Penggolongan industri di Indonesia

Industri adalah usaha untuk memproduksi barang-barang jadi, dari bahan baku atau bahan mentah melalui suatu proses penggarapan dalam jumlah besar, sehingga barang-barang itu bisa diperoleh dengan harga satuan serendah mungkin, tetapi tetap dengan mutu setinggi mungkin.

Faktor yang Mempengaruhi Industri

Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap industri adalah sebagai berikut

  1. Tenaga kerja yang trampil.
  2. Tersedianya bahan baku secara kontinyu.
  3. Cukupnya energi atau bahan bakar.
  4. Pasar dan sarana.
  5. Cukupnya jaringan transportasi dan komunikasi (sarana hubungan darat, laut, udara, dan elektronika).
  6. Suasana industri, yaitu masyarakat tahu akan barang yang dihasilkan, membutuhkan barang yang dihasilkan dan membeli barang yang dihasilkan.
  7. Pengelolaan yang baik.
  8. Ketenteraman politik dan sosial.
  9. Kemudahan kredit dan kelancaran administrasi.

5 jenis industri

Industri di Indonesia dapat digolongkan sebagai berikut:

  1. Aneka industri.
  2. Industri Logam Dasar.
  3. Industri Kimia Dasar.
  4. Industri Kecil.
  5. Industri Pariwisata.

1. Aneka Industri

Aneka industri mengolah bahan dasar/mentah agar menghasilkan barang jadi untuk memenuhi keperluan masyarakat luas, meliputi : pengolahan pangan, sandang, kimia, serat, bahan bangunan dan umum.

  • Aneka pangan, meliputi : garam, margarin, minyak goreng, minyak kelapa, r*kok kretek, r*okok putih, susu bubuk, susu cair, susu kental, dan vetsin.
  • Aneka sandang, meliputi : benang tenun, kulit (sapi, kerbau, kambing, dan domba), pakaian jadi, dan tekstil.
  • Aneka serat dan kimia, meliputi : ban sepeda dalam, ban sepeda luar, cat, detergen, karet remas, korek api, kotak karton, pipa pralon, sabun cuci, sabun mandi, dan tapal gigi.
  • Aneka bahan bangunan, meliputi : gelas, botol, kayu gergajian, dan kayu lapis.

Termasuk ke dalam aneka industri kelompok umum ialah industri logam, alat angkut dan jasa, meliputi : accu, baterai kering, kabel listrik, kipas angin, lampu pijar, lemari es, mesin jahit, pendingin, penyemprot, radio, mobil, sepeda motor, dan televisi.

Beberapa produksi aneka industri merupakan komoditi ekspor yang penting, yaitu: biji jambu mete, bungkil kopra, coklat olahan, kaki kodok, kerupuk udang, minyak kelapa, r*kok kretek, tapioka, tepung kelapa, dan udang beku. Ini merupakan komoditi ekspor pangan, sedangkan yang nono pangan meliputi : batik, benang tenun, pakaian jadi, dan tekstil.

2. Industri logam dasar

Industri logam dasar meliputi kelompok-kelompok industri bahan logam dan produksi dasar, industri motor mesin, perlengkapan pabrik, industri peralatan listrik, industri alat angkutan, besi baja, besi beton, pipa baja, macam-macam produk dasar aluminium, mesin-mesin, kapal, besi, suku cadang mobil, generator dan kapal terbang.

3. Industri kimia dasar

Industri kimia dasar meliputi : bahan peledak, kaca polos, kertas, pupuk urea, pupuk ZA, semen, dan serat sintetis.

4. Industri kecil

Sifat-sifat industri kecil adalah industri yang bergerak dengan jumlah tenaga kecil, modal kecil, teknologi sederhana, tetapi jumlah orang yang terlibat secara keseluruhan mungkin cukup besar, karena industri ini juga industri rumah tangga.

5. Industri pariwisata

Indonesia memiliki potensi dalam pengembangan industri pariwisata. Iklim serta bentang alam dan budaya bangsa Indonesia banyak menarik wisatawan domestik maupun wisatawan asing yang merupakan sumber devisa negara.

Obyek wisata dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu obyek alam dan obyek budaya.

a. Obyek alam: pantai, taman laut, gunung api, sumber air panas, air terjun, pemandangan alam, dan sebagainya.

b. Obyek budaya: hasil seni, tarian, hasil kerajinan tangan, dan keramahan orang indonesia serta makanan Indonesia.

Indonesia kaya akan kedua obyek tersebut. Di beberapa tempat obyek wisata telah banyak dikembangkan dan telah berkembang dengan baik.

Perkembangan obyek pariwisata memerlukan beberapa syarat, yaitu : obyek cukup menarik, adanya kemudahan untuk mencapai obyek wisata, tersedianya sarana di obyek (penginapan, rumah makan, dan transport lokal), adanya obyek yang tidak tunggal yaitu wisatawan harus bisa melihat, membeli sesuatu dan dia sendiri bisa melakukan kegiatan di tempat wisata tersebut, keramah-tamahan penduduk, keamanan serta kebersihan.

Baca juga: Tentang peternakan di Indonesia

Pos terkait