Penduduk Badui Arab pra Islam mayoritas penyair

Penduduk Badui Arab pra Islam mayoritas penyair – Akibat peperangan yang terus-menerus, kebudayaan bangsa Arab tidak berkembang. Oleh karena itu, bahan-bahan sejarah Arab pra-Islam sangat langka didapatkan di dunia Arab sendiri. Ahmad Syalabi menyebutkan bahwa sejarah mereka hanya dapat diketahui dari masa kira-kira 150 tahun menjelang lahirnya agama Islam.

Pengetahuan tersebut diperoleh melalui syair-syair yang beredar di kalangan para perawi syair. Dengan begitulah sejarah dan sifat masyarakat Badui Arab dapat diketahui, antara lain bersemangat tinggi dalam mencari nafkah, sabar menghadapi kekerasan alam, dan juga dikenal sebagai masyarakat yang cinta kebebasan.

Bacaan Lainnya

Dengan kondisi alami yang seperti tidak pernah berubah itu, masyarakat Badui Arab pada dasarnya tetap berada dalam fitrahnya. Kemurnian terjaga, jauh lebih murni daripada bangsa-bangsa lain. Dasar-dasar kehidupan mereka mungkin dapat disejajarkan dengan bangsa-bangsa yang masih berada dalam taraf permulaan perkembangan budaya.

Baca juga: Awal mula suku Qurasy menguasai Mekah dan menjadi juru kunci Kabah

Bedanya dengan bangsa lain, hampir seluruh penduduk Badui adalah penyair. Lain halnya dengan penduduk negeri yang telah berbudaya dan mendiami pesisir Jazirah Arab, sejarah mereka dapat diketahui lebih jelas. Mereka selalu mengalami perubahan sesuai dengan perubahan situasi dan kondisi yang mengitarinya.

Mereka mampu membuat alat-alat dari besi, bahkan mendirikan kerajaan-kerajaan. Sampai kehadiran Nabi Muhammad SAW, kota-kota mereka masih merupakan kota-kota perniagaan dan memang Jazirah Arab ketika itu merupakan daerah yang terletak pada jalur perdagangan yang menghubungkan antara Syam dan Samudera India.

Sebagaimana masyarakat Badui, penduduk negeri ini juga mahir menggubah syair. Biasanya, syair-syair tersebut dibacakan di pasar-pasar, mungkin semacam pergelaran pembacaan syair, seperti di pasar Ukaz. Bahasa mereka kaya dengan ungkapan, tata bahasa dan kiasan.

Pos terkait