Penduduk Cina berperadaban praktis dan kuat

Penduduk Cina – Seperti apakah negeri Cina itu? Mungkin seperti itulah yang ada di benak kita. Entah disadari atau tidak, Cina sekarang adalah salah satu dari negara adikuasa meskipun hanya sedikit sekali bangsa Barat yang mengetahui seperti apakah Cina dan penduduknya.

Sebenarnya, Cina telah selalu menjadi negara adikuasa, baik karena wilayahnya yang sangat luas maupun karena penduduknya yang sangat banyak. Di antara dua sebab inilah kita akan membahas penduduknya, karena banyak negara lain juga luas wilayahnya, namun kini mereka telah lenyap.

Mengapa Cina mampu bertahan adalah karena penduduknya mampu membangun suatu peradaban yang praktis sehingga tidak mudah hancur. Peradaban ini tidaklah memiliki struktur yang ketat.

Penduduk Cina, di samping bukan termasuk orang yang mudah berubah, merupakan orang yang mampu menyesuaikan ketika tiba saatnya untuk berubah. Pada dasarnya, enduduk Cina adalah orang yang praktis.

Penduduk Cina

Kunjungi Peta Cina atau di google map

Mereka tidak terlalu terikat kepada adat-istiadat, atau tradisi, atau bahkan agama. Tatkala mereka melihat bahwa ada sesuatu yang tak beres, mereka segera mengubahnya.

Bahkan di zaman modern ini kita dapat melihat daya adaptasinya. Banyak orang mengira bahwa komunisme tidak akan terjadi di Cina karena tidak sesuai dengan cara hidup tradisional orang di negeri ini.

Namun, di awal abad ke-20, tampaklah semakin nyata bahwa di Cina harus terjadi beberapa perubahan karena cara-cara lama tidak lagi kompatible, maka perubahan pun terjadilah. Mungkin Cina tidak akan beralih menjadi komunis jika Sun Yat Sen, bapak pendiri Republik Cina, masih hidup. Silahkan baca Masa Kebangkitan Cina

Mengapa? Karena Sun sendiri menyatakan bahwa komunisme tidak akan sesuai bagi bangsanya. Namun, dia menerima bantuan dari Uni Soviet ketika itu hanya karena dia tidak bisa mendapatkan bantuan dari negara lain. Apa yang mungkin terjadi seandainya Sun tidak meninggal terlalu muda, pada tahun 1925, tak seorang pun tahu.

Pertanyaan kedua yang sering patut dilontarkan tentang Cina sekarang adalah apakah komunisme akan berlangsung lama. Jika komunisme dapat berhasil, ia akan bertahan lama. Sebaliknya, jika komunisme tidak berhasil, ia juga tidak akan bertahan lama.

Penduduk Cina orang Praktis

Karena penduduk Cina adalah orang yang praktis, mereka mungkin akan menerima hasil yang telah dicapai serta menolak kegagalannya. Komunisme tentunya akan meninggalkan banyak bekas di Cina, tetapi tak seorang pun tahu bagaimana bentuk akhir pemerintahannya nanti. Namun, pemerintahan itu pun tentu akan praktis pula.

Kualitas penduduk Cina lainnya yang banyak berhubungan dengan ketahanan hidup mereka yang lama adalah kebebasan mereka yang luar biasa dari pengaruh prasangka yang sempit. Mungkin bangsa Cina, di samping termasuk orang yang amat bangga atas kebesaran dan kejayaan budayanya, secara keseluruhan adalah lebih bebas dari prasangka daripada bangsa lain.

Misalnya, tidak pernah terdapat penyiksaan terhadap orang Yahudi di Cina. Dari waktu ke waktu, orang Yahudi tinggal di negeri ini baik sebagai pengusaha maupun sebagai pengungsi dari siksaan yang terjadi di mana-mana.

Tak seorang pun yang mencegah orang Yahudi masuk dan tinggal di sana. Bahkan ketika sinagoge Yahudi dua kali hancur oleh badai dan banjir, pemerintah Cina membangunnya kembali bagi mereka sebagai amal kebaikan.

Begitu pula, ketika negeri ini diserang oleh bangsa Mongol dan lalu oleh bangsa Manchu, penduduk Cina menerima para penakluk itu dengan tenang. Karena susunan pemerintahan mereka begitu sempurna, dan peradaban mereka pun sangat tinggi, maka para penakluk asing ini membolehkan Cina meneruskan pemerintahannya seperti sebelumnya.

Sebagai akibatnya, bangsa Cina lalu menyerap para penakluknya. Lima ratus tahun sebelum lahir Jesus Kristus, Kong Fu Cu, seorang filsuf dan guru Cina berkata, ”Semua yang berada di bawah langit adalah masih bersaudara”. Tanpa kehilangan kebanggaannya sebagai penduduk Cina, mereka menerima orang lain dengan penuh toleransi dan hormat jika orang itu memang pantas dihormati.

Unsur ketiga di dalam kehidupan penduduk Cina adalah insting mereka terhadap keyakinan demokrasi. Anda mungkin heran mengapa saya memakai istilah yang begitu mendasar pada pola pikir Barat. Hal ini karena terdapat akar demokratis yang sangat bagus di dalam kehidupan dan pemikiran orang Cina. Kita ambil contoh misalnya, bentuk pemerintahan Cina kuno.

Sejarah Cina, hingga terbentuknya Republik Cina pada tahun 1912, dapat dibagi menjadi 24 dinasti. Dinasti adalah lamanya waktu sebuah keluarga memegang kekuasaan kekaisaran. Dua puluh empat kali, penduduk Cina berganti-ganti keluarga kaisar baru. Dua di antaranya adalah dinasti Mongol dan Manchu yang berkuasa lewat kekuatan. Namun keluarga baru yang memerintah selalu muncul dari orang Cina sendiri.

Bagaimanakah dinasti ini dibentuk? Ketika sebuah keluarga yang sedang berkuasa menjadi lemah dan korup, sebagaimana yang telah dilakukan mereka semua cepat atau lambat, maka berbagai urusan negara akan berkembang dengan buruk sekali. Harga pun akan naik sehingga rakyat tidak dapat hidup dengan tenang.

Terdapat pepatah Cina kuno yang berbunyi, ”Apabila harga barang telah naik sehingga rakyat tak dapat membelinya, Tuhan pun akan menitahkan suatu perubahan penguasa.”

Dengan kata lain, dinasti baru pun muncullah. Tatkala dinasti baru ini menjadi tampak nyata, muncullah pemuda-pemuda yang ambisius masing-masing menggenggam senjata untuk membantunya. Pemuda-pemuda ini dan tentara akan saling baku hantam hingga akhirnya muncul si pemenang.

Dia lalu diakui sebagai kaisar pertama dari dinasti baru. Selama terjadi pertempuran, rakyat menunggu hingga lahirlah orang yang terbaik. Kadang-kadang, orang ini justru berasal dari keluarga sederhana, anak seorang petani, atau pemimpin kelompok perampok, atau seorang pendeta yang membangkang.

Namun, dia telah memenuhi syarat-syarat yang diperlukan, yaitu keperwiraan, keberanian, dan, khususnya, kepemimpinan. Meskipun dia adalah kaisar ”asal jadi” dengan jubah kekaisarannya yang baik dan meskipun pola tingkah lakunya mungkin tidaklah yang terbaik, dia membawa kehidupan dan energi yang segar ke dalam pemerintahan, sedangkan di sana banyak terdapat guru bagi anaknya serta penasehat bagi dirinya.

Bagaimanakah rakyat dapat hidup seperti biasanya sementara perjuangan berlangsung? Kenyataannya adalah bahwa mereka mampu berlaku demikian karena struktur masyarakatnya. Dua hal yang sangat penting di dalam struktur masyarakat ini adalah:

Pertama adalah administrasi pemerintahan Cina. Dalam setiap pemerintahan, administrasi pemerintahan ini terdiri atas para karyawan yang akan terus bekerja tidak perduli partai politik atau dinasti apa yang sedang berkuasa.

Penduduk Cina memiliki sistem administrasi pemerintahan yang demikian baiknya sehingga Inggris pun menirunya, dan karena Amerika meniru Inggris, berarti Amerika pun meniru Cina.

Administrasi pemerintahan Cina adalah demikian unik. Tak satu bangsa pun ketika itu yang telah menemukan cara yang begitu praktis untuk melahirkan orang-orang yang brilian. Cina mendapatkan putra-putra terbaiknya melalui berbagai ujian kekaisaran, yang diadakan sekali dalam 3 tahun.

Siapa saja dapat mencoba ujian itu, asalkan dia telah siap menghadapinya. Bahan ujiannya memang sangat sulit, meliputi semua jaringan peradaban Cina yang sangat kompleks dan hanya mereka yang berotak brilian saja yang dapat lulus.

Namun, peserta ujian boleh berasal dari segala lapisan masyarakat dan inilah unsur demokratisnya. Anak seorang pemangkas rambut desa, misalnya, dapat saja diperhatikan kebriliannya oleh penduduk di desanya, meskipun penduduk desa mungkin tidak dapat membaca dan menulis, tetapi apabila mereka menilai anak tersebut layak dididik untuk mengikuti ujian kekaisaran, mereka akan mengumpulkan uang dan menyekolahkannya.

Jika dia lulus ujian kekaisaran, lalu mendapatkan pekerjaan di pemerintahan, dia pun telah membawa harum seluruh desa asalnya. Dengan cara inilah, pemerintah Cina diperintah oleh orang-orang yang mampu.

Tentu saja di Cina pun terdapat korupsi karena setiap orang di mana saja memiliki kelemahan, tetapi metode mereka sangat bagus karena hal itu berarti bahwa pemerintah terus-menerus diperbaharui dan diperkokoh oleh seluruh rakyat, tidak hanya oleh si kaya ataupun si pintar.

Dengan administrasi pemerintahan yang demikian, periode pergantian dinasti tidak banyak mempengaruhi rakyat. Pemerintahan pun berjalan sebagaimana biasanya.

Unsur lain yang menstabilkan Cina adalah keluarga. AIih-alih membentuk jaringan kepolisian yang terinci, bangsa ini hanya menyuruh setiap keluarga bertanggung jawab terhadap setiap anggota keluarganya.

Keluarga berarti saudara, bukan hanya orang tua saja, melainkan termasuk paman, bibi, kakek, nenek, dan saudara sepupu yang telah jauh ikatannya. Seorang laki-laki (atau perempuan) tidak memiliki kesempatan untuk berperilaku menyimpang karena semua saudara mengawasinya.

Seluruh keluarga akan mengawasinya karena mereka harus memikul akibat kejahatan atau pelanggaran yang dilakukan anak tadi. Tanggung jawab tersebut begitu mendalamnya sehingga, jika seorang anak sudah tak dapat dikendalikan lagi, keluarganya harus membunuhnya.

Sang pengulas tulisan ini pernah menyaksikan peristiwa seperti itu sekali. Seorang ayah menembak anaknya sehingga seluruh keluarga, khususnya si ayah, bermuram durja karena kehilangan anak. Namun, tanggung jawab dan kontrol keluarga secara menyeluruh ini mengakibatkan masyarakat menjadi teratur dan berperilaku baik bahkan selama masa-masa peralihan dinasti.

Di kurun waktu kita, di Cina telah terjadi perubahan yang besar, suatu perubahan baru dalam seluruh sejarah Cina. Dinasti Manchu, dinasti kekaisaran terakhir, berakhir setelah terjadi suatu revolusi oleh pemuda-pemuda Cina, yang merasa bahwa pemerintahan lama sudah ketinggalan zaman.

Bentuk pemerintahan baru yang mereka pilih adalah republik yang mencontoh republik Amerika. Mereka memilih bentuk pemerintahan ini karena banyak di antara pemimpin mereka, termasuk Sun Yat Sen sendiri, belajar tentang dunia Barat di sekolah-sekolah misionaris Amerika.

Pada tahun 1912, mereka mendirikan Republik Cina dan selama 10 tahun mereka berusaha agar bentuk ini sesuai, tetapi gagal. Bentuk pemerintahan republik adalah hal yang baru bagi rakyat dan mereka tidak tahu bagaimana menjalankannya.

Uni Soviet lalu menawarkan bantuan kepada Sun Yat Sen dan, dalam keputusasaannya dia menerima bantuan tersebut. Namun, tatkala kaum komunis tiba di Cina, mereka tahu bahwa mereka tidak akan berhasil, kecuali jika mereka berhasil merusak sistem keluarga terlebih dahulu.

Hal ini berarti suatu perubahan yang mendalam karena pengaruh Kongfucuisme yang terfokus pada hubungan dan kepatuhan keluarga telah amat mendalam. Oleh karena itu, harus terdapat pemisahan fisik antar sesama anggota keluarga. Orang-orang tua harus dipisahkan dari orang muda, sedangkan anak-anak harus dipisahkan dari ayah-ibunya dan ditempatkan di suatu lembaga dan diajar tentang komunisme.

Dengan kemenangan komunis pada tahun 1949, proses pengkomunisan ini semakin dipacu. Kini di Cina banyak pemuda yang tak tahu sejarah mereka sedikitpun, kecuali dari sudut pandangan komunis dan juga mereka tidak tahu apa-apa tentang dunia luar.

Namun, kebajikan dan kebesaran lama Cina tidak akan lenyap dan bahwa peradaban yang telah berlangsung lebih dari 4.000 tahun tak dapat dihancurkan begitu saja dalam waktu kurang dari 50 tahun.

Ternyata kini terdapat tanda=tanda akan kebenaran pernyataan ini. Selama ”revolusi kebudayaan” ribuan pemuda, yang dikenal sebagai Pengawal Merah, mengambil alih segala urusan dan berusaha untuk mempercepat komunisme di seluruh negeri.

Revolusi ini pun gagal karena keekstremannya justru membuat kaget penduduk Cina sendiri. Bahkan pemuda dari Pengawal Merah, mungkin sekitar seratus dari setiap seribu orang, melarikan diri dari daratan Cina.

Mereka bercerita tentang kekecewaannya bahwa apa yang mereka dapatkan selama pendidikan tidaklah selalu benar. Namun, mereka juga tidak senang terhadap negara nonkomunis karena mereka merasa tak bermoral untuk menjadi lebih kaya ketimbang orang lain.

Di tahun-tahun belakangan ini, pemerintahan Cina dipegang oleh para pemimpin yang pragmatis yang telah membukakan pintu Cina terhadap Barat. Mereka telah membuka kembali sekolah-sekolah, menghargai inisiatif, dan berusaha untuk memodernisasi ekonomi dan angkatan bersenjatanya. Turis Barat dibuat terpana melihat ”Cina baru”. Cina baru berbeda dengan Cina lama, tetapi dalam beberapa hal masih tetap sama.

Kita tidak tahu apa yang bakal dihasilkan oleh para pemuda Cina yang hanya mengerti komunisme saja. Kita tidak tahu apa yang bakal terjadi jika setelah bebas dari pembatasan-pembatasan politik, mereka menemukan kembali masa kejayaan peradaban kuno mereka, karena apa yang mereka dengar adalah kesalahan dan kegagalannya saja.

Negara, seperti halnya bangsa, memiliki usia yang berbeda-beda. Cina adalah negara yang paling kuno di bumi ini. Berabad-abad yang lalu, penduduk Cina mengetahui ketololan dan kesia-siaan perang besar sehingga akibatnya mereka menolak menciptakan jenis-ienis senjata tertentu.

Sejak dahulu, misalnya, para ilmuwan Cina telah mengerti prinsip-prinsip peroketan, yang baru kemudian diketahui oleh Barat yang lalu memanfaatkannya. Namun, para ilmuwan Cina tidak diizinkan meneruskan pembuatan roket ini karena menghasilkan senjata yang pasti akan melibatkan orang-orang sipil yang tak berdosa ke dalam perang itu dianggap tidak manusiawi.

Bangsa Cina juga tahu bahwa di setiap negara, dan mungkin dalam setiap zaman, terdapat orang yang mau menciptakan berbagai jenis peperangan.

Namun, seperti yang pernah dikatakan oleh kaisar Cina, ”Biarlah mereka berperang hanya dengan menggunakan pedang saja.” Dalam hal yang serupa, meskipun penduduk Cina dapat menciptakan serbuk mesiu, pemakaiannya terbatas hanya untuk pengapian saja.

Orang Cina adalah orang yang berpikiran ilmiah dan di antara ilmuwan terbaik dunia sekarang ini adalah penduduk Cina. Namun, di dalam Cina kuno, kemanusiaan dan moralitas dikendalikan oleh berbagai pemikiran ilmiah.

Seperti apakah Cina baru nanti? bergantung pada kenyataan bahwa negara itu masih terlalu muda untuk mengerti kebajikan menolak perang besar atau untuk mempertahankan diri. Cina baru ini mungkin akan menghadapi dunia seperti apa adanya.

Akhirnya, sebelum semua negara sampai kepada apa yang telah dicapai oleh Cina kuno di bidang moralitas dan kebajikan, tak satu negara pun akan merasa aman.

Diulas oleh: Pearl 5. BUCK Penulis, The Good Earth
Editor: Sejarah Negara Com

Pos terkait