenduduk 750.000 jiwa (tahun 1980-an).

Bendera Negara Afghanistan
Bendera Negara Afghanistan

Penduduk daerah pedesaan terpusat terutama di sekitar sungai. Daerah pegunungan dan gurun jarang penduduknya, bahkan ada yang tidak berpenduduk sama sekali, sedangkan lembah-lembah besar seperti lembah S. Harirud dan lembah Kunduz umumnya berpenduduk padat. Kawasan yang paling padat penduduknya adalah kawasan diantara Kabul dan Charikar.

Sama seperti di beberapa daerah Indonesia, kehidupan penduduk pedesaan di Afghanistan relatif monoton dan hanya diselingi oleh peristiwa-peristiwa yang penting dalam siklus hidup manusia, seperti kelahiran, perkawinan, dan kematian.

Masyarakat desa dibangun di sekitar keluarga, yang terdiri dari beberapa rumah tangga yang masih berkerabat satu sama lain dan dikepalai oleh anggota tertua, yang berkuasa penuh atas semua rumah tangga anggota.

Setiap desa di Afghanistan memiliki seorang kepala yang disebut malik atau sirdar, dan seorang yang bertugas sebagai pembagi air. Banyak anak-anak yang tidak disekolahkan kala itu, mereka hanya dididik untuk patuh kepada orang tua dan disuruh menggembalakan ternak, seperti biri-biri dan kambing.

Sebagian kecil penduduk Afghanistan masih bertahan hidup mengembara (nomad). Mereka berpindah-pindah menurut musim dengan menggunakan unta sebagai pengangkut barang.

Keluarga-keluarga yang masih berkerabat dekat biasanya berkelompok dan mendirikan tenda di satu tempat, sehingga terbentuklah satu kamp. Kehidupan berpindah-pindah ini dapat dikatakan sangat sederhana dan keras, sehingga angka kematian bayi tergolong tinggi.

Kelompok etnis

Orang Afghanistan asli adalah suku bangsa Pushtun, yang mencapai 52% dari seluruh penduduk negara Afghanistan (1983). Nenek moyang dari kelompok ini mungkin masuk ke lembah Sungai Indus tidak lama sebelum Tarikh Masehi.

Dalam abad ke-11 dan 12, mereka menyebar dari pegunungan Sulaiman ke arah Peshawar dan Kabul. Orang Pushtun umumnya berbicara dalam bahasa Pushtu, yang berkerabat dengan dengan bahasa Persia.

Mereka hidup sebagai pegawai di kota, petani di desa, atau penggembala yang berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat lain. Mereka terutama terpusat di Propinsi Nangrahar dan Propinsi Pakhtya, tetapi banyak juga yang hidup di Propinsi Kandahar dan Propinsi Herat, yang lainnya menetap di sebelah utara Pegunungan HIndu-Kush.

Kelompok etnis terbesar kedua di Afghanistan adalah orang Tadzik, yaitu berjumlah sekitar 20% dari seluruh penduduk Afghanistan (1983). Kelompok yang berasal dari dari Iran ini menggunakan bahasa Persia seperti yang dipakai diIran Timur. Kelompok ini umumnya hidup di desa-desa sebagai petani, tetapi ada juga yang menjadi pedagang, tukang, dan lain-lain.

Sebagian besar orang Tadzik tinggal di Propinsi Kabul dan Herat. Orang Tadzik pegunungan terdapat di sebelah utara Pegunungan Hindu-Kush, dan yang lain hidup di sepanjang daerah perbatasan dengan Iran.

Di Afghanistan telah lama hidup sejumlah bangsa Turki (Turki-Mongol) yang terdiri dari beberapa kelompok. Orang Uzbek yang penampilannya lebih mirip orang Mongol daripada orang Turki, hidup di seberang lengkungan utara Afghanistan dengan jumlah kurang lebih 9% dari seluruh penduduk.

Kelompok ini berbahasa Turki dan menetap di desa-desa sebagai petani dan pedagang. Di barat laut terdapat sekitar 331.000 orang Turkoman (1983) yang hidup beternak biri-biri dan bertani. Suatu kelompok Turki-Mongol lain hidup di wilayah Wakhan, yaitu orang Kirghiz, yang berjumlah sekitar 30.000 jiwa.

Kelompok etnis terbesar keempat adalah orang Hazara (sekitar 1.4 juta). Mereka dianggap sebagai keturunan orang Mongol, yang masuk ke negeri ini antara abad ke-13 dan ke-15. Mereka berbicara dalam dialek Persia (dengan banyak kata Turki).. Sebagian besar dari mereka hidup di Hazarajat, Afghanistan Tengah.

Di Afghanistan barat hidup beberapa suku bangsa yang seluruhnya berjumlah sekitar 480.000 jiwa (1983). Kelompok ini lazim disebut orang Chahar Aimak, yang terdiri dari lima suku bangsa, yaitu: Firuzkuhi, Taimani, Jamshidi, Taimuri, dan Hazara Barat. Tetapi sebenarnya kelompok ini juga mencakup orang Baluch, suatu suku bangsa yang hidup berpindah-pindah di bagian selatan.

Bahasa

Diantara semua bahasa yang digunakan di Afghanistan, bahasa yang lazim digunakan adalah bahasa dari Persia, yang menjadi bahasa ibu kota, bahasa pemerintahan, dan warisan budaya Afghanistan. Berdasarkan konstitusi tahun 1964, bahasa Pushtu dan bahasa dari Persia dijadikan bahasa resmi.

Agama

Hampir semua penduduk Afghanistan menganut agama Islam (99%), sebagian besar diantaranya menganut aliran Sunni, meskipun ada juga kelompok yang mayoritas menganut aliran Syiah, misalnya orang Hazare. Ajaran Islam tercermin dalam kehidupan masyarakat, serta memainkan peranan penting dalam bidang pendidikan, hukum, dan lain-lain.

Pendidikan

Dahulu, kunci pendidikan ada di tangan kaum Mullah, yang mengajar anak-anak desa membaca, dan mengaji Al Quran di sekolah-sekolah (maktab) yang biasanya diselenggarakan di masjid. Kini sekolah-sekolah seperti itu masih terus berjalan, tetapi sekolah modern juga didirikan.

Kendati demikian, 80% (1980) penduduk masih buta huruf, sekalipun wajib belajar sudah diberlakukan. Kurangnya sekolah sangat mencolok, terutama pada tingkat perguruan tinggi, di seluruh negeri ini hanya terdapat lima perguruan tinggi waktu itu.

Artikel Terkait

Pos terkait